VARICES Esofagus
VARICES Esofagus
VARICES
OESOPHAGUS
PEMBIMBING :
DR.dr. SUYANTO SIDIK,SpPD-KGEH
PENYUSUN :
RISMA W. LUBIS
030.92.148
KATA PENGANTAR
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) yang
bermanifestasi sebagai hematemesis dan melena akibat
varises esofagus dapat ditemukan dalam praktek seharihari dan merupakan salah satu keadaan darurat dalam
bidang gastroenterologi.
Dalam
kepustakaan
Barat
dilaporkan
angka
tahun
terakhir,
walaupun
telah
banyak
dicapai
setiap
tahunnya
dengan
angka
kekerapan
ditemukan
rata-rata
200-300
kasus
SCBA
Di
di
negara-negara
negara-negara
peringkat
teratas
Barat
Barat
ulkus
(50-60%)
dan
di
peptikum
dan
varises
esofagus
menduduki
peringkat
pertama
penyebab
perdarahan SCBA.
Angka kematian pada perdarahan pertama akibat
pecahnya varises esofagus sekitar 30-50%, hampir 2/3nya
meninggal
dalam
waktu
satu
tahun.
Kematian
terjadi
renjatan
dan
dapat
pula
akibat
yaitu
pencegahan
perdarahan
varises,
pencegahan
agar
primer,
pencegahan
tidak
terjadi
agar
tidak
terjadi
sekunder
yaitu,
perdarahan
ulang,
dapat melakukan
upaya
varises
mempunyai
manifestasi
ini
maka
pengetahuan
klinis
dan
diharapkan
mengenai
penatalaksanaan
para
patofisologi,
perdarahan
dokter
BAB II
PEMBAHASAN
ANATOMI ESOFAGUS
Esofagus
dimulai
dari
tepi
bawah
kartilago
ditinjau
secara
anatomis,
esofagus
tepi
bawah
kartilago
krikoidea,
yaitu
pada
permulaan esofagus.
2. Di belakang bifurkatio trakhea. Pada tempat ini
esofagus terletak di antara trakhea, bronkhus dan
aorta.
3. Tepat diatas dan didalam hiatos esofagus.
Secara fisiologik, esofagus adalah salah satu
bagian dari traktus gastrointestinal yang aktif dan secara
anatomik merupakan bagian yang tergolong sederhana.
Fungsi esofagus terutama untuk penelanan yaitu akan
mendorong dan meneruskan makanan, karena :
a. Kontraksi
dari
otot-otot
yang
menyebabkan
untuk
makanan
cair,
maka
fungsi
dari
hanya
anemia
dengan
perdarahan
Perdarahan
SCBA
karena
pecahnya
varises
karena
dapat
mengancam
jiwa
serta
dapat
tingginya
tekanan
portal
dan
ukuran
dari
varises
anastomosis
porto-sistemik
dan
yang secara
portal
merupakan
suatu
faktor
dalam
gaster
atau
duodenum)
atau
pada
gastropati
hipertensi portal.
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertensi
portal adalah :
I.
Kelainan-kelainan intrahepatik.
a. Virus hepatitis
b. Sirosis portal
c. Sirosis biliaris
d. Tumor primer dan metastatik
e. Parasit :
Leishmaniasis donovani (kala azar)
7
Schistosomiasis
Fassioliasis hepatika
Klonorkhiasis
f. Trombosis dari V. hepatika (penyakit
Chiari)
g. Amyloidosis hepatika
II.
Kelainan-kelainan
ekstrahepatik
(Bantis
Syndrom)
1. Intrahepatik
Stenosis dari V. porta
- Aplasia congnita
- Flebosklerosis
Kompresi pada vena
- Proses inflamasi
- Kista (mesenterik, pankreatik)
- Tumor
(retroperitoneal,
intraperitoneal )
- Aneurisma arteri (aortik, splenik)
Trombosis dari vena
- Primer, spontan
- Traumatik
- Tromboflebitis
Fistula arteriovenosa
2. Suprahepatik
Dekompensasio kordis
Perikarditis konstriktiva
Penyebab-penyebab yang tidak diketahui
8
Pada penderita dengan hipertensi portal presinusoidal, fungsi hati biasanya baik yang merupakan hal
yang penting bila pembedahan shunt dipertimbangkan.
Penderita dengan hipertensi portal intrahepatik atau post
sinusoidal mungkin mengalami kegagalan hati bila varises
memecah.
Gambaran klinik :
Hipertensi portal mungkin ditemukan secara kebetulan
atau pada waktu mencarinya pada penderita sirosis,
mungkin terjadi lambat laun dengan dispepsia yang tidak
jelas
dan
atau
anemia
atau
secara
akut
dengan
terdahulu
alcohol,
atau
perdarahan,
ikterus,
riwayat
sepsis,
trauma
obat-obatan
dan
abdomen
atau
pembedahan.
Tanda-tanda
abdomen,
berupa
splenomegali,
dilatasi
ascites
vena
atau
dinding
hemoroid.
sulit
ditangani
daripada
varises
esofagus,
ensefalopati.
Faktor-faktor
resiko
yang
sebaiknya
diimplikasikan
sebagai
sumber
10
boleh
dikata
sukar
dilihat
di
submukosa,
mulai
terlihat
Tingkat 4
Tingkat 5
terlihat
penonjolan
serta
berkelok-keloknya varises.
Klasifikasi
tersebut
dimaksudkan
untuk
ikut
pengertian
bahwa
esofagus
dalam
kedalam
lumen
sampai
setengahnya.
Penonjolan kedalam lumen sampai lebih dari
setengah dari lumen esofagus.
2. Bentuknya
Dibedakan 3 macam bentuk varises esofagus, yaitu :
12
atau
tanpa
adanya
kelainan
pada
mukosanya.
Penekanan
(congested),
ialah
penonjolan
mukosa
dan
dengan
tanda-
tanda perdarahan.
Varises
yang
mengeluarkan
berdarah,
darah
ialah
segar
varises
karena
yang
adanya
terdapatnya
bekuan
atau
pigmen
darah
Klasifikasi
digunakan meskipun
Omed
ini
belum
banyak
KLASIFIKASI
PERHIMPUNAN
ENDOSKOPI
GASTROINTESTINAL JEPANG.
Kemudian Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal
Jepang membuat klasifikasi yang disebut Endoscopio
Diagnosis and Classification of Esophageal Varices in
Japan. Klasifikasi ini didasrkan atas tanda-tanda yang
dilihat pada pengamatan pemeriksaan endoskopi yang
13
warna
yang
dilihat
dengan
mata
pada
berlainan,
yang
banyak
tergantung
dri
varises
yang
memanjang
dan
menyerupai cambuk.
Cherry Red Spot (CRS),
Ialah bintik-bintik merah yang banyak dengan
diameter lebih dari 2 mm, terdapat pada
dinding varises.
Hemato Cystic Spot (HCS),
Ialah tanda warna merah yang lebih besar, lebar
dan kistik. Terdapat pada varises yang besar
dan merupakan resiko tinggi untuk terjadinya
perdarahan.
14
tidak
terdapat
permukaan
yang
Varices, oesophageal,
Fig.1
Varices, oesophageal,
Fig.2
renjatan.
Perdarahan
15
SCBA
berbeda
dengan
bahwa
kemungkinan
telah
terjadi
telah
terjadi
kehilangan
volume
darah
sekitar 40%.
Penilaian
berkala
hemoglobin
dan
hematokrit
perdarahan
sebagian
besar
varises
berwarna kemerahan.
Diagnosis :
Pada varises esofagus yang tidak menimbulkan
perdarahan, biasanya tidak memberikan keluhan, sukar
dapat dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik, oleh
16
Pada
penderita
hematemesis
sebagai
rontgenologik
dan
endoskopik,
guna
rontgen
harus
dilakukan
pada
diagnosis,
keabu-abuan
akan
atau
terlihat
biru
varises
yang
kemerah-merahan.
BAB III
PENATALAKSANAAN
17
SCBA,
apapun
penyebabnya
termasuk
cairan
biasanya
dengan
memberikan
dipasang
dua
jalur
infus
dengan
jarum
dapat
kita
perkirakan
18
bahwa
perdarahan
injeksi
vitamin
dan
asam
traneksamat.
akan
berhenti
penatalaksanaan
secara
resusitasi,
spontan
sehingga
setelah
eksplorasi
Terdapat
dua
pilihan
yaitu,
endoskopi
Endoskopi
tidak
hanya
tetapi
juga
emergensi
untuk
dapat
seyogyanya
menentukan
dilakukan
sumber
endoskopi
Antibiotik
Pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian
atas
50%
memungkinkan
terjadinya
infeksi
atau
tanpa
dapat
disertai
diberikan
sepsis.
secara
oral
Treapi
atau
obat
menghentikan
ini
diharapkan
perdarahan
20
melalui
dapa
efek
vasokonstriksi
sehingga
pembuluh
menyebabkan
darah
splanik
penurunan
aliran
menurunkan
sehingga
dapat
aliran
darah
menimbulkan
koroner,
insufisiensi
koroner akut.
Somatostatin dan Octreotide.
Beberapa
penelitian
efektifitas
golongan
menghentikan
melaporkan
obat
perdarahan
ini
SCBA
bahwa
dalam
akibat
dengan
skleroterapi
emergensi
ini
dapat
perdarahan
ulang
mencegah
terjadinya
setelah
tindakan
21
pipa
dan
Pemasangan
dua
balon
tamponade
lambung
balon
ini
dan
esofagus.
hanya
bersifat
menggunakan
etoksisklerol,
penyuntikan
22
memerlukan
tindakan
skleroterapi
lanjutan.
ligator
yang
dikembangkan
oleh
Subbagian
Cipto
mangunkusumo
Jakarta,
ada
pengalaman
skleroterapi
dan
ligasi
maupun
terapi
endoskopi
dan
terapi
farmakologik
dengan
24
BAB III
KESIMPULAN
Perdarahan
sebagian
besar
saluran
cerna
disebabkan
bagian
oleh
atas
(SCBA)
pecahnya
varises
disebabkan
karena
terjadinya
Farmakologik
25
Terapi Endoskopik
Skleroterapi
Pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Adi, Pangestu ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 2006,
291 294
5. Matsumoto,
Prevention
Treatment
Akio;
of
Takimoto,
Systemic
of
Kengo;
Embolization
Gastric
Fundal
Inokuchi,
Hideto;
Associated
with
Varices
www.mayoclinicproceedings.
Indian
Journal
www.indianjgastro.com
26
Gastroenterologi
2006
7. GOW
P.J;
Chapman
R.W;
Modern
Management
of
27