Anda di halaman 1dari 34

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN
2.1 Tujuan Pengujian
1.

Mengetahuai angka kekerasan suatu benda

2.

Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan bahan.

3.

Mengetahui salah satu cara pengukuran kekerasan.

4.

Mengetahui perubahan struktur pada setiap perlakuan

2.2 Teori Dasar Pengujian


Kekerasan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan tusukan (penetrasi)
dari luar sehingga tidak mengalami kerusakan.

2.2.1 Macam-macam Metode Pengujian Kekerasan


Secara garis besar pengukuran kekerasan dibagi tiga (3) jenis, yaitu :
1. Metode Pengujian dengan Goresan (Mohs Method)
Pengukuran kekerasan dilakukan dengan menggoreskan material dengan
mineral standar yang diketahui nilai kekerasannya. Urutan kekerasan mineral
berdasarkan cara Mohs adalah sebagai berikut:

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Tabel 2.1 Kekerasan Material berdasarkan Mohs Method


No

Nama material

Skala kekerasan

Kalium, Natrium

0,5 0,6

Talk

Kalsium, Sulfur

Tembaga, Arsenik

Flourit, Besi

Apasit, Kobalt

Benlium, Molibdenum

5,5

Titanium, Mangan

Kwarsa, Vanadium

10

Topas

11

Kromium

8,5

12

Korundum, Silicon

13

Intan

10

Sumber : William D. Callister, Jr. (2007:227)

2.

Metode Pengujian dengan Cara Pantulan (Shore Scleroscope Method)


Pengujian ini dengan menggunakan intan tipped hammer (palu hitam) yang
mana palu hitam ini dinaikkan pada ketinggian tertentu dan dijatuhkan secara bebas
pada permukaan material uji. Ketinggian pantulan menunjukkan kekerasan yang
diukur. Semakin tinggi pantulan menunjukkan kekerasan yang semakin besar.

Gambar 2.1 Scleroscope


Sumber : Vander Voort, George F. (1984 : 370)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

3. Metode Pengujian dengan Cara Lekukan (Idention Hardness)


a. Brinell Method
Pengujian Brinell menggunakan bola baja yang ditekankan secara tegak
lurus pada permukaan benda uji (bola baja sebagai identor) karena penekanan
dan penusukan tersebut maka permukaan benda uji akan terjadi tapak tekan yang
berbentuk tembereng bola, yang dapat dihitung dengan rumus :
BHN
Dimana:
BHN

= angka kekerasan Brinell (kg/mm2)

= beban (kg)

= diameter indentor (mm)

= diameter tapak tahan (mm)

Gambar 2.2 Brinell Tester


Sumber : William D. Callister, Jr. (2007:224)

Pada pengujian kekerasan Brinell standard, digunakan bola baja yang


dikeraskan berdiameter 10 mm. Gaya tekan 3000 kg (untuk pengujian kekerasan
baja). Untuk material yang telah lunak gaya tekan dapat dikurangi menjadi 1500
kg atau 500 kg untuk menghindari identasi yang berlebihan. Lama penekanan
normalnya 10-15 detik khusus untuk besi dan baja. Sedangkan bahan lain bisa
mencapai 30 detik.
b. Vickers Method
Prinsipnya sama dengan pengujian Brinell, hanya saja menggunakan
identor berbentuk pyramida beralas bujur sangkar dengan sudut puncak antara
dua sisi berhadapan 136o, beban yang diberikan antara lain 5 kg, 10 kg, 20 kg,
30 kg, 50 kg, 100 kg atau 120 kg. Angka kekerasan dinyatakan oleh :

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan
VHN =

Dimana :
VHN = angka kekerasan (kg/mm2)

= beban yang ditatapkan (kg)

= panjang diagonal tapak tekan (mm)

Gambar 2.3 Vickers Tester


Sumber : William D. Callister, Jr. (2007:224)

c. Rockwell Method
Cara Rockwell menggunakan prinsip yang sama dengan cara Brinell,
hanya saja identor yang dipakai ada dua (2) jenis dan berukuran lebih kecil
daripada identor Brinell. Identor yang digunakan yaitu :
1. Menggunakan kerucut intan dengan sudut puncak yang agak bulat, berjari-jari
0.2 mm.
2. Menggunakan bola baja berdiameter 1/16 in, 1/8 in , in dan in.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Tabel 2.2 Skala kekerasan Rockwell


SKALA

MAJOR
LOAD, KG

TIPE
INDENTOR

MATERIAL YANG DI
UJI

60

Intan kerucut

100

1/14" Bola

150

Intan kerucut

100

Intan kerucut

Case-hardened steel

100

1/8" Bola

Cast iron, alumunium and


magnesium alloys

60

1/16" Bola

Annealed brass and copper

150

1/16" Bola

60

1/8" Bola

150

1/8" Bola

60

1/4" Bola

M
P
R
S
V

100
150
60
100
150

1/4" Bola
1/4" Bola
1/2" Bola
1/2" Bola
1/2" Bola

Extremely hard materials,


fungsten carbides, etc
Medium hard materials,
low and medium-carbon
steels, brass, bronze, etc
Hardened steels, hardened
and tempered alloys

Beryllium copper,
phosphor bronze, etc
Alumunium sheet
Cast iron, alumunium
alloys
practics and soft metals
such as lead
same as L scale
same as L scale
same as L scale
same as L scale
same as L scale

Sumber: Avner, Sidney H (1974:30)

Rumus yang digunakan :


HRC =
Dimana :
HRC = angka kekerasan Rockwell
k

= konstanta; intan = 0,2 dan bola baja = 0,6

h1

= kedalaman akibat beban mayor (mm)

h2

= kedalaman akibat beban minor (mm)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Gambar 2.4 Rockwell Tester


Sumber : Avner, Sidney H (1974:27)

Dalam cara Rockwell, terdapat beberapa skala yaitu A sampai V.


Masing-masing skala memiliki beban serta identor tersendiri dan digunakan
untuk material dengan kekerasan yang amat keras. Skala B untuk kekerasan
medium. Skala C untuk material dengan kekerasan rendah dan seterusnya
sampai skala V untuk plastic dan sort metal seperti timbale. Terdapat juga
superficial Rockwell untuk menguji spesimen yang tipis sampai 0.006 in dan
juga untuk powdered metal.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekerasan


Kekerasan material dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kadar karbon
Semakin tinggi kadar karbon, maka logam akan semakin keras namun rapuh.
Kadar karbon sebesar 0,6 1% merupakan kadar karbon yang sangat berpengaruh
pada kekerasan logam. Setelah lebih dari 1% maka kadar karbon tidak berpengaruh
pada nilai kekerasannya.
2. Unsur paduan
Unsur paduan akan mempengaruhi sifat mekanik logam. Beberapa unsur
paduan pada logam beserta pengaruhnya pada sifat mekanik antara lain:
1. Nikel (Ni)
-

Meningkatkan kekuatan dan kekerasan pada baja.

Meningkatkan ketahanan korosi

Meingkatkan keuletan dan tahan gesek

2. Chromium, fungsinya adalah :


-

Membentuk karbida

Menambah keelastisan sehingga baik buat pegas.

Meningkatkan kekerasan baja.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

3. Mangan, fungsinya adalah :


-

Meningkatkan kekerasan

Membuat baja mengkilap

4. Silicon, fungsinya adalah :


-

Meningkatkan kekenyalan dan kekerasan

Menaikkan titik kritis

Bersifat deoksidan.

5. Boron, fungsinya adalah :


-

Menaikkan kekerasan

Pada karbon kurang dari 0.6% akan menyebabkan kerapuhan.

6. Titanium
-

Efektif menambah pertumbuhan butiran.

Meningkatkan kekerasan baja.

3. Perlakuan Panas
Pengaruh perlakuan panas akan mempengaruhi kekerasan logam tergantung
pada perlakuan yang diberikan. Hardening akan meningkatkan kekerasan (paling
keras), berikutnya tempering, lalu normalizing dan yang paling lunak adalah
annealing.
4. Bentuk Butir dan Dimensinya
Material dengan bentuk butir kecil memiliki kekerasan yang tinggi
dibandingkan dengan butiran besar, karena butir kecil memiliki gaya ikat antar atom
yang lebih besar sehingga membuat material tersebut keras.
5. Homogenitas.
Homogenitas akan mempengaruhi kekerasan karena semakin homogen suatu
material atau semakin sama arah orientasi kristalnya maka material tersebut bersifat
ulet. Bila strukturnya heterogen maka materialnya bersifat keras dan getas.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

2.3 Pelaksaan Pengujian


2.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
1. Spesifikasi Alat yang Digunakan
a. Uji Kekerasan
1. Rockwell Type Hardness Tester
Spesifikasi alat :
-

Merk

: CV 600A

Indentor bola Rockwell

: 1/16

Indentor Intan

: 120

Buatan

: Jerman

Skala pembebanan

: HRA = 588 N
HRB = 980 N
HRC = 1470 N

Gambar 2.5 Rockwell Type Hardness Tester


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Universitas Brawijaya (2015)
2. Centrifugal Sand Paper Machine
Spesifikasi alat :
-

Merk

: Saphir

Buatan

: Jerman

Diameter

: 15 cm

Putaran

: 50 600 rpm

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Gambar 2.6 Centrifugal Sand Paper Machine


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Universitas Brawijaya (2015)
b. Uji Mikrostruktur
1. Mikroskop Logam
Spesifikasi alat :
-

Merk

: Nikon

Buatan

: Jepang

Pembesaran

: 450 kali

Gambar 2.7 Mikroskop Logam


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Universitas Brawijaya (2015)
2. Etsa
Digunakan untuk menghilangkan korosi dan karat pada spesimen.Berupa
cairan kimia yang akan bereaksi dengan cairan tertentu pada logam. Atom
yang tidak stabil misalnya atom pada batas elastik. Pada pengujian kali ini
digunakan etsa yang mengandung 1-1,5 ml white nitric dalam 10 ml ethyl
alcohol 95-100%

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Gambar 2.9 Etsa


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Universitas Brawijaya (2015)
3. Kertas Gosok
Digunakan untuk menghaluskan dan meratakan permukaan specimen
dengan cara digosokkan dan kehalusan dari kertas gosok ditunjukkan oleh
angka yang tercantum di balik kertas gosok tersebut. Semakin besar angka
yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir dari kertas
gosok tersebut. Penggunaan jenis kertas gosok yang tepat agar tidak merusak
komponen material.

Gambar 2.10 Kertas Gosok


Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Batu Hijau
Digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan permukaan
specimen.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Gambar 2.11 Batu Hijau


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Universitas Brawijaya (2015)
5. Kain Flanel
Digunakan untuk menghaluskan dan membersihkan spesimen dari batu
hijau yang tersisa.

Gambar 2.12 Kain Flanel


Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Komposisi Kimia Spesimen
Spesimen

: Baja ASSAB 760

Komposisi Kimia

:C

= 0,5 %

Mn

= 0,5 %

Si

= 0,25 %

3. Pergeseran Titik Eutectoid

No

Logam

Komposisi

Suhu Eutectoid

%C

Mn

0,5%

725

0,74

Si

0,25%

730

0,72

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Perhitungan
Pergeseran Titik Eutectoid
1. Temperatur Eutectoid

= 727,47 oC

2. Kadar Karbon Eutectoid

= 0,729 %

Gambar 2.13 Pergeseran Titik Eutectoid


Sumber: Dokumentasi Pribadi

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07
3.

Pengujian Kekerasan

Bentuk dan Dimensi Spesimen

Gambar 2.14 Bentuk dan Dimensi Spesimen


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.3.2 Prosedur Pengujian


a. Uji Kekerasan
1. Dilakukan proses heat treatment.
2. Siapkan permukaan benda kerja:
a. Ratakan kedua permukaan benda kerja menggunakan kikir dan amplas kasar,
sehingga kedua permukaan tersebut sejajar.
b. Haluskan permukaan benda kerja menggunakan centrifugal sand paper
machine sampai betul-betul rata halus dan siap diuji
3. Siapkan perangkat uji kekerasan Rockwell C pada Universal Hardness Tester:
a. Memasang bandul beban (1470 N)
b. Memasang indentor intan
c. Memasang benda kerja pada landasan
d. Atur tuas pada posisi unloading
4. Putar turn wheel hingga benda kerja menyentuh pada indentor sampai jarum besar
skala C dan jarum kecil menunjuk pada titik berwarna merah. Jika terasa berat,
jangan dipaksakan tetapi harus diputar balik kemudian cek tuas pembebanan dan
diulangi.
5. Dorong tuas pembebanan kea rah loading secara perlahan-lahan. Tunggu hingga
jarum besar pada skala berhenti dengan sendirinya.
6. Tunggu selama 10 detik dari saat berhentinya jarum, kemudian gerakkan tuas ke
unloading secara perlahan-lahan sampai maksimal. Dengan naiknya tuas jarum
ikut berputar searah putaran jarum jam sampai akhirnya berhenti.
7. Baca harga kekerasan HRC pada saat jarum telah berhenti. Bacalah pada skala C
yang berwarna hitam.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

b. Uji Mikrostruktur
1. Permukaan specimen yang akan difoto diratakan dan haluskan dengan
centrifugal sand paper machine.
2. Permukaan spesimen dihaluskan dengan batu hijau dan di gosok dengan kain
flannel sampai benar-benar mengkilap dan halus.
3. Permukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan dengan alkohol,
kemudian di tetesi cairan etsa.
4. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam, kemudian focus diatur sampai di
dapatkan gambar yang jelas dengan pembesaran 450 kali.
5. Dilakukan pemotretan dengan kamera, kemudian hasilnya dicuci dan dicetak.

2.4 Hipotesa
a.

Uji Kekerasan
1. Heat treatment dapat menyebabkan perubahan tingkat kekerasan.dalam
pengujian kali ini perlakuan yang diberikan pada material adalah
hardening, tempering, tanpa perlakuan, normalizing dan annealing. Dari proses
tersebut dapat dijelaskan mulai tingkat kekerasan paling tinggi ke rendah.seperti
penjelasan di bawah ini.
a. Hardening
Dapat diketahui bahwa perlakuan panas yang diberikan pada suhu
maksimum dapat meningkatkan kekerasan untuk mendapatkan martensite.
b. Tempering
Dapat meningkatkan kekerasan setelah proses perlakuan panas
hardening untuk meningkatkan keuletan agar mendapatkan bainite.
c. Tanpa perlakuan
Spesimen tidak mengalami perlakuan panas apapun.
d. Normalizing
Dapat menghaluskan butiran yang mengalami pemanasan berlebihan
sehingga terjadi transformasi fase untuk menghasilkan austenite yang
homogen.
e. Annealing
Dapat meningkatkan keuletan material, tetapi kekerasan material
menurun.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07
b.

Pengujian Kekerasan

Uji Mikrostruktur
Dengan perlakuan panas yang diberikan pada suhu maksimum(austenite)
dengan holding yang relative lama akan meningkatkan kekerasan secara maksimum.
Hal ini disebut dengan banyak kandungan pearlite dan ferriete.Pada uji fisik
didapatkan presentase pearlite lebih banyak dari ferrite.

2.5 Pengolahan Data


Data dari hasil pengujian dihitung dan disusun dalam bentuk Tabel, masingmasing untuk spesimen tanpa perlakuan dan dengan perlakuan, selain data tersebut, di
ambil pula hasil pengujian berupa kekerasan rata-rata untuk perlakuan panas yang
berbeda.Dari data-data tersebuat dilakukan dua macam pengolahan data.

2.5.1 Analisa Mikrostruktur


Mikrostruktur tanpa perlakuan panas

Foto Mikro M450 kali

Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk dihitung
prosentase warna hitam dan putih

10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Dari sepuluh sampel tersebut dapat diperoleh data sebagai berikut :

No.

Putih (%)

Hitam (%)

31

69

22

78

38

62

41

59

31

69

41

59

34

66

38

62

38

62

10

57

43

371

629

Proporsi dari sampel (p1) :


n1 = 10 x 100 = 1000
p1 =

= 0,371

Standar deviasi sampel (1)


q1 = 1 p1 = 1 0,371 = 0,629
1 =

= 0,01527

Dari tabel distribusi standar dengan = 5 % maka diperoleh nilai Z( / 2) =


1,96 interval penduga rata-rata proporsi warna putih :
p1 Z( / 2) . 1< p < p1 + Z( / 2) . 1
0,371 - (1,96 x 0,01527) < p <0,371 + (1,96 x 0,01527)
0,325 < p < 0,417
Jadi proporsi warna putih untuk foto mikrostruktur logam tanpa perlakuan panas
berkisar antara 0,325 % sampai 0,417% dengan tingkat keyakinan 95 %

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Mikrostruktur dengan perlakuan panas Normalizing 950C


Foto Mikro M450 kali

Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk dihitung
prosentase warna hitam dan putih

10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Dari sepuluh sampel tersebut dapat diperoleh data sebagai berikut :

No.

Putih (%)

Hitam (%)

32

68

24

76

26

74

14

86

17

83

23

77

20

80

15

85

19

81

10

18

82

208

792

Proporsi dari sampel (p2) :


n2 = 10 x 100 = 1000
p2 =

= 0,208

Standar deviasi sampel (2)


q2 = 1 p2 = 1 0,208 = 0,792
2 =

= 0,041

Dari tabel distribusi standar dengan = 5 % maka diperoleh nilai Z( / 2) =


1,96 interval penduga rata-rata proporsi warna putih :
p2 Z( / 2) . 2< p < p2 + Z( / 2) . 2
0,208 - (1,96 x 0,041) < p <0,208 + (1,96 x 0,041)
0,127 < p < 0,288
Jadi proporsi warna putih untuk foto mikrostruktur logam tanpa perlakuan panas
berkisar antara 0,127 % sampai 0,288 % dengan tingkat keyakinan 95 %

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Uji Beda Dua Proporsi


Untuk mengetahui perbedaan antara proporsi warna putih spesimen tanpa
perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas dilakukan pengujian dua
proporsi
Hipotesa :

H0 : p1 = p2
H1 : p1 p2

Data untuk menghitung Zhitung


n1 = 1000
n2 = 1000
p1 = 0,371
p2 = 0,208
q1 = 0,629
q2 = 0,792
Perhitungan Zhitung :
Zhitung =

Zhitung = 12,47292
Kedudukan Zhitung pada kurva normal adalah sebagai berikut :

Dari kurva uji Z diketahui bahwa Zhitung terletak pada daerah tolak berarti ada
perbedaan yang nyata antara prosentase warna putih untuk spesimen tanpa perlakuan
panas dan spesimen dengan perlakuan panas.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

2.5.2 Data Kelompok


Dilakukan perbandingan nilai kekerasan sebelum dengan sesudah perlakuan
panasuntuk menentukan ada tidaknya perubahan nilai kekerasan. Untuk itu
perludigunakan pengujian dengan metode uji standart.

Tabel 2.3 Data Spesimen Tanpa Perlakuan Panas


No

[X ]

[ X ]2

19

-0,1

0,01

19,5

0,4

0,16

20

0,9

0,81

20

0,9

0,81

19

-0,1

0,01

19,5

0,4

0,16

18

-1,1

1,21

19

-0,1

0,01

19

-0,1

0,01

10

18

-1,1

1,21

191

4,4

Kekerasan rata-rata

Standartdeviasi

StandarDeviasi Rata-Rata

db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% makanilai t Tabel t (/2;db) = t (0,025;9) = 2,26 interval
penduga kekerasan specimen tanpa perlakuan panas

18,600314 < < 19,599686


LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Grafik 2.1 Uji T Tanpa Perlakuan

Jadi kekerasan spesimen rata-rata tanpa perlakuan panas berkisar antara


18,600314 HRC sampai 19,599686 HRC dengan tingkat keyakinan 95 %

Tabel 2.4 Data Spesimen Dengan Perlakuan Normalizing 950 C


No

[X ]

[ X ]2

15,3

-1,4

1.96

15

-1,7

2,89

17

0,3

0,09

18

1,3

1,69

16,4

-0,3

0,09

16

-0,7

0,49

17,8

1,1

1,21

18

1,3

1,69

16,5

-0,2

0,04

10

17

0,3

0,09

167

10,24

Kekerasan rata-rata

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Standar deviasi

Standar deviasi rata-rata

db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% maka nilai t Tabel t (/2;db)
t (0,025;9) = 2,26
interval penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas

15,892 < < 17,507

Grafik 2.2 Uji T Perlakuan Normalizing 950oC

Jadi kekerasan specimen rata-rata dengan perlakuan Normalizing 950 C berkisar


antara 15,892 HRC sampai 17,507 HRC dengan tingkat keyakinan 95%.

Uji Beda Dua Rata-Rata


Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kekerasan pada specimen tanpa
perlakuan dan dengan perlakuan panas dilakukan uji beda dua rata-rata dengan uji
standart t.
Hipotesa : Ho : 1 = 2 (tidak ada perbedaan kekerasan antara spesimen tanpa
perlakuan dengan spesimen yang diberi perlakuan)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

H1 : 1 2( terdapat perbedaan kekerasan antara spesimen tanpa


perlakuan dengan spesimen yang diberi perlakuan )
Digunakan pengujian dua arah dengan
= 5% dan db = (n1 -1) + (n2 -1)
= (10-1) + (10-1) = 18
Makanilai t Tabel t (0,025;18) = 2,101
Perhitungan thitung

Kedudukan thitung pada kurva distribusi t adalah sebagai berikut

Grafik 2.3 Hitung pada Distribusi Uji T

Dari kurva uji t diketahui bahwa thitung terletak di daerah tolak, berarti
terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata kekerasan specimen tanpa perlakuan
panas dan specimen dengan perlakuan panas dengan keyakinan 95%.

Analisa Varian DuaArah


Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu pemanasan waktu
holding dan kombinasi keduanya terhadap kekerasan specimen

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Hipotesa :
H01 : 1 = 2

( perlakuan panas tidak berpengaruh)

H11 : 1 2

( perlakuan panas berpengaruh)

H02 : 1 = 2

( suhu tidak berpengaruh)

H12 : 1 2

( suhu berpengaruh)

H03 : ()1 = ()2 ( perlakuan panas dan suhu tidak berpengaruh)


H13 : ()1 ()2 ( perlakuan panas dan suhu berpengaruh)
Perulangan (z)

= 5 kali

Banyaknya data(n)

= 20

Banyaknya data tiap kolom (u) = 10


Banyaknya data tiap baris (v)

= 10

Banyaknya variasi holding (x)

=2

Banyaknya variasi heating (y)

=2

Tabel 2.5 Analisa Varian Dua Arah


FAKTOR SUHU
850 oC

950oC

16

15,3

31,3

15,5

15

30,5

17

17

34

15,5

18,4

33,9

16

16

32

1 = 80

2 = 81,7

baris 1 = 161,7

8,2

9,5

17,7

10

10,5

12,5

9,1

12,1

9,5

10,5

3 = 46,3

4 = 16,5

baris 2 = 62,8

kolom1 = 126,3

kolom2 = 98,2

total = 224,5

K
T
O

Normalizing

R
L
A

Annealing

K
U
A

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Fk

Pengujian Kekerasan

=
=
2520,0125

JKT

= ( a2+ b2+c2+ +t2) Fk


= (3079,95)-(2520,0125)
= 559,9375

= 3009,073-2520,0125
= 489,06

= 2559,493 2520,0125
= 39,4805

= 3098,166 2520,0125
= 578,1535

JKAB = JKP - JKA JKB


= 578,1535 489,06 39,4805
= 49,613

JKG = JKT - JKA - JKB JKAB


= 559,9375 489,06 39,4805 49,613
= -18,216

Dimana :
Fk

: Frekuensi Komulatif

JKB

: Jangkauan Kuartil Bawah

JKT

: Jangkauan Kuartil Tengah

JKP

: Jangkauan Kuartil Tengah

JKA

: Jangkauan Kuartil Atas

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07
JKG

Pengujian Kekerasan

: Jangkauan Kuartil Galat

F Tabel dengan = 5% F (, V1 ,V2)


F1Tabel : V1= (x-1) = (2-1) = 1
V2= (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16
F1 Tabel ( 5%, 1, 16) = 4,49
F2 Tabel :V1 = (x-1) = (2-1) = 1
V2 = (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16
F2Tabel ( 5%, 1, 16) = 4,49
F3Tabel : V1 = (x-1) = (2-1) = 1
V2 = (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16
F3Tabel ( 5%, 1, 16) = 4,49
Tabel 2.6 Analisa Varian Dua Arah
SumberKeragaman
Pengaruh A

Db

JK

KT

Fhitung

(x-1) =

JKA =

12 = JKA/(x-1)

F1 = 12/ 2

(2 1) = 1

489,06

489,06

3.811,295

(Perlakuan)

PengaruhB

(y-1) =

JKB =

22 = JKB/(y-1)

F2= 22/ 2

(2- 1) = 1

39,4805

39,4805

18,86351

(Suhu)

Pengaruh
A& B

(x-1)(y-1) =

JKAB =

32 = JKAB/(x-1) (y-

F3= 32/ 2

(2-1)(2-1) =

49,613

1)

16,82578

(Perlakuan&Suhu)

49,613

Galat

(xy) (z-1)=

JKG =

2 = JKG/(xy)(z-1)

(2.2)(5-1)=

-18,216

16
Jumlah ()

19

1,68325
510,3245

HasilAnalisa
1. F1 hitung>F1 Tabel = 3.811,295 > 4,49
Keterangan :
Variasi holding yang diberikan pada specimen berpengaruh pada kekerasan, hal
ini sesuai dengan hipotesa H11 : 1 2 .
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

2. F2 hitung < F2 Tabel = 18,86351 > 4,49


Keterangan :
Variasi suhu yang diberikan pada specimen berpengaruh pada kekerasan, hal ini
sesuai dengan hipotesa H12 : 1 2
3. F3 hitung > F3 Tabel = 16,82578 > 4,49
Keterangan :
Variasi holding dan suhu yang diberikan pada specimen tidak berpengaruh pada
kekerasan, Hal ini sesuai dengan hipotesa H03 : ()1 = ()2

Tabel 2.7 Data Kekerasan Tanpa perlakuan


Tanpa Perlakuan
No
1

Kekerasan (HRC)
19

19,5

20

20

19

19,5

18

19

19

10

18
19,1

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan
Tabel 2.8 Data Kekerasan Normalizing 950 C
Normalizing 950 C
No

Kekerasan (HRC)

15,3

15

17

18

16,4

16

17,8

18

16,5

10

17
16,7

Tabel 2.9 Data Kekerasan Annealing 950C


Annealing 950C
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kekerasan (HRC)
9,5
1
2
3
1
3
1
4
4
4
3,25

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan
Tabel 2.10 Data Kekerasan Hardening 950C
Hardening 950C
No
1

Kekerasan (HRC)
33,5

35,5

36

36

41

41

40

42

45

10

39
35,3

Tabel 2.11 Data Kekerasan Rata-rata Perlakuan Panas


Kekerasan Rata - Rata

No

Perlakuan

Hardening 950 C

35,3

Tanpa Perlakuan

19,1

Normalizing 950C

16,7

Annealing 950C

3,25

(HRC)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

2.6 Pembahasan

Grafik 2.4 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Data Kelompok Pada Spesimen hardening oli
800 C dan Tanpa Perlakuan.

Hubungan perlakuan panas dengan tingkat kekerasan

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Pemberian perlakuan panas pada spesimen dapat merubah sifat mekanik suatu
spesimen. Spesimen tanpa perlakuan panas memiliki sifat kekerasan yang berbeda
dengan spesimen yang mendapatkan perlakuan panas tergantung dari perlakuan panas
yang diberikan.Pada pengujian kali ini menggunakan specimen baja Assab 760 yang
diberikan perlakuan Normalizing 950oC.
Dari perlakuan tersebut dan diuji kekerasannya didapatkan nilai kekerasan
raat-rata 16,7 HRC. Dengan perhitungan menggunakan rumus interval penduga
kekerasan specimen diperoleh bahwa nilai kekerasan dari specimen tersebut berkisar
antara 15,892 HRC sampai 17,507 HRC dengan tingkat keyakinan 95%, sedangkan
pada specimen tanpa perlakuan didapatkan nilai kekerasan rata-rata 19,1 HRC. Dengan
perhitungan menggunakan rumus interval penduga kekerasan specimen diperoleh
bahwa nilai kekerasan dari specimen tersebut berkisar antara 18,600314 HRC sampai
19,599686 HRC dengan tingkat keyakinan 95%.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai kekerasan specimen
Normalizing 9500C memiliki kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan
spesimen dengan tanpa perlakuan

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Hubungan perlakuan panas dengan tingkat kekerasan Data antar

Antar Kelompok

kelompok

Grafik 2.5 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Data

Pengujian Kekerasan

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

Pada grafik perbandingan nilai kekerasan dengan berbagai macam perlakuan


menerangkan hubungan antara berbagai macam perlakuan panas dengan kekerasan rataratanya.Spesimen yang memiliki nilai kekerasan dari yang tinggi sampai yang terendah
ialah Hardening 950oC, Tanpa perlakuan, Normalizing 950oC dan Annealing 950C.
Hardening 950C dengan mempunyai kekerasan yang tertinggi yaitu 35,3 HRC.
Hal ini dikarenakan terjadinya pendinginan cepat pada specimen sehingga terbentuk
struktur martensit yang memiliki sifat keras. Berikutnya, specimen tanpa perlakuan
mempunyai kekerasan sebesar 19,1 HRC. Specimen tanpa perlakuan memiliki nilai
kekerasan dibawah kekerasan hardening karena tidak mengalami perlakuan panas
apapun. Spesimen dengan perlakuan Normalizing 950C mempunyai kekerasan 16,7
HRC. Dan nilai kekerasan yang berada padaurutan paling akhir adalah specimen dengan
perlakuan annealing 950C dengan kekerasan sebesar 3,25 HRC. Hal ini dikarenakan
pendinginan annealing dilakukan secara perlahan dalam dapur pemanas.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai kekerasan spesimen yang paling
tinggi ke yang paling rendah kekerasannya adalah hardening 9500C, tanpa perlakuan,
normalizing 9500C, dan annealing 9500C.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Kelompok 07

Pengujian Kekerasan

2.7 Kesimpulan dan Saran


2.7.1 Kesimpulan
1.

Dengan perlakuan panas yang berbeda-beda didapatkan nilai kekerasan yang


berbeda-beda pula. Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada perlakuan hardening.

2.

Proses pendinginan pada spesimen dengan perlakuan panas tertentu akan


mempengaruhi kekerasan spesimen tersebut.

3.

Suhu pemanasan yang semakin tinggi membuat material lebih keras, karena
semakin banyak butiran atom yang terbentuk daripada temperatur atau suhu yang
tidak mencapai suhu austenite.

2.7.2 Saran
1.

Hendaknya alat pengujian kekerasan yang rusak mulai diperbaiki.

2.

Asisten sebaiknya lebih berkordinasi lagi dengan praktikan sehingga praktikan


menadi lebih terbentu saat praktikum.

3.

Praktikan harus lebih teliti dalam membaca skala kekerasan pada alat uji dan
menghaluskan permukaan spesimen dengan konsisten untuk mendapatkan data
pengujian yang lebuh akurat.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai