Pengujian Kekerasan
BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN
2.1 Tujuan Pengujian
1.
2.
3.
4.
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Nama material
Skala kekerasan
Kalium, Natrium
0,5 0,6
Talk
Kalsium, Sulfur
Tembaga, Arsenik
Flourit, Besi
Apasit, Kobalt
Benlium, Molibdenum
5,5
Titanium, Mangan
Kwarsa, Vanadium
10
Topas
11
Kromium
8,5
12
Korundum, Silicon
13
Intan
10
2.
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
= beban (kg)
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
VHN =
Dimana :
VHN = angka kekerasan (kg/mm2)
c. Rockwell Method
Cara Rockwell menggunakan prinsip yang sama dengan cara Brinell,
hanya saja identor yang dipakai ada dua (2) jenis dan berukuran lebih kecil
daripada identor Brinell. Identor yang digunakan yaitu :
1. Menggunakan kerucut intan dengan sudut puncak yang agak bulat, berjari-jari
0.2 mm.
2. Menggunakan bola baja berdiameter 1/16 in, 1/8 in , in dan in.
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
MAJOR
LOAD, KG
TIPE
INDENTOR
MATERIAL YANG DI
UJI
60
Intan kerucut
100
1/14" Bola
150
Intan kerucut
100
Intan kerucut
Case-hardened steel
100
1/8" Bola
60
1/16" Bola
150
1/16" Bola
60
1/8" Bola
150
1/8" Bola
60
1/4" Bola
M
P
R
S
V
100
150
60
100
150
1/4" Bola
1/4" Bola
1/2" Bola
1/2" Bola
1/2" Bola
Beryllium copper,
phosphor bronze, etc
Alumunium sheet
Cast iron, alumunium
alloys
practics and soft metals
such as lead
same as L scale
same as L scale
same as L scale
same as L scale
same as L scale
h1
h2
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Membentuk karbida
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Meningkatkan kekerasan
Bersifat deoksidan.
Menaikkan kekerasan
6. Titanium
-
3. Perlakuan Panas
Pengaruh perlakuan panas akan mempengaruhi kekerasan logam tergantung
pada perlakuan yang diberikan. Hardening akan meningkatkan kekerasan (paling
keras), berikutnya tempering, lalu normalizing dan yang paling lunak adalah
annealing.
4. Bentuk Butir dan Dimensinya
Material dengan bentuk butir kecil memiliki kekerasan yang tinggi
dibandingkan dengan butiran besar, karena butir kecil memiliki gaya ikat antar atom
yang lebih besar sehingga membuat material tersebut keras.
5. Homogenitas.
Homogenitas akan mempengaruhi kekerasan karena semakin homogen suatu
material atau semakin sama arah orientasi kristalnya maka material tersebut bersifat
ulet. Bila strukturnya heterogen maka materialnya bersifat keras dan getas.
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Merk
: CV 600A
: 1/16
Indentor Intan
: 120
Buatan
: Jerman
Skala pembebanan
: HRA = 588 N
HRB = 980 N
HRC = 1470 N
Merk
: Saphir
Buatan
: Jerman
Diameter
: 15 cm
Putaran
: 50 600 rpm
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Merk
: Nikon
Buatan
: Jepang
Pembesaran
: 450 kali
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Komposisi Kimia
:C
= 0,5 %
Mn
= 0,5 %
Si
= 0,25 %
No
Logam
Komposisi
Suhu Eutectoid
%C
Mn
0,5%
725
0,74
Si
0,25%
730
0,72
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Perhitungan
Pergeseran Titik Eutectoid
1. Temperatur Eutectoid
= 727,47 oC
= 0,729 %
Kelompok 07
3.
Pengujian Kekerasan
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
b. Uji Mikrostruktur
1. Permukaan specimen yang akan difoto diratakan dan haluskan dengan
centrifugal sand paper machine.
2. Permukaan spesimen dihaluskan dengan batu hijau dan di gosok dengan kain
flannel sampai benar-benar mengkilap dan halus.
3. Permukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan dengan alkohol,
kemudian di tetesi cairan etsa.
4. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam, kemudian focus diatur sampai di
dapatkan gambar yang jelas dengan pembesaran 450 kali.
5. Dilakukan pemotretan dengan kamera, kemudian hasilnya dicuci dan dicetak.
2.4 Hipotesa
a.
