Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Air pendingin (cooling water) adalah air yang dilewatkan melalui alat
penukar panas dengan maksud untuk menyerap dan memindahkan panasnya. Sistem
yang dilalui oleh aliran air pendingin disebut sebagai sistem air pendingin (cooling
water system). Sistem air pendingin dibagi dalam dua jenis, yaitu jenis resirkulasi dan
jenis sekali lewat (once-through). Pada jenis resirkulasi, air pendingin yang telah
digunakan, digunakan kembali untuk keperluan yang sama, sedangkan pada sistem
sekali-lewat air yang telah digunakan langsung dibuang. Jenis resirkulasi dibagi lagi
dalam dua jenis, yaitu resirkulasi terbuka dan resirkulasi tertutup. Pada sistem
resirkulasi terbuka sebagian air yang telah digunakan diuapkan untuk mendinginkan
bagian air sisanya. Pada sistem resirkulasi tertutup, pendinginan kembali tidak dengan
cara memanfaatkan panas laten penguapan, melainkan dengan menggunakan suatu
jenis alat penukar panas. Metoda pengendalian tersebut meliputi sistem air pendingin
resirkulasi terbuka, sistem air pendingin resirkulasi tertutup, dan sistem air pendingin
sekali-lewat.
2.1 Persyaratan Air Pendingin
Air pendingin adalah air yang dilewatkan melalui alat penukar panas (heat
exchanger) dengan maksud untuk menyerap dan memindahkan panasnya. Masalah
yang sering timbul dalam sistem air pendingin adalah :
l. terjadinya korosi
2 pembentukan kerak dan deposit
3. terjadinya fouling akibat aktivitas mikroba

2.2 Karakteristik Air Pendingin


Air pendingin adalah air yang digunakan untuk menyerap panas yang
berlebihan pada reaktor untuk menghasilkan listrik. Karakteristik dari air
pendingin yaitu air tawar yang tahan terhadap radiasi, dan kapasitas panas tinggi.
Air yang digunakan untuk air pendingin yaitu air berat karena mempunyai
kapasitas panas tinggi, tahan radiasi tinggi pada hal ini digunakan pada reaktor
yang menggunakan uranium alam sehingga tampang lintang air kecil. Air laennya
yang digunakan yaitu air bertekanan tinggi dan air biasa.

2.3 Sistem air pendingin


Sistem air pendingin (cooling water) dapat dikategorikan dua tipe dasar, sebagai
berikut :
1. Sistem air Pendingin satu arah ( once through)
Sistem air pendingin (cooling water) satu arah adalah suatu sistem dimana
air pendingin hanya melewati satu kali alat penukar panas dan lalu dibuang
kembali ke kepembuangan atau ke tempat sumber asal air.
2. Sistem air pendingin (cooling water) Sirkulasi Terbuka
Pada sistem sirkulasi terbuka ini, air secara berkesinambungan bersikulasi
melewati peralatan yang akan didinginkan. Transfer panas dari peralatan ke air,
dan menyebabkan terjadinya penguapan air ke udara.
2.4 Masalah yang sering timbul dalam pada seluruh sistem air pendingin
(cooling water)
1. Korosi
Korosi terjadi pada akibat pH rendah, Selain pH ada beberapa jenis
mikroorganisme yang menyebabkan korosi seperti nitrifying bacteria dan Sulfate
Reducing Bacteria (SRB) yang dapat menghasilkan asam sulfida (H2S). Bakteri
ini memiliki kemampuan untuk mengubah ion sufate (SO4) menjadi asam sulfida
(H2S) yang sangat korosif menyerang logam besi, logam lunak. Bakteri ini hidup
sebagai anaerobik ( tanpa udara ).
2. Kerak
Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut dan
material anorganik yang konsentrasinya melanpaui limit control. Metode yang
digunakan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak antara lain :
1. Mengendalikan kerak dengan pH
Dalam keadaan asam lemah ( kira kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling
sering digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam
daerah yang benar dan mengubah kalsium karbonat, Ini memperkecil resiko
terbentuknya kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari
konsentrasi dalam sistem
2. Mengendalikan kerak dengan bleed off

Bleed off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk
memastikan bahwa air tidak pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi
kelarutan dari garam mineral yang kritis. Jika kelarutan ini berkurang kerak akan
terbentuk pada penukar panas.
3. Mengendalikan kerak dengan bahan kimia penghambat kerak.
Ada cukup banyak jenis bahan kimia penghambat kerak dan umumnya
dari jenis bahan kimia organic, baik jenis polymer maupun jenis non polymer.
Sebagai contoh, dari jenis polymer yang cukup banyak digunakan adalah polymer
dari jenis acrylate; Untuk jenis non polymer, phosphonate, EDTA, Polyphospate,
dan sebagainya.
4. Masalah Mikrobiologi
Mikroorganisme juga mampu membentuk deposit pada sembarangan
permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan kotoran
lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower menjadi
terganggu. Mikroorganisme yang terdeteksi di dalam air pendingin adalah algae,
fungi/jamur, dan bakteri.
5. Masalah Kontaminasi
Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas memungkinkan
organisme renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi kualitas
air make up yang digunakan.
Korosi pada Sistem Air Pendingin
Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi pada sistem air pendingin adalah
penyumbatan dan kerusakan pada sistem perpipaan. Kontaminasi produk yang
diinginkan karena adanya kebocoran-kebocoran, dan menurunnya efisiensi
perpindahan panas.
Pembentukan Kerak dan Deposit pada Sistem Air Pendingin Gangguan yang
ditimbulkan oleh terbentuknya kerak antara lain : penurunan efisiensi perpindahan
panas, naiknya kehilangan tekanan karena naiknya tahanan dalam pipa serta
penyumbatan pada pipa-pipa berukuran kecil.
Fouling pada Sistem Air Pendingin

Menara pendingin (cooling tower) merupakan bagian dari sistem air


pendingin yang memberikan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme. Algae dapat berkembang dengan baik pada bagian
yang cukup mendapat sinar matahari, sedangkan lendir (slime) dapat berkembang
pada hampir di seluruh bagian dari sistem air pendingin ini. Mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang tersebut merupakan deposit (foul) yang dapat
mengakibatkan korosi lokal, penyumbatan dan penurunan efisiensi perpindahan
panas. Penggunaan air yang memenuhi persyaratan dapat mencegah timbulnya
masalah-masalah dalam sistem air pendingin. Persyaratan bagi air yang dipergunakan
sebagai air pendingin tidak seketat persyaratan untuk umpan ketel. Contoh
persyaratan untuk air pendingin untuk sistem resirkulasi terbuka ditunjukkan pada
Tabel 6.1.

Slime disebabkan oleh adanya bakteri mikroorganisme yang terbentuk dalam


cooling water. Untuk mencegah bakteri/ mikroorganisme tersebut, diinjeksikan
gas chlorine yang akan mampu membunuh hampir semua mikroorganisme yang
ada. Disamping bakteri, gas chlorine juga mampu menghilangkan fungi/ jamur,
alga/ganggang dan lumut. (Utility Plant, PT PUSRI, Page 8 - 10).
Secara umum elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu steam plant terlihat
pada komponen-komponen antara lain boiler, kondensor, pompa, turbin dan juga
cooling tower. Cooling tower terbagi beberapa macam antara lain:

1) Berdasarkan arah aliran udara masuk


a) Cross flow.
b) Counter current flow.
2) Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower
a) Induced draf (alat bantu berada dibagian puncak tower)
b) Force draf (alat bantu berada dibagian bawah tower)
3) Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu
a) Atmosphere (udara pada kondisi atmosphereric mengalir bebas tanpa
memakai penutup tower).
b) Natural draf (udara mengalir dalam udara pendinginan dari tower namun
kondisi udara belum tentu atmospheric).
Fungsi Cooling Tower
Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower
merupakan bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower
memproses air yang panas menjadi air yang dingin yang digunakan kembali yang
bisa dirotasikan. Cooling tower salah satu alat yang juga mengolah air untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan.
Persyaratan Proses Menara Pendingin
Umumnya batasan operasi cooling tower adalah pada suhu 120 oF.
Temperatur air keluar biasanya lebih rendah dari 120 oF. Pada saat temperatur air
proses melebihi 120 oF perlu dilakukan tahapan evaporasi dengan menggunakan
cooler sehingga tidak terjadi kontak langsung antar air panas dan udara.
Temperatur air terendah yang mungkin didinginkan didalam cooling tower
tergantung pada wet bulb temperatur udara, tetapi ini bukanlah batasan mutlak
karena tekanan uap keluar dan wet bulb temperatur dalam cooling tower disebut
Approach.
Packing
Pengisian packing pada cooling tower harus memenuhi karakteristik sebagai
berikut:
1) Permukaan interfacial antara fuida yang akan didinginkan dengan fluida yang
mendinginkan besar.
2) Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus
terjadi pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower yang
kecil tanpa loading/ fleeding dan presure drop yang rendah untuk gas.
3) Zat inert fluida dapat diproses secara kimia.
4) Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penangan dan
instalasi.
5) Biayanya murah.

