Anda di halaman 1dari 11

Untuk zat-zat kimia

Aluminium Sulfat
Natrium Karbonat
Etanol
Nitrobenzena

Tentukan
a.
b.
c.
d.
e.

Nama zat,nama dagang (jika ada)


Rumus molekul dan rumus bangun
Sifat-sifat fisik dan kimia yang menjadi ciri khas
Kegunaan dan penggunaanya (di dalam Industri atau masyarakat)
Cara pembuatan komersil atau industrialnya

1. Aluminium Sulfat
a.Nama zat = Aluminium Sulfat
Nama dagang = Cake Tawas,Filter Tawas,Papermakers Tawas, Alunogenite,Asam
Sulfat,Garam Aluminium (3:2)
b. Rumus Molekul = Al2(SO4)3
Rumus Bangun = c. Sifat Fisik dan Sifat Kimia = Kristal yang berwarna putih, bersifat higroskopik,
Bersifat Asam, Dapat mengendap dalam suasana basa pada penambahan NH4OH, dapat
larut dalam air, tidak berbau
d. Kegunaan dan penggunaan = Pemurnian air dan sebagai mordan dalam zat warna dan
tekstil cetak, mereduksi Ph tanah pekarangan, dalam industry konstruksi aluminium sulfat
digunakan sebagai zat tahan air dan akselerator beton, bahan berbusa dalam busa
pemadam kebakaran, Digunakan sebagai pensil obat penahan darah dan mengurangi
nyeri sengatan dan gigitan serangga

e. Cara pembuatan komersil aluminium sulfat


Pertama melarutkan Al(OH)3 dengan Air
Lalu mereaksikan Aluminium Hidroksida tersebut dengan H2SO4 di dalam reactor
dengan
persamaan reaksi berikut:
2Al(OH)3 + 3 H2SO4
Al2(SO4)3 + 6 H2O

Dalam proses reaksi , suhu cairan dalam reactor secara bertahap


meningkat menjadi tingkat yang sangat tinggi (110 120 C ) dan dibawah
tekanan atmosfer. Dalam beberapa kasus produksi, tekanan ini juga digunakan
dengan suhu sampai sekitar 170 C. Panas yang diperlukan untuk proses tersebut
berasal dari reaksi eksotermik.Konsentrasi normal Al dalam digester adalah rasio
7-9% yang berarti bahwa titik didih sekitar 120 C dan suhu kristalisasi 105110C
Uap dari reactor,terkondensasi di scrubber dengan air segar dan air
diperoleh kembali sebagai hasil daur ulang sebagai air repulping untuk
pencegahan repulping limbah. Dalam operasi normal,produksi aluminium sulfat
sebagai larutan dimasukkan ke sepanjanng daerah/lajur pendingin untuk
pengendapan padatan dengan mengurangi suhu cairan .
Tahap selanjutnya adalah Produksi gumpalan Kristal aluminium sulfat.
Larutan Aluminium Sulfat pada suhu tinggi dipasok dari reactor kemudian
didinginkan di lajur pendingin untuk pengendapan produk padatan aluminium
sulfat hidrat. Proses tersebut mengikuti reaksi sebagai berikut:
Al2(SO4)3 + XH2O
Al2(SO4)3.xH2O
Jika terlalu dingin maka tawas akan mengkristal dan mengendap karena
kelarutannya rendah dalam suasana dingin, akibatnya tawas sulit untuk di cetak.
Setelah proses penghancuran oleh breaker, produk hidrasi diselesaikan di
maturing conveyor
Menghancurkan, Screening, dan Pengepakkan
Produk yang solid blok dari conveyor dihancurkan menjadi bubuk halus
kemudian diangkut ke screen untuk pemisahan produk produk kasar dan halus.
Yang pertama adalah daur ulang untuk crusher lagi,terakhir disimpan
dalam silo produk dan dikemas oleh produk timbangan dan packer sebagai produk
akhir. Oleh karena itu,proses ini dimodifikasi dengan persyaratan spesifikasi
dengan ukuran granular. Gas buang dari penghancur di treatmen oleh bag filter
bersama-sama dengan yang lain mengisap dari layar dan bagian kemasan untuk
pencegahan debu di pabrik.

