Algortitma AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan
multikriteria digunakan untuk masalah yang kompleks. Metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) ini dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty, Metode AHP merupakan sebuah hirarki
fungsional dengan input utamanya presepsi manusia. Metode algoritma AHP ini mendukung
pengambilan keputusan multi kriteria untuk mendapatkan keputusan yang terbaik dari berbagai
alternatif kriteria pilihan kemudian membuat ranking alternatif keputusan.
5 proses penyusunan metode Algoritma AHP
1. Aspek prioritas kriteria dan prioritas kriteria alternatif
2. Proses penyusunan hirarki
3. Menentukan prioritas kriteria
4. Menentukan prioritas alternatif kriteria
5. Perhitungan hasil akir AHP
Contoh perhitungan metode algoritma AHP untuk menentukan Penerima Raskin
perhitungan AHP ini melibatkan enam kriteria penilaian :
1. Kriteria Jenis Lantai (Tanah,Plester,Keramik)
2. Kriteria Jenis Dinding (Kayu, Tembok Tanpa Plester, Tembok Plester)
3. Kriteria Jenis Pekerjaan (PNS, Wiraswasta, Buruh)
4. Kriteria Jumlah Makan (Kurang dari 2x, 2x makan, Lebih dari 2x)
5. Kriteria Jenis WC (Tidak Layak, Layak, Sangat Layak)
6. Kriteria Jenis Bahan Bakar (Kayu, Minyak Tanah, Gas Elpiji)
Matriks
Lantai
Dinding Pekerjaan
Makan
WC
BBM
Perbandingan
Lantai
1
5
7
5
3
3
Dinding
0.20
1
5
3
5
5
Pekerjaan
0.14285714
0.20
1
5
5
5
Makan
0.20
0.33333333
0.20
1
3
3
WC
0.33333333
0.20
0.20
0.33333333
1
3
BBM
0.33333333
0.20
0.20
0.33333333 0.33333333
1
Jumlah
2.21
6.93
13.60
14.67
17.33
20.00
Langkah II
Penghitungan matriks bobot nilai antar kriteria dan prioritas
Matriks
Lantai
Dinding Pekerjaan
Makan
WC
BBM Jumlah Prioritas
Bobot
Dan
Prioritas
Lantai
0.45248869 0.72150072 0.51470588 0.34083163 0.17311021 0.15 2.35 0.39166667
Dinding 0.09049774 0.14430014 0.36764706 0.20449898 0.28851702 0.25 1.35
0.225
Pekerjaan 0.06464124 0.02886003 0.07352941 0.34083163 0.28851702 0.25 1.05
0.175
Makan
0.09049774 0.04810005 0.01470588 0.06816633 0.17311021 0.15 0.54
0.09
WC
0.15082956 0.02886003 0.01470588 0.02272211 0.05770340 0.15 0.42
0.07
BBM
0.15082956 0.02886003 0.01470588 0.02272211 0.0192345 0.05 0.29 0.04833333
Langkah III
Penghitungan Matriks Penjumlahan Kriteria
Matriks
Lantai
Dinding Pekerjaan
Makan
WC
BBM
JUMLAH
Penjumlahan
Lantai
0.39166667 1.95833334 2.74166667 1.95833334 1.175
1.175
9.40
Dinding
0.045
0.225
1.125
0.675
1.125
1.125
4.32
Pekerjaan
0.025
0.035
0.175
0.875
0.875
0.875
2.86
Makan
0.018
0.03
0.018
0.09
0.27
0.27
0.70
WC
0.02333333 0.014
0.014
0.02333333
0.07
0.21
0.35
BBM
0.01611111 0.00966666 0.009666660.01611111 0.01611111 0.04833333 0.12
Langkah IV
Penghitungan Rasio Konsistensi Kriteria
Rasio Konsistensi
PRIORITAS
JUMLAH
HASIL JUMLAH
Lantai
0.39166667
9.40
9.79
Dinding
0.225
4.32
4.54
Pekerjaan
0.175
2.86
3.03
Makan
0.09
0.70
0.79
WC
0.07
0.35
0.42
BBM
0.04833333
TOTAL
0.12
0.17
18.74
Tembok Plester
1
3
3
Tembok Non Plester
0.33333333
1
3
Kayu
0.33333333 0.33333333
1
Jumlah
1.67
4.33
7
b. Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas Alternatif Kriteria Dinding
Matriks Bobot Dan Tembok
Tembok
Kayu
Jumlah Prioritas
Prioritas
Plester Non Plester
Prioritas
Alternatif
Kriteria
0.57333333
1
0.28666667
0.5
0.14
0.24418605
Tembok Plester
0.59880239 0.69284065 0.42857143 1.72
Tembok Non Plester 0.19960079 0.23094688 0.42857143 0.86
Kayu
0.19960079 0.07698229 0.14286714 0.42
c. Matriks Penjumlahan Alternatif Kriteria Dinding
Matriks Penjumlahan
Tembok
Tembok Non
Kayu
JUMLAH
Plester
Plester
Tembok Plester
0.57333333
1.72
1.72
4.01
Tembok Non Plester
0.09555557 0.28666667
0.86
1.24
Kayu
0.04666666 0.04666666
0.14
0.23
d. Rasio Konsistensi Alternatif Kriteria Dinding
Rasio Konsistensi
PRIORITAS
JUMLAH
HASIL JUMLAH
Tembok Plester
0.57333333
4.01
4.58
Tembok Non Plester
0.28666667
1.24
1.53
Kayu
0.14
0.23
0.37
TOTAL
6.48
Langkah III
Menghitung prioritas sub kriteria dari PEKERJAAN
a. Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Pekerjaan
Matriks
PNS
Wiraswasta
Buruh
Perbandingan
PNS
1
5
3
Wiraswasta
0.20
1
3
Buruh
0.33333333 0.33333333
1
Jumlah
1.53
6.33
7
b. Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas Alternatif Kriteria Pekerjaan
Matriks Bobot
PNS
Wiraswasta
Buruh
Jumlah Prioritas
Prioritas
Dan Prioritas
Alternatif
Kriteria
PNS
0,65359477 0,78988942 0,42857143 1.87 0.62333333
1
Wiraswasta
0,13071895 0,15797788 0,42857143 0.72
0.24
0.37894737
Buruh
0,21786492 0,05265929 0,14285714 0.41 0.13666667 0.21925134
c. Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas Alternatif Kriteria Pekerjaan
Matriks Bobot
Dan Prioritas
PNS
Wiraswasta
Buruh
Jumlah
Prioritas
Prioritas
Alternatif
Kriteria
0.62333333
1
0.24
0.37894737
0.13666667 0.21925134
PNS
0,65359477 0,78988942 0,42857143 1.87
Wiraswasta
0,13071895 0,15797788 0,42857143 0.72
Buruh
0,21786492 0,05265929 0,14285714 0.41
d. Matriks Penjumlahan Alternatif Kriteria Pekerjaan
Rasio Konsistensi
PRIORITAS
JUMLAH
HASIL JUMLAH
PNS
0.63333333
5.61
6.23
Wiraswasta
0.24
1.01
1.25
Buruh
0.13666667
0.23
0.37
TOTAL
7.85
Rangking
No_KK
Jumlah
1
35051028080606 0.24900227
2
350510280009 0.29215711
3
3505102800007 0.35652971
Hasil perhitungan metode algoritma AHP ini mempunyai kelemahan sebab berdasarkan presepsi
manusia jika persepsi yang diberikan salah maka mengakibatkan scoring nilai tidak akurat.
Batasan perhitungan metode algoritma AHP terletak pada penghitungan rasio konsistensi
Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsisten CR <=0.1. Jika CR >
0.1 maka perhitungan matrik harus dihentikan dan di hitung ulang silahkan download Source
code AHP
menurut Prof. Thomas L. Saaty metode algoritma AHP masih ada kelemahan-kelemhan
perhitungan nya maka, beliau mengembangkan model metode algoritma Analitical Network
Process untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan perhitungan pada metode algoritma AHP
MAKALAH
TENTANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
DENGAN METODE AHP
Nim
: A12.2010.04028
ABSTRAK
Dalam kehidupan manusia, tidak akan pernah lepas dari suatu pikiran yang
bimbang dan akhirnya manusia membuat atau mengambil keputusan kemudian
melaksanakannya. Hal ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara
sadar merupakan pencerminan hasil proses pengambilan keputusan dalam
pikirannya. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, manusia membuat prioritas dan
memutuskan area mana yang dilaksanakan terlebih dahulu. Oleh karena itu
diperlukan sebuah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan sehingga
dasar pengambilan keputusan menjadi lebih kuat. Tujuan dari sistem pendukung
keputusan ini adalah untuk menentukan kriteria (alternatif) yang digunakan di
dalam pemilihan gagasan oleh pengambil keputusan. Ada berbagai metode dalam
pengambilan keputusan. Salah satu metodenya adalah metode Analitycal
Hierarchy Process yang mampu memberikan urutan rangking terbaik. Hasil analisis
yang didapat mampu memberikan urutan rangking terbaik, sehingga menghasilkan
kriteria dengan bobot tertinggi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi
decision maker untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
Pada makalah ini studi kasus yang dipakai adalah prioritas pemilihan mahasiswa
terbaik menggunakan metode AHP, dengan menggunakan sistem pendukung
keputusan dengan metode AHP ini dapat membantu universitas dalam menentukan
nominasi mahasiswa yang nantinya akan dipilih sebagai mahasiswa terbaik
berdasarkan IPK, TOEFL dan jabatan organisasi
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode
sistem pengambilan keputusan (DecisionsSupport System). Dalam teknologi
informasi, sistem pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya
diantara system informasi dan sistem cerdas.
Metode AHP adalah metode pengambilan keputusan yang multi kriteria, sedangkan
pengambilan keputusan dibidang pembelian juga mengandalkan kriteria-kriteria
yaitu kualitas barang, kecepatan pengiriman barang, harga barang dan status
supplier. Dengan melihat adanya kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk
mengambil keputusan, maka akan sangat cocok untuk menggunakan metode AHP
dengan multi kriteria.
2.Permasalahan
Adapun permasalahan yang timbul ini disebabkan seseorang menemui berbagai
kesulitan dalam mengambil keputusan dalam pemilihan kriteria diantaranya adalah
kesulitan dalam criteria dalam pemilihan sepeda motor yang nantinya akan dia beli
yaitu : sepeda motornya memiliki desain yang bagus, berkualitas serta irit dalam
bahan bakar.
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah memberi pengetahuan tentang arti dari metode
AHP dan untuk membuat keputusan yang dapat membantu pihak-pihak tertentu
dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk mencapai hasil yang maksimal.
PEMBAHASAN
ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks
menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi
level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub
kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan
hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian
secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk
yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level
alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi
tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling
atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya
mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa
dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki
perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan
level yang baru.
2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen
yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen.
Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan
Definisi
Keterangan
Sama Pentingnya
Sedikit lebih
penting
Lebih Penting
Sangat Penting
Mutlak lebih
penting
2,4,6,8
Nilai Tengah
Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom
dengan eigen vector. Batas ketidak konsistensian di ukur dengan menggunakan
rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI) dengan nilai
pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.
Rasio konsistensi dapat dirumuskan :
CR = CI/RI (2)
Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidak konsistensian pendapat masih dianggap
dapat diterima.
n
10
11
12
13
14
15
RI
0,0
0
0,0
0
0,5
8
0,9
0
1,1
2
1,2
4
1,3
2
1.4
1
1,4
5
1,4
9
1,5
1
1,4
8
1,5
6
1,5
7
1,5
9
1. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara
statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang
terbentuk
2. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.Dalam tahap
ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas,
detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi
yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin
berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih
lanjut dalam tahap berikutnya.
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria
2.
Menghitung data dari bobot perbandingan berpasangan responden dengan
metode pairwise comparison AHP berdasar hasil kuisioner.
3.
4.
5.
Setelah dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan adanya
konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten maka diulangi lagi dengan
pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya maka digolongkan data
terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta
7. Aplikasi PHP
Beberapa contoh aplikasi AHP adalah sebagai berikut:
1. Membuat suatu set alternatif;
2. Perencanaan
3. Menentukan prioritas;
4. Memilih kebijakan terbaik setelah menemukan satu set alternatif;
5. Alokasi sumber daya
Contoh Kasus
Menentukan prioritas dalam pemilihan mahasiswa terbaik
Langkah Penyelesaian :
1. Tetapkan permasalahan, kriteria dan sub kriteria (jika ada), dan alternative
pilihan.
a. Permasalahan : Menentukan prioritas mahasiswa terbaik.
TOEFL
Jabatan
IPK
TOEFL
1/3
Jabatan
1/4
1/2
a. Ubah matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dan jumlahkan tiap kolom
tersebut.
IPK
IPK
TOEF
L
Jabatan
1,000
3,000
Elemen
Kolom
4,000
TOEFL
0,333
1,000
2,000
Jabatan
0,250
0,500
1,000
JUMLAH
1,583
4,500
7,000
IPK
TOEF
L
Jabata
n
IPK
0,63
2
0,667
0,571
TOEFL
0,21
1
0,222
0,286
Jabata
n
0,15
8
0,111
0,143
Contoh : Nilai 0,632 adalah hasil dari pembagian antara nilai 1,000/1,583 dst.
c. Hitung Eigen Vektor normalisasi dengan cara : jumlahkan tiap baris kemudian
dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam kasus ini adalah 3.
IPK
TOE
FL
Jabat
an
Jumlah
Baris
Eigen Vektor
Normalisasi
IPK
0,63
2
0,66
7
0,571
1,870
0,623
TOEF
L
0,21
1
0,22
2
0,286
0,718
0,239
Jabat
an
0,15
8
0,11
1
0,143
0,412
0,137
Baik
Cuku
p
Jumlah
Baris
Eigen Vektor
Normalisasi
Sangat
Baik
0,632
0,66
7
0,57
1
1,870
0,623
Baik
0,211
0,22
2
0,28
6
0,718
0,239
Cukup
0,158
0,11
1
0,14
3
0,412
0,137
Sangat
Baik
Baik
Cuku
p
Jumlah
Baris
Eigen Vektor
Normalisasi
Sangat
Baik
0,632
0,66
7
0,57
1
1,870
0,623
Baik
0,211
0,22
2
0,28
6
0,718
0,239
Cukup
0,158
0,11
0,14
0,412
0,137
Koordinat
or
Anggot
a
Jumlah Baris
Ketua
0,63
2
0,667
0,571
1,870
0,623
Koordinat
or
0,21
1
0,222
0,286
0,718
0,239
Anggota
0,15
8
0,111
0,143
0,412
0,137
TOEF
L
Jabatan Organisasi
HASIL
Ifan
0,440
Rudy
0,204
Anton
0,479
- Nilai bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki oleh alternatif. Contoh pada Ifan,
yang memiliki IPK 3,86 (sangat baik), maka diberikan bobot 1 (2 untuk baik dan 3
untuk cukup). Ifan memiliki nilai TOEFL 470 (cukup), sehingga diberikan bobot 3 dan
jabatan organisasi adalah anggota dengan bobot 3 (1 untuk ketua dan 2 untuk
koordinator).
- Hasil diperoleh dari perkalian nilai vector kriteria dengan vector sub kriteria. Dan
setiap hasil perkalian kriteria dan subkriteria masing-masing kolom dijumlahkan.
Contoh Ifan, pada kolom IPK (eigen vector : 0,623) dikalikan dengan sub kriteria IPK
yaitu sangat baik (eigen vector : 0,623).dst
(IPK x Sangat Baik + TOEFL x Sangat Baik + Jabatan Organisasi x Anggota) = 0,440
Dari hasil di atas, Anton memiliki nilai paling tinggi sehingga layak menjadi
mahasiswa terbaik..
Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan segala kasus yang membutuhkan
output berupa prioritas dari hasil perangkingan. Syarat kriteria yang digunakan
adalah data yang seimbang (misal data mahasiswa Kampus XYZ bisa
dibandingkan dengan kampus ABC, tidak bisa dibandnigkan dengan sekolah XXX).
SIMPULAN