Anda di halaman 1dari 26

PETUNJUK PRAKTIKUM

U
N

SO

ED

DASAR-DASAR TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH

Oleh :

FA

PE
R

TA

LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1) a). Praktikan harus hadir di tempat praktikum selambat-lambatnya 5 menit
sebelum praktikum dimulai.
b). Sebelum dimulai para praktikan harus menempuh pre-test acara
praktikum yang akan dilaksanakan.
2) Pada waktu praktikum dimulai atau berlangsung, praktikan harus:
a) Menandatangani daftar hadir
b) Melakukan praktikum dengan tertib, tidak bersenda gurau

ED

c) Bersikap sopan terhadap sesama praktikan, asisten, laboran, serta dosen.


d) Mengesahkan hasil praktikum pada asisten praktikum.

SO

e) Mengembalikan alat-alat dalam keadaan bersih dan lengkap kepada

U
N

asisten/laboran/teknisi setelah acara praktikum selesai.


f) Mengganti alat-alat yang pecah/rusak/hilang dengan segera.

ada

inhall

praktikum

kecuali

dengan

alasan

yang

dapat

PE
R

4) Tidak

TA

3) Menyerahkan laporan praktikum 1 minggu setelah acara praktikum selesai

dipertanggungjawabkan (sakit) dan harus dilengkapi surat keterangan serta

FA

mendapat izin dari kepala laboratorium.


5) Bagi praktikan yang:
a) Tidak hadir dalam salah satu atau seluruh acara praktikum,
b) Tidak menandatangani daftar hadir,
c) Tidak mengikuti pre-test salah satu atau seluruh acara praktikum,
d) Bertindak tidak sopan, melakukan tindakan melawan asisten, dosen,
laboran/teknisi,
e) Tidak mengumpulkan laporan praktikum satu/seluruh acara praktikum,
2

f) Mengumpulkan laporan praktikum melewati batas waktu yang ditentukan,


Maka nilai praktikum akan ditunda atau dibatalkan praktikumnya, dan wajib
mengulang tahun berikutnya.
6) Nilai praktikum merupakan satu kesatuan nilai dengan nilai mata kuliah, maka
apabila praktikum tidak lulus maka mata kuliah yang bersangkutan juga tidak

FA

PE
R

TA

U
N

SO

ED

lulus.

ACARA I : PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH


A. Latar Belakang
Program sertifikasi benih bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari
varietas unggul, menyediakan secara kontinyu kepada petani. Kegiatan meliputi :
1. Pengujian lapangan
2. Pengujian di Laboratorium
3. Pemeriksaan alat-alat pengolahan benih, cara dan tempat penyimpanan benih
Pengujian benih di laboratorium bertujuan untuk mendapatkan keterangan

ED

tentang mutu suatu benih yang digunakan untuk keperluan penanaman. Dalam
rangka sertifikasi benih, pengujian tersebut diperlakukan guna pengisian label.

SO

Tujuan dari pengujian kemurnian adalah untuk mengetahui komposisi dari contoh

U
N

yang diuji yang akan mencerminkan komposisi kelompok benih dari mana contoh
tersebut diambil dengan jenis/kultivar/varietas dan kotoran benih pada contoh

TA

tersebut dengan identifikasi yang telah ditetapkan .

PE
R

Pada prinsipnya, pengujian kemurnian benih di laboratorium merupakan


kemurnian secara fisik/berdasarkan identitas fisik yang telah ditetapkan dengan jalan

FA

memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen benih murni, biji


tanaman/varietas lain, biji gulma dan kotoran benih.
Yang termasuk benih murni adalah :
-

Biji muda, biji belah, biji rusak

Pecahan biji dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran asli

Biji-biji yang terserang penyakit

Biji-biji yang mulai berkecambah

Yang termasuk biji tanaman varietas lain :


-

Meliputi biji tanaman pertanian yang tidak termasuk jenis/varietas yang


namanya tercantum dalam label.

Yang termasuk gulma/rerumputan :


-

Meliputi biji-biji yang berasal dari tumbuhan yang dianggap sebagai


tumbuhan penganggu menurut peraturan (gulma).