Uji Kekerasan
1. Heat treatment dapat menyebabkan perubahan tingkat kekerasan.dalam
pengujian kali ini perlakuan yang diberikan pada material adalah
hardening, tempering, tanpa perlakuan, normalizing dan annealing. Dari proses
tersebut dapat dijelaskan mulai tingkat kekerasan paling tinggi ke rendah.seperti
penjelasan di bawah ini.
a. Hardening
Dapat diketahui bahwa perlakuan panas yang diberikan pada suhu
maksimum dapat meningkatkan kekerasan untuk mendapatkan martensite.
b. Tempering
Dapat meningkatkan kekerasan setelah proses perlakuan panas
hardening untuk meningkatkan keuletan agar mendapatkan bainite.
c. Tanpa perlakuan
Spesimen tidak mengalami perlakuan panas apapun.
d. Normalizing
Dapat menghaluskan butiran yang mengalami pemanasan berlebihan
sehingga terjadi transformasi fase untuk menghasilkan austenite yang
homogen.
e. Annealing
Dapat meningkatkan keuletan material, tetapi kekerasan material
menurun.
Kelompok 07
b.
Pengujian Kekerasan
Uji Mikrostruktur
Dengan perlakuan panas yang diberikan pada suhu maksimum(austenite)
dengan holding yang relative lama akan meningkatkan kekerasan secara maksimum.
Hal ini disebut dengan banyak kandungan pearlite dan ferriete.Pada uji fisik
didapatkan presentase pearlite lebih banyak dari ferrite.
Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk dihitung
prosentase warna hitam dan putih
10
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
No.
Putih (%)
Hitam (%)
31
69
22
78
38
62
41
59
31
69
41
59
34
66
38
62
38
62
10
57
43
371
629
= 0,371
= 0,01527
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk dihitung
prosentase warna hitam dan putih
10
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
No.
Putih (%)
Hitam (%)
32
68
24
76
26
74
14
86
17
83
23
77
20
80
15
85
19
81
10
18
82
208
792
= 0,208
= 0,041
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
H0 : p1 = p2
H1 : p1 p2
Zhitung = 12,47292
Kedudukan Zhitung pada kurva normal adalah sebagai berikut :
Dari kurva uji Z diketahui bahwa Zhitung terletak pada daerah tolak berarti ada
perbedaan yang nyata antara prosentase warna putih untuk spesimen tanpa perlakuan
panas dan spesimen dengan perlakuan panas.
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
[X ]
[ X ]2
19
-0,1
0,01
19,5
0,4
0,16
20
0,9
0,81
20
0,9
0,81
19
-0,1
0,01
19,5
0,4
0,16
18
-1,1
1,21
19
-0,1
0,01
19
-0,1
0,01
10
18
-1,1
1,21
191
4,4
Kekerasan rata-rata
Standartdeviasi
StandarDeviasi Rata-Rata
db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% makanilai t Tabel t (/2;db) = t (0,025;9) = 2,26 interval
penduga kekerasan specimen tanpa perlakuan panas
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
[X ]
[ X ]2
15,3
-1,4
1.96
15
-1,7
2,89
17
0,3
0,09
18
1,3
1,69
16,4
-0,3
0,09
16
-0,7
0,49
17,8
1,1
1,21
18
1,3
1,69
16,5
-0,2
0,04
10
17
0,3
0,09
167
10,24
Kekerasan rata-rata
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Standar deviasi
db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% maka nilai t Tabel t (/2;db)
t (0,025;9) = 2,26
interval penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Dari kurva uji t diketahui bahwa thitung terletak di daerah tolak, berarti
terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata kekerasan specimen tanpa perlakuan
panas dan specimen dengan perlakuan panas dengan keyakinan 95%.