2. NATRIUM KARBONAT
a. Nama Zat = Natrium Karbonat
Nama dagang = Crystal carbonate; disodium carbonate; soda ash; sal soda; washing
soda; sodium carbonate anhydrous; soda calcined; carbonic acid; disodium salt
b. Rumus Molekul = Na2CO3

Rumus Bangun =

c. Sifat Kimia dan Fisika Natrium Karbonat


Berbentuk padat, serbuk, atau kristal serbuk dan granul
Berwarna putih dan tidak berbau
Berat molekul 105,99
Titik lebur 1563,8F (851C )
Berat jenis 2,532 (air = 1)
Larut dalam air panas dan gliserol, larut sebagian dalam air dingin, tidak larut
dalam aseton dan alkohol.
d. Kegunaan dan Pengunaan
Pembuatan kaca adalah salah satu kegunaan penting dalam natrium karbonat.
Biasa digunakan sebagai tambahan untuk kolam renang untuk menetralkan
efek korosi dari klorin
Menaikkan pH
Penggunaan dalam rumah tangga digunakan sebagai pelembut air dalam
mencuci pakaian.
Natrium karbonat dapat dipakai untuk menghilangkan minyak, oli, dan karat
anggur.

e. Cara Pembuatan skala Industrial Natrium Karbonat


Secara umum ada tiga proses pembuatan natrium karbonat dalam industri yaitu:
1.
Proses Le Blanc
2.
Proses Solvay

3.

Proses Trona

1) Proses Le Blanc
Proses Leblanc adalah proses batch, dimana natrium klorida menjadi sasaran
serangkaian perngolahan, yang akhirnya menghasilkan natrium karbonat.
Pada langkah pertama, natrium klorida dipanaskan dengan asam sulfat
untuk menghasilkan natrium sulfat (disebut kue garam) dan gas hidrogen
klorida menurut persamaan 2.1:
2NaCl(s) + H2SO4(l) Na2SO4 (s) + 2HCl(g)
(2.1)
langkah kedua, cake garam dicampur dengan kapur yang telah dihaluskan
(kalsium karbonat) dan Batu bara (Karbon). Dalam reaksi kimia
berikutnya seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.2 dan 2.3, batubara
(karbon) dioksidasi menjadi karbon dioksida, mengurangi sulfat untuk
sulfida dan meninggalkan campuran natrium karbonat padat dan kalsium
sulfida, yang disebut abu hitam.
Na2SO4(s) +4C(s) Na2S(s) + 4CO(g)
(2.2)
Na2S(s) +CaCO3(s) Na2CO3(s) +CaS(s)
(2.3)
Karena natrium karbonat larut dalam air, tetapi tidak untuk kalsium
karbonat atau kalsium sulfida, abu soda kemudian dipisahkan dari abu
hitam dengan cara mencuci dengan air. Air pencuci kemudian diuapkan
kembali untuk menghasilkan natrium karbonat padat. Proses ekstraksi ini
disebut lixiviation (ESAPA,2004).
2) Proses Solvay
Proses Solvay menghasilkan produk utama berupa natrium karbonat
(Na2CO3), yang dibuat dari air garam (sebagai sumber natrium klorida (NaCl))
dan dari batu kapur (CaCO3) sebagai sumber kalsium karbonat. Proses
keseluruhan meliputi reaksi 2.4.
2NaCl+CaCO3 Na2CO3 + CaCl2
(2.4)
Implementasi aktual dari reaksi ini, secara keseluruhannya cukup rumit.
Penjelasan sederhana dapat diberikan dengan menggunakan empat reaksi kimia
berbeda berinteraksi yang diilustrasikan dalam Gambar dibawah ini

Skema Reaksi Proses Solvay

Pada langkah pertama dalam proses tersebut, karbon dioksida (CO 2)


melewati suatu larutan natrium klorida (NaCl) terkonsentrasi dan amonia
(NH3) dengan reaksi:
NaCl+CO2 +NH3 +H2O Na2CO3 +NH4Cl
(2.5)
Reaksi dilakukan dengan melewatkan air garam terkonsentrasi melalui
dua menara.
a. Pertama, gelembung amonia menguap ke atas menara melalui air
garam dan amonia akan terserap ke dalam larutan garam.
b. Kedua, gas karbon dioksida diumpankan dari bawah menara yang
akan berkontak dengan larutan amonia garam (brine ammonia) yang
diumpan dari atas menara, dan menghasilkan natrium bikarbonat
(NaHCO3) dan (NH4Cl).
Dalam larutan dasar, NaHCO3 kurang larut dalam air dari pada natrium
klorida. Pemulihan Amoniak (NH3) dari larutan NH4Cl, akan
menghasilkan produk samping asam klorida (HCl) bila ada proses
selanjutnya, sehingga mengurangi pengendapan.
Karbon dioksida diperlukan untuk reaksi (2.5) dihasilkan oleh pemanasan
kalsinasi dari batu kapur di kiln pada suhu 950-1100C. Kalsium
karbonat (CaCO3) dari batu gamping dikonversi menjadi kalsium oksida
(CaO) dan karbon dioksida menurut persamaan reaksi 2.6.
CaCO3 CO2 +CaO
(2.6)

