Anda di halaman 1dari 28

IMS, HIV dan

AIDS

Latar Belakang
Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi

(ISR) merupakan satu di antara penyebab penyakit utama di


dunia dan telah memberikan dampak luas pada masalah
kesehatan berupa kesakitan dan kematian, masalah sosial dan
ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Jumlah kumulatif kasus AIDS dari tahun 1987 sampai dengan
Desember tahun 2012 adalah sebanyak 42.887 kasus.
Diperlukan Pengendalian IMS dan HIV-AIDS yang komprehensif
guna mencapai target 3 Zeros, yaitu zero new infection, zero
AIDS related death, zero stigma and discrimination
Keterkaitan antara Infeksi Menular Seksual (IMS) dengan kasus
HIV di seluruh dunia, telah lama diketahui. Oleh karena itu
dibutuhkan intervensi yang optimal terhadap IMS sebaik yang
telah diterapkan pada pengendalian HIV/AIDS.

Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian IMS,dan HIV-AIDS,

serta hubungan IMS dengan HIV


Bagaimana penularan, pencegahan dan cara
mendeteksi IMS dan HIV
Bagaimana perjalanan infeksi HIV-AIDS serta
stadium klinisnya.
Bagaimana cara pengobatan IMS dan
HIV/AIDS

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian IMS,dan HIV-

AIDS, serta hubungan IMS dengan HIV


Untuk mengetahui penularan, pencegahan
dan cara mendeteksi IMS dan HIV
Untuk mengetahui perjalanan infeksi HIV-AIDS
serta stadium klinisnya.
Untuk mengetahui cara pengobatan IMS dan
HIV/AIDS

Pengertian IMS
IMS atau infeksi menular seksual adalah infeksi
yang penularannya melalui hubungan seksual.

Penyebab IMS
Bakteri:

Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia


trachomatis, Treponema pallidum, Gardanella vaginalis,
Haemophilus ducreyi, Donavania granulomatis,
Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealycum;

Virus:

Herpes simplex, Human papilloma, Hepatitis,


Cytomegalovirus, HIV;

Protozoa:

Trichomonas vaginalis ; Jamur:


Candida albicans

Ektoparasit:

Phtirus pubis, Sarcoptes scabei

HIV
Human Immunodeficiency

virus.
Virus ini jika menginfeksi manusia

menyebabkan penurunan sistem kekebalan


sehingga tubuh menjadi jauh lebih rentan
terhadap infeksi-infeksi yang pada orang
normal tidak sampai menimbulkan gejala.

AIDS
A :

Acquired artinya didapat, (bukan diturunkan)


yang berarti AIDS terjadi karena tertular virus HIV

Immuno/imun artinya kekebalan tubuh. Virus ini


menyerang sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi.

D :

Deficiency/Defisiensi artinya tidak cukup atau


kekurangan (sel darah putih tertentu dalam sistem
kekebalan tubuh).

Syndrome/sindrom, artinya sekelompok gejala


sebagai akibat infeksi HIV.

Bagaimana hubungan penularan


IMS dengan HIV?
IMS merupakan ko-faktor penularan HIV
Penderita IMS lebih rentan terhadap HIV
Penderita IMS serta HIV akan lebih mudah

menularkan ke orang lain


Pengidap HIV menjadi rentan terhadap
berbagai penyakit termasuk IMS
Pengidap HIV yang juga IMS akan lebih cepat
menjadi AIDS

Penularan IMS
Perilaku berisiko terjadinya penularan
Perilaku berisiko diantaranya: penjaja sek wanita ataupun
pria yang melakukannya tidak sehat, narkoba dengan
pola hidup tidak sehat dan faktor yang mendukung pola
hidup tidak sehat.
Beberapa perilaku yang mempermudah penularan IMS:
Berhubungan seks yang tidak aman dengan penderita IMS

(tanpa menggunakan pelindung / kondom)


Memiliki pasangan seksual lebih dari satu
Melakukan hubungan seks secara anal, karena hubungan
ini lebih mudah menimbulkan luka/ lecet karena pada
anus tidak ada pelumasnya

CARA PENULARAN HIV


Darah yang tercemar
Tranfusi darah
Jarum suntik (IDUs,

medis)

kegiatan

Hub seks tidak aman


Heteroseksual
Homoseksual
Biseksual

Ibu positif ke bayi


Antenatal
Intra partum
Laktasi

PENULARAN

HIV positif
HIV negatif
positif

Prinsip penularan HIV dikenal


dengan

ESSE,

yaitu:

