BLOK IPT
DEMAM SORE HARI
FA K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S
YA R S I
KELOMPOK A5
Ketua
(1102015031)
(1102015026)
(1102015022)
(1102014048)
(1102015046)
Dyah Fathonah
(1102014078)
(1102015069)
(1102014130)
Khalfia Khairin
(1102015116)
HIPOTESA
Infeksi Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifoid
yang ditandai dengan demam tinggi pada sore hari, nadi
bradikardia, suhu hiperpireksia dan coated tongue. Untuk
menegakkan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan darah lengkap, tes widal dan kultur.
Penanganan demam bias dilakukan dengan pemberian
antibiotic, anti piuretik, diet, istirahat yang cukup dan kompres
dengan air hangat.
SASARAN BELAJAR
LI 1
Memahami
dan
Menjelaskan
Tentang
Demam
LI 2
Memahami
dan
Menjelaskan
Tentang
Salmonella
enterica
LI 3
Memahami
dan
Menjelaskan
Tentang
Demam
Tifoid
LI 4
Memahami
dan
Menjelaskan
Tentang
Penatalaksan
aan
LI 1
Definisi
Demam
Klasifikas
i Demam
Patofisiol
ogi
Demam
Etiologi
Demam
Mekanis
me
Demam
LI 2
Klasifikasi Salmonella enterica
Morfologi Salmonella enterica
Siklus Hidup Salmonella enterica
LI 3
De
fini
si
Eti
olo
gi
Meka
nism
e
Patofi
siolog
i
Epide
miolo
gi
Manif
estasi
Klinis
Diagn
osis
dan
Diagn
osis
Bandi
ng
Penc
egah
an
dan
Progn
osis
DEFINISI DEMAM
Demam adalah Peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di
hipotalamus. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2C.
Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal
temperature 38,0C atau oral temperature 37,5C atau
axillary temperature 37,2C
KLASIFIKASI DEMAM
1. Demam kontinyu atau sustained fever
2. Demam remiten
3. Demam intermiten
4. Demam septik atau hektik
5. Demam siklik
ETIOLOGI DEMAM
1. Faktor infeksi
Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada
anak-anak antara lain: pneumonia, bronchitis, osteomyelitis,
appendicitis,
tuberculosisis,
bakteremia,
sepsis,
bacterial
gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis, mediam,
infeksi saluran kemih, dll.
Infeksi virus pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral
pneumonia, influenza, dengue fever, demam chikungunya, virus
umum spt H1N1.
Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam yaitu
imitis, criptococcosis, dll.
Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara
lain malaria, toksoplasmosis, dan helminthes.
2
2. Faktor Non-Infeksi
Faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal terlalu
tinggi, keadaan tumbuh tinggi).
Penyakit
autoimun
erythrmatosus, arthritis).
Keganasan
leukemia).
(penyakit
(vaskulitis,
Hodgkin,
systemic
limfoma
lupus
nonhodgkin,
PATOFISIOLOGI DEMAM
MEKANISME DEMAM
SIKLUS HIDUP
Infeksi terjadi dari memakan makanan yang tercontaminasi dengan feses yang
terdapat bakteri Sal. Typhimurium dari organisme pembawa (hosts).
Setelah masuk dalam saluran pencernaan maka Sal. Typhimurium menyerang dinding
usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan.
Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena dapat
menembus dinding usus tadi ke organ-organ lain seperti hati, paru-paru, limpa,
tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya sehingga menyerang fetus
pada wanita atau hewan betina yang hamil, dan ke membran yang menyelubungi
otak.
Subtansi racun diproduksi oleh bakteri ini dan dapat dilepaskan dan mempengaruhi
keseimbangan tubuh.
Di dalam hewan atau manusia yang terinfeksi Sal. typhimurium, pada fesesnya
terdapat kumpulan Sal. Typhimurium yang bisa bertahan sampai berminggu-minggu
atau berbulan- bulan.
Bakteri ini tahan terhadap range yang lebar dari temperature sehingga dapat
bertahan hidup berbulan-bulan dalam tanah atau air.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Urinalis
Tinja (feses)
Kimia Klinik
Pemeriksaan Widal
Pemeriksaan Elisa Salmonella typhi/ paratyphi lgG dan lgM
Mikrobiologi
Biologi Molekular
DIAGNOSIS BANDING
Abdominal Abscess
Amebic Hepatic Abscesses
Appendicitis
Brucellosis
Dengue Fever
Influenza
Leishmaniasis
Malaria
Rickettsial diseases
Toxoplasmosis
Tuberculosis
Tularemia
Influenza
Malaria
Bronchitis
Sepsis
Broncho Pneumonia
I.S.K (Infeksi Saluran kencing)
Gastroenteritis (infeksi Saluran Cerna: muntah atau diare)
Keganasan : Leukemia
Tuberculosa Lymphoma
b.
c.
LI 4
Istirahat dan perawatan
Diet dan terapi penunjang (simtomatik dan suportif),
Pemberian antibiotik
Istirahat dan perawatan.
Diet dan terapi penunjang
Pemberian antibiotik
Kombinasi Obat Antibiotik
Kortikosteroid.
Penobatan Demam Tifoid pada Wanita Hamil
DAFTAR PUSTAKA
Behrman R.E. et al. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15. ab.A.Samik Wahab. Jakarta: EGC.
Fisher RG, Boyce TG. Fever and shock syndrome. Dalam: Fisher RG, Boyce TG, penyunting. Moffets Pediatric
infectious diseases: A problem-oriented approach. Edisi ke-4. New York: Lippincott William & Wilkins; 2005.h.318-73.
Geo F. Brooks, Janet S. Butel, Nicholas Ornston. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. edisi 20
Setyabudi, Rianto. (2008).Farmakologi dan Terapi Edisi Revisi edisi 5. Jakarta: Balai PenerbitFKUI.
Sherwood, Lauralee, 2012, fisiologi manusia : dari sel ke system. Edisi 6. Jakarta:EGC.
Sudoyo, W.A, dkk.. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi 5. Hal 2797-2805. Jakarta : ineterna publishing.
Christopher J. Gordon. 2005 Temperature and Toxicology: An Integrative, Comparative, and Environmental Approach.
USA : CRC Press
Davey Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga
Soeharsono. 2002. Zoonosis: penyakit menular dari hewan ke manusia. Vol.1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sudoyono, A.W. Setiyohadi, B. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jilid III. Jakarta: Interna Publishing
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis epidemiologi, penularan, pencegahan & pemberantasannya Edisi.2. Jakarta:Erlangga
http://www.patient.co.uk/doctor/typhoid-and-paratyphoid-fever