U
N
SO
ED
Oleh :
FA
PE
R
TA
ED
SO
U
N
ada
inhall
praktikum
kecuali
dengan
alasan
yang
dapat
PE
R
4) Tidak
TA
FA
FA
PE
R
TA
U
N
SO
ED
lulus.
ED
tentang mutu suatu benih yang digunakan untuk keperluan penanaman. Dalam
rangka sertifikasi benih, pengujian tersebut diperlakukan guna pengisian label.
SO
Tujuan dari pengujian kemurnian adalah untuk mengetahui komposisi dari contoh
U
N
yang diuji yang akan mencerminkan komposisi kelompok benih dari mana contoh
tersebut diambil dengan jenis/kultivar/varietas dan kotoran benih pada contoh
TA
PE
R
FA
Pecahan biji dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran asli
ED
SO
Pecahan biji dengan ukuran setengah atau kurang dari ukuran asli. Biji tanpa
TA
U
N
Biji rusak tanpa lembaga. Glumes atau floret tanpa lembaga atau endosperm.
PE
R
FA
Benih yang dianalisa pada meja pemurnian adalah contoh kerja yang berasal
dari contoh kiriman. Contoh kiriman selalu lebih besar dari contoh kerja. Oleh sebab
itu dilakukan sampel dengan pembagi benih.
Besarnya contoh kiriman dan contoh kerja tergantung dari jenis tanaman,
seperti terlihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Contoh kiriman dan contoh kerja pada berbagai jenis tanaman
Berat minimum contoh (gram)
Jenis tanaman
kerja
Padi
400
60-75
Jagung
1000
500
Cantel
900
50
Kacang tanah
1000
500
Kedelai
1000
500
Kacang hijau
100
500
Kubis
100
10
Wortel
30
ED
Kiriman
SO
B. Tujuan
U
N
Mahasiswa mampu membedakan benih murni, biji tanaman lain, kotoran benih dan
TA
PE
R
FA
D. Prosedur Kerja
1. Ambilah contoh kerja dari benih yang ada dengan jalan pengurangan dengan
memakai pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan
timbangan .
2. Sediakan alat-alat yang dipergunakan
3. Periksalah contoh kerja sedikit demi sedikit di atas meja pemurnian dengan teliti
(ingat waktu identifikasi biji) dan pisahkan ke dalam komponen-komponen :
benih murni, biji tanaman/varietas lain, biji gulma dan kotoran benih .
6
Berat komponen
VL
KB
BM
FA
Keterangan :
PE
R
TA
U
N
SO
ED
BM
Persentase
1. BM
: Benih Murni
2. VL
: Varietas Lain
3. KB
: Kotoran Benih
VL
KB
banyaknya kandungan
air
dalam
benih
yang
diukur
berdasarkan
ED
SO
mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang
U
N
TA
Laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya, penentuan
PE
R
kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan
(Sutopo, 1984). Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih maka
FA
akan semakin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk menguji kadar air benih dengan memanfaatkan
berbagai cara dan alat pengukur.
C. Alat dan Bahan
1. Benih padi (20 g) dan Jagung (20 g)
2. Oven
8
3. Timbangan
4. Moisture tester
D.
Prosedur kerja
A. Metode praktek
a. Siapkan dan cek alat moisture tester, serta contoh benih yang akan diuji
b. Benih yang akan diuji diambil dari benih lama dan benih baru
c. Setelah alat siap ambil beberapa biji dengan pinset kemudian masukan ke
dalam lubang-lubang pengujian pada alat tersebut.
d. Putar sekrup penghancur benih sampai benih benar-benar hancur.
ED
e. Pilih menu uji sesuai dengan benih yang diuji dengan menekan tombol
SO
pilihan biji yang diuji dan baca hasil pengujian pada display alat tersebut.
f. Bandingkan hasil uji kadar air dengan kadar air standar masing-masing benih
U
N
dan simpulkan.
TA
B. Metode dasar
PE
R
FA
x 100%
d. Bandingkan hasil uji kadar air dengan kadar air standar masing-masing benih
dan simpulkan
ED
B. Tujuan
SO
U
N
Benih Albasia (20 benih), air panas, cawan petri, pasir, polibag
TA
D. Prosedur kerja
PE
R
2. Stratifikasi dengan air panas selama 10 menit kemudian dicuci pada air
mengalir
FA
3. Tanam 10 biji dari perlakuan untuk dikecambahkan pada media polibag dan
10 biji tanpa perlakuan sebagai kontrol.
4. Pencatatan yang berkecambah tiap 2 hari sekali selama 8 hari.
5. Catat persentase benih yang berkecambah normal.
10
ED
pengurangan interval waktu antara pertanaman dan analisis biji. Benih dikatakan
SO
dormansi apabila benih hidup tidak mampu berkecambah meskipun berada pada
lingkungan yang ideal.
U
N
B. Tujuan
skarifikasi dijalankan.
PE
R
TA
Menunjukan kekerasan biji-biji yang ada pada daerah tropika dan bagaimana cara
FA
D. Prosedur kerja
persentase
benih
yang
11
berkecambah
normal.
ED
Mempelajari pengaruh garam pada medium terhadap perkecambahan dan serapan air
SO
oleh benih.
C. Alat dan Bahan
U
N
Benih padi (20 benih/Petridish), Garam NaCl, Aquades, Petridish, Kertas Merang,
D. Prosedur Kerja
TA
Pinset, Gunting
PE
R
1. Siapkan larutan garam dengan konsentrasi 0 ppm, 2500 ppm, 5000 ppm.
2. Siapkan petridish dengan diberi alas kertas merang rangkap 5.
FA
a. Lakukan penyemprotan secara merata pada benih padi sesuai perlakuan yang
telah ditentukan (jangan sampai tergenang).
b. Untuk perkecambahan diamati setiap 2 hari sekali selama 8 hari.
c. Hitung persentase perkecambahan dan bandingkan untuk setiap perlakuan.
12
FA
PE
R
TA
U
N
SO
ED
% Perkecambahan
13
A. Latar Belakang
Mutu benih yang baik merupakan dasar bagi produksi pertanian yang lebih
baik. Mutu benih meliputi mutu genetik, fisiologis dan fisik. Salah satu pengujian
mutu benih secara fisiologis yaitu dengan pengujian daya kecambah (viabilitas).
Daya kecambah benih yaitu kemampuan benih untuk dapat berkecambah normal
pada kondisi lingkungan yang serba optimum dalam waktu tertentu yang dinyatakan
dalam persen. Sedangkan perkecambahan adalah pemunculan dan perkembangan
ED
dari embrio menjadi plumula dan radikula yang menunjukkan akan berkembang
SO
U
N
TA
PE
R
lemah atau tidak tumbuh sama sekali, koleoptil kosong atau tidak keluar seluruhnya.
Dapat juga plumula dan akar tumbuh melingkar-lingkar (spiral). Pada Legume
FA
abnormalitas berupa tidak ada epikotil, hipokotil pendek, menjadi tebal atau belah,
akar terlambat perkembangannya. Dapat juga kotiledon dan epikotil busuk atau
rusak. (Lihat ISTA handbook for seedling evaluation atau pada Pedoman Pengujian
Benih Laboratoris).
Ada beberapa metode untuk mengekspresikan vigor bibit, namun metode
yang paling umum ialah dengan menguji kecepatan perkecambahannya. Kecepatan
berkecambah dapat dinyatakan dengan indeks vigor yang merefleksikan jumlah
benih yang berkecambah pada interval satu hari setelah dikecambahkan.
14
G1 G 2 G3
Gn
......
D1 D2 D3
Dn
(1)
C.G
100 A1 A2 .......... An
A1T1 A2T 2 ....... AnTn
(2)
ED
SO
U
N
B. Tujuan
TA
PE
R
benih.
FA
Kertas label, kertas merang, benih padi dan kedelai, plastik bening, petridish
D. Prosedur Kerja
c. Selanjutnya benih sebanyak 20 butir diletakan secara zig zag di atas kertas
merang, kemudian ditutup dengan 2 - 3 lembar kertas merang, lipat bagian
bawah kertas dan digulung. Kemudian ditulis tanggal tanam, tanggal panen
benih, pada label yang ditempelkan di gulungan kertas.
d. Gulungan kertas yang telah diberi ikatan/isolasi agar tidak lepas disusun
dalam germinator dengan posisi lipatan di bawah.
e. Pengamatan dilakukan 2 (dua) kali yaitu perhitungan pertama 4 (empat) hari
setelah tanam dan perhitungan ke dua 8 (delapan) hari setelah tanam.
f. Pengamatan dengan menghitung benih normal, abnormal, biji keras, biji
ED
SO
U
N
TA
PE
R
FA
16
adalah
apabila
terjadi teratas
(epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon
tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum)
perkecambahan
epigeal
ED
adalah
dimana
SO
U
N
membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah (Sutopo, 2002).
B. Tujuan
PE
R
TA
FA
Benih jagung (20 benih) dan kedelai (20 benih), polibag, pasir
D. Prosedur Kerja
17
A. Latar belakang
Mendapatkan tanaman yang jagur sangat penting untuk memaksimalkan
potensi hasil suatu tanaman. Setelah benih berkualitas tinggi ditanam, berbagai
kondisi lingkungan berinteraksi dalam menentukan kemampuan benih untuk
berkecambah dan muncul ke permukaan tanah. Salah satu faktor tersebut adalah
akses benih dalam mendapatkan air.
ED
Air masuk ke dalam biji melalui lubang-lubang alami pada kulit biji dan
kemudian berdifusi menuju jaringan-jaringan di dalam biji. Imbibisi ini dipengaruhi
SO
oleh beberapa faktor antara lain : biji viable atau non-viable, tipe biji, potensial air
U
N
pada media, kontak antara biji dan air tanah. Imbibisi sangat memerlukan energi,
sehingga benih yang hidup akan menyediakan energi lebih banyak dibanding benih
TA
mati. Imbibisi air ke dalam biji juga ditentukan oleh komposisi kimia dalam biji dan
PE
R
permeabilitas kulit biji. Oleh karena itu laju imbibisi juga ditentukan oleh jenis
benih/tanaman. Kecuali kedua faktor dalam benih tersebut, imbibisi ditentukan pula
FA
oleh faktor luar seperti ketersediaan air dalam media tumbuh kontak antara biji
dengan air tanah.
B. Tujuan
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendefinisikan istilah imbibisi air dan arti penting imbibisi pada
perkecambahan benih
2. Membahas proses-proses fisiologis yang berkaitan dengan imbibisi pada
benih
18
ED
pengering pada temperatur 170 0C, , timbangan analitik, cawan petri plastik, box
SO
D. PROSEDUR KERJA
U
N
PE
R
tidak dipanasi.
TA
pertama dipanaskan pada suhu 170 0C selama 24 jam. Kelompok lain dibiarkan
b. Kedua kelompok benih diremdam dalam air destilasi selama satu jam.
FA
Bobot Awal
Bobot setelah
perendaman
% Peningkatan
Benih mati
Benih Hidup
e. Jelaskan mengapa imbibisi air pada benih yang mati tidak terjadi atau tidak
sebanyak imbibisi pada benih hidup. (tuliskan dalam lembar Acc)
19
ED
SO
U
N
TA
e. Setelah 15 menit, ambil benih tersebut dan keringkan air yang menempel pada
biji; kemudian ditimbang. Catat hasil penimbangannya. Setelah dicatat, kedua
PE
R
FA
Bobot
awal
Kadar
Air
Bobot
kering awal
Kacang tanah
Jagung
Data Perhitungan :
Spesies
Kacang tanah
Jagung
20
Rumus Perhitungan:
Rata Absorsi (n) :
Ket : n = Perendaman Ke- n (15 menit, 30 menit, 45 menit, atau 60 menit)
h. Uraikan alasan-alasan apa saja yang dapat menjelaskan hasil percobaan tersebut
(tuliskan dalam lembar Acc)
Pengaruh kadar air media terhadap imbibisi air
Ketersediaan air di lapangan menentukan laju imbibisi air ke dalam benih.
Cekaman air menimbulkan hambatan imbibisi dan akhirnya memperkecil
perkecambahan. Simulasi kondisi lingkungan benih pada tanah kering seringkali
ED
SO
sering digunakan untuk tujuan ini, karena tidak beracun dan sedikit sekali terabsorbsi
oleh benih. Walaupun percobaan ini sangat kondusif untuk pekerjaan laboratorium,
U
N
tingkat imbibisi air pada media PEG dan di lapangan cukup berbeda. Kontak benih
TA
dengan air pada media PEG lebih tinggi/besar dibandingkan dengan kontak benih
dengan air pada lahan/tanah kering. Kecuali itu, air tanah yang berimbibisi perlu
PE
R
FA
21
ED
kategori).
SO
f. Tutuplah permukaan atas cawan petri agar laju evaporasi ditekan serendah
mungkin.
U
N
TA
selama 7 hari.
h. Pada hari ke delapan, ambil semua cawan petri dan buka tutupnya, kemudian
PE
R
FA
Kelompok benih
Kedelai
Jagung
22
-20
ED
e. Tempatkan styrofoam kotak tersbut di atas pasir pada seed box yang sudah
SO
diseiapkan
f. Setelah 7 hari, hitung jumlah benih yang telah berkecambah secara sempurna.
U
N
g. Bahaslah apakah luas persinggungan antara biji dan air berpengaruh terhadap
FA
PE
R
TA
perkecambahan.
23
A. Tujuan
Mempelajari
atau
mengetahui
bagaimana
pengaruh
cahaya
terhadap
perkecambahan benih
B. Alat dan Bahan
Benih kedelai, karton hitam, seedbox, kertas label, pasir, langseng, kompor gas, air.
C. Prosedur Kerja :
1. Tanam benih kedelai di polibag dengan dua kali ulangan
ED
SO
U
N
TA
dengan
PE
R
sudah
cara
direbus
FA
dikeringanginkan.
24
terlebih
dahulu,
kemudian
A. Tujuan
1. Mengetahui proses produksi benih di lapangan
2. Mengetahui Prosesing benih
3. Mengetahui proses sertifikasi benih
4. Mengetahui proses penyimpanan benih
ED
1.
SO
U
N
TA
PE
R
2.
Alat
i.
j.
FA
Alat-alat tulis
Buku catatan
k. Tustel digital
l.
GPS
m. Peta lokasi
25
C. Prosedur Kerja
1. Praktikan mengunjungi lokasi praktikum lapang
2. Mendengarkan, diskusi dan mencatat data yang diperoleh pada saat penjelasan
oleh perusahaan
3. Melakukan observasi lapangan dan mencatat data yang relevan melalui
pengukuran langsung di lapangan
4. Data hasil pengamatan dan pengukuran di tabulasi jika untuk dilakukan analisis
FA
PE
R
TA
U
N
SO
ED
26