Exit

: Keluar dari tubuh manusia


Survive: HIV dalam kondisi hidup
Sufficient : Jumlahnya
(konsentrasi) cukup
Enter

: HIV masuk ke tubuh manusia

Pencegahan IMS dan HIV


Hubungan seksual
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual)
Melakukan hubungan seksual dengan cara yang aman (misalnya dengan
penggunaan kondom)
Promosi kondom
Mengobati pasangan seksual

Pertukaran darah dan cairan


Penggunaan jarum suntik yang streil
Penggunaan kondom
Menghindari terkenanya darah dan cairan pasien HIV pada bagian tubuh yang ada
luka (bagi petugas kesehatan)

Dari ibu kepada janin


Dengan pemberian ARV melalui program pencegahan dari ibu ke anak
Melalui program PMTCT/PPIA

Cara mendeteksi IMS


dan HIV
Menentukan apakah orang tersebut termasuk

risiko tinggi

tertular IMS dan HIV


(misalnya waria, penjaja seks, LSL).

tentang
perilaku seksualnya. Setiap orang

Selanjutnya dijajaki

yang terdeteksi harus dilakukan anamnesis


dan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan
diagnosis

Cara
untuk
mendetek
si HIV
adalah
melalui
testing
HIV

Tujuan Testing HIV


Skrining
Melakukan pemeriksaan pada semua populasi yang jadi

objek sasaran untuk melihat tingkat keberhasilan atau


kegagalan pengobata

Surveilans
Untuk mengevaluas kemajuan program maka dilakukanlah

surveilens, dengan ketentuan nama responden tidak boleh


terungkap, sampel harus cukup memenuhi sarat sebagai
sampel

Diagnostik
Prosedurnya sama dg cara mendiagnosa penyakit lain, yang

penting KT adalah konseling berkaitan dengan diagnosa


penentuan penyakitnya, dengan asas yang harus dipatuhi

Perjalanan HIV/AIDS
1. Fase I (masa jendela/window periode)
Fase dimana tubuh sudah terinfeksi HIV, namun pada pemeriksaan antibodi di

dalam darahnya masih belum ditemukan anti-HIV. Masa jendela ini biasanya
berlangsung 3 bulan sejak infeksi awal. Selama masa jendela, pasien sangat
infeksius, mudah menularkan kepada orang lain. Sekitar 30-50% orang
mengalami masa infeksi akut pada masa infeksius ini dengan gejala demam,
pembesaran kelenjar getah bening, keringat malam, ruam kulit, sakit kepala
dan batuk.

2. Fase II (masa tanpa gejala/asimtomatik)


Fase dimana hasil tes darah terhadap HIV sudah positif tetapi individu belum

menunjukkan gejala sakit. Individu ini dapat menularkan HIV kepada orang
lain. Masa tanpa gejala berlangsung rata-rata selama 2-3 tahun hingga lebih
dari 10 tahun.

3. Fase III (AIDS)


Ini adalah fase terminal dari HIV yang kita sebut dengan AIDS. Pada fase ini

kekebalan tubuh telah menurun dan timbul gejala penyakit terkait HIV,
seperti:
Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh
Diare kronis
Batuk pilek tidak sembuh-sembuh
Berat badan terus menurun sebesar > 10% dari berat awal dalam waktu 1 bulan

Stadium HIV/AIDS
Stadium 1

Stadium 2

Stadium 3

Stadium 4

Tidak ada
gejala

Gejala
di kulit

Gejala
di mukosa

Gejala
sistemik

HIV positif
Antara 3-10 tahun

AIDS
CD4 < 350

Stadium Klinis 1
Asimptomatik
Limfadenopati Generalisata yang menetap

Stadium Klinis 2 (Mild


disease/Penyakit awal)
Berat badan turun kurang dari 10%
Infeksi saluran nafas rekuren (sinusitis,

tonsillitis, otitis media dan pharingitis)


Herpes zoster
Kheilitis angularis
Ulkus oral yang rekuren
Pruritic Papular Eruptions
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur pada kuku

Stadium Klinis 3 (Advanced


Disease/Penyakit lanjut)
Berat badan turun lebih dari 10%
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam, baik intermiten maupun konstan yang berlangsung

lebih dari 1 bulan


Oral kandidiasis persisten
Oral hairy leukoplakia
TB paru
Infeksi bakterial yang berat, seperti : pneumonia, empiema,
piomiositis, meningitis, infeksi pada tulang atau sendi,
bakterimia, dll.
Nekrotizing stomatitis akut ulseratif, gingivitis dan periodontitis
Anemia ( <8 g/dl ), neutropenia ( <0,5 x 10 9/L ) dan atau
trombositopeni kronik (<50 x 109/L )

Stadium Klinis 4 (Severe


Disease/Penyakit berat)
HIV wasting syndrome
Pneumonia Pneumocytis jiroveci
Pneumonia Bakterial rekuren
Herpes simplek kronik (orolabial, genital atau anorektal, lebih dari 1 bulan, adanya visceral di

beberapa tempat)
Esophagus kandidiasis ( kandidiasis pada trakea, bronkus atau paru)
TB ekstrapulmonar
Sarkoma Kaposi
Cytomegalovirus
Toxoplasma pada Sistem Syaraf Puat
Ensephalopathi HIV
Kriptokokkus Ekstrapulmoner, termasuk meningitis
Leukoensefalopati Multifokal Progresif
Peniciliosis
Kriptosporidiosis kronik
Isosporiasis kronik
Mikosis diseminata (histoplasmosis ekstrapulmoner, kokkidiodomikosis)
Septikemia rekuren (termasuk Non-thipoidal salmonella)
Lymphoma (cerebral atau B-sel. Non-Hodgkin)
Karsinoma Servikal Invasif
Leishmaniasis Disseminata Atipikal
HIV simtomatik terkait neuropathi atau HIV terkait kardiomiophati

Pengobatan IMS
Benzatin-benzilpinisilin 2,4 juta IU dosis tunggal, injeksi

intramuskular
Siprofloxacin 2x500mg/hari/oral selama 3 hari
Eritromisin base 4x500mg/hari/oral selama 7 hari
Azitromisin 1g per oral dosis tunggal
Asiklovir 5x200mg/hari/oral selama 7 hari atau selama 5 hari
(untuk herpes genitalis rekurens)
Asiklovir 3x400mg/hari selama 7 hari atau 5 hari (untuk
herpes genitalis rekurens)
Valasiklovir 2x500mg/hari/oral selama 7 hari atau 5 hari
(untuk herpes genitalis rekurens)
Doksisiklin 2x100mg/hari/oral selama 14 hari
Eritromisin base 4x500mg/hari/oral selama 14 hari

Pengobatan HIV/AIDS
Penanganan utama terhadap AIDS melalui pengobatan yang

disebut sebagai antiretroviral agents.


anti-retroviral adalah suatu obat yang dapat digunakan untuk
mencegah reproduksi retrovirus, yaitu virus yang terdapat
pada HIV.
Obat ini tidak untuk mencegah penyebaran HIV dari orang
yang terinfeksi ke orang lain, tidak untuk menyembuhkan
infeksi HIV dan juga tidak berfungsi untuk membunuh virus.
ARV digunakan untuk memblokir atau menghambat proses
reproduksi virus, membantu mempertahankan jumlah minimal
virus di dalam tubuh dan memperlambat kerusakan sistem
kekebalan sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat merasa
lebih baik/nyaman dan bisa menjalani kehidupan normal.

Kesimpulan
IMS atau infeksi menular seksual adalah infeksi yang penularannya melalui

hubungan seksual. .
Infeksi HIV adalah infeksi kronis yang disebabkan virus (Human
Immunodefisiensi Virus), yang menyerang sistim kekebalan tubuh. AIDS
(Aquired Immunodefisinsi Defisiensi Syndroma) adalah suatu keadaan ketika
penderita HIV jatuh pada kumpulan gejala-gejala karena penurunan CD4
(kekebalan tubuh) dibawah 200 satuan dan mengharuskan minum obat
seumur hidup.
Hubungan antara IMS dengan HIV adalah IMS merupakan ko-faktor penularan
HIV,
Penularan HIV-AIDS adalah Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang
sudah terinfeksi HIV, Melalui pertukaran darah, dan dari ibu ke janin/bayi-nya
selama kehamilan, persalinan atau menyusui
Perjalanan alamiah infeksi HIV, terdiri atas 3 fase dan 4 stadium.
IMS dapat disembuhkan dengan penggunaan/pemberian antibiotik yang
tepat, sedangkan penanganan HIV/AIDS dengan pemberian ARVuntuk
mencegah reproduksi virus HIV di tubuh

SEKIAN

4/5/16

27

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai