D3 2015 332243 Introduction
D3 2015 332243 Introduction
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan yang bersifat global mulai dijalankan
sejak 1 Januari 2014 oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan. Pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan global
(health coverage) dengan kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat
Indonesia ini diharapkan dapat memenuhi hak setiap warga negara
dalam mendapatkan kesehatan. Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam undang - undang
tersebut juga menjelaskan bahwa setiap orang berkewajiban turut serta
dalam program jaminan kesehatan sosial.
Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran dalam pasal 49 menyebutkan bahwa dalam melaksanakan
praktik kedokteran wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali
biaya.
Salah satu indikator efektifitas dan efisiensi dari pelayanan
kesehatan adalah meminimalkan hari perawatan pasien. Hal ini
mendorong Rumah Sakit Panti Rapih menerapkan alur klinik (clinical
pathway) sebagai upaya kendali mutu dan kendali biaya.
yang
mirip/sama,
pengelompokan
dilakukan
dengan
menggunakan grouper.
Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
ditetapkan kewajiban rumah sakit antara lain : memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit, membuat dan melaksanakan serta menjaga mutu pelayanan
tahap dalam perawatan. Isi dari clinical pathway ini didasarkan pada
bukti-bukti dasar manajemen praktik terbaik dari stroke, yang telah dibuat
berdasarkan pedoman untuk stroke akut, rehabilitasi, dan pemulihan
stroke (National Stroke Foundation, 2007).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
12 15 Januari 2015 di Bagian Instalasi Rekam Medis dan Bagian
Pelayanan Medik, saat ini tim clinical pathway Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta sedang melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan clinical
pathway yang mulai diterapkan pada bulan Juli 2014. Namun karena
terkendala oleh berbagai hal, penerapan clinical pathway baru dapat
berjalan sejak bulan Oktober 2014 setelah pelaksanaan akreditasi.
Hingga saat ini terdapat delapan diagnosis yang dipilih untuk diterapkan
clinical pathway. Delapan diagnosis tersebut antara lain partus spontan,
pre eclampsia, dengue fever pada anak, non STEMI, STEMI, stroke non
hemorrhagic, BPH, dan fracture femur.
juga
mengambil
sampel
40
berkas
pasien
stroke
non
perawatan Rp. 5.600.000 dan setelah clinical pathway 4,95 hari dengan
biaya perawatan Rp. 4.700.000.
Tingginya jumlah pasien stroke di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta dengan rata-rata setiap bulannya 60 70 pasien dan masih
perawatan pasien.
Variabel lama
perawatan
perawatan pasien.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan,
peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan outcome yang dihasilkan
oleh adanya clinical pathway dalam mengendalikan lama perawatan dan
biaya perawatan pasien. Oleh karena itu, penelitian ini diambil dengan
judul: Perbedaan Lama Perawatan dan Biaya Perawatan Pasien Stroke
Non Hemorrhagic Sebelum dan Setelah Penerapan Clinical Pathway di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah
pada penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan antara lama
perawatan dan biaya perawatan pasien stroke non hemorrhagic sebelum
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan lama perawatan dan biaya perawatan
pasien stroke non hemorrhagic sebelum dan setelah penerapan clinical
pathway di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
1) Sebagai bahan evaluasi tim pelaksana clinical pathway di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2) Sebagai referensi SDM rumah sakit dalam melakukan
penelitian lanjutan yang sejenis mengenai clinical pathway.
b. Bagi Peneliti
1) Menambah pengetahuan mengenai penerapan clinical
pathway di rumah sakit yang selama ini baru dipelajari
sebatas teori.
2) Mengetahui manfaat dengan adanya clinical pathway
terhadap luaran yang dihasilkan.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas disiplin ilmu
rekam medis untuk kepentingan referensi maupun bahan ajar
beberapa profesi yang terkait.
b. Bagi Peneliti Lain
Dapat menjadi acuan dan wacana bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian dengan tema yang hampir sama.
E. Keaslian Penelitian
Menurut
pengetahuan
peneliti,
penelitian
dengan
topik
penelitian yang
digunakan.
Sedangkan persamaan
pathway
juga
meningkatkan
penggunaan
antiplatelet,
10
di
Yogyakarta.
Seiring
perjalanan
waktu,
lembaga
dengan
para
Suster
Fransiskanes
agar
bersedia
11
memutuskan
untuk
meminta
bantuan
kepada
12
13
14
kedaulatan
Indonesia
diakui
oleh
dunia
untuk
dijual.
Atas
jasa
dan
jerih
payah
Marcus
15
3. Kepemilikan
Rumah Sakit Panti Rapih merupakan rumah sakit swasta di
Yogyakarta milik Yayasan Panti Rapih.
diberikan
secara
menyeluruh
dilandasi
iman,
16
pendampingan
dan
layanan
kepada
para
pasien
dan
bagian
integral
tak
keluarganya.
d. Karyawan
RS
Panti
Rapih
adalah
juga
memberikan
bimbingan
baik
medik,
melayani
dengan
kepada
memperhatikan
pasien
selalu
perkembangan
17
RS
memperhatikan
Panti
standar
Rapih
sungguh-sungguh
layanan
sesuai
dengan
manusiawi,
adil
dan
tanpa
membeda-bedakan
orang,
baik
karyawan
maupun
pasien
18
karya
dengan
memberdayakan
mereka
untuk
dan
menyelenggarakan
dengan
kesejahteraan
mewajibkan
karyawan
diri
secara
sama
tanpa
memandang
strata
sosial,
pasien
sampai
Tuhan
sendiri
mengambil
keputusan.
19
5) Hormat
Sikap menghargai keunikan sebagai sumber yang
mendasari pengabdian kepada setiap orang dan semua
makhluk ciptaan Tuhan.
7. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan Medis
1) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Memberikan
melakukan
tindakan
pelayanan
secara
kesehatan
profesional,
cepat,
dengan
tepat
20
21
Klinik Syaraf
22
j)
Klinik Jiwa
k) Klinik Psikologi
l)
Medical Check Up
4) Farmasi
Pemberian obat yang rasional, efektif, dan efisien
menjadi tujuan layanan Farmasi Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta adalah daftar obat yang bermutu termasuk
original produk.
5) Laboratorium
6) Administrasi Keuangan
Rawat jalan Rumah Sakit Panti Rapih didukung oleh
beberapa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter
subspesialis.
7) Pelayanan Penunjang
a) Fisioterapi atau Rehabilitasi Medis
Memberi pelayanan kepada penderita rawat
inap dan rawat jalan. Banyak jenis peralatan fisioterapi
23
bersama,
sangat
efektif
yang
dapat
24
(Unit
Pelayanan
Pastual
Kesehatan
Rumah Sakit);
15. Kamar Bersalin;
16. Rumah Duka
25
9) Ruang Perawatan
Ruang perawatan tersedia dengan 380 tempat tidur
dengan klasifikasi mulai dari VVIP sampai dengan kelas 3
dengan perincian :
Tabel 1. Jumlah tempat tidur setiap ruang perawatan di Rumah
Sakit Panti Rapih
Ruang Perawatan
Jumlah (bed)
Kelas VVIP
1
Bangsal Maria Yosep
Kelas VIP
22
Bangsal Maria Yosep, Carolus
Kelas 1A
75
Bangsal Maria Yosep, Carolus
Kelas 1B
19
Bangsal Carolus
Kelas 1C
42
Bangsal Lukas
Kelas 2
85
Bangsal Elisabeth, Carolus
Kelas 3
136
Bangsal Elisabeth
Sumber : Profil Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
26