Anda di halaman 1dari 12

Seorang Atlit Bulu Tangkis yang Melakukan Pemeriksaan Fisik Jantung dan

Sistem Kardiovaskular

Ghereetha/102013158
Email: ghereetha.2013fk158@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Krida Wacana
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Jantung adalah pusat kehidupan bagi manusia, jantung merupakan satu organ yang
kecil namun sangat besar peran dan fungsinya dalam kehidupan manusia. Jantung
berperan dalam mengedarkan Oksigen dalam tubuh manusia. Jantung memiliki dua
atrium dan dua ventrikel yang keduanya memiliki keistimewaannya tersendiri. Atrium
memiliki dinding yang lebih tipis dibandingan ventrikel, dan ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan ventrikel kanan karena tugas dari ventrikel kiri yang lebih berat dalam
memompa darah ke seluruh tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


Seorang Atlit bulu tangkis yang melakukan pemeriksaan fisik kardiovaskular.

1.3 Sasaran Pembelajaran


1.
2.
3.
4.

Memahami struktur makroskopis jantung


Menjelaskan faal kelistrikan jantung
Menjelaskan fase-fase siklus jantung
Menjelaskan makna dari stroke volume dan cardiac output, cara penetapannya
dan efek dari pre load dan after load
5. Menjelaskan mekanisme Hukum Starling dan hubungannya dengan Lenght Tension
Curve dan Frank Starling
6. Menjelaskan mekanisme terjadinya bunyi jantung normal
7. Menjelaskan mekanisme pengaturan kerja jantung dan reflex jantung
8. Menjelaskan efek perangsangan saraf simpatis dan parasimpatis pada jantung
9. Menjelaskan pengaruh high altitude terhadap kerja jantung
10. Menjelaskan enzim-enzim jantung
11. Memahami pemeriksaan darah untuk mengetahui kerusakan sel jantung

12. Memahami pemeriksaan penunjang untuk mengetahui fungsi jantung.

1.4 Skenario 10
Seorang laki-laki berusia 17tahun dan berprofesi sebagai atlit bulu tangkis, tengah
melakukan persiapan untuk menghadapi pertandingan yang akan diadakan sebulan lagi.
Ia diperintahkan oleh pelatihnya agar melakukan pemeriksaan kesehatan. Hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan frekuensi denyut nadi 90x/menit, tekanan darah
120/80mmHg, frekuensi pernapasan 10x/menit. Dokter melakukan test kesanggupan
kardiovaskular dengan cara Harvard Step Test. Disamping itu sebagai bagian dari
persiapan, pada waktu-waktu tertentu pelatih juga membawa atlit-atlit berlatih di
Cipayung (daerah highaltitude).

Bab II
Pembahasan
2.1 Makroskopik Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya sedikit mirip
piramid dan terletak dalam pericardium di mediastinum.1Pada basisnya jantung
dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah besar tetapi berada dalam keadaan
bebas dalam pericardium.1Jantung mempunyai tiga permukaan, yaitu (1) facies
sternocostalis (anterior), terutama dibentuk oleh ventrikel kanan dan atrium kanan,
yang satu sama lain dipisahkan oleh sulcus atrioventrikulare yang terletak vertikel,
(2) facies diaphragmatica, jantung terutama dibentuk oleh ventrikel kanan dan kiri
yang dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior dan (3) basis cordis
(posterior), terutama dibentuk oleh atrium kiri dimana bermuara empat
v.pulmonalis.1Jantung juga mempunyai apex yang arahnya ke bawah, depan dan kiri,
dibentuk oleh ventrikel kiri, terletak setinggi spatium interkostalis VI, 3.5inch (9cm)
dari garis tengah. Jantung tidak terletak pada basisnya, jantung terletak pada facies
diaphragmatica.1Jantung dilapisi oleh pericardium, yaitu kantong berdinding ganda
yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah
besar, kantong ini melekat pada diafragma, sternum dan pleura yang membungkus
paru-paru.2

2.1.1 Dinding Jantung


Dinding jantung terususn dari tiga lapisan, yaitu (1) Epikardium (luar) tersusun dari
lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat (2) Miokardium (tengah)
terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah dan (3)
Endokardium (dalam), tersusun dari lapisan endotelial yang terletak diatas jaringan
ikat, lapisan ini melapisi jantung, katup dan menyambung dengan lapisan endotelial
yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.2

2.1.2 Ruang-ruang Jantung


Jantung dibagi oleh septa vertikal dalam empat ruang, yaitu atrium kanan dan
kiri dan ventrikel kanan dan kiri.1Atrium kanan terletak anterior terhadap atrium kiri
dan ventrikel kanan terletak anterior terhadap ventrikel kiri.1Dinding jantung terdiri

atas otot jantung, myocardium, diluar diliputi oleh pericardium serosum yang
dinamakan epicardium dan didalamnya dibatasi oleh lapisan endotel, endocardium.1

2.1.2.1 Atrium Kanan


Atrium Kanan terdiri dari rongga utama dan auricula. Diluar, yang dibagian
dalam membentuk suatu rigi, crista terminalis.1Bagian utama atrium yang terletak
posterior terhadap rigi terdapat dinding halus dan secara embriologis berasal dari
sinus venosus.1Bagian atrium yang terletak didepan rigi mengalami trabekulasi akibat
berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke
auricula. Bagian anterior ini secara embriologis berasal dari atrium primitif. 1Vena
Cava Superior superior bermuara kedalam bagian atas atrium kanan,vena ini
mengembalikan darah ke jantung dari separuh atas tubuh, Vena Cava Inferior
bermuara kedalam bagian bawah atrium kanan, atrium ini dilindungi oleh katup
rudimenter yang tidak berfungsi, pembuluh balik ini mengembalikan darah kejantung
dari separuh bawah tubuh.1Bagian dari atrium kanan yang tersisa dari masa fetal
adalah (1) Fossa Ovalis, merupakan lekukan dangkal yang merupakan tempat
foramen ovale pada fetus dan (2) Annulus ovalis membentuk pinggir atas fossa. Dasar
fossa merupakan septum primum persisten dari jantung embrio, dan annulus dibentuk
dari pinggir bawah septum secundum.1

2.1.2.2 Ventrikel Kanan


Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium
atrioventricularis dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci
pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium trunci pulmonalis, ventrikel ini menjadi
berbentuk corong, yaitu infundibulum.1Dinding ventrikel kanan lebih tebal dari atrium
kanan dan menunjukan beberapa rigi yang menonjol ke dalam yang dibentuk oleh
berkas-berkas otot, rigi yang menonjol menyebabkan dinding ventrikel seperti busa
dan dikenal sebagai trabekula carnae. Trabecula ini memiliki tiga jenis, yaitu (1)
Melekat dengan M.Papilaris, yang menonjol ke dalam; melekat pada basisnya pada
dinding ventrikel; apexnya dihubungkan oleh tali fibrosa (chorda tendinea) ke daun
valva tricuspidalis, (2) Melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel, ditengahnya
bebas. Salah satu diantaranya, moderator band, menyilang rongga ventrikel dari septa
ke dinding anterior, yang akan membawa cabang kanan berkas atrioventricularis yang
merupakan bagian dari sistem penghantar jantung dan (3) Terdiri atas rigi-rigi nyata.1
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventricularis, katup ini memiliki tiga
cuspis yang dibentuk oleh lipatan endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang
meliputinya, cupis tersebut adalah cupis anterior, cupis septalis (berhadapan dengan
septum interventriculare) dan cupis inferior.1Valva pulmonalis melindungi ostium
pulmonalis, terdiri atas tiga cuspis semilunaris yang dibentuk dari lipatan
endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya. 1Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui truncus pulmonalis dan mengalir melewati jarak yang pendek ke
paru-paru.2

2.1.2.3 Atrium Kiri


Terdiri atas rongga utama dan auricula, atrium kiri terletak dibelakang atrium kanan
dan membentuk sebagian besar basis atau facies posterior jantung, dibelakang atrium
kiri terdapat sinus obliquus pericardium serosum dan pericardium fibrosum
memisahkannya dari oesophagus.1

2.1.2.4 Ventrikel Kiri


Terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung, darah meninggalkan ventrikel kiri
melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.2

2.2 Fisiologi Jantung


2.2.1 Aktivitas Listrik Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi
yang menyapu ke seluruh membrane sel otot. 3Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantung, yaitu (1) Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung,
melakukan kerja mekanis memompa darah, sel-sel ini dalam keadaan normal tidak
membentuk sendiri potensial aksinya dan (2) Sel-sel jantung sisanya yang sedikit
tetapi sangat penting, sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan
menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung
kontraktil.3Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas
terletak di tempat-tempat berikut ini, yaitu (1) Nodus sinuatrialis (Nodus SA), suatu
daerah kecil khusus dinding atrium kanan dekat pintu masuk VCS, (2) Nodus
atrioventrikularis (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang
terletak didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan
ventrikel, (3) Berkas His (berkas AV), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, disini berkas tersebut terbagi
menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik ke arah atrium sepanjang
dinding luar dan (4) Serat Purkinje, adalah serat-serat halus terminal yang menjulur
dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.3
Jantung mempunyai kemampuan Autorhytmicity (membangkitkan sendiri impuls
listrik yang ritmis), sifat ini dimiliki oleh sistem penghantar khusus. 3,4Pada sel picu
jantung, potensial membrane istirahat tidak mantap.4Karena berbagai sel otoritmik
memiliki laju depolarisasi berbeda-beda, maka frekuensi normal pembentukan
potensial aksinya juga berbeda.3Sel-sel jantung dengan kecepatan inisiasi potensial
aksi tertinggi terletak di nodus SA, jadi sekali potensial aksi terbentuk disalah satu
sel otot jantung maka potensial tersebut disebarkan ke seluruh miokardiumm melalui
taut celah dan sistem hantaran khusus, oleh karena itu nodus SA merupakan pemacu
jantung, yaitu seluruh jantung tereksitasi, memicu sel-sel kontraktil berkontraksi dan
jantung berdenyut dengan kecepatan atau frekuensi yang telah ditetapkan oleh
otoritmisitas nodus SA, yaitu 70-80denyut/menit.3

Gambar 1. Aktivitas
pemacu sel otoritmik
jantung3,4

2.2.2
Elektrocardiograf
Elektrokardiograf adalah rekaman grafik aktivitas listrik yang menyertai
kontraksi atrium dan ventrikel jantung.2Depolarisasi dan repolarisasi otot jantung
menghasilkan daya potensial pada permukaan kulit yang dapat direkam melalui
sebuah poligraf/osiloskop setelah melekatkan elektroda permukaan pada lokasi yang
tepat.2Arus listrik yang dihasilkan oleh sel otot jantung selama depolarisasi dan
repolarisasi menyebar kedalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui
cairan tubuh.3

Gambar 3. Letak sadapan pada EKG3 Gambar 4. Letak sadapan di dada pada EKG3

Sadapan elektrokardiogram adadi tiga tempat yaitu (1) sadapan ekstrimitas yaitu (a)
sadapan I diletakkan di lengan kanan ke lengan kiri, (b) sadapan II diletakkan pada
lengan kanan dan tungkai kiri, (c) sadapan III diletakkan pada lengan kiri ke tungkai
kiri, elektroda yang digunakan untuk merekam adalah elektroda eksplorasi, (d)
sadapan aVR diletakkan pada lengan kanan, (e) sadapan aVF diletakkan pada tungkai
kiri dan (f) sadapan aVL diletakkan pada lengan kiri.3Elektroda yang lain diset pada
potensial nol dan berfungsi sebagai titik referensi netral dan elektroda yang diletakkan
ditungkai kanan berfungsi sebagai elektroda tanah. 3 dan (2) sadapan dada, yaitu (a)
V1 diletakkan pada ruang interkostalis IV pada linea parasternal kanan, (b) V2
diletakkan pada ruang interkostalis IV pada linea parasternal kiri, (c) V3 diletakkan di
pertengahan garis lurus yang menghubungkan V2 dan V4, (d) V4 diletakkan di ruang
interkostalis V di linea midclavicular kiri, (e) V5 diletakkan pada titik potong garis
aksilaris kiri depan dengan garis horizontalis melalui V4 dan (f) V6 diletakkan di titik
potong garis aksilaris kiri tengah, dengan garis horizontalis melalui V4 dan V5.3
Elektrocardiograf normal memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas yaitu (a)
gelombang P, merupakan depolarisasi atrium, (b) kompleks QRS (Q (-) R (+) S (-)),
merupakan depolarisasi ventrikel sekaligus repolarisasi atrium, (c) gelombang T,
merupakan repolarisasi ventrikel.3Ada tiga titik waktu berikut yang tidak terdapat
aliran arus netto di otot jantung sehingga EKG tetap berada digaris basal, yaitu (a)
sewaktu jeda/penundaan di nodus AV (segmen PR), (b) ketika ventrikel
terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil mengalami fase datar potensial aksi
sebelum mengalami repolarisasi (segmen ST) dan (c) ketika otot jantung mengalami
repolarisasi sempurna dan beristirahat dan ventrikel sedang terisi setelah gelombang T
dan sebelum gelombang P berikutnya (Interval TP).3

Gambar 5. Bentuk gelombang EKG di sadapan II3


Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendiagnosis (1) kelainan kecepatan
denyut jantung, dapat ditentukan dari jarak antara dua kompleks QRS yang berurutan,
kecepatan yang >100 denyut/menit disebut takikardia dan kecepatan <60denyut/menit
disebut dengan bradikardia (2) kelainan irama, merujuk kepada ketidakteraturan atau
spacing gelombang EKG, hal ini dapat disebabkan oleh fokus ektopik yaitu perubahan
aktivitas pemacu nodus SA atau gangguan hantaran, yang berasal dari fokus ektopik
adalah ekstrasistole/kontraksi ventrikel prematur adalah penyimpangan yang sering

ditemukan, kelainan lain pada irama yang mudah dideteksi adalah flutter atrium,
fibrilasi atrium dan fibrilasi ventrikel, (3) miopati jantung. Iskemia miokardium
kurang memadainya penyaluran darah beroksigen ke jaringan jantung.3

2.2.3 Siklus Jantung


Siklus jantung terdiri dari (1) sistole (kontraksi ventrikel dan pengosongan) dan (2)
diastole (relaksasi ventrikel dan pengisian).3Kontraksi terjadi karena penyebaran
eksitasi ke seluruh jantung sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot
jantung.3Siklus Jantung adalah sebagai berikut:
a. Katup AV membuka, sehingga darah mengalir dari atrium kedalam ventrikel
sepanjang diastole ventrikel.
Pada keadaan ini, darah dari sistem vena terus mengalir kedalam atrium maka
tekanan atrium sedikit lebih besar dari tekanan ventrikel meskipun kedua rongga
ini dalam kedaan relaksasi. Akibat dari pengisian pasif ini, volume ventrikel
secara perlahan bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi.3
b. Kontraksi atrium
Menjelang akhir diastole ventrikel, nodus SA mencapai ambang letup dan
melepaskan muatan, impuls menyebar ke seluruh atrium (gelombang P pada
EKG), kemudian depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium,
meningkatkan kurva tekanan atrium dan memeras lebih banyak darah ke dalam
ventrikel.Peningkatan tekanan ventrikel bersamaan dengan peningkatan tekanan
atrium disebabkan oleh tambahan volume darah yang masuk ke ventrikel oleh
kontraksi atrium.3
c. Diastole ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel, pada saat ini
kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas dan volume darah pada
akhjir diastole disebut dengan end diastollic ventrikel yang rata-ratanya 135ml.3
d. Setelah pengaktifan ventrikel, kontraksi atrium berlalu, eksitasi ventrikel ini
terlihat pada kompleks QRS pada EKG hal ini memicu kontraksi ventrikel.
Kurva tekanan ventrikel meningkat tajam segera setelah kompleks QRS hal ini
mengisyaratkan awitan sistole ventrikel. Sewakti kontraksi ventrikel dimulai,
tekanan ventrikel segera ,melebihi tekanan atriu, sehingga katup AV menutup.3
e. Katup AV yang tertutup nanti akan membuka katup aorta, syaratnya adalah
tekanan ventrikel harus terus meningkat sampai melebihi tekanan aorta. Pada
keadaan ini tidak ada darah yang masuk ke dalam ventrikel, hal ini disebut
dengan isovolumetrik ventrikel, kondisi ini serupa dengan isometrik pada otot
skelet. Selama isovolumetrik ventrikel ini, tekanan ventrikel terus meningkat
karena volume tidak berubah.3
f. Tekanan ventrikel sekarang melebihi tekanan aorta sehingga katup aorta terbuka
dan dimulailah ejeksi (penyemprotan) darah. Jumlah darah yang dipompa keluar
dari masing-masing pada setiap kontraksi disebut isi sekuncup.3Kurva tekanan
aorta meningkat sewaktu darah dipaksa masuk ke dalam aorta dari ventrikel
lebih cepat daripada darah mengalir kedalam pembuluh yang lebih halus
dibagian hilir.Volume ventrikel menurun secara bermakna sewaktu darah dengan