Yang termasuk kotoran benih :


Meliputi biji-biji dan bahan semacam biji dari tanaman pertanian serta

a. Bahan semacam biji dari tanaman pertanian

ED

rerumputan dan buah-buahan lain seperti yang dijelaskan di bawah ini :

SO

Pecahan biji dengan ukuran setengah atau kurang dari ukuran asli. Biji tanpa

sehingga bentuknya berubah.

TA

b. Bahan-bahan bagian biji

U
N

kulit (pada leguminose, crisoferae, coniferae) dan biji terserang penyakit

Biji rusak tanpa lembaga. Glumes atau floret tanpa lembaga atau endosperm.

PE
R

c. Bahan-bahan lain bukan dari biji


Tanah, pasir, batang, jerami, bunga, cendawan dan lain-lain.

FA

Benih yang dianalisa pada meja pemurnian adalah contoh kerja yang berasal
dari contoh kiriman. Contoh kiriman selalu lebih besar dari contoh kerja. Oleh sebab
itu dilakukan sampel dengan pembagi benih.
Besarnya contoh kiriman dan contoh kerja tergantung dari jenis tanaman,
seperti terlihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Contoh kiriman dan contoh kerja pada berbagai jenis tanaman
Berat minimum contoh (gram)
Jenis tanaman
kerja

Padi

400

60-75

Jagung

1000

500

Cantel

900

50

Kacang tanah

1000

500

Kedelai

1000

500

Kacang hijau

100

500

Kubis

100

10

Wortel

30

ED

Kiriman

SO

B. Tujuan

U
N

Mahasiswa mampu membedakan benih murni, biji tanaman lain, kotoran benih dan

C. Alat dan Bahan

TA

menghitung persentase kemurnian benih

PE
R

1. Benih Padi (20 gram)

2. Meja pemurnian, pinset, petridish, timbangan listrik.

FA

D. Prosedur Kerja

1. Ambilah contoh kerja dari benih yang ada dengan jalan pengurangan dengan
memakai pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan
timbangan .
2. Sediakan alat-alat yang dipergunakan
3. Periksalah contoh kerja sedikit demi sedikit di atas meja pemurnian dengan teliti
(ingat waktu identifikasi biji) dan pisahkan ke dalam komponen-komponen :
benih murni, biji tanaman/varietas lain, biji gulma dan kotoran benih .
6

4. Hitunglah persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat contoh


benih. Persentase benih murni adalah (100% - jumlah persentase komponenkomponen)
5. Isikanlah hasil perhitungan pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Contoh tabel lembar kerja praktikum perhitungan kemurnian benih


Nomor contoh
kerja

Berat komponen
VL

KB

BM

FA

Keterangan :

PE
R

TA

U
N

SO

ED

BM

Persentase

1. BM

: Benih Murni

2. VL

: Varietas Lain

3. KB

: Kotoran Benih

VL

KB

ACARA II . PENGUJIAN KADAR AIR BENIH


A. Latar Belakang
Benih merupakan bahan yang bersifat higroskopis yang mempunyai susunan
yang kompleks dan heterogen yang diantaranya adalah komponen air. Yang
dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang
karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan
dalam prosentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air
adalah

banyaknya kandungan

air

dalam

benih

yang

diukur

berdasarkan

ED

hilangnya kandungan air tersebut dandinyatakan dalam prosentase (%) terhadap


berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk

SO

mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang

U
N

tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih


tersebut.

TA

Laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya, penentuan

PE
R

kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan
(Sutopo, 1984). Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih maka

FA

akan semakin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam.
B. Tujuan

Tujuan praktikum ini yaitu untuk menguji kadar air benih dengan memanfaatkan
berbagai cara dan alat pengukur.
C. Alat dan Bahan
1. Benih padi (20 g) dan Jagung (20 g)
2. Oven
8

3. Timbangan
4. Moisture tester
D.

Prosedur kerja

A. Metode praktek
a. Siapkan dan cek alat moisture tester, serta contoh benih yang akan diuji
b. Benih yang akan diuji diambil dari benih lama dan benih baru
c. Setelah alat siap ambil beberapa biji dengan pinset kemudian masukan ke
dalam lubang-lubang pengujian pada alat tersebut.
d. Putar sekrup penghancur benih sampai benih benar-benar hancur.

ED

e. Pilih menu uji sesuai dengan benih yang diuji dengan menekan tombol

SO

pilihan biji yang diuji dan baca hasil pengujian pada display alat tersebut.
f. Bandingkan hasil uji kadar air dengan kadar air standar masing-masing benih

U
N

dan simpulkan.

TA

B. Metode dasar

a. Timbang Berat Awal benih sebanyak 20 gr

PE
R

b. Masukkan dalam kantong lalu oven selama 2x24 jam


c. Setelah 2x24 jam ditimbang lagi Berat Akhirnya

FA

KA = Berat Awal Berat Akhir


% KA =

x 100%

d. Bandingkan hasil uji kadar air dengan kadar air standar masing-masing benih
dan simpulkan

ACARA III PEMATAHAN DORMANSI


I. Skarifikasi dengan air panas
A. Latar belakang
Banyak macam benih tidak dapat berkecambah meskipun diberikan fasilitas yang
secukupnya. Benih demikian ini berada dalam keadaan dormansi. Banyak faktor
yang menyebabkan dormansi ini, antara lain adalah kekerasan kulit sehingga air,
udara sulit masuknya. Perlakuan dengan air panas dapat melunakkan kulit benih
sehingga air, udara mudah masuknya. Keuntungan tambahan dengan perlakuan air
panas tersebut adalah mematikan hama dan penyakit yang seed borne.

ED

B. Tujuan

SO

Mempercepat perkecambahan biji dengan metode skarifikasi benih


C. Alat dan Bahan

U
N

Benih Albasia (20 benih), air panas, cawan petri, pasir, polibag

TA

D. Prosedur kerja

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

PE
R

2. Stratifikasi dengan air panas selama 10 menit kemudian dicuci pada air
mengalir

FA

3. Tanam 10 biji dari perlakuan untuk dikecambahkan pada media polibag dan
10 biji tanpa perlakuan sebagai kontrol.
4. Pencatatan yang berkecambah tiap 2 hari sekali selama 8 hari.
5. Catat persentase benih yang berkecambah normal.

10

II. Pengaruh Skarifikasi terhadap perkecambahan biji


A. Latar Belakang
Biji-biji yang sudah masak umumnya melalui masa istirahat sebelum benih dapat
tumbuh atau berkecambah. Setiap varietas mempunyai masa istirahat yang berbedabeda, bahkan ada yang tidak mengalami masa tersebut,
Jika petani menginginkan menumbuhkan varietas-varietas ini sepanjang tahun
dan bibit dari tanaman terdahulu, mengalami kerugian yang nyata, karena adanya
masa istirahat selama 2-3 minggu.
Dormansi benih juga merupakan problem bagi pemulia dimana membutuhkan

ED

pengurangan interval waktu antara pertanaman dan analisis biji. Benih dikatakan

SO

dormansi apabila benih hidup tidak mampu berkecambah meskipun berada pada
lingkungan yang ideal.

U
N

B. Tujuan

skarifikasi dijalankan.

PE
R

C. Alat dan Bahan

TA

Menunjukan kekerasan biji-biji yang ada pada daerah tropika dan bagaimana cara

Benih melinjo (6 benih), amplas, pasir, polibag

FA

D. Prosedur kerja

1. Persiapkan bahan dan alat yang akan digunakan.


2. Bersihkan 6 buah benih melinjo kemudian 2 buah dikupas kulitnya, 2 buah
diamplas atau digosok bagian kulit bijinya menggunakan amplas masingmasing
pada bagian samping, atas dan bawah dan 2 buah yang lain tidak diamplas
sebagai kontrol.
3. Benih melinjo yang telah yang telah diberi perlakuan tersebut ditanam dalam
polibag dan diamati pertumbuhannya setiap hari selama 7 hari.
4. Catat

persentase

benih

yang

11

berkecambah

normal.

ACARA IV. PERKECAMBAHAN PADA LINGKUNGAN SUBOPTIMAL


A. Latar Belakang
Perluasan lahan pertanian ke arah yang subur sulit dilakukan karena banyak
lahan-lahan ini digunakan untuk perumahan. Oleh karena itu perluasan lahan
pertanian terpaksa dialihkan kepada lahan yang bermasalah. Lahan pasang surut
adalah alternatif yang paling baik karena masih tersedia lahan yang luas. Pengujian
ini sebagai latihan kepada mahasiswa untuk mengetahui pengaruh garam-garam
NaCl pada perkecambahan tanaman.
B. Tujuan

ED

Mempelajari pengaruh garam pada medium terhadap perkecambahan dan serapan air

SO

oleh benih.
C. Alat dan Bahan

U
N

Benih padi (20 benih/Petridish), Garam NaCl, Aquades, Petridish, Kertas Merang,

D. Prosedur Kerja

TA

Pinset, Gunting

PE
R

1. Siapkan larutan garam dengan konsentrasi 0 ppm, 2500 ppm, 5000 ppm.
2. Siapkan petridish dengan diberi alas kertas merang rangkap 5.

FA

3. Kecambahkan 20 benih padi sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan.


4. Pengamatan :

a. Lakukan penyemprotan secara merata pada benih padi sesuai perlakuan yang
telah ditentukan (jangan sampai tergenang).
b. Untuk perkecambahan diamati setiap 2 hari sekali selama 8 hari.
c. Hitung persentase perkecambahan dan bandingkan untuk setiap perlakuan.

12

Rumus persentase perkecambahan yaitu :


x 100%

FA

PE
R

TA

U
N

SO

ED

% Perkecambahan

13

ACARA V. PENGUJIAN DAYA PERKECAMBAHAN BENIH DAN INDEKS


VIGOR PERKECAMBAHAN

A. Latar Belakang
Mutu benih yang baik merupakan dasar bagi produksi pertanian yang lebih
baik. Mutu benih meliputi mutu genetik, fisiologis dan fisik. Salah satu pengujian
mutu benih secara fisiologis yaitu dengan pengujian daya kecambah (viabilitas).
Daya kecambah benih yaitu kemampuan benih untuk dapat berkecambah normal
pada kondisi lingkungan yang serba optimum dalam waktu tertentu yang dinyatakan
dalam persen. Sedangkan perkecambahan adalah pemunculan dan perkembangan

ED

dari embrio menjadi plumula dan radikula yang menunjukkan akan berkembang

SO

menjadi tanaman normal pada kondisi yang memungkinkan. Pengujian dilakukan di


laboratorium untuk mendapatkan lingkungan yang serba optimum dengan

U
N

menggunakan beberapa metode pengujian.

TA

Kecambah/bibit abnormal adalah bibit yang tidak memenuhi syarat sebagai


bibit normal. Abnormalitas dapat terjadi pada plumula terbelah, kerdil, akar tumbuh

PE
R

lemah atau tidak tumbuh sama sekali, koleoptil kosong atau tidak keluar seluruhnya.
Dapat juga plumula dan akar tumbuh melingkar-lingkar (spiral). Pada Legume

FA

abnormalitas berupa tidak ada epikotil, hipokotil pendek, menjadi tebal atau belah,
akar terlambat perkembangannya. Dapat juga kotiledon dan epikotil busuk atau
rusak. (Lihat ISTA handbook for seedling evaluation atau pada Pedoman Pengujian
Benih Laboratoris).
Ada beberapa metode untuk mengekspresikan vigor bibit, namun metode
yang paling umum ialah dengan menguji kecepatan perkecambahannya. Kecepatan
berkecambah dapat dinyatakan dengan indeks vigor yang merefleksikan jumlah
benih yang berkecambah pada interval satu hari setelah dikecambahkan.
14

Indeks vigor yang dimaksudkan ialah sebagai berikut :


Indeks vigor =

G1 G 2 G3
Gn

......
D1 D2 D3
Dn

(1)

Indeks vigor = Vigor index (VI)


G

= jumlah kecambah pada hari tertentu

= waktu yang berkorespondensi dengan jumlah itu.

C.G

100 A1 A2 .......... An
A1T1 A2T 2 ....... AnTn

(2)

ED

C.V. = coefficient vigor


= jumlah benih yang berkecambah pada waktu tertentu

= waktu yang berkorespondensi dengan A

SO

U
N

B. Tujuan

TA

Menguji daya berkecambah berbagai benih tanaman, mengidentifikasi kecambah/


bibit normal dan abnormal, dan membiasakan dengan konsep indeks matematis vigor

PE
R

benih.

C. Alat dan Bahan

FA

Kertas label, kertas merang, benih padi dan kedelai, plastik bening, petridish
D. Prosedur Kerja

1. Pengujian Daya Perkecambahan Dengan Kertas Gulung


Metode Uji Kertas Digulung dalam plastik (UKDdp) sebagai berikut :
a. Kertas direndam air sampai seluruh bagiannya basah, kemudian di pres
dengan alat pengepres kertas hingga air tidak mengalir lagi.
b. Hamparkan 1 (satu) lembar plastik lalu letakkan tiga lembar kertas merang di
atasnya.
15

c. Selanjutnya benih sebanyak 20 butir diletakan secara zig zag di atas kertas
merang, kemudian ditutup dengan 2 - 3 lembar kertas merang, lipat bagian
bawah kertas dan digulung. Kemudian ditulis tanggal tanam, tanggal panen
benih, pada label yang ditempelkan di gulungan kertas.
d. Gulungan kertas yang telah diberi ikatan/isolasi agar tidak lepas disusun
dalam germinator dengan posisi lipatan di bawah.
e. Pengamatan dilakukan 2 (dua) kali yaitu perhitungan pertama 4 (empat) hari
setelah tanam dan perhitungan ke dua 8 (delapan) hari setelah tanam.
f. Pengamatan dengan menghitung benih normal, abnormal, biji keras, biji

ED

segar dan biji mati, kemudian membuat persentasenya.

SO

2. Pengujian Indeks Vigor Perkecambahan

U
N

a. Kecambahkan benih-benih tersebut di atas sebanyak 20 butir, diulangi 2 kali


di dalam cawan petri dengan media kertas filter.

TA

b. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 7 hari, hitung benih yang

PE
R

berkecambah (diambil). Sebagai kriteria berkecambah adalah setelah keluar

FA

akar sepanjang 5 mm.

c. Hitung indeks vigor dan coefficient vigor dengan rumus-rumus di atas.

16

ACARA VI. PENGUJIAN TIPE PERKECAMBAHAN


A. Latar Belakang
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan
pertumbuhan dari komponen kecambah (Plumula dan Radikula). Definisi
perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu
plumula dan radikula. Tipe perkecambahan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
hipogeal dan epigeal. Perkecambahan hipogeal

adalah

apabila

terjadi teratas

(epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon
tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum)
perkecambahan

epigeal

ED

(Sutopo, 2002). Sedangkan tipe

adalah

dimana

SO

munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan

U
N

membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah (Sutopo, 2002).

B. Tujuan

C. Bahan dan alat

PE
R

TA

Mengetahui tipe-tipe perkecambahan dan daya vigor tanaman.

FA

Benih jagung (20 benih) dan kedelai (20 benih), polibag, pasir
D. Prosedur Kerja

1. Ambillah sampel benih jagung dan kedelai, kecambahkan masing-masing


sebanyak 20 biji, dengan media pasir.
2. Diamati setiap hari ke 1, 3, 5, 7, 9 dengan cara mencabut benih yang ditanam.
3. Amati/identifikasi bentuknya, gambarkan (deskripsikan bagiannya) dan
bandingkan perkecambahan antar kedua benih.

17

ACARA VII : IMBIBISI PADA PERKECAMBAHAN BENIH

A. Latar belakang
Mendapatkan tanaman yang jagur sangat penting untuk memaksimalkan
potensi hasil suatu tanaman. Setelah benih berkualitas tinggi ditanam, berbagai
kondisi lingkungan berinteraksi dalam menentukan kemampuan benih untuk
berkecambah dan muncul ke permukaan tanah. Salah satu faktor tersebut adalah
akses benih dalam mendapatkan air.

ED

Air masuk ke dalam biji melalui lubang-lubang alami pada kulit biji dan
kemudian berdifusi menuju jaringan-jaringan di dalam biji. Imbibisi ini dipengaruhi

SO

oleh beberapa faktor antara lain : biji viable atau non-viable, tipe biji, potensial air

U
N

pada media, kontak antara biji dan air tanah. Imbibisi sangat memerlukan energi,
sehingga benih yang hidup akan menyediakan energi lebih banyak dibanding benih

TA

mati. Imbibisi air ke dalam biji juga ditentukan oleh komposisi kimia dalam biji dan

PE
R

permeabilitas kulit biji. Oleh karena itu laju imbibisi juga ditentukan oleh jenis
benih/tanaman. Kecuali kedua faktor dalam benih tersebut, imbibisi ditentukan pula

FA

oleh faktor luar seperti ketersediaan air dalam media tumbuh kontak antara biji
dengan air tanah.
B. Tujuan
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendefinisikan istilah imbibisi air dan arti penting imbibisi pada
perkecambahan benih
2. Membahas proses-proses fisiologis yang berkaitan dengan imbibisi pada
benih
18

3. Membedakan komposisi dan permeabilitas benih antar spesies tanaman yang


berpengaruh terhadap tingkat imbibisi
4. Mendemontrasikan pemahaman tentang potensial air pada perkecambahan
benih
5. Menjelaskan bagaimanan soil water potensial, persinggungan antara benih
air tanah (seed-soil contact), dan hambatan hidrolik tanah (soil hydrolic
conductivity) mempengaruhi imbibisi.
C. Alat dan Bahan
Benih: kedelai dan jagung, air destilasi, vaselin, Polyethylene Glycol (PEG), oven

ED

pengering pada temperatur 170 0C, , timbangan analitik, cawan petri plastik, box

SO

perkecambahan dari plastik (10 x 10 x 3 cm), dark germinator pada 25 0C

D. PROSEDUR KERJA

U
N

Imbibisi pada benih hidup dan mati

a. Timbang dua kelompok benih dan catatlah hasil penimbangannya. Kelompok

PE
R

tidak dipanasi.

TA

pertama dipanaskan pada suhu 170 0C selama 24 jam. Kelompok lain dibiarkan

b. Kedua kelompok benih diremdam dalam air destilasi selama satu jam.

FA

c. Masing-masing ditimbang kembali dan catat hasil penimbangnya


d. Tentukan presentasi peningkatan bobot benih, yang disebabkan oleh tambahan air.
Perlakuan

Bobot Awal

Bobot setelah
perendaman

% Peningkatan

Benih mati
Benih Hidup
e. Jelaskan mengapa imbibisi air pada benih yang mati tidak terjadi atau tidak
sebanyak imbibisi pada benih hidup. (tuliskan dalam lembar Acc)

19

Laju imbibisi dua tipe benih


Percobaan ini dilakukan untuk menentukan laju imbibisi dua tipe benih yang berbeda
yaitu jagung dan kacang tanah. Setiap jenis benih memiliki komposisi kimiawi dan
permeabilitas berbeda. Praktikum ini ditujukan untuk membandingkan laju imbibisi
dua tipe benih dengan kandungan kimiawi berbeda. Untuk menghilangkan perbedaan
permeabilitas kulit biji, maka kedua kelompok benih dibelah menjadi dua bagian
sama besar.
a. Teralah kadar air benih dan catat hasilnya.
b. Pilih/ambil lima benih kacang tanah dan lima benih jagung, kemudian belahlah

ED

menjadi dua bagian sama besar.

SO

c. Timbanglah kedua kelompok benih tersebut secara terpisah dan catatlah.


d. Masukan kedua kelompok benih tersebut ke dalam cawan petri yang telah diisi air

U
N

destilasi hingga benih benar-benar terendam.

TA

e. Setelah 15 menit, ambil benih tersebut dan keringkan air yang menempel pada
biji; kemudian ditimbang. Catat hasil penimbangannya. Setelah dicatat, kedua

PE
R

kelompok benih dikembalikan ke dalam cawan petri kembali.


f. Ulangi langkah e sampai peremdaman berlangsung selama 60 menit.

FA

g. Catat semua hasil pengamatan dalam tabel seperti berikut.


Data awal/pengamatan.
Spesies

Bobot
awal

Kadar
Air

Bobot
kering awal

Bobot pada pengamatan 15 menit:


I
II
III
IV

Kacang tanah
Jagung
Data Perhitungan :
Spesies

Rerata absorbsi air per gram berat kering


15 menit
30 menit
45 menit
60 menit

Kacang tanah
Jagung
20

Rumus Perhitungan:
Rata Absorsi (n) :
Ket : n = Perendaman Ke- n (15 menit, 30 menit, 45 menit, atau 60 menit)
h. Uraikan alasan-alasan apa saja yang dapat menjelaskan hasil percobaan tersebut
(tuliskan dalam lembar Acc)
Pengaruh kadar air media terhadap imbibisi air
Ketersediaan air di lapangan menentukan laju imbibisi air ke dalam benih.
Cekaman air menimbulkan hambatan imbibisi dan akhirnya memperkecil
perkecambahan. Simulasi kondisi lingkungan benih pada tanah kering seringkali

ED

dilakukan dengan menambahkan solute ke dalam air. Polyethylene glycol (PEG)

SO

sering digunakan untuk tujuan ini, karena tidak beracun dan sedikit sekali terabsorbsi
oleh benih. Walaupun percobaan ini sangat kondusif untuk pekerjaan laboratorium,

U
N

tingkat imbibisi air pada media PEG dan di lapangan cukup berbeda. Kontak benih

TA

dengan air pada media PEG lebih tinggi/besar dibandingkan dengan kontak benih
dengan air pada lahan/tanah kering. Kecuali itu, air tanah yang berimbibisi perlu

PE
R

memperoleh penggatian. Walaupun demikian, percobaan imbibisi pada media larutan


PEG dapat memberikan gambaran tentang mekanisme biji merespon terhadap

FA

potensial air tanah (soil water potensial).


a. Siapkan larutan PEG dengan potensial osmotik ( W): 0, dan -20 dengan cara
melarutkan PEG masing-masing sebanyak 0 g, dan 32,5 g per 100 ml air
destilasi.
b. Siapkan tiga (3) kelompok benih, yakni: 1. Kedelai yang hilumnya di olesi
vaselin; 2. Kedelai, dan 3. Jagung.

21

c. Siapkan sebanyak 2 cawan petri untuk masing-masing kategori benih, (satu


cawan petri untuk potensial osmotik 0, dan satu lagi untuk potensial osmotik
-20) sehingga dibutuhkan 2 cawan petri.
d. Masukan dengan hati-hati 100 ml larutan PEG per cawan petri (sesuai
perlakuan) ke dalam cawan petri. (perlakuan A 100 ml PEG -20 terdiri dari
20 benih kedelai vaselin, 20 benih kedelai, 20 benih jagung dan perlakuan B
100 ml 0 terdiri dari 20 benih kedelai vaselin, 20 benih kedelai, 20 benih
jagung)
e. Sebanyak 20 benih diletakan pada cawan petri (sesuai perlakuan dan

ED

kategori).

SO

f. Tutuplah permukaan atas cawan petri agar laju evaporasi ditekan serendah
mungkin.

U
N

g. Simpan kesemua cawan petri ke dalam dark germinator pada suhu 25 0C

TA

selama 7 hari.

h. Pada hari ke delapan, ambil semua cawan petri dan buka tutupnya, kemudian

PE
R

hitung berapa banyak benih yang berkecambah pada masing-masing


kelompok benih.

