Anda di halaman 1dari 3

27115057-Nida Daniyatul Muhdirah

EXECUTIVE SUMMARY-IMITATION LIFESTYLE


Pada dasarnya manusia adalah makhluk imitan (peniru), imitatiton caused by
simple conditioned reflex, that caused by common trial-and-error learning, and that
involving the higher thought processes . Imitation is the central of social learning
. (Bandura, Albert)1. Sejak kecil, kita belajar dengan cara meniru, mulai dari
meniru cara bicara, cara makan, cara berpakaian, cara menggunakan sesuatu dan
proses pembelajaran lainnya dari orang-orang dan informasi-informasi yang ada di
sekitar kita.
Ketika seseorang memasuki ruang/ranah sosial tertentu dan memiliki keinginan
untuk bertahan dalam ranah sosial tersebut maka disadari atau pun tidak akan
terjadi proses imitation dari segi lifestyle atau simbol-simbol yang digunakan untuk
menandakan dirinya sebagai bagian dari ranah sosial tersebut. Sebagaimana
dijelaskan oleh Kephart bahwa The total lifestyle of a people, their costumes,
attitudes, and values understanding that bind them together as a society2. Proses
imitasi suatu gaya hidup selalu dimulai dari tahap observasi dan identifikasi
terhadap suatu model (Bandura, 1971), hal ini bisa terjadi secara disengaja atau
secara kebetulan. Dalam konteks gaya hidup, model yang dimaksud cenderung
berasal dari media populer seperti film, iklan, TV, majalah dan media sosial.
Bayangan akan kepuasan pribadi dan reward merupakan motivasi yang mendorong
seorang individu melakuan proses imitasi. Zentall (2003) menyatakan bahwa proses
imitasi pada manusia bergantung pada motivasi pengamat untuk meniru perilaku
demonstrator.
Lebih jauhnya, fenomena imitation lifestyle berdampak pada
Dalam ranah kriya dan mass produk dimana para pembeli atau
umum memiliki keinginan untuk memiliki barang yang sedang
topic agar terlihat mengikuti perkembangan mode, tak jarang
produk yang memiliki desain hampir mirip atau pun persis sama
lain. Berikut saya sertakan contoh kasus tas Louis Vuitton:
(a)(b)

imitation design.
konsumen secara
menjadi trending
kita menemukan
antara satu sama

(c)

Gambar 1. Tas LV Tivoli-GM yang dijual di gerai resmi Louis Vuitton (a); Penjualan tas tiruan LV Tivoli-GM (b); dan
komentar masyarakat mengenai barang tiruan dan kebanggan mereka menggunakan tas LV

1 Imitation Behavior (2015), written by The Editors of Encyclopedia Britannica.


www.britannica.com
2 Chaney, David. (1996). Lifestyles. London and New York: Routledge.

Dari gambar-gambar tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan:


1. Dalam hal jual-beli barang tiruan terdapat dua tipe konsumen-produsen/re-seller.
a. Barang KW, pelanggan sadar akan hal itu, dan tetap merasa percaya diri
dengan barang KW-nya. Produsen/re-seller dan konsumen sama-sama tau
mengenai kualitas barang yang diperjual belikan.
b. Barang KW, pelanggan merasa tertipu dan merasa kepercayaan dirinya
menurun. Produsen/re-seller tidak memberitahu kualitas asli barang yang
diperjual belikan.
2. Barang KW biasanya memiliki desain yang persis sama namun memiliki
penurunan kualitas, tas LV asli memiliki keunggulan dari segi 3:
a. Material, tas asli dibalut kanvas bermutu tinggi dan dibingkai lining dari kulit
sapi asli. Semakin lama, warnanya akan berubah menjadi lebih gelap dan
membuat tas nampak lebih mewah.
b. Marking, adanya tulisan Lois Vuitton Paris-Made in France atau Lois Vuitton
Paris-Made in the USA pada setiap tas asli.
c. Logo, dua huruf L dan V tidak akan terputus pada lipatan jahitan, bila
salah satu dari huruf harus terpotong oleh jahitan biasanya logo akan
tersambung di sisi tas lainnya dengan halus, tak terpercah, dan proporsional.
d. Jahitan, bila pada satu pegangan tas memiliki enam jahitan, maka pada tas
asli, di sisi lainnya juga akan memiliki jumlah jahitan yang sama.
e. Kombinasi Warna, color scheme yang digunakan selalu sama.
f. Dust Bag, atau dikenal dengan sarung pembungkus berukuran lebih besar
dari ukuran tasnya dan cenderung agak berat.
g. Perfect, benda yang memiliki kecacatan meskipun nyaris tidak tampak oleh
mata akan dhancurkan.
Selain bentuk peniruan dengan menggunakan brand yang sama namun kualitasnya
lebih rendah ada juga peniruan dengan cara mengadaptasi rancangan lalu
menggunakan brand sendiri saat melakukan pemasaran. Seperti sepatu docmart
yang merupakan singkatan dari Doctor Martens (berada di bawah naungan Airwair)
yang memiliki ciri khas benag sol yang terlihat (berada di bagian luar). Docmart
seolah-olah bukan lagi sebuah merk, melainkan sebuah tipe dari sepatu.

Gambar 2. Adaptasi sepatu docmart (dengan ciri khas, benang sol yang berada di luar sepatu) dalam berbagai
merk.

RESULT
Kelompok dan grup secara strata eknomi/sosial/kecenderungan dapat dilihat dari
tanda-tanda yang melekat, dipakai/digunakannya 4. Hal inilah yang memicu hadirnya
produk-produk tiruan yang menjadikan sisi visual sebagai inti dari produk
3 Santoso, Agung Budi. (2014). Waspadai Penipuan Puluhan Juta dari Tas Louis
Vuitton Versi KW. m.tribunnews.com.

tersebut. Sebagian produsen/re-seller melakukan imitation dengan tujuan


utama untuk memenuhi keinginan pasar (biasanya dengan target kalangan
menengah ke bawah), sebagian lainnya mencari kesempatan untuk
mendapatkan profit (biasanya dengan target kalangan menengah ke atas).

4 Noeman, Irvan A. (2010). Life Style and Consumerism. Materi Kuliah IKJ S2 URBAN
Industri Kreatif.

Anda mungkin juga menyukai