PRAKTIKUM GENETIKA
MEIOSIS
OLEH :
KELOMPOK : 1 B
ANGGOTA
ASIS TEN
(1410421008)
NURAINI SAGALA
(1410421016)
NABILA TSOERAYYA GP
(1410422028)
FIRHAM YASRA
(1410422036)
ELSA ROHMAH
(1410422044)
LABORATORIUM TEACHING II
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2016
I. PENDAHULUAN
yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada
tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti (Ritonga dan Wulansari,
2010).
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah.
Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan
jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua
kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II
(meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada
sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II,
terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya
profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan
telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu
sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung
jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk (Suryo, 2005).
Pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis,
karena terjadi dua kali siklus pembelahan. Pada meiosis terjadi perpasangan
kromosom homolog dan segregasi kromosom secara bebas. Pembelahan pertama dari
meiosis disebut pembelahan reduksi. Meiosis pertama mengubah inti dari suatu
meiosit yang mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung
kromosom n. Jumlah kromosom direduksi saat pasangan kromosom homolog
terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau meiosis kedua. Miosis
kedua mengubah dua hasil dari pembelahan meiosis pertama menjadi 4 inti haploid
(Ritonga dan Wulansari, 2010).
1.2 Tujuan
Untuk mengaplikasikan teknik pembuatan preparat kromosom hewan, pengamatan
strukturnya serta menentukan fase-fase pembelahan meiosis sel yang teramati pada
testis belalang.
Sel digolongkan menjadi 2 kelas utama, yaitu sel prokariot dan sel eukariot.
Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada keberadaan membran inti yang
membatasi inti sel dan sitoplasma. Organisme prokariot tidak memiliki membran inti
dan eukariot memiliki
menghasilkan sel anak yang identik dengan induk, maka meiosis menghasilkan sel
anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain itu, meiosis menghasilkan sel anak
yang berbeda dengan induknya (Farabee, 2000). Perbedaan mitosis dan meiosis yaitu
pada mitosis tidak terjadi crossing over dan pembentukan kromosom homolog,
terjadi pada sel tubuh untuk regenerasi atau pertumbuhan sel, satu sel induk
menhasilkan dua sel anak yang bersifat identik, jumlah kromosom induk sama
dengan jumlah kromosom anakan dan pembelahan sel hanya terjadi sekali. Meiosis
mengalami dua kali pembelahan, terjadi reduksi jumlah kromosom untuk menjaga
jumlah kromosom terakhir tetap sama, dan satu sel induk menjadi empat sel anak
yang tidak samua identik karena terjadi crossing over (Campbell and Reece, 2010).
Pada pembelahan meiosis terdapat dua macam pembelahan yaitu pembelahan
reduksi (meiosis I) dan pembelahan sel (meiosis II). meiosis II melakukan
pembelahan
yaitu petukaran gen antar kromosom homolog. Siklus hampir sama dengan mitosis,
tetapi dalam meiosis menghasilkan 4 sel anakan dengan kromosom haploid (n).
(Campbell and Reece, 2002).
Meiosis memegang peran penting dalam pembentukan sel gamet dalam
kelenjar kelamin (gonad), yang terjadi di testis pada hewan jantan, serta ovarium
pada hewan betina. Pada tumbuhan berbiji, meiosisi terjadi pada kepala benang sari
dan kandungan lembaga. Pada tumbuhan lumut, meiosis terjadi di sporogonium
dan di sporangium pada tumbuhan paku (Pratiwi, 2004)
Proses meiosis pada manusia terjadi pada sel gamet, yaitu spermatogenesis
pada pria dan oogenesis pada wanita. Spermatogenesis yang merupakan proses
pembentukan spermatozoa terjadi didalam testis. Spermatozoa berasal dari sel
primordial yang mengandung 44 autosom dan 2 genosom. Spermatozoa yang siap
membelah dinamakan spermatosit primer (2n), spermatosit tersebut melakukan
meiosis I dan menghasilkan 2 buah spermatosit sekunder (n). spermatosit sekunder
kemudian melakukan pembelahan meiosis II menghasilkan 4 spermatid yang akan
berkembanag menjadi spermatozoa haploid yang memiliki 22 sel autosom dan 1 sel
gonosom. Sama seperti proses spermatogenesis, oogenesis mengalami dua kali
pembelahan yang dimulai dengan terbentuknya oosit primer (2n) mengalami meiosis
I menjadi oosit sekunder (n) dan badan kutub kemudian membelah lagi
menghasilkan 1 ovum dan 3 badan kutub (suryo, 2011).
kloroform dan ditaruh dibagian kepala belalang, ditunggu beberapa saat sampai
belalang tidak aktif lagi. Dipotong bagian ventral belalang dengan menggunakan
gunting bedah. Diambil testis belalang dengan menggunakan jarum bertangkai dan
direndam dalam larutan NaCl 0,9%. Ditaruh testis belalang diatas kaca preparat dan
diwarnai dengan aceto-orcein 2%, sebanyak 1 tetes (dibiarkan 10 menit). Ditutup
onjek testis dengan cover glass dan dilakukan squash agar tidak terjadi gelembung
pada objek dan sekitarnya.Diamati fase-fase meiosis dibawah mikroskop dengan
perbesaran 40x10. Digambar fase-fase yang ditemukan dan diberi keterangan.
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa fase meiosis, diantaranya:
profase I ( leptoten, pakiten dan diakinesis), anafase I, telofase I, interfase II, profase
II, metafase II, dan telofase II. Fase meioses lainnya tidak dapat diamati karena
kurangnya ketelitian praktikan dalam proses pembuatan preparat.
4.1 Fase Profase 1
4.1.1 Fase Leptoten
4.3 Telofase 1
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada fase Profase I, Leptoten merupakan fase saat benang kromatin mulai
terbentuk dan terlihat didalam sel.
2. Fase Pakiten merupakan fase saat kromosom homolog berpasangan.
3. Fase diakinesis adalah saat kromosom mulai bergerak kearah ekuator.
4. Fase Anafase I merupakan fase saat kromosom mulai bergerak kearah kutub yang
berlawanan.
5. Pada fase Telofase I, terjadi pembelahan sel dan kromosom telah berada di ujung
kutub sel yang baru.
6. Pada Fase Interfase II, tidak terjadi proses replikasi DNA seperti pada interfase
yang pertama.
7. Fase Profase II, benang kromatin mulai terbentuk dan memendek.
8. Pada Fase metafaseII, kromatin mulai merapat kearah ekuator sel.
9. Fase Telofase II, sel mengalami sitokinesis dan nukleus akan kembali terbentuk.
5.2 Saran
Pada praktikum Meiosis ini, diharapkan kepada praktikan agar mengetahui cara kerja
dan mengetahui proses-proses meiosis. Selain itu praktikan harus berhati melakukan
proses squash agar preparat tidak rusak dan bisa diamati dobawah mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts,
B.
dkk.
2002.
Gambaran
Umum
dari
Siklus
Sel.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mboc4.section.3169.
(diakses pada 25 Maret 2016)
Campbell, N.A., J.B. Reece. 2010. Biologi. Terjemahan dari biology oleh wulandari,
D.T erlangga, Jakarta.
Campbell, Reece Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Cooper,