I.
berkaitan
dengan
mahluk
hidup.
Ada
beberapa
hal
yang
Nutrisi
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan sebagai sumber
energi dan materi untuk pertumbuhan.
Respirasi
Energi yang diperoleh dari makanan didapatkan dengan cara
mendegradasi makanan menjadi senyawa-senyawa yang kaya
akan energi, proses ini disebut dengan respirasi seluler. Energi
yang dihasilkan akan disimpan dalam suatu molekul yang disebut
ATP (adenosin trifosfat)
Iritabilitas
Mahluk hidup mempunyai kemampuan untuk memberikan respon
terhadap perubahan yang terjadi baik dalam lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal. Fungsi ini memungkinkan mahluk
hidup tersebut tetap dapat survive. Contoh: pembuluh darah di
kulit akan berdilatasi jika terjadi kenaikan suhu tubuh, hal ini
menyebabkan sebagian panas dapat dilepaskan sehingga suhu
tubuh dapat dipertahankan tetap optimal.
Gerak
Setiap mahluk hidup mempunyai kemampuan berpindah dari satu
tempat
ke
tempat
lain.
Bahkan
untuk
tanaman
sekalipun,
Ekskresi
Ekskresi adalah pembuangan produk-produk sisa metabolisme dari
dalam tubuh. Proses respirasi dan nutrisi menghasilkan beberapa
produk sisa yang tidak dapat disimpan di dalam tubuh sehingga
harus diekskresikan ke luar tubuh.
Reproduksi
Usia seluruh mahluk hidup terbatas, oleh karena itu untuk dapat
tetap mempertahankan kelestarian spesiesnya maka mahluk hidup
2
harus mampu untuk berreproduksi. Pada proses reproduksi,
karakteristik mahluk hidup tidak mengalami perubahan dari satu
generasi ke generasi yang lain, hal ini karena terdapat materi
genetik yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) yang diturunkan dari
parental kepada keturunannya.
Pertumbuhan
Mahluk hidup dapat tumbuh dengan mempergunakan makanan
yang dikonsumsinya.
Ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi sel pada tingkat seluler
biologi
sel
sangat
erat
kaitannya
dengan
sel.
Robert
hooke
(1665),
seorang
ilmuwan
Inggris,
3
menerbitkan
hasil
karyanya
berjudul
Mikrographia
yang
seorang zoolog
membuat
Omne
Vivum
ex
Ovo.
Motto
yang
terakhir
ini
4
demikianlah seterusnya sehingga seperti Chinesse Box. Individu
kecil di dalam sperma ini disebut Homunculus.
Pada tahun 1831, Brown menyatakan bahwa nucleus mempunyai
peranan sangat penting sedangkan Wagner (1832), menemukan
nucleolus. Sedangkan Purkinye dkk
pada
tahun
1882
Koch
berhasil
mewarnai
bakteri
merupakan
unit
dasar
kehidupan,
sehingga
secara
tetapi
juga
unit
fungsional
karena
pada
organisme
dalamnya
terdapat
sitoplasma
dan
nucleus.
Membran
sel
hidup
terdiri
dari
gula,
basa
dan
fosfat.
Basa
yang
membentuk DNA ada 4 buah, yaitu Adenin (A), Guanin (G), Citosin (C)
dan Timin (T). RNA yang merupakan hasil transkripsi (cetakan) dari
DNA juga mempunyai bgian-bagian gula, basa dan fosfat, yang
berbeda adalah basa pada Timin pada DNA berubah menjadi basa
Urasil (U).
Seluler
Aselule
r
Viru
s
Prokariot
Eukariot
Protista
(uniseluler
)
Fungi
Planta
Animalia
Sel prokariot
Sel Eukariot
Spesies
Contoh:
tumbuhan,
protozoa
Sel
hewan,
fungi
dan
Ukuran sel
10-100 m
Nukleus
Tidak ada
Ada
Materi genetik
DNA
tersebar
di
dalam
sitoplasma (nukleoid), tidak
di dalam nukleus
Organel
Tidak mempunyai
atau sedikit
organel
Dinding sel
Rigid,
terdiri
dari
polisakaridan asam amino
Materi
genetik
bersama
kapsid
disebut
dengan
sel
virus
terdiri
dari
lapisan
lipoprotein
yang
menyelubungi virus pada saat virus melepaskan diri dari sel host.
