Ungaran
merupakan
daerah
prospek
panasbumi
yang
2. Metodologi
Metodologi yang dipakai dalam penelitian dengan cara langsung datang
ke lapangan manifestasi panasbumi, dengan mengambil sampel fluida pada
kolam air panas di daerah APN1 = gonoharjo, APN2 = Medini1, dan APN3 =
Medini. Fluida dari ketiga sumber air panas dianalisis untuk mengetahui
unsur kimia yang terkandung didalamnya selanjutnya dapat digunakan untuk
perhitungan geotermometer. Berdasarkan hasil analisis geokimia fluida, dapat
diperkirakan tipe air, kedudukan manifestasi dalam sistem panasbumi, serta
suhu reservoir.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil
dari
analisis
kimia
APN1
140,64
0,00
0,00
194,10
82,00
146,60
35,95
0,22
5,76
253,53
0,54
1122,72
7,53
9,84
6,95
APN2
158,82
0,00
0,00
200,80
80,90
155,00
37,82
0,25
9,62
94,51
1,03
1220,70
8,61
16,67
6,97
APN3
166,76
0,00
0,00
220,70
85,10
158,70
38,03
0,26
9,62
97,51
1,42
1387,53
13,45
15,86
6,94
DHL,
umhos/c
m
1685
1300
1400
Lokasi
Cl (%)
SO4 (%)
HCO3 (%)
APN1
APN2
APN3
18.41457
7.180301
6.559881
0.039222
0.078253
0.095529
81.5462053
92.7414453
93.3445905
Dari hasil analisis kimia fluida air panas yang terdapat pada daerah
penelitian diketahui bahwa jenis fluida panasbumi yang ada pada daerah
Nglimut dan sekitarnya merupakan fluida air bikarbonat. Hal ini
dikarenakan dari hasil analisis kimia diketahui unsur HCO3 (bikarbonat)
merupakan unsur yang paling dominan.
Kemudian dilakukan juga analisis dengan diagram segitiga
Giggenbach ternary kandungan relatif Na/1000K/100Mg. Analisis ini
digunakan untuk pendugaan temperatur reservoir dan untuk mengetahui
air yang mencapai keseimbangan dalam litologi. Setelah dilakukan
pengeplotan hasil nilai pada segitiga Na-K-Mg, mataair panas
Gonoharjo, Medini 1, Medini 2 terletak pada im-mature water,
memperlihatkan bahwa temperatur manifestasi yang muncul ke
permukaan
menunjukkan
batuan reservoir
terletak
water
pada
juga
kondisi
juga
telah
mengalami
pengenceran
oleh
air
segitiga
pendidihan
Cl-Li-B
dan
digunakan
pengenceran
untuk
mengevaluasi
berdasarkan perbandingan
3
konsentrasi Cl/100, Li, dan B/4 yang telah diubah dalam satuan
persen. Kemudian dilakukan pengeplotan pada diagram segitiga
Cl/100 Li B/4 untuk setiap sampel mataair panas. Dari hasil
pengeplotan ini dapat diketahui bahwa proses yang terdapat pada
daerah penelitian umumnya terjadi pada zona tepi (outflow). Hal
ini disebabkan
konsentarsi
Cl
kurang
Medini-1 dan medini-2 terletak lebih jauh dari aliran utama sistem
panasbumi dibandingkan lokasi Gonoharjo.