Anda di halaman 1dari 20

AUDIT OF THE SALES AND

COLLECTION CYCLE

Oleh :

Mandria Wirawan

120110090012

Maria Kristelin

120110090017

Niken Astari Anggraeni

120110090024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Auditing II ini.
Makalah

ini

merupakan

salah

satu

tugas

dan

persyaratan

untuk

menyelesaikan mata kuliah Auditing II kelas Ibu Prof.Dr.Hj.Ida Suraida, S.E,MS,Ak


dan Bapak Cahya Irawadi, S.E, MS,Ak. Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan
melakukan penjualan. Penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan untuk
mencapai

tujuan

perusahan,

sebab

penjualan

adalah

sumber

pendapatan perusahaan. Peningkatan volume penjualan akan dapat membantu


perusahaan meningkatkan laba perusahaan. Penjualan dilakukan dengan cara
penjualan tunai ataupun penjualan kredit. Penjualan kredit dilakukan untuk
menarik pelanggan tetapi disertai resiko yang cukup besar, yaitu kemungkian
tidak tertagihnya piutang.
Salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tertagihnya piutang adalah
pemberian kredit yang tidak selektif, serta lemahnya pengendalian intern yang
diterapkan. untuk mengatasi kelemahan ini diperlukan adanya suatu sistem
akuntansi dan pengendalian intern yang baik sehingga akan menjamin keberhasilan
perusahaan dalam menagih piutang

BAB II
PEMBAHASAN

Hal hal yang perlu diperhatikan untuk memperkirakan control risk dan merancang
tests of control serta substantive tests of transaction untuk setiap klasifikasi transaksi
adalah pertama, harus memahami kelas-kelas transaksi dari siklus penjualan dan
penagihan serta akun-akun di perusahaan tertentu. Selanjutnya, harus memahami
dokumen dan catatan tertentu yang digunakan di dalam siklus penjualan dan
penagihan karena dokumen dan catatan tersebut merupakan hal yang penting di
dalam proses audit.
Tujuan dari audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang
dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum.
Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :
1. Sales (Cash and sales on account)
2. Cash receipts
3. Sales returns and allowances
4. Write-off and uncollectible accounts
5. Estimate of bad debt expense
Berikut akun-akun dalam transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sales
Account Receivable
Cash in Bank
Cash Discounts Taken
Sales Returns and Allowances
Bad Debt Expense
Allowances for Uncollectible Accounts

Gambar berikut menunjukkan arus dari informasi akuntansi melalui berbagai akun
dalam siklus penjualan dan penagihan :

Setelah mengetahui kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun yang terlibat


dalam siklus penjualan dan penagihan, supaya auditor dapat memperkirakan control
risk dan merancang tests of control serta substantive tests of transaction, auditor
butuh pemahaman dari fungsi bisnis dan dokumen serta catatan-catatan dalam
perusahaan.

Kelompok

Akun

Transaksi
Sales

Fungsi Bisnis

Sales
Accounts

Processing
Customer Order
Granting Credit

Receivable

Dokumen dan
Catatan
Customer order
Sales order
Customer order or

sales order
Shipping Goods
Shipping document
Billing Customers Sales invoice
Sales transaction
and
recording
file
sales
Sales journal or
listing
Account receivable
master file
Account receivable

Cash Receipts

Cash

in

Bank Processing

(Debits from cash Recording


receive)
Accounts

Receipts

trial balance
Monthly statement
and Remittance advice
Prelisting of cash
Cash
receipts
Cash

Receivable

transaction file
Cash
receipts

Sales Returns and Sales Returns and Processing


Allowances

Allowances
Accounts

Recording
Returns

Receivable
Write-off

Allowances
Writing-off

of Accounts

Uncollectible

Receivable

Accounts
Allowances

receipts

for

journal or listing
and Credit memo
Sales
and

Sales returns and


allowances journal
Uncollectible

Uncollectible

account

Accounts

authorization form
General journal

Receivable

Uncollectible
Bad Debt Expense

Account
Bad Debt Expense

Providing For Bad General journal


Debts

Allowances
Uncollectible
Accounts

for

Fungsi Bisnis Pada Siklus Dan Dokumen Serta Catatan yang Berhubungan :
1. Processing Customer Order
Dokumen ini berisi rincian jenis dan jumlah produk atau jasa yang dipesan
oleh pelanggan. Pesanan penjualan dapat dibuat dan dikirimkan oleh tenaga
penjualan, dikirim atau di faks, atau di terima melalui telepon atau internet.
Pada contoh earthwarker, pegawai penerima pesanan memasukkan informasi
yang terdapat penjualan, yang dikirim atau di faks oleh pelanggan, ke dalam
sistem pendapatan. Penjualan melalui telepon atau internet dimasukkan
secara

langsung

ke

dalam

program

validasi

data.

Dokumen

yang

berhubungan : Pesanan pelanggan (customer order) dan pesanan penjualan


(sales order)
2. Granting Credit
Praktek yang lemah menyebabkan piutang tak tertagih besar. Persetujuan
penjualan kredit ditandai oleh persetujuan untuk mengirim barang.
Formulir persetujuan kredit (credit approval form)
Jika pelanggan membeli barang secara kredit dari klien untuk pertama
kali, klien harus memiliki prosedur normal untuk menginvestigasi
kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil dari prosedur ini didokumentasikan
dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit.
Laporan Pesanan yang belum terselesaikan (Open-OrderReport)
Merupakan laporan seluruh pesanan pelanggan yang belum selesai di
proses. Pada beberapa proses pendapatan, jika pesanan pelanggan telah
di terima, pesanan kemudian dimasukkan ke dalam sistem. Setelah
barang dikirimkan dan di tagih, maka harus di catat sebagai pesanan yang
telah terpenuhi.
3. Shipping Goods
Dokumen pengiriman harus dibuat setiap kali barang dikirimkan kepada
pelanggan. Dokumen ini biasanya juga merupakan konosemen atau surat
jalan (bill of lading) dan berisikan informasi jenis dan jumlah produk yang
dikirimkan, serta informasi relevan lain. Pada beberapa sistem pendapatan,
dokumen pengiriman, dan konosemen merupakan dokumen terpisah. Salinan

dokumen pengirimkan ke pelanggan, sedangkan salinan lain digunakan untuk


memulai proses penagihan.
4. Billing customer and recording sales
Nota pengiriman disiapkan saat penjualan dan dokumen pengiriman (bill of
lading) dibuat untuk keperluan penagihan atas pengiriman ke pelanggan.
Dokumen yang berhubungan :
Dokumen pengiriman (shipping document)
Faktur penjualan (sales invoice)
Jurnal penjualan (sales journal)
Neraca saldo A/R
Laporan ikhtisar penjualan (summary sale report)
Laporan Bulanan ( Monthly Statement )
Berkas induk piutang dagang (A/R Master file)

Faktur Penjualan (Sales Invoice)


Dokumen ini digunakan untuk menagih pada pelanggan,. Faktur
penjualan berisikan informasi jenis, jumlah, harga dan syarat penjualan
produk atau jasa. Faktur penjualan asli biasanya dikirimkan ke
pelanggan, dan salinan-salinannya didistribusikan kepada departemendepartemen lain dalam organisasi. Faktur penjualan khususnya

merupakan sumber dokumen yang menandai pengakuan pendapatan.


Jurnal Penjualan ( Sales Journal)
Bila faktur penjualan telah diterbitkan, penjualan harus di catat dalam
catatan akuntansi. Jurnal penjualan di gunakan untuk mencatat

informasi yang diperlukan untuk tiap transaksi penjualan.


Laporan Transaksi Pelanggan (Customer Statement)
Dokumen ini biasanya dikirimkan kepada pelanggan setiap bulan
laporan ini terdiri atas rincian seluruh transaksi-transaksi penjualan,
penerimaan kas dan memorendum kredit yang di proses dalam akun
pelanggan untuk suatu periode.

5. Processing and recording cash receipts


Meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas baik kas maupun
berupa cek. Pertimbangan utama adalah seluruh kas harus disetor ke bank
dalam jumlah yanng benar dengan tepat waktu dan dicatat ke berkas
transaksi penerimaan kas yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan
kas dan memutakhirkan berkas induk piutang usaha.

Dokumen yang berhubungan :


Nota pembayaran (Remittance Advice)
Daftar awal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas.
6. Processing and recording sales return and allowances
Dokumen yang berhubungan :

Kredit memo
Jurnal cadangan dan retur penjualan.

7. Writing-off uncollectible account receivable


Jika perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi,
jumlah tersebut harus dihapuskan dan sering terjadi setelah pelanggan pailit
atau piutang dialihkan ke agen penagihan. Formulir yang digunakan adalah
uncollectible account authorization form yaitu dokumen yang digunakan
secara intern yang mengindikasikan adanya otorisasi untuk menghapuskan
piutang usaha.
8. Providing for bad debts
Harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode sekarang
yang diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan.

Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif


Atas Transaksi Penjualan
1. Memahami SPI-Penjualan.
Dengan mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuisioner pengendalian
intern dan melaksanakan uji 'walkthrough' untuk penjualan.
2. Memperkirakan Risiko Pengendalian Yang Direncanakan- Penjualan.
Dengan 4 langkah dasar :

Auditor membutuhkan kerangka dasar untuk memperkirakan risiko


pengendalian
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahan atas
transaksi pengendalian.
Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan.

Auditor memperkirakan risiko pengendalian pada setiap tujuan dengan


mengevaluasi pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan.
Pengendalian kunci terdiri dari :
Pemisahan tugas yang memadai.
Otorisasi yang semestinya.
Dokumen/catatan yang memadai.
Dokumen yang prenumbered.
Pengiriman monthly statement.
Prosedur verifikasi intern.

3. Mengevaluasi Untung Rugi Pengujian atas Pengendalian.


4. Merancang Pengujian atas Pengendalian untuk Transaksi Penjualan.
5. Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan.
Bertujuan untuk :

Penjualan yang dicatat benar-benar ada.


Terdapat dua kemungkinan salah saji : penjualan dicatat untuk pengiriman
yang tidak pernah dilakukan dan pengiriman dilakukan ke pelanggan fiktif dan
dicatat sebagai penjualan.
Sifat pengujian tergantung sifat kelemahan Internal Control ; dengan

menelusuri dari jurnal ke dokumen dasar ( test of ommission )


Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat.
Dengan menelusuri dari dokumen dasar ke jurnal dimana dokumen sebagai
direction of test.

Penjualan dicatat secara akurat.


Kebenaran penilaian transaksi penjualan berkenaan dengan pengiriman
jumlah barang yang dipesan, kebenaran penagihan atas jumlah yang dikirim
dan kebenaran pencatatan jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi

Penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya.


Pengujian atas klasifikasi penjualan merupakan bagian pengujian penilaian.

Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat.


Penjualan

ditagih

dan

dicatat

sesegera

mungkin

setelah

terjadinya

pengiriman untuk mencegah hilangnya transaksi dari catatan tanpa sengaja


dan untuk menjamin bahwa penjualan dicatat pada periode yang sesuai.

Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan


diikhtisarkan dengan benar.

Retur Penjualan Dan Pengurangan Penjualan


Perbedaan pengendalian salah saji dalam nota kredit dan penjualan berkaitan
dengan :
1. Materialitas ; retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material
sehingga dapat diabaikan dalam pelaksanaan audit.
2. Tujuan ; penekanan pada pengujian keabsahan transaksi yang dicatat
sebagai cara untuk menemukan pengalihan kas dari penerimaan penagihan
piutang yang telah diterima dengan retur dan pengurangan harga fiktif.
Pengendalian Intern, Pengujian Pengendalian, & Pengujian Substantif Atas
Transaksi Penerimaan Kas
Prosedur audit yang paling mungkin menyebabkan salah pengertian :
1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat.
Defalkasi kas yang paling sulit dideteksi : yang terjadi sebelum kas dicatat
pada jurnal penerimaan kas atau catatan kas yg lain. Pencegahan :
pengendalian yang tergantung pada bisnis masing-masing.
2. Menyiapkan Pembuktian atas Penerimaan Kas.
Digunakan

jika

IC

lemah.

Pengujian

dilakukan

dengan

menjumlah

penerimaan kas yang dicatat dijurnal penerimaan kas pada periode tertentu
dan direkonsiliasi dengan setoran aktual yang dilakukan ke bank untuk
periode yang sama. Prosedur ini digunakan untuk membongkar :
-

penerimaan kas yang belum disetor - pinjaman tidak dicatat


setoran yang tidak dicatat - pinjaman bank yg langsung disetor ke
R/K

3. Pengujian untuk menemukan lapping piutang.

Lapping , merupakan fraud yang umum yaitu menangguhkan pencatatan


penerimaan piutang untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas dan
dicegah melalui pemisahan fungsi.

Dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, tanggal dalam nota


pembayaran dengan jurnal penerimaan kas dan deposit slip.

Pengujian Audit Untuk Piutang Tak Tertagih

Pertimbangan utama auditor untuk memverifikasi penghapusan piutang tak


tertagih adalah keabsahan dan kepantasan otorisasi dengan perhatian
utama : kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus
piutang yang telah ditagih.

Prosedur yg lazim adalah memeriksa persetujuan dari orang yang berwenang


dan memeriksa korespondensi dalam arsip klien yang mendukung ketidak
kolektibilitasannya.

Pengendalian Intern Tambahan Atas Transaksi Neraca

Jika Internal control untuk golongan transaksi efektif dan pengujian substantif
mendukung maka kemungkinan salah saji L/K berkurang. Mungkin ada
Internal Control yang berkaitan secara langsung dengan akun yang belum
diidentifikasi

sebagai

bagian

pengujian

pengendalian

atau

pengujian

substantif atas transaksi.

Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas paling tidak berdampak pada 3 tujuan
audit :

Realizable

value.

Penting

karena

kolektibilitas

piutang

sering

merupakan pos utama L/K dan merupakan masalah sejumlah kasus


tentang

tanggungjawab

akuntan.

Pengendalian

yang

lazim

persetujuan kredit, penyiapan neraca saldo A/R secara periodik untuk


ditelaah dan ditindaklanjuti dan kebijaksanaan penghapusan piutang
tak tertagih.

Hak & Kewajiban. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang

kompeten
Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan
akuntan yang kompeten

Dampak Hasil Pengujian Pengendalian Dan Transaksi

Bagian audit yang sangat dipengaruhi : saldo piutang usaha, kas, beban
piutang tak tertagih, dan penyisihan piutang tak tertagih.

Saat penyelesaian pengujian atas transaksi, perlu untuk untuk menganalisa


setiap pengecualian dari pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, untuk menentukan sebab dan dampak pengecualian
tersebut terhadap tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan, yang dapat
mempengaruhi risiko penemuan yang didukung sehingga mempengaruhi sisa
pengujian substantif.

Dampak terbesar pengujian ini adalah terhadap konfirmasi A/R meliputi jenis,
ukuran sampel dan saat peangujian.

Berikut ini, dapat digambarkan tipe-tipe dari test audit untuk siklus penjualan dan
penagihan :

Metode untuk merancang tes detail atas saldo.


Memutuskan tes yang memadai atas saldo bukan hal yang mudah. Auditors
biasanya menggunakan kertas kerja perencanaan bukti.
Tujuan audit atas saldo accounts receivable.

Detail tie-in : accounts receivable dibuat aging sesuai dengan master file.
Existence
Completeness
Accuracy
Classification
Cutoff
Realizable value
Rights
Presentation and disclosure.

Dalam menyusun kertas kerja perencanaan bukti, auditor biasanya menempuh


langkah-langkah berikut ini :

Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit beserta inherent risk

atas accounts receivable.


Menetapkan control risk atas siklus sales and collection.
Merancang dan melaksanakan tes atas kontrol dan substantif tes atas

transaksi dalam siklus sales and collection.


Merencanakan dan melaksanakan prosedur analitis atas saldo accounts

receivables.
Merencanakan tes mendetail atas saldo accounts receivable untuk memenuhi

tujuan audit atas accounts receivable.


Auditor merancang prosedur audit, besar sampel, item yang akan diambil,
dan waktu pengujian.

Berikut ini merupakan metodologi untuk merancang test details of balances untuk
piutang

Phase II

Phase III

Relationship Between Sales and Accounts Receivable

Tes detail atas saldo.


Tes detail yang terpenting yang dilakukan dalam pengujian accounts receivable
adalah konfirmasi.

Accounts receivable ditambahkan dengan benar dan sesuai dengan master


file dan buku besar.
Aging atas saldo menjadi penting karena allowance dan biaya atas

uncollectible accounts receivable berdasarkan pada estimasi dari hasil aging.


Accounts receivable yang tercatat benar-benar ada.
Dari konfirmasi dapat diyakini keberadaan accounts receivable. Untuk
accounts receivable yang tidak dikonfirmasi dapat ditelusuri dari dokumen

penjualan dan penerimaan kas sebagai prosedur alternatif.


Accounts receivable seluruhnya tercatat.
Tes yang dilakukan biasanya dengan membandingkan antara saldo dengan
control account. Cara lain adalah dengan melakukan tes silang dari hasil tes

atas transaksi penjualan.


Accounts receivable dicatat dengan akurat.
Akurasi yang tidak dikonfirmasi, dapat dilakukan dengan menguji dokumen

penjualan dan penerimaan kas.


Accounts receivable diklasifikasikan dengan layak.
Klasifikasi di sini dimaksudkan pemisahan yang tegas di antara berbagai jenis

receivable, misalnya notes dan accounts receivable.


Pisah batas telah tepat.
Pisah batas di sini meliputi pisah batas penjualan, sales return and allowance,

dan penerimaan kas.


Accounts receivable dicatat pada realizable value.
Hal ini berhubungan erat dengan pengujian atas allowance for uncollectible

account.
Klien berhak atas accounts receivable.
Perlu ditelusuri apakah accounts receivable tersebut telah dijaminkan,

difaktorkan, atau dijual.


Accounts receivable telah disajikan dan diungkapkan dengan layak.
Segala hal yang berhubungan dengan accounts receivable telah diungkapkan
dengan memadai, dan saldo dlam receivable benar-benar memenuhi kriteria
receivable.

Konfirmasi atas accounts receivable.


AICPA mensyaratkan dilakukannya konfirmasi atas account receivable kecuali jika
jumlahnya tidak material, konfirmasi yang diterima lambat dan diragukan
keandalannya, serta bila inherent risk dan control risk rendah sehingga dapat
digunakan prosedur alternatif pengumpulan bukti.
Konfirmasi yang dikirim klien harus diawasi oleh auditor dan hasi konfirmasinya
langsung dikirim kepad auditor.
Keputusan penting dalam melakukan konfirmasi di antaranya:

Jenis konfirmasi positif atau negatif. Konfirmasi negatif dilakukan bila :


Jumlah satuan accounts receivable banyak, namun nilainya masingmasing kecil.
Control risk dan inherent risk rendah.
Tidak ada alasan konfirmasi itu tidak akan diperhatikan.
Waktu konfirmasi, sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Jumlah sampel yang akan dikonfirmasi.
Pemilihan item yang akan diuji, biasanya dilakukan dengan stratifikasi.

Apabila konfirmasi positif tidak ditanggapi, auditor perlu menguji lagi penerimaan
kas setelah tanggal konfirmasi, memastikan tidak ada sales invoice ganda,
menelusuri

dokumen

pengiriman,

dan

berkorespondensi

dengan

klien.

Konfirmasi yang diterima dan terdapat perbedaan, perlu ditindaklanjuti.


Perbedaan tersebut mungkin timbul karena telah dibayar sebelum tanggal
konfirmasi namun belum diterima oleh klien pada saat itu, barang yang dikirim
oleh klien belum diterima pada tanggal konfirmasi, telah terjadi pengembalian
barang yang dikirim karena tidak sesuai dengan yang diminta, dan mungkin juga
karena kesalahan klerikal.
BAB III
KESIMPULAN

Seluruh sasaran audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi
apakah saldo rekening terpengaruh oleh siklus ini secara wajar disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar accounting.
Terdapat beberapa fungsi bisnis dalam siklus ini,diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memproses Pesanan Pelanggan
Pesanan barang dari pelanggan adalah awal dari berjalannya siklus ini
Adapun dokumen penjualannya seperti berikut:
a. Pesanan Pelanggan
Pesanan biasanya diterima via telpon,internet atau mungkin
melalui pameran.
b. Pesanan Penjualan
Dokumen yang berisi detail barang yang dipesan oleh
pelanggan
c. Persetujuan Kredit
Menyetujui kredit untuk pelanggan.

2.

Pengiriman Barang

3.

Tagihan pada pelanggan dan pembukuan penjualan

4.

Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas

5.

Memproses dan membukukan penerimaan tunai

6.

Menghapus piutang tak tertagih

7.

Menetapkan piutang yang tidak ditagih

Lapping of Account Receivables

Lapping adalah suatu bentuk penyalahgunaan uang tunai,dimana setoran pertama


diambil(dimasukkan saku pribadi),sedangkan setoran kedua dianggap sebagai setoran
pertama.
Tapi kecurangan ini dapat diatasi dengan membagi tugas-tugas serta membandingkan
nama,jumlah,dan tanggal yang ada pada berita pengiriman dengan salinan slip setoran.
Terdapat 3 jenis kesalahan dalam penjualan
o Pencatatan penjualan dimana pengirimannya tidak dilakukan
o Penjualan yang dicatat lebih dari sekali
o Pengiriman untuk konsumen palsu

Untuk mendeteksi tiga jenis kesalahan transaksi penjualan ini adalah dengan
menelusuri kredit pada berkas induk rekening piutang ke sumbernya.Jika piutang itu
benar-benar diterima uang tunainya atau barang dikembalikan,disitulah benar-benar
terjadi penjualan.

Pengujian Audit untuk Uncollectible Accounts (Piutang Tidak Tertagih)


o Perhatian utama adalah pada pencurian kas yang dilakukan dengan
menghapus (write-off) piutang yang sebenarnya sudah dapat ditagih.
o Pengujian audit harus dilakukan untuk menilai keabsahan otorisasi
pernghapusan piutang. Biasanya dilakukan dengan menelaah aging
schedule dan dokumentasi yang terkait koresponsendi dengan customer
yang piutangnya dihapuskan.
o Setelah auditor menilai bahwa penghapusan piutang telah mendapat
otorisasi semestinya, auditor juga harus memverifikasi journal entries dan
postings dalam general dan subsidiary ledgers.

Anda mungkin juga menyukai