Struktur molekul lipid
sedangkan
protein
disandi
oleh
genom
sel
virus.
Membran
terdiri
dari
kepala
dan
ekor.
Kepala
berbentuk
ikosahedral, berukuran lebih kurang 112 nm. Ekor terdiri dari inti,
selubung kontraktil dan sejumlah serabut. Selain itu juga terdapat
lempeng heksagonal pada ujung ekor yang berinteraksi dengan
reseptor spesifik pada permukaan sel E.coli. Segera setelah masuk ke
dalam sel host, bakteriofaga akan menginjeksikan materi genetiknya
melalui kontraksi selubung kontraktil
Gambar 2. Bakteriofaga
berukuran
lebih
kurang
30.000
Dalton,
yang
dapat
9
2.1.2 Bakteri
Merupakan organisme uniseluler yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop sehingga sering disebut mikroorganisme. Bakteri
dan virus sangat berperan dalam kemajuan teknologi kedokteran.
Bakteri dan virus banyak digunakan dalam bidang bioteknologi untuk
penelitian mengenai mutasi gen dan karsinogenesis. Secara umum
struktur bakteri terdiri dari:
Kapsul, berupa lapisan hasil sekresi, berfungsi untuk
sel,
tersusun
atas
murein
yaitu
suatu
pembelahan
sel,
sedangkan
membran
fotosintetik
mengandung bakterioklorofil.
o
10
basa, terdapat pada daerah yang disebut nukleoid.
Pada
o
70S
2.1.3 Fungi
Fungi merupakan sel eukariot dengan struktur sel dapat berupa
uniseluler sampai multiseluler. Strukturnya terdiri dari beberapa hifa
yang membentuk anyaman yang disebut miselium. Hifa adalah
benang halus yang merupakan dinding tubuler yang mengelilingi
membrane plasma dan sitoplasma.. Antara satu hifa dengan hifa yang
lain, membran selnya saling berhubungan melalui septa. Septa
umumnya
mempunyai
pori
yang
cukup
besar
agar
ribosom,
mitokondria dan bahkan nukleus dapat pindah dari satu sel ke sel
lain. Dinding sel fungi berbeda dari dinding sel tumbuhan. Dinding sel
fungi tersusun atas chitin yaitu polisakarida yang mengandung
nitrogen, strukturnya kuat dan menyerupai kitin yang ditemukan pada
kerangka luar serangga dan artropoda lainnya. Pada beberapa fungi,
hifanya tidak memiliki septa dan disebut fungi senositik (coenocytic),
fungi-fungi ini terbentuk dari massa sitoplasmik yang kontinu dengan
11
ratusan atau ribuan nukleus. Kondisi senositik tersebut adalah akibat
dari pembelahan nukleus berulang tanpa pembelahan sitoplasma.
Fungi bereproduksi dengan cara melepaskan spora yang
dihasilkan secara seksual atau aseksual. Spora dihasilkan di dalam
atau dari struktur hifa yang terspesialisasi. Ketika kondisi lingkungan
memungkinkan fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara
menghasilkan banyak sekali spora secara aseksual. Reproduksi secara
seksual merupakan cara reproduksi darurat dilakukan apabila terjadi
perubahan lingkungan. Reproduksi secara seksual menghasilkan
keturunan dengan keanekaragaman genetik yang lebih besar. Variasi
individu
ini
memungkinkan
fungi
untuk
beradaptasi
dengan
12
13
protein
Lipid bilayer
protein
Gambar 7. Teori Biomoleculer leaflet model
fosfolipid
Gambar 8. Teori protein crystal model
disebut Fluid mozaic model. Struktur lipid sama dengan yang telah
dikemukakan sebelumnya yaitu lipid bilayer. Namun protein
digambarkan
sebagai
berbentuk
globuler
yang
mengadakan
14
bagian ekor dari lipid dikatakan layaknya seperti suatu cairan
sehingga
molekul
lipid
dan
protein
dapat
bergerak
bebas
15
Fosfolipid merupakan molekul lipid yang mengandung gugus fosfat,
terdiri bagian kepala bersifat polar dan dua ekor yang bersifat nonpolar. Glikolipid adalah gabungan molekul lipid dan glukosa dengan
struktur yang mirip dengan fosfolipid. Sedangkan sterol merupakan
alkohol steroid. Jika molekul lipid ditaruh pada permukaan air, akan
terbentuk satu lapisan lipid, dimana bagian polar berhubungan
dengan molekul air. Jika molekul lipid cukup banyak maka akan
terbentuk struktur misel, dimana bagian non-polar akan berada di
bagian dalam.
Difusi bebas
Transport aktif
Transport pasif
16
Na+K+ATP ase
Adenyl siklase
Alkalin fosfatase
Asam fosfatase
menyebabkan
perpindahan
cairan
intraseluler
ke
cairan
akan
pindah
dari
ekstraseluler
ke
Desmosomterminal bars
Gap junctionNexus
Plasmodesmatatumbuhan
Sistem Endomembran
Beberapa organel di dalam sel berasal dari perluasan membran sel
ke intraseluler. Organel-organel ini dikatakan merupakan bagian dari
sistem endomembran. Organel-organel tersebut adalah retikulum
17
endoplasma,
aparatus
golgi,
lisosom/peroksisom,
vakuola
dan
selubung nukleus.
2.2.2 Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) adalah membran selapis berbentuk
kantung-kantung pipih dan meluas memenuhi hampir seluruh isi sel,
terdiri dari jaringan tubula dan gelembung membran yang disebut
sisterna. RE yang dekat dengan nukleus biasanya berbentuk granular
(RER=rough endoplasmic reticulum), karena mempunyai ribosom
pada permukaan luarnya, sedangkan RE yang lebih dekat membran
sel biasanya agranuler (SER=smooth endoplasmic reticulum).
Fungsi RER adalah sebagai tempat sintesis protein sekretoris
berupa glikoprotein yang akan disekresikan ke bagian lain dari sel
atau keluar sel. Protein sekretoris keluar dari RE dengan dibungkus
oleh membran vesikula yang disebut vesikula transport. Selain itu
RER juga merupakan tempat sintesis fosfolipid membran sel dari
prekursor di dalam sitosol. Sedangkan fungsi SER adalah tempat
sintesis lipid (fosfolipid dan steroid), metabolisme karbohidrat dalam
bentuk glikogen menghasilkan glukosa untuk mengatur kadar gula di
dalam darah (contoh pada sel hati), menawarkan obat dan racun
(contoh sel hati), transport kalsium (contoh sel otot).
18
Gambar 11. Retikulum Endoplasma
19
2.2.4 Lisosom
Organel yang dibentuk oleh selapis membran, berisi enzimenzim hidrolisis yang dapat menguraikan molekul-molekul besar
seperti protein, polisakarida, lipid dan asam nukleat. Enzim yang ada
dalam lisosom sangat baik bekerja pada pH 5, enzim ini terisolasi dari
sitoplasma oleh membran lisosom. Lisosom menyediakan tempat
untuk mencerna makromolekul tanpa menyebabkan kerusakan sel.
Bila membran lisosom rusak (dalam jumlah yang banyak) maka
enzim hidrolisis akan keluar menghidrolisis komponen sel yang akan
mengakibat kematian sel. Enzim hidrolisis dan membran lisosom
dibuat oleh RER kemudian ditransfer ke aparatus golgi untuk
modifikasi lebih lanjut. Sel-sel tertentu mempunyai lisosom lebih
banyak, contoh makrofag yaitu sel yang berperan pada pertahanan
tubuh dengan cara merusak bakteri dan benda asing lainnya dengan
cara fagositosis.
Fungsi lisosom adalah:
1. Menghancurkan bahan atau partikel asing yang diambil sel
melalui mekanisme fagositosis
2. Mendaur ulang komponen sel melalui proses autofagi, kemudian
lisosom menelan organel lain dan selanjutnya hasil degradasi
dikembalikan ke sitosol untuk digunakan lagi
Aktivitas lisosom penting pada saat periode perkembangan
(embriogenesis). Contoh pada proses transformasi berudu menjadi
katak (lisosom merusak sel ekor), pada awalnya tangan embrio
manusia berselaput kemudian lisosom mencerna jaringan diantara
jari-jari tangan serta proses degenerasi korpus luteum pada siklus
ovarium.
Beberapa penyakit yang disebabkan gangguan fungsi lisosom
disebut Lysosomal Storage Disease akibat kekurangan salah satu
enzim hidrolitik yang secara normal ada dalam lisosom. Contoh
penyakit-penyakit tersebut adalah:
o Tuberculosis, oleh karena Basil Tahan Asam (BTA) tidak dapat
dihancurkan oleh lisosom
20
o Silikosis akibat SiO2 tidak dapat dihancurkan oleh lisosom paru
sehingga terdeposit dalam jaringan kolagen paru. Penyakit ini
dapat terjadi pada pekerja pabrik gelas
o Tay Sach disease akibat enzim pencerna lipid hilang atau inaktif
sehingga terjadi akumulasi gangliosida (spingoglikolipid) pada
jaringan
otak.
Penderita
penyakit
ini
biasanya
mengalami
defisiensi
enzim
hidrolitik
polisakarida
2.2.5 Vakuola
Vakuola merupakan kantung terikat membran di dalam sel,
berukuran lebih besar dari vesikula. Vakuola sel tumbuhan biasanya
terletak sentral, berukuran besar, dibungkus oleh membran yang
disebut tonoplas. Ada beberapa macam vakuola yaitu vakuola
makananyang
terbentuk
pada
proses
fagositosis
dan
vakuola
21
kontraktil yang dapat ditemukan pada tanamam air tawar yang
berfungsi memompa air berlebih keluar sel.
Fungsi
vakuola
adalah
organik/ion,
tempat
pembuangan
metabolisme
yang
dapat
tempat
penyimpanan
produk
membahayakan
senyawa
sampingan
sel,
pada
hasil
tumbuhan
2.2.6 Nukleus
Organel yang mempunyai ukuran paling besar dibanding
organel lain. Selubung nukleus merupakan 2 lapis membran yaitu
membran dalam dan membran luar. Membran luar dan dalam
mengadakan fusi membentuk nukleoporus, yang berfungsi untuk
pertukaran molekul antara nukleus dan sitoplasma (contoh mRNA,
subunit ribosom dan protein ribosom, protein regulator lainnya).
Sebelah dalam selubung nukleus dilapisi oleh lamina nukleus, yaitu
suatu filamen protein yang berfungsi mempertahankan bentuk
nukleus.
Didalamnya
terdapat
nukleoplasma
dan
DNA
(materi
dapat
diwarnai.
Selama
pembelahan
nukleus,
kromatin
gen-gen
yang
lebih
aktif
dibanding
bagian
22
sitoplasma melalui pori untuk selanjutnya melekat pada ribosom.
Selanjutnya pesan genetik yang terdapat pada DNA diterjemahkan
(translasi) menjadi protein spesifik.
Nukleolus (anak inti), terdapat pada sel yang tidak sedang
membelah, bentuk bulat, merupakan tempat sintesis RNA ribosom.
Kemungkinan dalam satu sel terdapat lebih dari satu nukleoli.
2.2.7 Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang berisi berbagai organel dan
produk
metabolisme.
Sitoplasma
bersama
nukleus
disebut
23
pada organel lain. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi,
mengandung ribosom lebih banyak (Contoh: sel hati).
Ribosom mensintesis protein di 2 lokasi yang berbeda. Sebagian
besar protein yang disintesis oleh ribosom bebas akan berfungsi di
dalam sel (contoh: enzim). Sedangkan ribosom terikat umumnya
mensintesis protein untuk membran sel, untuk pembungkusan
organel tertentu, atau untuk disekresikan keluar. Contoh pada sel
pankreas dan sel kelenjar lainnya mengandung ribosom terikat dalam
jumlah besar.
2.2.9 Mitokondria
Mitokondria bukan bagian dari sistem endomembran, oleh
karena protein membran mitokondira bukan dibentuk oleh RE tetapi
oleh ribosom bebas yang terdapat dalam sitosol dan ribosom terdapat
dalam mitokondria/kloroplas.
Mitokondria dibungkus oleh suatu selubung yang terdiri dari 2
lapis
membran.
Membran
luar
halus
tetapi
membran
dalam
membrane
menjadi
lebih
besar.
Membran
dalam
menghasilkan
ATP
dengan
mengekstraksi
energi
dari
24
2.2.10
Kloroplas
25
2.2.11
Mikrobodi (peroksisom)
oleh
enzim
peroksidase.
Peroksisom
dibentuk
dari
2.2.12
Sitoskeleton
26
Aparat
motilitas
sehingga
menghasilkan
aktivitas
Mikrotubul
Sitoskeleton ini ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariot,
berbentuk tubulus/saluran halus berrongga berdiameter 25 nm,
panjang 200 nm sampai 25 M. Mikrotubul disusun oleh protein
globuler yang disebut tubulin. Tubulin terdiri atas -tubulin dan tubulin.
Kedua
tubulin
tersebut
membentuk
dimer,
kemudian
sesuai
kebutuhan
sel,
terdapat
pada
spindel.
27
Aksonem terdiri dari 2 mikrotubul singlet di bagian sentral dan 9
mikrotubul doublet di bagian perifer, membentuk susunan aksonem
(pola 9+2). Mikrotubul doublet terdiri dari 2 subunit:
yang
disebut
dynein,
berperan
untuk
mikrotubul doublet.
menggerakkan
28
29
pola geraknya. gerak flagella searah dengan sumbu flagella (contoh :
gerak spermatozoa). Sedangkan gerak silia tegak lurus dengan
sumbu silianya.
Defisiensi
menyebabkan
fungsi
tidak
aksonem
terbentuknya
oleh
lengan
karena
dynein
mutasi
yang
menyebabkan
30
o Gerakan amuboid mikrofilamen merubah sitoplasma
dari
bentuk
larutan
ke
bentuk
gel,
contoh
pada
31
3.1 Plasmodesmata
Pertautan antar sel ini terdapat pada sel tumbuhan dan mirip
dengan gap junction yang terdapat pada sel hewan. Plasmodesmata
merupakan
lubang-lubang
berupa
saluran
pada
dinding
sel
32
sel
melalui
tonofilamen
dan
filamen-filamen
yang
sitoskeleton
Hemidesmosom
di
dalam
menghubungkan
sel
membran
melalui
sel
tonofilamen.
dengan
matriks
Belt
desmosom
seperti
spot
desmosom,
namun
tidak
33
34
1. SIFAT FISIK DAN KIMIA SEL
4.1 Komposisi cairan tubuh
Seluruh sel dalam tubuh manusia berada dalam lingkungan
berupa cairan, yang disebut cairan interstitial. Cairan interstial ini
merupakan bagian dari cairan ekstraseluler (CES). Komponen utama
CES adalah air yang berfungsi sebagai perlarut. Molekul-molekul atau
ion-ion yang diperlukan sel dalam menjalankan fungsinya
yang
3. Bahan-bahan organik
-
sumber
enegi
bagi
sel
dan
bahan
untuk
35
4. Hormon, molekul-molekul yang dihasilkan oleh sel-sel tertentu dan
dikeluarkan ke dalam cairan ekstraseluler dan mempengaruhi
aktivitas metabolisme sel-sel lain
CES dibagi menjadi 2 komponen yaitu cairan interstitial dan
plasma darah dalam sirkulasi. Rata-rata seorang pria dewasa muda,
18% BB terdiri dari protein, 7% mineral, 15% lemak dan 60% air.
Cairan tubuh ini terdiri dari 40% cairan intraseluler (CIS) dan 20%
cairan ekstraseluler. Sekitar 25% komponen ekstraseluler terdapat
dalam pembuluh darah (plasma= 5% BB) dan 75% di luar pembuluh
darah (cairan interstitial). Volume darah total adalah kira-kira 8% dari
BB.
4.2 Transpor melalui membran sel
Salah
satu
fungsi
dari
membran
sel
adalah
mengatur
berdasarkan
penelitian-penelitian
selanjutnya
ternyata
membran sel dapat dilewati oleh molekul lebih besar seperti glukosa,
asam amino, asam lemak, gliserol, dan ion, walaupun dengan
kecepatan lebih lambat. Oleh karena itu membran sel disebut bersifat
partially-permeable.
Transport zat melewati membran sel ini diperlukan untuk
aktivitas sel, yaitu dalam rangka:
36
37
konsentrasi,
ini
disebut
difusi
terbantu.
Contoh:
b.
38
merupakan
proses
perpindahan
molekul
melalui
muatan
listrik
yang
berlawanan
(gradien
elektrokimia).
osmosis
39
Contoh transport aktif dalam sel adalah pompa Na-K. Pompa ini
secara aktif memompa K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel. Pompa ini
dijalankan oleh protein integral yang disebut Na+-K+ATPase, dimana
pada bagian luarnya menerima K+ sedangkan pada bagian dalam
menerima
Na+
dan
ATP.
Protein
ini
menghidrolisis
ATP
dan
menghasilkan energi.
aktif
dalam
sel
saraf
dan
sel
otot
menyebabkan
40
ATP
Na+ +
glukosa
Na+ +
glukosa
ADP
Na+
Na+
cara
membungkus
bahan
tersebut
dengan
sebagian
atau
jaringan
mati.
Sel
yang
mempunyai
aktivitas
41
Transport secara eksositosis ditemukan pada transport protein
yang telah dimodifikasi dari apparatus golgi ke luar sel. Protein dari
sisi trans AG dibawa ke arah membran sel melalui suatu vesikel
sekretorik. Kemudian membran vesikel ini mengadakan fusi dengan
membran sel. Selanjutnya bagian yang berfusi menghilang sehingga
vesikel lepas ke luar sel.
Sedangkan endositosis berperan pada internalisasi sejumlah
besar reseptor berserta ligan, faktor pertumbuhan dan low-density
lipoprotein
(LDL). Endositosis
Gambar 32. Proses eksositosis protein yang telah dimodifikasi di Aparatus Golgi
42
ion
membuka/menutupnya
adalah
molekul
tranduksi
yang
Voltaged-gated channel
Mechanosensitive-gated channel
Ligand-gated channel
43
4.3 Potensial listrik membran plasma
Potensial
listrik
membran
plasma
disebabkan
adanya
arah
yang
berlawanan.
Dengan
demikian
tercapai
cara
memompa
kalium
kembali
ke
dalam
sel
dan
pertumbuhan, mengatur
Sel membentuk
Sinyal parakrin
44
Sel mengeluarkan molekul pengatur lokal ke cairan ekstraseluler
yang dapat berikatan dengan reseptor yang terdapat pada
permukaan sel di dekatnyapengaturan aktivitas sel target
Sinyal sinaptik
o Terdapat pada sel saraf
o Sel saraf melepaskan molekul neurotransmitter ke dalam
sinapsis (ruang sempit antara sel pengirim dan sel target),
neurotransmitter juga selanjutnya berdifusi melewati sinapsis
untuk
berikatan
dengan
reseptor
yang
terdapat
pada
Sinyal endokrin
o Dikeluarkan oleh sel endokrin
o Sel endokrin mengeluarkan hormon ke dalam sirkulasi untuk
selanjutnya
dapat
mempengaruhi
sel
target
yang
dapat
45
4.4.1 Reseptor
Sel yang menjadi target sinyal kimiawi tertentu memiliki molekul
berupa protein reseptor yang akan mengenali molekul sinyal. Molekul
sinyal ini mempunyai bentuk yang berkomplementer dengan tempat
spesifik pada reseptor dan molekul ini terikat pada tempat tersebut,
sperti kunci dan gembok (lock-key model) atau seperti substrat dalam
sisi katalitik enzim. Molekul sinyal ini berperilaku seperti ligan, istilah
untuk molekul kecil yang terikat secara spesifik pada molekul yang
lebih besar. Pengikatan ligan ini pada umumnya menyebabkan protein
reseptor mengalami perubahan konformasi (perubahan bentuk). Pada
kebanyakan reseptor, perubahan bentuk ini langsung mengaktifkan
reseptor sehingga dapat berinteraksi dengan molekul sinyal lainnya.