Natrium bikarbonat (NaHCO3) yang yang dihasilkan dari reaksi (2.5)


disaring dari amonium klorida (NH4Cl) lalu NH4Cl kemudian direaksikan
dengan kalsium oksida (CaO) yang dihasilkan dari pemanasan batu kapur
pada reaksi (2.6).
2NH4Cl+CaO2NH3 +CaCl2 +H2O
(2.7)
Amoniak dari reaksi (2.7) di daur ulang kembali ke larutan brine pada
reaksi (2.5).
Natrium bikarbonat (NaHCO3) merupakan endapan dari reaksi (2.5),
kemudian dikonversi menjadi produk akhir. Natrium karbonat (Na2CO3)
dihasilkan dengan mengkalsinasi natrium bikarbonat pada temperatur
160-230oC, yang akan menghasilakan air dan karbon dioksida sebagai
produk sampingan, seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.8.
2NaHCO3 Na2CO3 +H2O+CO2
(2.8)
Karbon dioksida dari rekasi (2.8) akan digunakan kembali pada reaksi
(2.5).
Kebutuhan yang besar dalam proses Solvay adalah garam, batu kapur dan
energi panas. Produk samping utama yang didapatkan adalah kalsium klorida (CaCl 2)
pada reaksi (2.7) (ESAPA,2004).
3) Proses Trona
Alkali Extraction Processs
Proses ekstraksi alkali dilakukan dengan cara melarutkan trona (trisodium
hydrogendicarbonate dihydrate) (Na3(CO3)(HCO3)2H2O) mentah dengan
larutan natrium hidroksida, untuk mendapatkan larutan natrium karbonat
menurut reaksi persamaan 2.9.
Na3(CO3)(HCO3).2H2O+NaOH3NaCO3 +3H2O
(2.9)
Selanjutnya natrium karbonat disaring dari larutan induk dan dipanaskan.
Slurry itu disaring dan larutan induk didaur ulang untuk menguraikan
bahan baku. Regenerasi ini dilakukan dengan menambahkan natrium
hidroksida (NaOH) ke larutan induk.
Kristal monohidrat dikeringkan dan dikalsinasi.
Parameter yang paling penting dalam proses ekstraksi dengan larutan basa
adalah suhu pelarutan sodium hidroksida dan suhu evaporator kristalisasi.
Suhu yang tepat untuk penguraian dan evaporator kristalisasi masingmasing adalah 30oC dan 100oC.

3. ETANOL

a. Nama Zat = Etanol,Absolute


Nama dagang = Etil Alkohol,Etil Alkohol anhidrat, Etil Hidrat
Hidroksida Etil,Alkohol Fermentasi,Grain Alkohol
b. Rumus Molekul = C2H5OH

Rumus Bangun =

c. Sifat Kimia dan Fisika Etanol


1) Sifat Fisika
Berat Molekul 46,07 gr/grmol
Titik Lebur -112 0C
Titik didih 78,4 0C
Densitas 0,7893 gr/ml
Indeks bias 1,36143 cP Viskositas 200C 1,17 cP
Panas penguapan 200,6 kal/gr
Merupakan cairan tidak berwarna
Dapat larut dalam air dan eter
Memiliki bau yang khas
(Sumber : Perry,1999)
2) Sifat Kimia
Merupakan pelarut yang baik untuk senyawa organic
Mudah menguap dan mudah terbakar
Bila direaksikan dengan asam halida akan membentuk alkyl halida dan air
CH3CH2OH + HC=CH
CH3CH2OCH=CH2
Bila direaksikan dengan asam karboksilat akan membentuk ester dan air
CH3CH2OH + CH3COOH
CH3COOCH2CH3 + H2O
Dehidrogenasi etanol menghasilkan asetaldehid
Mudah terbakar diudara sehingga menghasilkan lidah api (flame) yang
berwarna biru muda dan transparan, dan membentuk H2O dan CO2.
d. Kegunaan dan Penggunaan

Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut (kadang-kadang disebut
sebagai etanol sintetis)

Sebagai minuman
Sebagai bahan bakar motor
Digunakan dalam bidang farmasi
Pelarut (vanilla atau ekstrak lain di rumah seringkali larutan etanol) dan
seabagai antiseptic (pencuci mulut mengandung alcohol 5% - 50%
Etanol dapat ditambahkan ke dalam bensin sebagai pengganti MTBE (methyl
tertiary buthyl ether) yang sulit didegradasi sehingga mencemari lingkungan

e. Cara Pembuatan skala Industrial Etanol


TAHAP-TAHAP PROSES

Pengolahan tetes
Fungsi : untuk mendapatkan kondisi optimum fermentasi (pH, konsentrasi gula &
pemakaian nutrisi)
a) Konsentrasi tetes diencerkan dari 85o Brix 12o Brix
b) pH 4 5
c) Nutrisi tambahan : garam (NH4)2SO4 (Amonium Sulfat) atau (NH4)3PO4
(Amonium Fosfat)

Sterilisasi Tetes
Fungsi : untuk mencegah kontaminasi dengan mikroba
Proses : pasteurisasi dengan pemanasan uap pada suhu 750C kemudian
didinginkan selama 1 jam sampai suhu 300C

Pengembangbiakan Ragi
Fungsi : untuk memperbanyak sel ragi
Proses : dilakukan dengan cara bertahap untuk adaptasi lingkungan dari skala
kecil s/d skala besar.Pengembangbiakan dilakukan dalam kondisi aerob

Fermentasi
Kondisi operasi : Kepekatan nira 240 Brix,Kadar gula 15 %,pH 4 5,Anaerob
Proses berlangsung selama 30 40 jam.
Gas CO2 yang terjadi ditampung dalam tangki & direcovery Kadar alkohol 8
10 %.
Cairan hasil fermentasi ini disebut bir (beer)

Destilasi
Fungsi : untuk memisahkan air dari campuran air-alkohol
Hasil :alkohol 96% (konsentrasi maksimum)

Jika diinginkan alkohol absolut maka perlu proses tambahan yaitu dengan
dehydrating still
Langkah-langkah destilasi :
a) Kolom beer : untuk memisahkan etanol dengan cairan Td rendah hasil
alkohol 40 45%
b) Kolom Rektifikasi: alkohol dipisahkan dari campuran minyak fusel
c) Kolom Pemurnian: pemisahan etanol dari aldehida & zat yang mudah menguap
hasil alkohol 96 %.

4. NITOBENZENA
a. Nama zat = Nitrobenzene
Nama Dagang = Essence of Mirbane, essenceofmirbane, NCI-C60082,Nitrobenzeen
Nitrobenzen, nitro-benzen, Oil of Myrbane-, 1-nitrobenzene
b. Rumus Molekul = C6H5NO2

Rumus Bangun =

c. Sifat Fisika dan Kimia


1) Sifat-sifat fisika nitrobenzen :
Zat cair berwarna kuning.2.
Titik didih 210,8 oC
Titik cair 5,7 oC
Indeks bias 1,5530
Berat jenis 1,2037 g/mL
Berat molekul 123 g/mol
2) Sifat-sifat kimia nitrobenzen :
Nonpolar.
Tidak larut dalam air.
Mudah menguap dan terbakar.

Larut dalam eter.


Bersifat karsinogen terutama dalam keadaan uap.
Jika direduksi membentuk anilin.
Tidak dapat dioksidasi dalam larutan KMnO.
seperti alkena.
Tidak dapat diadisi oleh Br2,H2O, dan KMnO4.
bisa terjadi bila ada UV.
Mengalami reasi alkilasi dengan katalisator AlCl.

d. Penggunaan dan Kegunaan

Untuk pembuatan aniline


Untuk membuat parfum dalam sabun
Semir sepatu
Campuran Pyroclin Nitrobenzene (C6H5NO2)
Secara umum digunakan dalam pembuatan aniline dan zataditif pada karet
sebagai anti-oksidant

Nitrobenzene

crude

To aniline
production

Nitro
benze
ne

Water, dilute
sodium
carbonate

mixe
acid

Nitrator

separator

Benzene

washer

column

e. Cara Pembuatan skala Industrial NitroBenzene

Nitrobenzene
(refined)

Wash water
waste
waste
Spent acid to
recovery
Diagram alir produksi Nitrobenzene di industry

H2SO4

C6H6 + HNO3

C6H5NO2 + H2O

Proses:

Benzene direaksikan dengan campuran asam (Komposisi 60%-53% asam sulfat,


32%- 39% asam nitratdan 8% air) di dalam nitrator dengan tempertaur dijaga
50-55C
Campuran hasil dari nitrator dilanjutkan ke separator di mana sisa asam dipisahkan
dan diambil dari bagianbawah separator.
Hasil atas dari separator adalah nitrobenzen mentah yang bisa digunakan untuk
produksi anilin
Nitrobenzen mentah dilanjutkan ke pencuci di mana nitrobenzen dicuci dengan air
dan natrium karbonat encer dan dicuci lagi dengan air.
Nitrobenzen yang telah dicuci kemudian dilanjutkan ke menara destilasi untuk
dimurnikan.
Hasil dari menara destilasi adalah nitrobenzene murni dengan kadar 95%-98%

Anda mungkin juga menyukai