g.

h.

i.

j.

cepat dipompa keluar, sistole ventrikel mencakup periode kontraksi


isovolumetrik dan fase ejeksi ventrikel.3
Dalam keadaan normal, hanya separuh dari darah dalam ventrikel pada akhir
diastole dipompa keluar selama sistole berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal
dalam ventrike di akhir sistole ketika ejeksi selesai disebut volume sistolik akhir
(VSA) yang reratanya adalah 65ml.3
Gelombang T menunjukkan repolarisasi ventrikel pada akhir sistole ventrikel,
sewaktu ventrikel mulai melemas pada repolarisasi, tekanan ventrikel menurun
dibawah tekanan aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup ini
menyebabkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta, takik dikrotik.
Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini.3
Semua katup menutup hal ini disebut dengan relaksasi ventrikel isovolumetrik,
dalam keadaan ini tidak ada darah yang meninggalkan/masuk pada waktu
ventrikel terus melemas dan tekanan terus turun.3
Ketika tekanan ventrikel turun, katup AV membuka dan ventrikel kembali terisi.
Darah terus mengalir dari vena-vena paru kedalam atrium kiri, sehingga tekanan
di atrium semakin meningkat. Ketika katup AV membuka pada akhir sistole
ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama sistole ventrikel akan mengalir
deras ke dalam ventrikel, karena itu pengisian ventrikel awal berlangsung sangat
cepat sewaktu darah terakumulasi dalam atrium dan pengisian menjadi lambat
sewaktu darah yang terakumulasi tersebut telah disalurkan ke ventrikel dan
tekanan atrium mulai turun.3

2.2.4 Bunyi Jantung


Bunyi disebabkan oleh getaran yang terbentuk didalam dinding ventrikel dan arteri
besar sewaktu katup menutup. Ada empat jenis bunyi jantung yaitu (1) Bunyi 1
(LUB) terdengar pada awal sistole ventrikel menyebabkan penutupan katup AV,
bunyi jantujng I ini fekuensinya lebih rendah dan terdengar lebih lama, (2) Bunyi 2
(DUB) terdengar pada awal diastole ventrikel menyebabkan penutupan katup SA,
bunyi jantung ini terdengar lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam, (3) Bunyi 3
kadang-kadang terdengar bunyi jantung tambahan, terdengar sesudah bunyi jantujng
2 hal ini adalah fisiologis dan (4) Bunyi jantung 4 bersifat patologis karena bunyi ini
timbul sebelum bunyi jantung 1 pada kontraksi atrium. 3Bunyi jantung abnormal
yaitu murmur disebabkan oleh stenosis (penyempitan) dan insufisensi (kebocoran),
bising sistolik adalah bising yang terdengar antara bunyi 1 dan 1 (LUB-murmurDUB) dan bising diastolik yang terdengar setelah bunyi jantung 2 sebelum bunyi 1
berikutnya (LUB-DUB-murmur).3

2.2.5 Stroke Volume dan Cardiac Output


Stroke volume adalah volume darah yang dipompakan ventrikel tiap sistole (isi
sekuncup), jadi stroke volume adalah selisih dari EDV terhadap ESV sedangkan
cardiac output adalah jumlah darah yang dipompakan ventrikel tiap menit, besarnya
adalah frekuensi denyut jantung/menit x stroke volume. 3Besarnya stroke volume

ditentukan oleh 3faktor yaitu, (1) Preload, adalah derajat pengisian ventrikel. Hal ini
berhubungan dengan Hukum Frank Starling merupakan pengaturan heterometrik, (2)
Kontraktilitas adalah pengaruh curah jantung melalui faktor yang tidak berasal dari
jantung sendiri. Pengaturan ekstrinsik adalah melalui persarafan dan zat-zat kimia
dalam darah, persarafan simpatis oleh epinefrin yang meningkatkan kontraktilitas
(inotropik +) sehingga meningkatkan alliran vena melalui vasokonstriksi sehingga
EDV meningkat dan kontraksi jantung meningkat dan (3) After Load, adalah
tekanan rata-rata dalam pembuluh darah aorta dan pembuluh pulmonal, bila
ventrikel kontraksi maka tekanan dalam ventrikel terus naik sehingga katup
semilunar membuka, jika tekanan arteri naik atau katup semilunar menyempit
(stenosis) maka ventrikel harus meningkatkan tekanannya supaya dapat memompa
darah.3Makin besar beban kerja, makin lama waktu yang diperlukan ventrikel untuk
memompa darah melawan peningkatan afterload.3

2.2.6 Hukum Starling (hubungan intrinsik EDV dan isi sekuncup)


Penentu utama panjang serat otot jantung adalah derajat pengisian diastole.3Semakin
besar pengisian diastole, semakin besar end diastolic volume nya (EDV) dan
semakin teregang jantung, semakin teregang jantung semakin besar panjang awal
serat otot sebelum kontraksi.3Peningkatan panjang ini menghasilkan pengingkatan
kekuatan pada kontraksi selanjutnya sehingga isi sekuncup meningkat.3

2.2.7 Refleks Jantung


Rangsang diterima reseptor jantung spesifik, terbagi dua yaitu Baroreseptor (dinding
sinus karotikum dan sinus aortikum) dan Kemoreseptor (glomus karotikum dan
glomus aortikum).3

Pengaturan kerja jantung


Frekuensi denyut jantung normal ditentukan frekuensi lepas muatan spontan dari simpul
SA,dalam tubuh jantung dipengaruhi oleh susunan saraf otonom yang dapat mengubah
frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi. Sistem parasimpatis mempersarafi simpul
SA, AV, Atrium dan hanya sebagian Ventrikel.3

Tabel 1. Perangsangan parasimpatis dan simpatis pada jantung3,4

Parasimpatis

Simpatis

Efek:

Efek:

Kronotropik negatif
Inotropik negatif
Dromotropik negatif
Persarafi simpul SA, AV, Atrium dan sebagian
Ventrikel
Pengaruh pada simpul AV:

Kronotropik positif
Inotropik positif
Dromotropik positif
Persarafi simpul SA, AV, Atrium, Ventrikel
(merupakan cardiac accelerator)
Pengaruh pada simpul AV:

Menurunkan eksitabilitas simpul AV


Memperpanjang masa transisi impuls ke
ventrikel (Dromotropik -)
Penurunan kekuatan kontraksi atrium
(inotropik -)

Memperpendek AV delay,
meningkatkan
kecepatan
impuls (dromotropik +)

2.3 Mikroskopis Jantung


2.3.1 Lapisan Jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu (1) endokardium disebelah dalam, (2)
miokardium ditengah dan (3) epikardium disebelah luar.5Endokardium terdiri dari
endotel selapis gepeng dan stratum subendotheliale yang tipis. Disebelah dalam
endokardium terdapat lamina subendocardiaca jaringan ikat.5Miokardium adalah lapisan
paling tebal dan terdiri dari serat otot jantung. Epicardium subepicardiaca mengandung
pembuluh darah koronaria, saraf dan jaringan adiposa.5Endokardium melapisi rongga
atrium dan ventrikel, dibawah endokardium terdapat jaringan ikat subendokardium. 5
Epikardium atrium dan ventrikel bersambungan dan melapisi jantung dengan mesotel
disebelah luar,lamina subepicardiaca mengandung jaringan ikat, jaringan adiposa dan
banyak pembuluh darah koronaria yang jumlahnya bervariasi diberbagai bagian
jantung.5Epikardium juga meluas ke dalam sulcus koronarius (atrioventrikularis) dan
sulcus interventrikularis jantung.5Diantara atrium dan ventrikel terdapat suatu lapisan
jaringan ikat fibrosa padat yaitu annulus fibrosus. Katup atrioventrikularis bikuspid
memisahkan atrium dan ventrikel. Kuspis katup atrioventrikularis (mitral) dibentuk oleh
membran ganda endokardium dan inti jaringan ikat padat yang bersambungan dengan
annulus fibrous. Serat purkinje atau serat penghantar impuls, terletak di jaringan ikat
subendokardium, serat ini dibedakan karena ukurannya yang lebih besar dan
pewarnaannya yang lebih terang.

Gambar 6. Atrium kiri jantung5

2.3.2 Ruang Jantung

Gambar 7.Ventrikel kanan jantung5

sehingga
hantaran

2.3.2.1 Ventrikel Kanan, Trunkus Pulmonalis dan Katup Pulmonal


Trunkus pulmonalis dilapisi oleh endotel pada tunika intima. Tunika media
membentuk bagian paling tebal dinding trunkus pulmonalis, jaringan ikat tipis tunika
adventisia menyatu dengan jaringan ikat subepikardium yang mengandung jaringan lemak
dan arteriol dan venula koronaria. Trunkus pulmonalis berasal dari annulus fibrous, serupa
dengan katup atrioventrikularis, katup semilunaris trunkus pulmonalis dilapisi oleh
endokardium. Inti jaringan ikat dari annulus fibrous meluas ke dalam bagian basal katup
semilunaris dan membentuk bagian sentralnya. Miokardium ventrikel kanan yang tebal
dilapisi di bagian dalamnya oleh endokardium. Endokardium meluas melewati katup
pulmonal dan annulus fibrous dan menyatu dengan tunika intima dan trunkus
pulmonalis.5Trunkus pulmonalis dilapisi oleh jaringan ikat subendokardium dan jaringan
adiposa yang selanjutnya dilapisi oleh epikardium, kedua lapisan ini menutupi permukaan
luar ventrikel kanan.5Arteriol dan venula koronaria terlihat di jaringan ikat subepikardium.5

2.3.2.1 Serat Otot Jantung dan Serat Purkinje


Serat purkinye terletak dibawah endokardium, endotel yang terdapat di rongga jantung. Serat
purkinye berbeda dengan serat otot jantung, jika dibandingkan dengan serat otot jantung,
serat purkiinye berukuran lebih besar dan berwarna lebih muda. 5Serat otot jantung
berhubungan satu dengan yang lain melalui diskus interkalaris yang menonjol, diskus
interkalaris tidak ditemukan di serat purkinye. Serat purkinye berhubungan satu sama lain
melalui desmosome dan nexus (gap junction) dan akhirnya menyatu dengan serat otot
jantung.

2.4 Hipotesis
Atlit bulu tangkis tersebut memiliki fungsi jantung yang masih normal dan juga sistem
kardiovaskular yang normal.

Bab III
Penutup
Kesimpulan
Organ jantung sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, jantung merupakan organ
yang memiliki banyak fungsi dalam tubuh manusia, seperti mengatur kadar oksigen dalam
tubuh manusia, memompa darah, menghantarkan berbagai nutrisi dan elektrolit menuju
jaringan dan juga mengangkut panas sebagai hasil proses metabolisme, oleh karenanya
ketidaknormalan pada jantung dan sistem kardiovaskular dapat menganggu semua proses
dalam tubuh manusia.

Daftar Pustaka
1. Snell, R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran ed.3.
Jakarta:EGC, 1989.h.107-12.
2. Slonane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:
EGC,2003.h.228-29.
3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem ed.6.
Jakarta:EGC, 2011.h.333-54.
4. Maria A., Benny., Salim D., Husin E., Mexcorry E., Winata H., et al.
Cardiovascular system-1. Jakarta:UKRIDA, 2014.h.52.
5. Eroschenko V.P. diFiores atlas of histology with functional correlations,
11th ed. Jakarta:EGC, 2010.h.188-92.

Anda mungkin juga menyukai