Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM

PH-METRI DAN POTENSIOMETRI


1.1

1.2

TUJUAN PRAKTIKUM
:
Mengukur pH larutan
Menstandarisasi larutan HCl
Menentukan konsentrasi larutan NaOH dalam cuplikan
Menentukan kadar karbonat dalam cuplikan
Menentukan kapasitas larutan dapar

DASAR TEORI

PH didefinisikan sebagai logaritma dari kereaktifan ion hydrogen atau untuk


larutan yang encer merupakan konsentrasi dari ion hydrogen. PH-meter pada
dasarnya merupakan voltmeter yang dapat digunakan bersama elektroda kaca
sebagai elektroda penunjuk. Objek yang diukur oleh pH-meter ialah potensial sel,
bukan langsung harga pH larutan. Kaca yang digunakan sebagai elektroda terdiri
dari jaringan silikat yang bermuatan negative yang mengandung sejumlah kation
terutama natrium yang bias ditukar dengan ion hydrogen.
Elektroda gelas sebelum digunakan direndam terlebih dahulu agar molekulmolekul air masuk kedalam kisi-kisi kaca dan akan mengambang, sehimgga proses
pertukaran ion akan maksimum. Dengan kata lain, ion natrium dapat dengan
mudah ditukar dengan ion hydrogen. Oleh karena itu, saat pengukuran perlu waktu
respon bagi elektroda. Bentuk elektroda kaca spesifik yaitu berupa wadah kecil
yang berisi larutan daparasetat atau HCl 0,1 N. Dengan demikian lapisan kaca
mempunyai konsentrasi H+ yang tetap dan diketahui, sedangkan lapisan luar kaca,
konsentrasi H+ nya tergantung pada larutan yang akan diukur.
Batas pengukuran elektroda gelas yaitu 2-12, karena jika lebih dari 12 maka
ion hidroksida (OH-) dapat mengikat ion natrium (Na +), sedangkan jika PpH dibawah
1 maka semua ion Na yang berada pada lapisan gelas akan ditukar oleh ion
hydrogen. Akibatnya tidak terjadi pertukaran ion yang diukur.
LArutan dapar adalah larutan yang pH nya tidak mudah dipengaruhi oleh zat
yang ditambahkan kemudian. Biasanya mengandung asam lemah misalnya asam
asetat, asam borat dan sebagainya beserta garam kalium atau natrium dari asam
lemah tersebut. Larutan dapar sering dibuat dengan cara titrasi dengan membuat
terlebih dahulu larutan garamnya, kemudian ditambahkan asam atau basa secara
perlahan-lahan sampai pH yang dikehendaki tercapai.

POTENSIOMETRI

Potensiometri adalah metode analisa kimia untuk menentukan potensial listrik dengan
menggunakan elektroda dan alat yang digunakan dalam potensiometri ini adalah potensiometer.
Potensiometer merupakan aplikasi langsung dari perasaan Nernst dengan cara pengukuran
potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Persamaan Nernst memberikan
hubungan antara potensial relative suatu elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai
dengan larutan. Dengan pengukuran potensial reversible suatu elektroda,maka perhitungan
aktifitas atau konsentrasi suatu komponen dapat dilakukan.
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang menggunakan
peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda,besarnya potensial elektroda ini tergantung
pada kepekatan ion-ion tertentu dalam larutan.
Beda potensial antara kedua elektroda diukur memakai alat ukur potensial atau alat ukur
pH. Salah satu elektroda dinamakan elektroda indicator, elektroda ini peka terhadap perubahan
keaktifan salah satu species dalam larutan elektroda indicator dikelompokan menjadi dua
kelompok yaitu elektroda logam dengan elektroda membran elektroda lainnya dinamakan
elektroda pembanding dengan harga potensial praktis tidak berubah selama berlangsung
pengukuran.
Beberapa logam seperto perak,raksa,tembaga,dan timbale dapat bekerja sebagai
elektroda indicator.apabila berhubungan dengan suatu larutan dari ionnya, misalnya potensial
yang ditimbulkan pada sepotong kawat perak yang tercelup dalam suatu larutan perak nitrat
berubah-ubah dengan aktifitas ion perak sesuai dengan ramalan persamaan Nernst, kiranya
pemindahan electron reversible terjadi antara permukaan logam dan ion-ion didalam larutan
elektroda jenis ini yang ionnya dapat bertukar secara langsung dengan logam tersebut elektroda
jenis pertama.
Elektroda perak-perak klorida, sebagai suatu elektroda pembanding
merupakan suatu contoh elektroda jenis kedua. Pada suatu elektroda jenis
kedua, ion dalam larutan tidak bertukar eletron secara langsung dengan
elektroda logam.
Suatu elektroda jenis ketiga yang secara luas dipakai adalah
elektroda raksa EDTA. Telah diamati oleh Reilley dan Schmid bahwa
potensial elektroda suatu raksa bersangkut secara reversibel dengan ion-ion
logam lain dalam larutan dengan adanya kompleks raksa (Underwood,
1980).
Elektroda membran berbeda dalam pokoknya dari elektroda logam
yang telah dibahas. Tidak ada elektron yang diberikan oleh atau kepada
membran. Justru sebuah membran membiarkan jenis-jenis ion tertentu untuk
menembusnya, tetepi menahan yang lain. Elektroda gelas, yang digunakan
untuk menentukan pH, merupakan contoh elektroda membran yang paling
luas dikenal (Underwood, 1980).
Bermacam reaksi titrasi dapat dapat diikuti dengan pengukuran
potensiometri. Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan
beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur

sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut


atau secara kontinyu dengan perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi
dengan sel konsentrasi.
a)
Reaksi netralisasi : Titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8.
b)
Reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan: pembentukan endapan
atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Biasanya
digunakan elektroda Ag dan Hg. Beberpa logam dapat dapat dititrasi dengan
EDTA.
c)
Reaksi Redoks : Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada
titrasi redoks. Oksidator kuat (KmnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan
logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam
laritan encer
(Khopkar, 1997).
Dalam suatu ttitrasi potensiometrik, titik akhir ditemukan dengan
menentukan volume yang menyebabkan suatu perubahan yang relatif besar
dalam potensial apabila titran dtambahkan.
Dalam titrasi secara manual potensial diukur setelah penambahan
titran berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas
grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam
banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan. Akan tetapi
jika menyangkut elektroda gelas, seperti dalam kebanyakan titrasi asambasa, suatu peralatan pengukur dengan impedansi masukan tinggi
diperlukan karena adanya tahanan tinggi dari gelas.; digunakan pH meter
khusus. Karena pH meter ini telah menjadi delikian biasa, maka pH meter ini
digunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaanya tidak
diwajibkan (Underwood, 1980).
Ada kemungkinan untuk menentukan tempat titik akhir dengan cara
yang sederhana pada data nyata tanpa menggunakan bantuan suatu grafik,
hanya pengamatan potensial dekat dengan titik ekuivalen yang perlu
direkam.
1.3

ALAT DAN BAHAN

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Alat
pH-meter
Buret
Gelas kimia 100 mL dan 200 mL
Pipet ukur
Statif
Klem
Spatula
Neraca analitik
Labu takat 50 mL dan 100 mL

Bahan
Larutan K2Cr2O7 0,1 N 500 mL
Larutan FeSO4 0,1 N 250 mL
Larutan H2SO4 2,5% 500 mL
Larutan HCl 0,1 N 500 mL
Larutan NaOH 0,1 N 500 mL
Akuades
Air ledeng

10
11
12
13
14
15
16
17

Pipet volume 5 mL dan 10 mL


Pipet tetes
Pengaduk
Botol semprot
Elektroda gelas kombinasi
Bola hisap
Potensiometer
Corong

1.4

CARA KERJA

A. Kalibrasi elektroda dan p- meter


Memasang elektroda kaca pada socket bagian samping dari
pH-meter

Gambar 1. elektroda pada pH meter

Gambar 2. pH meter

Memanaskan pH-metri dengan cara menekan tombol on


(on/off) dan tekan tombol pH lalu tekan stand by

Mengatur tombol slope dU/dpH pada angka 1

Mencelupkan elektroda kedalam larutan dapar pH 7 dan tekan

Mengangkat elektroda sambil membilasnya menggunakan air


Membaca angka yang tertera pada tampilan alat, jika belum
suling lalu mengeringkannya
menunjukkan angka 7, putar tombol ucomp sampai

Mencelupkan elektroda kedalam larutan dapar pH 4 atau pH 9

Mengatur slope dU/dpH sampai tercapai harga 4 atau 9 dan


tekan stand by

Mengangkat elektroda, membilasnya dan mengeringkannya


dengan tisu

Kalibrasi selesai pH-metri siap untuk digunakan

B. Titrasi standarisasi larutan HCl


Menyiapkan buret dan mengisinya dengan larutan HCl 0,1 N

Menimbang 0,1000 gram garam boraks (Na2B4O7.10H2O) dan


melarutkannya sampai 50 mL dengan air suling
Memindahkan larutan boraks kedalam gelas kimia

Mencelupkan elektroda kedalam larutan boraks tersebut dan


mencatat pH awalnya sambil mengaduknya

Menitrasi larutan tersebut dengan larutan HCl dan mencatat pH nya


untuk setiap penambahan 0,5 mL HCl

Melakukan titrasi sampai pH larutan konstan dan menekan tombol


stand by

Mengangkat elektroda, membilasnya, dan mengeringkannya

Membuat kurva hubungan pH dengan volume (mL) larutan HCl

Menentukan titik ekivalennya dan menentukan konsentrasi HCl

C. Penentuan konsentrasi larutan NaOH


Menyiapkan 5 mL larutan NaOH dalam gelas kimia

Mencelupkan elektroda kedalamnya dan menambahkan akuades ke


dalam larutan NaOH sampai elektroda tercelup sempurna

Mencatat pH awalnya dengan menekan tombol meas

Menitrasinya dengan larutan HCl 0,1 N dan mencatat pH nya setiap


penambahan 0,5 mL larutan HCl

Menekan tombol stand by ketika titrasi selesai dan mengangkat


elektroda ,membilasnya serta mengeringkannya

Membuat kurva hubungan pH dengan volume larutan HCl (mL)

Menentukan titik ekivalennya dan menentukan konsentrasi larutan

D. Penentuan pH air
Menyiapkan 50 mL air suling kedalam gelas kimia

Mencelupkan elektroda kedalamnya dan menekan tombol meas lalu

Mengulangi pengerjaan tersebut tetapi mengganti sampel air suling

E. Pembuatan larutan dapar


Menimbang 0,4750 garam boraks dan melarutkannya dalam 50 mL air

Mencelupkan elektroda kedalam larutan tersebut dan mencatat pH

Menambahkan HCl sampai pHnya 9 dan mencatat volume larutan HCl

Menambahkan air suling hingga volumnya 100 ml

Menekan tombol stand by

Mengangkat elektroda, bilas dan keringkan


F. Penentuan kapasitas larutan dapar
Menyiapkan 50 ml larutan dapar pH 9 dari langkah E dalam gelas kimia

Menambahkan 1 ml larutan NaOH dan aduk

Menekan tombol meas dan baca pHnya

Mengangkat elektroda, bilas dan keringkan

Mengulangi pengerjaan 1 sampai dengan 4 menggunakan 50 ml air suling

G. Mengukur Potensial Larutan


Menyiapkan 10 ml H2SO4 dalam gelas kimia

Menambahkan 5 ml larutan FeSO4

Menyiapkan buret dan memasukkan K2Cr2O7ke dalam buret

Memanaskan
Memasang
alat potensiometer
elektroda kacapada
dengan
socket
carabagian
menekan
samping
tombolonpada
dari

Menitrasi larutan tersebut dengan larutan dan mencatat potensionya


untuk setiap penambahan 0,5 mL HCl dengan cara menekan tombol
stand by , mengaduk larutan dan menekan tombol meas

Memasukkan elektroda ke dalam larutan dan mencatat potensial awal

DATA TITRASI BORAKS oleh HCl

Boraks
Volume HCl (mL)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
10
10,5
11
11,5
12

pH

8.82
8.78
8.68
8.57
8.43
8.25
8.08
7.71
6.78
3.68
3.11
2.87
2.73
2.62
2.51
2.44
2.38
2.33
2.27
2.23
2.19
2.17
2.13
2.10
2.07

Normalitas boraks = gram/BE x 1000/v(mL)


Ket :
Valensi Boraks = 2
N1 = Normalitas HCl
BE = 0,5 x Mr = 191
N2 = Normalitas Boraks
N = 0,1/191 x 1000/50
V1 = Volume HCl
N = 0,0104 N
V2 = Volume Boraks
V1.N1 = V2.N2
4,5 . N1 = 50. 0,0104
N1 = 0,523/4,5
N1 = 0,116
Volume HCl yang digunakan untuk
merubah warna adalah 5 mL dan titik
ekivalennya breada di 5 mL

DATA TITRASI NaOH oleh HCl

NaOH 0,1 N
VolumeHCl (mL)
pH
11.08
0
11.04
0,5
10.96
1
10.85
1,5
10.76
2
10.54
2,5
10.29
3
9.68
3,5
6.7
4
3.50
4,5
3.07
5
2.64
5,5
2.62
6
2.5
6,5
2.41
7
2.34
7,5
2.28
8
2.22
8,5
2.16
9
2.13
9,5
2.08
10
2.05
10,5
11 Larutan Dapar2.01
1.99pH
11,5
VolumeNaOH
1.96
12
0
9,04
0,5
9,02
1
9,00
1,5
8,99
2
8,97
2,5
8,95
3
8,93
3,5
8,91
4
8,89
4,5
8,87
5
8,85
5,5
8,83
6
8,81
6,5
8,79
7
8,77
7,5
8,75
8
8,73
8,5
8,70
9
8,68
9,5
8,66
10
8,64
10,5
8,62
11
8,60
11,5
8,57
12
8,54
13
8,49
14
8,44
15
8,39

Ket :
V1.N1 = V2.N2
4,5 . 0,104 = 50. N2
N1 =
Normalitas HCl = 0,104 N
N2 = 0,00936
N2 = Normalitas Boraks
(mendekati 0,01 N)
V1 = Volume HCl =
V2 = Volume Boraks

PENGUKURAN PH AIR

1. pH Air Keran = 9.18

PENGUJIAN
KUALITAS LARUTAN
DAPAR
pH larutan dapar relative tetap . hal ini
menunjukkan bahwa kualitas larutan dapar
sangat bagus

1. Penentuan Konsentrasi K2CrO4


Kurva dibawah merupakan kurva dari data
percobaan 1. Hanya dibuat satu Kurva dari
data yang paling baik.

1000
900

2.78 ; 757

800
700
600
500
400
300
200
100

ml

0
0

Kurva 5. Kurva sigmoid, volume K2CrO4 (x) vs E atau beda potensial larutan (y)
12
10

2.5 ;

8
6
4
2

ml

0
0

Kurva 6. Kurva turunan pertama, volume K2CrO4 (x) dE/dV (y)


Reaksi yang terjadi :
Oksidasi :
Fe2+
Fe3+ + e
}x6
Eosel = -0,771 v
2+
3+
Reduksi : Cr2O7 + 14 H + 6 e
2 Cr + 7 H2O
Eosel = +1,33 v
Cr2O7 2- + 14 H+ + 6 Fe2+
2 Cr3+ + 6 Fe3+ + 7H2O Esel = +0,559 v
Berdasarkan Kurva 5