Terdapat dua cara pengisian packing, yaitu:


1) Random Packing
Jenis random packing yang digunakan, yaitu:
a) Rasching ring
b) Lessing ring
c) Partition ring
d) Belt saddle
e) Intalox saddle
f) Tellerate
g) Pall ring atau flexiring
2) Regular Packing
Jenis regular packing yang digunakan, yaitu:
a) Rasching ring
b) Doble spiral ring
c) Section through expanded metal packing
d) Wood grids
Water Make-Up
Perlengkapan make up untuk cooling tower terdiri dari penjumlahan
evaporation loss, drift loss dan blown down.
Rumus:
Wm = We + Wd + Wb
Dimana:
Wm
= Water make up.
Wd
= Water drift loss.
Wb
= Water blown down.
Evaporation loss dapat ditentukan dengan persamaan, yaitu:
We = 0,00085 Wc (T1 - T2)
Dimana:
Wc

Sirkulasi water flow (gal/ min pada tower inlet)

T1 - T2

Temperatur air masuk - temperatur air keluar, oF.

Drift adalah air yang naik ke atas (terdorong keatas) pada tower dischange
vapor. Drift loss adalah fungsi dari draft eliminator design yang bervariasi antara
0,1 dan 0,2 % dari air yang di supply ke tower. Perkembangan baru dalam
eliminator design memungkinkan untuk mengurangi menjadi dibawah 0,1 %.
Blown down mengurangi bagian dari sirkulasi air terkonsentrasi terhadap
proses evaporasi untuk menurunkan konsentrasi sistem solid blown dapat

dihitung berdasarkan jumlah siklus dari konsentrasi. Kuantitas blowndown yang


dibutuhkan:
Cycle of concentration =
=

We Wb
Wb
We
1
Wb

atau
We
cycle 1

Wb
=
House Power
Pada cooling tower sumber daya yang digunakan sebagai pengeluar udara
adalah fan atau blower, kecepatan tergantung dari beberapa banyak air yang akan
diinginkan. Jumlah dari fan tergantung pada faktor cooling tower, termasuk type
fill, konfigurasi tower dan kondisi thermal. Untuk menghitung dari output dari fan
adalah sebagai berikut:
Q hs d
Static
= 33.000 12
Dimana:
Q = Volume udara (ft3/ min).
hs = Static head di dalam air.
d = Densitas air pada temperatur ambient (lb/ ft3).
Pump Horse Power
Pompa adalah salah satu bagian yang terpenting dari cooling tower untuk
mengalirkan air dari dasar cooling tower menuju bagian spray pada puncak
cooling tower. Caramenghitung reducing pompa adalah :

Pump bhp
Dimana:
ht =

gal / min (ht )


3.960 ( pump efficiency )

total head, ft.

Operasi Cooling Tower


Penerapan yang nyata dari operasi ini adalah dengan cooling tower. Biasanya
cooling tower ini menyerupai kotak kayu, dimana alat ini mengontakkan air panas
sisa dari proses pendingin ke udara sehingga terjadi proses pendinginan air.
Fungsi kayu yang ada pada bagian cooling tower adalah untuk memperluas