Untuk beberapa reseptor, pengaruh yang segera dari pengikatan
46
ligan ini lebih terbatas, seperti menyebabkan interaksi dari dua atau
lebih reseptor.
Sebagian besar molekul sinyal larut dalam air dan terlalu besar
untuk dapat lewat secara bebas melalui membrane sel. Tetapi seperti
yang ditemukan oleh Sutherland tentang efinefrin, molekul sinyal ini
tetap mempengaruhi aktivitas seluler. Sebagian besar molekul sinyal
yang larut dalam air berikatan dengan reseptor yang tertanam dalam
membrane sel. Reseptor membran sel menyalurkan informasi dari
lingkungan ekstraseluler ke intraseluler.
4.4.1.1
linked receptor)
Reseptor G terdapat di membran plasma, dinamakan demikian
oleh karena reseptor ini bekerja bersama dengan protein G dan
protein lainnya (biasanya enzim). Protein G inaktif berikatan dengan
GDP,
apabila
molekul
sinyal
berikatan
dengan
reseptor
pada
selanjutnya
mengaktifkan
enzim
tertentu
sehingga
lagi
berikatan
dengan
reseptor
maka
Protein
akan
47
4.4.1.2
48
mempunyai aktivitas enzimatik yang disebut tirosin kinase. Tirosin
kinase berfungsi mengkatalisis transfer gugus fosfat dari ATP ke asam
amino tirosin pada protein substrat.
Pengikatan molekul sinyal dengan reseptor akan menyebabkan
dimerisasi reseptor tirosin kinase dan selanjutnya mengaktivasi tirosin
kinase masing-masing reseptor. Tirosin kinase aktif kemudian akan
saling mengkatalisis transfer gugus fosfat (fosfosilasi) dari ATP ke
residu tirosin reseptor. Hal ini akan mengaktivasi protein seluler
lainnya yang melekat pada tirosin yang terfosforilasi, sehingga terjadi
aktivasi jalur transduksi sinyal sehingga menghasilkan respon seluler
yang spesifik. Aktivasi reseptor tirosin kinase walaupun tidak terdapat
ligan dapat menyebabkan penyakit kanker.
4.4.1.3
49
konsentrasi ion. Reseptor ini terutama berperan pada pengantaran
impuls saraf yang akan memicu sinyal listrik yang merambat
sepanjang sel target.
4.4.1.4
Reseptor intraseluler
aktivasi/inhivisi
transkripsi gen.
sinyal
juga
melibatkan
molekul
atau
ion
kecil
50
(second messenger). Karena molekul sinyal ini berukuran kecil maka
dapat dengan mudah berdifusi ke seluruh sel. Hampir sebagian besar
ligan
yang
telah
menyebabkan
berikatan
pelepasan
dengan
reseptor
molekul-molekul
di
membran
second
sel
messenger,
bagaimana
hormone
efinefrin
dapat
merangsang
tidak
mengkatalisis
berinteraksi
pemecahan
langsung
glikogen
dengan
selain
itu
enzim
diketahui
yang
bahwa
51
sitoskeleton, atau pengaktivan gen spesifik dalam nucleus. Proses
pensinyalan sel membantu mengontrol aktivitas sel.
Pada
penghantaran
sinyal
diantara
sel
pada
organisme
sinyal
tersebut.
Sehingga
dengan
demikian
proses
menyebabkan
aktivasi
reseptor.
Reseptor
yang
aktif
Rakitis
familial,
akibat
dihidroksikolekalsiferol
mutasi
menyebabkan
gen
reseptor
gangguan
1,25-
penyerapan
Penyakit
Grave.
Akibat
terbentuknya
autoantibody
terhadap
52
V. DAFTAR PUSTAKA
53
1.
2.
3.
4.
5.
6.