Berdasarkan Kurva 4

Volume ekuivalen = 2,78 ml

Volume ekuivalen = 2,5 ml

V1 . N1 = V2 . N2

V1 . N1 = V2 . N2

5 . 0,1 = 2,78 N2

5 . 0,1 = 2,5 N2

N2 = 0,18 N

N2 = 0,2 N

PEMBAHASAN
pH metri
Praktikum pH metri mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah mengukur
pH secara cepat dan otomatis. Hal terpenting yang harus dilakukan sebelum
praktikum adalah kalibrasi alat pH meter. Kalibrasi merupakan proses penyesuaian
satuan dalam alat ukur agar suatu alat ukur mempunyai nilai pengukuran yang
mendekati akurat. Proses kalibrasi ph meter ini dilakukan dengan cara memasukkan
elektroda kaca kedalam larutan dapar yang pH nya telah diketahui. pH larutan
dapar yan dipakai adalah pH 7 dan pH 4. Setelah proses kalibrasi selesai , praktikum
selanjutnya adalah standarisasi larutan HCl. Proses standarisasi ini dilakukan
dengan menitrasi larutan Boraks 50 mL 0,0104 N (dihitung dari persamaan) dengan
larutan HCl. Volume HCl yang digunakan adalah 5 mL, dan didapati konsentrasi
larutan HCl melalui persamaan V1N1 = V2N2. Konsentrasi HCl yang didapat adalah
0,104 N , hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi HCl yang sebenarnya adalah 0,104
N. Dalam praktikum standarisasi larutan HCl ini, didapatlah volume HCl yang
diperlukan untuk merubah warna yang juga merupakan titik ekivalen dari titrasi ini
yaitu 5 mL.
Selanjutnya adalah proses prnentuan konsentrasi larutan NaOH 50 mL yang
dititrasi dengan larutan HCl 0,104 N. Volume HCl yang digunakan untuk merubah
warna larutan NaOH adalah 4,5 mL yang juga merupakan suatu titik ekivalen dari
proses titrasi ini. Konsentrasi NaOH didapat melalui persamaan yang sama.
Konsentrasi larutan NaOH yang sebebarnya adalah 0,00936 N. (mendekati 0,01 N)
Kemudian praktikum selanjutnya adalah penentuan pH air suling dan air ledeng
yang diukur dengan pH meter. Air suling mempunyai pH 6,05 dan air ledeng
mempunyai pH 6,42. Hal ini sesuai dengan teori bahwa air suling mempunyai pH
lebih asam karena ion ionnya telah berkurang.

Berlanjut pada praktikum pembuatan dan pengujian kualitas larutan dapar yang
dilakukan dengan cara melarutkan 0,475 gr boraks kedalam 50 mL air suling dan
menitrasinya dengan larutan HCl sampai pH nya 9. Kemudian pengujian dilakukan
dengan cara menambahkan 1 mL larutan NaOH kedalam larutan dapar tersebut dan
didapati bahwa pH larutan relatif tetap. Dengan demikian larutan dapar yang dibuat
mempunyai kualitas yang bagus dan cenderung bisa mempertahankan pH .
Potensiometer

KESIMPULAN
:
Kalibrasi bertujuan untuk membuat suatu alat mendekati akurat
dalam proses pengukuran
Konsentrasi larutan HCl yang diperoleh melalui proses titrasi
(standarisasi) adalah 0,104 N
Konsentrasi larutan NaOH yang diperoleh melalui titrasi dengan
larutan HCl 0,104 N adalah 0,0963 N
PH air suling yang didapat adalah 6,04
PH air ledeng yang didapat adalah 6,42
sifat air suling lebih asam dibandingkan air ledeng
Larutan dapar yang dibuat berkualitas bagus karena dapat
mempertahankan nilai pH disekitar angka 9.
Pootensiometer merupakan alat pengukur potensial secara cepat
dan otomatis
DAFTAR PUSTAKA :
Tim Penyusun .2011.Petunjuk Praktikum Kimia
Analitik,Bandung:Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai