PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Umum
Pelaksanaan pendidikan dimaksudkan untuk memberikan dasar
pengetahuan dan keterampilan serta pembentukan perilaku bagi setiap
peserta didik untuk menjadi seorang ahli geologi. Oleh karena ahli
geologi bekerja dalam bidang kajian yang menyangkut keberadaan dan
kondisi bumi (material penyusun bumi) menunjukkan bahwa lapangan
kerja utama geologiwan adalah pengamatan dan analisis terhadap
masalah geologi dilapangan. Mengingat hal terssebut dan target dari
pendidikan S1 Teknik geologi untuk menjadikan geologiwan yang mampu
mengaplikasikan
ilmunya
dilapangan
maka
dalam
pelaksanaan
kebumian
berdsarkan
obyek-obyek
geologi
yang
ditemukan dilapangan, dengan dilandasi kemampuan berfikir dari materimateri kuliah yang telah diberikan sebelumnya dikelas. Mata kuliah yang
sangat terkait dengan kegiatan ini adalah Petrologi, Paleontologi,
Geomorfologi,
Geologi
Struktur
dan
Metode
Geologi
Lapangan,
Geologi umum
I.3.1. Geomorfologi
Lokasi kuliah lapangan termasuk dalam lembar Pangkajene dan
Watampone bagian Barat, Sulawesi, dimana pada lembar tersebut
terdapat dua baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada
arah utara baratlaut dan terpisahkan oleh lembar Sungai Walanae.
Pada kedua baris pegunungn tersebut daerah kuliah lapangan
menempati baris pegunungan bagian barat.
Pegunungan barat melebar dibagian selatan dan menyempit
dibagian utara. Puncak tertingginya 1694 meter sedngkan ketinggian
rata-ratanya 1500 meter. Pembentuknya sebagian besar batuan
gunungapi. Dilereng barat dan dibeberapa tempat dilereng timur terdpat
topografi kras, pencerminan adanya batugamping. Diantara topografi
kras dilereng barat terdapat daerah perbukitan yang dibentuk oleh batuan
Pra Tersier. Pegunungan ini dibagian barat daya dibatasi oleh daratan
Pangkajene Maros yang luas sebagian lanjutan dri dataran disekitarnya.
1.3.2. Stratigrafi
Qac : Endapan Aluvium, Danau dan Pantai; lempung, lanau,
lumpur, pasir dan kerikil di sepanjang sungai sungai besar dan pantai.
lapisan
batupasir
dan
batugamping
pasirabn
dalam
lingkungan
darat,
setempat
breksi
gunugapi
batugamping
berlapis
sebagian
mengandung
banyak
susunan basal, andesit, diorit, serpih, tufa terkesikkan, sekis, kuarsa dan
bersemen bartupasir; pada umumnya padat dan sebagian serpih
terkesikkan. Formasi ini mempunyai ketebalan sekitar 2000 meter,
tertindih tidak selaras batuan formasi Mallawa dan batuan gunungapi
terpropilitkan, dan menindih tidak selaras kompleks tektonik Bantimala.
Ub:
Batuan
Ultrabasa
peridotit,
serbagian
besar
mempunyai
sentuhan
sesar
dengan
satuan
batuan
disekitarnya.
D : Diorit Granodiorit ; terobosan diorit dan granodiorit,
terutama berupa stok dan sebagian berupa retas, kebanyakan bertekstur
forfiri, berwarna kelabu muda sampai kelabu. Diorit yang tersingkap di
sebelah Timur Birru menerobos batupasir Formasi Balangbaru dan
batuan ultramafik. Penarikan kalium/Argon pada biotit menghasilkan 9,03
juta tahun ( J.D.Obradovich, 1974).
T :Trakit ; terobosan trakit berupa stok, sil dan retas; bertekstur
porfiri kkasar dengan fenokris sanidin 3 cm panjangnya; berwarna putih
keabuan sampai kelabu muda. Di tanete Riaja trakit menerobos
batugamping Formasi Tonasa dan di Utara Soppeng menerobos batuan
gunung api Soppeng ( Tmsv). Penarikan kalium / argon trakit
menghasilkan; pada feldspar 8,3 juta tahun dan pada biotit 10,9 juta
tahun ( Indonesia Gulf Oil, 1972).
S : batuan malihan ; sebagian besar sekis dan sedikit genes;
secara megaskopis terlihat mineral diantaranya glaukopan, garnet,
epidot, mika dan klorit. Batuan malihan ini umumnya berpedaunan miring
lavanya
berstruktur
bantal
dan
sebagian
terbreksikan;
yang
berangsur-angsur
menurun
sejalan
dengan
adanya