wilayah pertemuan antara air dan udara. Suatu cooling tower biasanya dapat
menekan kebutuhan akan cooling water sebanyak 98 % walau ada juga resiko
terkontaminasi yang disebabkan oleh penjenuhan air oleh uap air. Pada cooling
tower udara dingin dari atmosfer dilewatkan ke bagian bawah cooling tower dan
terjadi panas antara air panas dengan udara dingin. Bila zat cair panas dikontakkan
kepada gas tak jenuh, sebagian dari zat cair tersebut akan menguap dan suhu zat
cair menjadi turun. Pendinginan air dalam jumlah besar dilakukan dalam kolamkolam semprot (Spray Pond).
Kita telah tahu bahwa tujuan dari dibuatnya cooling tower atau menara
pendingin adalah untuk mensirkulasikan air pendingin dengan cara mendinginkan
air itu dan menggunakannya kembali secara berulang-ulang. Air panas yang
biasanya berasal dari kondensor atau unit perpindahan panas lainnya dimasukkan
melalui puncak menara (top tower) dan di distribusikan ke dalam plat-plat melalui
metode cascade kebawah dilengkapi dengan Slat Grating untuk memberikan luas
permukaan yang besar untuk kontak udara dan air. Pada prinsipnya cooling tower
atau menara pendingin adalah jenis bahan isian yang khusus yaitu kayu sipres
yang mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Dalam menara itu
sebagian air menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah dari air panas ke
udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang mengakibatkan turunnya air
dingin dan untuk menjaga keseimbangan air dingin kita hanya perlu
menambahkan air untuk menggantikan air yang hilang karena penguapan atau
angin.
Teori Difusi
Suatu pristiwa difusi melibatkan peresapan satu fluida lainnya misalnya, gas
udara yang mengandung sejumlah kecil uap aseton yang larut dalam air
sedangkan udara tidak larut dalam air. Seandainya campuran udara-aseton
dimasukkan ke menara dimana air akan mengalir secara kontinu sehingga molekul
aseton melekat ke molekul air. Maka molekul aseton dalam lapisan film udara
menyentuh lapisan film liquid dan menyerap dengan cepat oleh larutan tersebut
dalam liquid sehingga konsentrasi aseton dalam lapisan udara lebih kecil
dibandingkan yang terlarut.

Klasifikasi Menara Pendingin


Ada banyak jenis klasifikasi menara pendingin, namun pada umumnya
pengkasifikasian dilakukan berdasarkan sirkulasi air yang terdapat di dalamnya.
Menara pendingin dapat diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu:
1) Menara pendingin basah (wet cooling tower).
2) Menara pendingin kering (dry cooling tower).
3) Menara pendingin basah-kering (wet-dry cooling tower)
Setiap jenis menara pendingin ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing.
Menara Pendingin Basah (Wet Cooling Tower)
Menara pendingin basah mempunyai sistem distribusi air panas yang
disemprotkan secara merata ke kisi-kisi, lubang-lubang atau batang-batang
horizontal pada sisi menara yang disebut isian. Udara masuk dari luar menara
melalui kisi-kisi yang berbentuk celah-celah horizontal yang terpancang pada sisi
menara. Celah ini biasanya mengarah miring ke bawah supaya air tidak keluar.
Oleh karena ada percampuran antara air dan udara terjadi perpindahan kalor
sehingga air menjadi dingin. Air yang telah dingin itu berkumpul di kolam atau
bak di dasar menara dan dari situ diteruskan ke dalam kondensor atau dibuang
keluar, sehingga udara sekarang kalor dan lembab keluar dari atas menara.
Menara pendingin basah dapat dibagi menjadi :
1) Menara Pendingin Basah Aliran Angin Alami (Natural-Draft Cooling
Tower)
Menara pendingin aliran angin alami pada mulanya berkembang di Eropa.
Beberapa unit pertama dibangun di Belanda pada awal abad ke-19 yang terbuat
dari kayu dan akhirnya dibuat dari beton bertulang seperti yang banyak
digunakan sekarang ini. Pada awalnya unit ini berbentuk silinder dan akhirnya
berbentuk hiperbola yang umum dipakai dewasa ini. Alat ini digunakan secara
luas terutama di negara Inggris dan Amerika, unit pertama dibuat tahun 1972.
Menara pendingin aliran angin alami tidak menggunakan kipas (fan). Aliran
udaranya bergantung semata-mata pada tekanan dorong alami. Pada menara
pendingin alami ini tidak ada bagian yang bergerak, udara mengalir ke atas akibat

adanya perbedaan massa jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab
di dalam menara pendingin yang bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer di
sekitarnya. Karena perbedaan massa jenis ini maka timbul tekanan dorong yang
mendorong udara ke atas. Biasanya menara pendingin tipe ini mempunyai tinggi
yang besar dan dapat mencapai ketinggian puluhan meter.
Menara pendingin aliran angin alami dapat dibagi menjadi dua jenis,yaitu:
a) Menara pendingin aliran angin alami aliran lawan arah.
b) Menara pendingin aliran angin alami aliran silang.
Dari kedua jenis menara pendingin ini, menara pendingin aliran angin alami
aliran silang kurang disukai karena lebih sedikit memberi tahanan terhadap aliran
udara di dalam menara, sehingga kecepatan udaranya lebih tinggi dan mekanisme
perpindahan kalornya kurang efisien. Menara aliran angin alami aliran lawan arah
lebih sering digunakan karena mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai
berikut:
1) Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga lebih tahan terhadap
tekanan angin
2) Mampu beroperasi di daerah dingin maupun lembab
3) Dapat digunakan untuk instalasi skala besar.
2) Menara Pendingin Aliran Angin Mekanik (Mechanical-Draft Cooling Tower)
Pada menara pendingin aliran angin mekanik, udara mengalir karena adanya
satu atau beberapa kipas (fan) yang digerakkan secara mekanik. Fungsi kipas di
sini adalah untuk mendorong udara melalui menara (induced-draft) yang dipasang
pada bagian bawah atau atas menara.Berdasarkan fungsi kipas yang digunakan

menara pendingin aliran angin mekanik dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a) Tipe aliran angin dorong (forced-draft).
b) Tipe aliran angin tarik (induced-draft) Pada tipe aliran angin dorong
(forced-draft), kipas yang dipasang pada bagian bawah, mendorong udara
melalui menara. Jenis ini secara teoritis lebih disukai karena kipas
beroperasi dengan udara yang lebih dingin, sehingga konsumsi daya
menjadi lebih kecil. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman jenis ini
memiliki masalah-masalah yang berkaitan dengan distribusi udara,

kebocoran dan resirkulasi udara kalor dan lembab kembali ke menara,


serta masalah pembekuan pada masukan kipas ketika musim dingin.
Mengingat banyaknya permasalahan di atas maka pada saat ini menara
pendingin aliran angin mekanik yang sering digunakan pada instalasi adalah tipe
aliran angin tarik (induced-draft).Pada menara pendingin aliran tarik, udara masuk
dari sisi menara melalui bukaan-bukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah
dan bergerak melalui bahan pengisi (filling material). Kipas dipasang pada puncak
menara dan membuang udara kalor dan lembab ke atmosfer. Aliran udara masuk
menara pada dasarnya horizontal, tetapi aliran di dalam bahan pengisi (filling
material) ada yang horizontal seperti yang terdapat pada menara pendingin aliran
silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal seperti menara pendingin aliran
lawan arah (counter flow).
Aliran lawan arah lebih sering dipakai dan dipilih karena efisiensi termalnya
lebih baik daripada aliran silang. Keunggulan menara pendingin aliran angin
mekanik adalah:
a) Terjaminnya jumlah aliran udara dalam jumlah yang diperlukan pada
segala kondisi beban dan cuaca
b) Biaya investasi dan konstruksinya lebih rendah.
c) Ukuran dimensinya lebih kecil.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1) Satu unit Cooling Tower Armfiel yang dilengkapi dengan pemanas.
2) Aquadest
3) Udara bebas (sebagai media pendingin)
3.2 Prosedur Percobaan
1) Siapkan peralatan cooling tower supaya dapat beroperasi
2) Isi aquadest ke basin
3) Hubungkan cooling tower dengan arus listrik, atur debit air yang
mengalir dan Q sesuai dengan yang dikehendaki.

4) Catat temperatur inlet dan outlet untuk dry bulb dan wet bulb T1 T6
tekanan dan presure drop yang ditunjukan. Lakukan pengambilan data
sebanyak lima kali dengan tekanan yang berbeda-beda.
5) Hitung laju alir udara masing-masing data.

Anda mungkin juga menyukai