Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

Clinical Course of Retinoblastoma


Oleh :
Dyah Fitri Aprilina
112011101075
Dokter Pembimbing:
dr. Bagas Kumoro, Sp.M
SMF/LAB. ILMU KESEHATAN MATA
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2015

ABSTRAK
Tujuan
Untuk menentukan manifestasi klinis dan hasil pengobatan untuk pasien dengan
Retinoblastoma(Rb) di Rumah Sakit Mata di Pakistan Barat

Metode
Penelitian ini dilakukan secara prospektif pada Rumah Sakit Mata tersier di
Pakistan. Pasien dengan diagnosis Retinoblastoma yang terdaftar antara bulan
Januari 2006 dan Desember 2009. Semua rincian demografi termasuk usia,
jenis kelamin, usia pada saat gejala muncul, lateralitas, dan riwayat
Retinoblastoma pada keluarga.
Modalitas pengobatan termasuk terapi focus dengan cryotheraphy atau
photocoagulation laser, kemoterapi dengan atau tanpa focus, enukleasi dan
eksentrasi.

ABSTRAK
Hasil
- Usia rata-rata pada pasien dengan Retinoblastoma adalah sekitar
usia 6-50 bulan, dan gejala yang sering muncul adalah leucocoria.
Biasanya pasien penderita Retinoblastoma terjadi secara
unilateral. Dan terapi pengobatan pada Retinoblastoma yang
signifikan adalah menggunakan terapi chemoreduction

Kesimpulan
- Sebagian besar anak- anak dengan penderita Retinoblastoma
menunjukkan stadium lanjut dari tumor pada saat di diagnosis.
- Untuk meningkatkan angka kesembuhan dan kelangsungan hidup pasien
membutuhkan diagnosis lebih dini dan pencegahan lebih awal.

PENDAHULUAN
Retinoblastoma merupakan penyakit keganasan mata yang paling umum sering
terjadi pada anak-anak. Kasus Retinoblastoma tercatat sekitar 15,000-20,00 dari
kelahiran hidup. Dengan penemuan terbaru serta diagnostik pengobatan yang lebih
baik hasil pengobatan Retinoblastoma sangat meningkat di negara-negara maju.
Berbeda dengan manajemen protokol sebelumnya dimana enukleasi sinar radiasi
eksternal dianggap penting dalam manajemen Retinoblastoma, untuk sekarang lebih
ditekankan pada terapi fokal dan kemoterapi. Hal ini bisa meningkatkan memiliki
kepastian untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup pasien.
Di era ini, pada negara yang belum berkembang

masih banyak menghadapi

tantangan dalam manajemen Retinoblastoma. Bagaimanapun hasil dari penelitian


ini untuk menentukan presentasi klinis dan manajemen Retinoblastoma di perawatan
Rumah Sakit Pakistan.

METODE
- Penelitian ini dilakukan secara prospektif pada Rumah Sakit Pakistan
dengan diagnosis Retinoblastoma antara bulan Januari 2006 dan
Desember 2009.
- Data penelitian ini di analisis menggunakan data dengan SPSS, sehingga
hasil statistik deskriptif diperoleh dari mean SD (waktu, usia,
termasuk penyakit unilateral atau bilateral, jumlah kasus per tahun,
jumlah presentasi antara laki-laki dan perempuan, serta pengobatan yang
digunakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien).
- Sedangkan uji Kaplan-Meier diaplikasikan untuk menganalisis pada
kelompok ICRB yang berbeda. Kelangsungan hidup pasien dihitung dari
minimal 1 tahun pasien sembuh dari kanker.

HASIL
Jumlah pasien 139 dari 177 pasien didapatkan :
-2006 57(32,2%)
-2007 48(27,1%)
-2008 37(20,9%)
-2009 35(19,8%)
A.Unilateral atau Bilateral Diseases
-Unilateral : 101(72,7%)44 laki-laki
57 perempuan
-Bilateral : 38(27,3%) 24 laki-laki
14 perempuan
B.Usia Rata-rata
- 24,0510,74 bulan 6-50 bulan
- Unilateral : 25,7810,66 bulan 9-50 bulan
-Bilateral : 19,479,67 bulan 6-45 bulan

C. Riwayat Keluarga
-Unilateral : 2 pasien 1,98%
-Bilateral : 5 pasien 13,15 %
D. Gejala Lecocoria : 78 pasien 44,1 %
E.Gejala Strabismus : 22 pasien 12,4%
F.Gejala Uveitis : 18 pasien 10,2%
Data kelompok ICRB
- Bilateral : Grup A 6 pasien
Grup B 14 pasien
Grup C 10 pasien
Grup D 2 pasien
Grup E 44 pasien
-Unilateral : Grup C 2 pasien
Grup D 8 pasien

G. Riwayat Pengobatan
-Enukleasi 112(70%)
- Eksentrasi 12(7,5%)
- Radioterapo post eksentrasi 2 pasien (16,66%)

PEMBAHASAN
Usia rata-rata pasien pada penelitian ini menunjukkan bahwa jedah antara
waktu pertama kali mendapatkan gejala dengan memulai pengobatan menjadi
alasan angka kelangsungan hidup rendah serta adanya pasien yang hilang
dalam pengobatan sebelum usia 1 tahun juga telah memberikan kontribusi
rendahnya angka kelangsungan hidup.
Dalam penelitian ini pasien yang lahir dari orang tua yang berpendidikan dan
memiliki riwayat penyakit tersebut melaporkan lebih awal, ini mencerminkan
kebutuhan adanya pendidikan kesehatan di masyarakat. Perilaku orang tua
dalam menangapi penyakit Retinoblastoma pada anaknya juga ikut
berpengaruh, untuk menghindari cacat fisik orang tua di negara yang belum
berkembang kembali ke pengobatan alternatif, sehingga meningkatkan

PEMBAHASAN
Angka morbiditas dan mortalitas akibat keterlambatan dalam penanganan.
Peneliti meyakini bahwa kejadian Retinoblastoma di daerah Pakistan jauh lebih
tinggi dari yang dilaporkan di seluruh dunia, akibat kurangnya pelayanan
kesehatan yang kurang baik dan sistem rujukan, sehingga menyulitkan untuk
mengetahui masalahnya. Maka dari itu diperlukan adanyaprogam intensif
deteksi dini nasional serta pembaruan protokol pengobatan. Mendidik orang tua
dan dokter juga diperlukan untuk meninhkatkan hasil klinis dan angka
morbiditas serta mortalitas.

KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa Sebagian besar anak- anak dengan penderita
Retinoblastoma menunjukkan
stadium lanjut dari tumor pada saat di
diagnosis.Untuk meningkatkan angka kesembuhan dan kelangsungan hidup
pasien membutuhkan diagnosis lebih dini dan pencegahan lebih awal.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai