Contoh Penulisan Bab 2
Contoh Penulisan Bab 2
KAJIAN PUSTAKA
untuk
memberikan
pelayanan
secara
akurat
dan
handal,
dan
pengetahuan
yang
diperlukan.
Courtecy mencangkup
pasien
dilakukan
secara
berkala,
teratur,
akurat
dan
berkesinambungan.
Penilaian kepuasan pasien penting diketahui karena berikut ini (sabarguna,
2004 dalam wahyudi, 2009):
1) Bagian dari mutu pelayanan
2) Berhubungan dengan pemasaran rumah sakit
a) Pasien yang puas akan memberi tahu pada teman, keluarga dan tetangga.
b) Pasien yang puas akan datang lagi control atau membutuhkan pelayanan
yang lain.
c) Iklan dari mulut ke mulut akan menarik pelanggan yang baru.
3) Berhubungan dengan prioritas peningkatan pelayanan dalam dana yang
terbatas, peningkatan pelayanan harus selektif dan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
4) Analisis kuantitatif
para pelangganya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Pasien
Menurut Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa farktor-faktor dasar yang
2) Pengukuran biasa dijadikan dasar dalam menentukan standar kerja dan standar
prestasi yang harus dicapai, yang mengarahkan mereka menuju mutu yang
semakin baik dan kepuasan pelanggan yang semakin meningkat.
3) Pengukuran pemberian umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila
pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau yang memberi
pelayanan.
4) Pengukuran memberitahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu
dan kepuasan pelanggan bagaimana harus melakukannya, informasi ini juga
bisa datang dari pelanggan.
5) Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat
produktivitas yang lebih tinggi.
2.1.3 Jaminan Kesehatan Nasional
a. Konsep Jaminan Kesehatan Nasional
Program JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme
asuransi sosial dengan tujuan agar seluruh penduduk Indonesia terlindungi dalam
system asuransi sehingga mereka dapat memenehui kebutuhan dasar kesehatan
(Kemenkes RI, 2014a).
b. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Program JKN
Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan
untuk melaksanakan upaya pelayanan kesehatan perorangan baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah atau
masyarakat (Kemenkes RI, 2013). Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatam bagi pengguna JKN terdiri atas FKTP dan FKRTL. Fasilitas
Kesehatan
Tingkat
Pertama
(FKTP)
adalah
fasilitas
kesehatan
yang
peserta JKN terdiri dari puskesmas, dokter, dokter gigi, klinik pratama dan
Rumah sakit kelas D pratama yang bekerjasama dengan BPKS kesehatan
(Kemenkes RI, 2014b).
Dokter praktik baik dokter umum maupun dokter gigi termasuk fasilitas
kesehatan tingkat pertama pada program JKN dengan melakukan kerjasama
dengan BPJS kesehatan dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pusat
kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas merupakan fasilitas
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai drajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014c). Puskesmas harus
didirikan pada setiap kecematan namun dalam kondisi tertentu pada satu
kecamatan dapat didirikan lebih dari satu puskesmas berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesbilitas. Pelayanan kesehatan
merupakan upaya yang harus diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat,
mencangkup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatat, pelaporan dan
dituangkan dalam suatu sistem.
Klinik merupakan fasilitas kesehatan yang melaksanakan layanan
kesehatan perorangan dengan melayani pelayanan medis dasar dan atau
spesialistik (Kemenkes RI, 2014d). Berdasarkan jenis pelayanan klinik terdiri dari
klinik pratama dan utama. Klinik pratama merupakan klinik yang melaksanakan
pelayanan medis dasar baik umum maupun khusus. Klinik dapat diselenggarakan
oleh pemerintahan maupun masyarakat.
BPJS kesehatan dalam menetapkan pilihan fasilitas kesehatan melakukan
seleksi dengan kriteria teknsi yang meliputi sumber daya manusia, kelengkapan
saranan dan prasaranan, lingkup pelayanan serta komitmen pelayanan (kemenkes
RI, 2013). Kriteria teknis digunakan untuk penetapan kerjasama dengan BPJS
kesehatan, besaran kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani. Seluruh FKTP
milik TNI/POLRI yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan, pada masa
peralihan dinyatakan sebagai klinik pratama dan dalam jangka waktu dua tahun
harus memenuhi persyarakat sebagai klinik sejak permenkes No.71 Tahun 2013
berlaku, serta FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari
kewajiban terakreditasi dan harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam jangka
waktu lima tahun (Kemenkes RI, 2013)
c. Status Kepesertaan dalam JKN
Peserta program JKN merupakan setiap orang termasuk orang asing yang
bekerja minimal selama enam bulan diindonesia dan telah membayar iuaran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes RI, 2014b). Peserta program JKN
terdiri dari atas dua kelompok yaitu peserta penerima bantuan iuran (PBI) jaminan
kesehatan dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Peserta PBI jaminan
kesehatan dalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan PBI jaminan
kesehatan adalah pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan
penerima upah dan anggota keluarganya serta bukan pekerja dan anggota
keluarganya (Kemenkes RI, 2014b). Iuran jaminan kesehatan untuk peserta
pekerja penerima upah dan anggota keluarganya dibayarkan oleh pemberi
kerjadan pekerja sendiri sedangkan iuran peserta mandiri (pekerja bukan
penerima upah dan bukan pekerja) dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS
kesehatan sesuai kelas perawatannya (Kemenkes RI, 2014b).
2.1.4
Kerangka Pemikiran
Dimensi Kepuasan
Pasien:
1. Tangibles (Bukti Fisik)
2. Realiability
(Kehandalan)
3. Responsiveness
(Ketanggapan)
4. Assurance (Jaminan)