FA

i. Catatlah hasil pengamatan Saudara seperti pada tabel di bawah ini.


Bandingkan dan bahaslah hasilnya.
Tabel Pengamatan:
Tekanan Osmotik (Bars)

Kelompok benih

----------------- % Perkecambahan ----------------Kedelai (vaseline)

Kedelai
Jagung
22

-20

Luas Persinggungan antara benih dan air tanah


a. Siapkan seed boxes kemudian isi dengan pasir steril hingga bagian dan
berilah air destilasi hingga penuh.
b. Tambahkan pasir di atasnya hingga mencapai ketebalan 5 cm.
c. Siapkan empat (4) set styrofoam kotak. Masing-masing cawan petri dilubangi
dengan ukuran lubang berbeda, yaitu 6, 3.5, 2, dan 1 mm.
d. Benih kedelai ditempatkan pada setiap lubang dan tutuplah styrofoam kotak
tersebut.

ED

e. Tempatkan styrofoam kotak tersbut di atas pasir pada seed box yang sudah

SO

diseiapkan

f. Setelah 7 hari, hitung jumlah benih yang telah berkecambah secara sempurna.

U
N

g. Bahaslah apakah luas persinggungan antara biji dan air berpengaruh terhadap

FA

PE
R

TA

perkecambahan.

23

ACARA VIII. PENGUJIAN PENGARUH FAKTOR CAHAYA TERHADAP


PERKECAMBAHAN BENIH

A. Tujuan
Mempelajari

atau

mengetahui

bagaimana

pengaruh

cahaya

terhadap

perkecambahan benih
B. Alat dan Bahan
Benih kedelai, karton hitam, seedbox, kertas label, pasir, langseng, kompor gas, air.
C. Prosedur Kerja :
1. Tanam benih kedelai di polibag dengan dua kali ulangan

ED

2. Berikan perlakuan dengan diberi cahaya dan ditempatkan di ruangan gelap

SO

3. Amati perkecambahan 2 hari sekali selama 8 hari (4x pengamatan)


4. Setelah 8 hari, cabut tanaman dan amati panjang akar dan panjang batangnya.

U
N

Bandingkan antar perlakuan dan simpulkan

TA

5. Gambar masing-masing pola perkecambahannya dan sebutkan bagian-bagiannya


6. Lakukan hal yang sama seperti di atas, tetapi menggunakan media pasir yang
disterilkan

dengan

PE
R

sudah

cara

direbus

FA

dikeringanginkan.

24

terlebih

dahulu,

kemudian

ACARA IX. KUNJUNGAN LAPANG

A. Tujuan
1. Mengetahui proses produksi benih di lapangan
2. Mengetahui Prosesing benih
3. Mengetahui proses sertifikasi benih
4. Mengetahui proses penyimpanan benih

ED

5. Mengetahui proses pemasaran benih

1.

SO

B. Bahan dan Alat


Bahan

U
N

d. Data profil perusahaan (company profil)

TA

e. Data hasil pengamatan di lapangan dan di laboratorium


f. Data hasil presentasi (pemaparan) dan diskusi

PE
R

g. Gambar atau foto yang terkait dengan materi praktikum

2.

Alat
i.
j.

FA

h. Peta lokasi praktikum lapang

Alat-alat tulis
Buku catatan

k. Tustel digital
l.

GPS

m. Peta lokasi

25

C. Prosedur Kerja
1. Praktikan mengunjungi lokasi praktikum lapang
2. Mendengarkan, diskusi dan mencatat data yang diperoleh pada saat penjelasan
oleh perusahaan
3. Melakukan observasi lapangan dan mencatat data yang relevan melalui
pengukuran langsung di lapangan
4. Data hasil pengamatan dan pengukuran di tabulasi jika untuk dilakukan analisis

FA

PE
R

TA

U
N

SO

ED

5. Dilakukan pengambilan gambar (foto) untuk pendukung kegiatan (laporan)

26

Anda mungkin juga menyukai