TrafficLight-Matrix (TL-M) merupakan salah satu tabel model pemeriksaan faktor resiko
karies. Fungsi utamanya adalah sebagai peringatan kepada klinisi tentang adanya lingkungan
yang kondusif bagi karies, sehingga adanya satu atau lebih faktor resiko ini dapat
dipertimbangkan dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan. Salah satu faktor dari
lingkungan oral yang harus diperiksa dan dinilai dalam menentukan faktor resiko karies adalah
saliva. Lima faktor yang dinilai dalam tes saliva adalah hidrasi, viskositas, pH, kuantitas, dan
kapasitas buffer.
Merah menunjukkan tidak adanya fungsi kelenjar saliva minor yang dapat
disebabkan oleh dehidrasi parah, kerusakan kelenjar saliva karena radioterapi atau karena
proses patologis, ketidakseimbangan hormonal, dan efek samping obat. Kuning
menunjukkan lambatnya produksi saliva (level ringan) yang dapat disebabkan oleh
dehidrasi dan efek samping obat. Hijau menunjukkan fungsi normal kelenjar saliva
minor.
Pada kasus, hasil pemeriksaan hidrasi saliva 30-60 detik yang menunjukkan
warna kuning yang berarti produksi saliva oleh kelenjar saliva minor lambat.
Salah satu fungsi penting saliva adalah untuk membersihkan debris dari rongga
mulut. Saliva yang berbuih memiliki kandungan air yang lebih sedikit dan memiliki
kemampuan protektif yang lebih rendah terhadap jaringan lunak dan keras yaitu
berkurangnya kemampuan clearance dan ketidakmampuan saliva dalam membentuk
lapisan yang dapat melindungi permukaan gigi.
Pada kasus, viskositas saliva kental menunjukkan warna merah atau berarti dalam
kondisi yang buruk.
pH unstimulated saliva
Permukaan gigi dilapisi oleh lapisan tipis unstimulated saliva, sehingga keadaan
pH saliva dapat mempengaruhi keadaan biofilm pada permukaan gigi.
Langkah:
a. Kumpulkan sampel unstimulated saliva
b. Celupkan kertas pH
c. Tunggu hingga 10 detik, lalu cek level pH
Laju aliran saliva akan meningkat karena adanya rangsangan seperti rangsangan
pengecapan, rangsangan psikologi, ataupun rangsangan akibat perawatan gigi. Aliran
salva akan berkurang pada saat tidur dan pada keadaan takut. Bila aliran saliva menurun,
maka akan terjadi peningkatan frekuensi karies gigi. Jika aliran saliva meningkat, akan
menyebabkan konsentrasi sodium, kalsium, klorida, bikarbonat dan protein meningkat,
tetapi konsentrasi fosfat, magnesium dan urea akan menurun. Dengan meningkatnya
komponen bikarbonat saliva, maka hasil metabolic bakteri dan zat-zat toksik bakteri akan
larut dan tertelan sehingga keseimbangan lingkungan rongga mulut tetap terjaga dan
frekuensi karies gigi akan menurun.
Pada kasus, kapasitas buffernya adalah 5, yang menunjukkan warna merah atau
kondisi buruk.
Oral Biofilm
Pada kasus, aktivitas plak kebiruan atau plak tebal ditandai dengan warna merah
pada traffic light menunjukkan kondisi yang buruk.
Diet
Pada kasus, pasien minum kopi 5 gelas sehari dan merokok 2 bungkus sehari. Hal ini
menadakan warna merah yang menandakan kontrol dietnya buruk
Fluoride
Pada kasus, pasien hanya menggunakan fluor dari pasta gigi, berarti menurut TLM
warnanya adalah kuning.
Indeks Plak
Cara utuk mengukur besarnya tingkat akumulasi plak gigi
Kriteria pernilaian Silness & Loe:
0 = tidak ada plak
1 = plak berbentuk film tipis pada tepi gingiva dan dapat terlihat dengan menggunakan
probe
2 = ketebalan plak sedang pada tepi gingiva, ruang interdental terbebas dari plak dan plak
terlihat dengan mata
3 = akumulasi plak pada banyak pada tepi gingiva dan pada raung interdental
Tiap 4 permukaan dari gigi (bukal, lingual, mesial dan distal) diberi skor dari 0-3. Skor
dari 4 area gigi ditambahkan dan dibagi 4 untuk memberikan indeks plak pada gigi.
Contoh perhitungan:
Sebuah gigi dinilai dari 4 aspek:
Permukaan
Skor
Bukal
2
Lingual
1
Mesial
1
Distal
2
Indeks plak = (2+1+1+2)/4= 1,5
0
0,1- 0,9
1-1,9
2-3
= baik sekali
= baik
= sedang
= buruk
Maka indeks plaknya yaitu (1.5 + 1.3 + 1.2 + 1 + 1.6 + 1.3)/6 = 1.4 (sedang)
Pada kasus indeks plak 2.15 (buruk).
Langkah:
Penilaian:
Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.
Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7-1,8.
Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 1,9-3,0
permukaan
a. Probe tumpul dimasukkan secara perlahan kedalam sulkus gingiva dengan tekanan jari
yang ringan dari dasar papilla ke ujung (tip) nya sepanjang aspek distal dan mesial gigi.
Setelah 20-30 detik satu kuadran telah lengkap dilakukan probing, iintensitas perdarahan
dinilai dalam 4 grades dan dicatat dalam chart
b. Pemeriksaan dilakukan pada permukaan bukal dan lingual elemen gigi, dilakukan di 4
kuadran.
Kuadran 1: bagian palatal
Kuadran 2: bagian fasial/bukal
Kuadran 3: Bagian lingual
Kuadran 4: Bagian fasial/bukal
c. Jumlah dari skor yang ditambahkan menghasilkan Bleeding Number. PBI dihitung
dengan membagi bleeding number dengan jumlah papilla yang diperiksa.
Kriteria Penilaian
0 Tidak ada pendarahan
1 Perdarahan berupa titik
2 Perdarahan berupa garis
3 Segitiga interdental berisi darah beberapa saat setelah probing
4 Perdarahan yang berlebih segera setelah probing, darah mengalir ke daerah interdental untuk
menyelubungi bagian dari gigi atau gingival.
= sangat baik
1,4 - 2,7
= baik
2,8 - 4
= buruk
Pada kasus, skor PBI pasien yaitu 1,43 yang menandakan skor PBInya baik.