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Hipotesa :
H01 : 1 = 2
H11 : 1 2
H02 : 1 = 2
H12 : 1 2
( suhu berpengaruh)
= 5 kali
Banyaknya data(n)
= 20
= 10
=2
=2
950oC
16
15,3
31,3
15,5
15
30,5
17
17
34
15,5
18,4
33,9
16
16
32
1 = 80
2 = 81,7
baris 1 = 161,7
8,2
9,5
17,7
10
10,5
12,5
9,1
12,1
9,5
10,5
3 = 46,3
4 = 16,5
baris 2 = 62,8
kolom1 = 126,3
kolom2 = 98,2
total = 224,5
K
T
O
Normalizing
R
L
A
Annealing
K
U
A
Kelompok 07
Fk
Pengujian Kekerasan
=
=
2520,0125
JKT
= 3009,073-2520,0125
= 489,06
= 2559,493 2520,0125
= 39,4805
= 3098,166 2520,0125
= 578,1535
Dimana :
Fk
: Frekuensi Komulatif
JKB
JKT
JKP
JKA
Kelompok 07
JKG
Pengujian Kekerasan
Db
JK
KT
Fhitung
(x-1) =
JKA =
12 = JKA/(x-1)
F1 = 12/ 2
(2 1) = 1
489,06
489,06
3.811,295
(Perlakuan)
PengaruhB
(y-1) =
JKB =
22 = JKB/(y-1)
F2= 22/ 2
(2- 1) = 1
39,4805
39,4805
18,86351
(Suhu)
Pengaruh
A& B
(x-1)(y-1) =
JKAB =
32 = JKAB/(x-1) (y-
F3= 32/ 2
(2-1)(2-1) =
49,613
1)
16,82578
(Perlakuan&Suhu)
49,613
Galat
(xy) (z-1)=
JKG =
2 = JKG/(xy)(z-1)
(2.2)(5-1)=
-18,216
16
Jumlah ()
19
1,68325
510,3245
HasilAnalisa
1. F1 hitung>F1 Tabel = 3.811,295 > 4,49
Keterangan :
Variasi holding yang diberikan pada specimen berpengaruh pada kekerasan, hal
ini sesuai dengan hipotesa H11 : 1 2 .
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Kekerasan (HRC)
19
19,5
20
20
19
19,5
18
19
19
10
18
19,1
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Tabel 2.8 Data Kekerasan Normalizing 950 C
Normalizing 950 C
No
Kekerasan (HRC)
15,3
15
17
18
16,4
16
17,8
18
16,5
10
17
16,7
Kekerasan (HRC)
9,5
1
2
3
1
3
1
4
4
4
3,25
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Tabel 2.10 Data Kekerasan Hardening 950C
Hardening 950C
No
1
Kekerasan (HRC)
33,5
35,5
36
36
41
41
40
42
45
10
39
35,3
No
Perlakuan
Hardening 950 C
35,3
Tanpa Perlakuan
19,1
Normalizing 950C
16,7
Annealing 950C
3,25
(HRC)
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
2.6 Pembahasan
Grafik 2.4 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Data Kelompok Pada Spesimen hardening oli
800 C dan Tanpa Perlakuan.
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Pemberian perlakuan panas pada spesimen dapat merubah sifat mekanik suatu
spesimen. Spesimen tanpa perlakuan panas memiliki sifat kekerasan yang berbeda
dengan spesimen yang mendapatkan perlakuan panas tergantung dari perlakuan panas
yang diberikan.Pada pengujian kali ini menggunakan specimen baja Assab 760 yang
diberikan perlakuan Normalizing 950oC.
Dari perlakuan tersebut dan diuji kekerasannya didapatkan nilai kekerasan
raat-rata 16,7 HRC. Dengan perhitungan menggunakan rumus interval penduga
kekerasan specimen diperoleh bahwa nilai kekerasan dari specimen tersebut berkisar
antara 15,892 HRC sampai 17,507 HRC dengan tingkat keyakinan 95%, sedangkan
pada specimen tanpa perlakuan didapatkan nilai kekerasan rata-rata 19,1 HRC. Dengan
perhitungan menggunakan rumus interval penduga kekerasan specimen diperoleh
bahwa nilai kekerasan dari specimen tersebut berkisar antara 18,600314 HRC sampai
19,599686 HRC dengan tingkat keyakinan 95%.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai kekerasan specimen
Normalizing 9500C memiliki kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan
spesimen dengan tanpa perlakuan
Kelompok 07
Antar Kelompok
kelompok
Pengujian Kekerasan
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
Kelompok 07
Pengujian Kekerasan
2.
3.
Suhu pemanasan yang semakin tinggi membuat material lebih keras, karena
semakin banyak butiran atom yang terbentuk daripada temperatur atau suhu yang
tidak mencapai suhu austenite.
2.7.2 Saran
1.
2.
3.
Praktikan harus lebih teliti dalam membaca skala kekerasan pada alat uji dan
menghaluskan permukaan spesimen dengan konsisten untuk mendapatkan data
pengujian yang lebuh akurat.