Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam suatu perusahaan,

manajemen

perusahaan

tidak

dapat

mengasumsikan bahwa segala sesuatu telah mereka lakukan dengan benar.


Dalam Praktiknya manajemen perusahaan akan menghadapi kesalahan, bahkan
berbagai kebijaksanaan yang tidak tepat atau ketinggalan zaman. Melalui
pemeriksaan kegiatan-kegiatannya, manajemen perusahaan dapat lebih dini
menemukan masalah-masalah sebelum hal itu menjadi lebih serius dan terlalu
fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap
kegiatan- kegiatan manajemen dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah
dikeluarkan oleh manajemen sering disebut dengan istilah audit manajemen.
Dalam paraktiknya keterbatasan yang dihadapi perusahaan sangat
beragam, baik dalam bidang sumber daya, dan informasi dan teknologi yang
sangat mempengaruhi perusahaan. oleh karena itu perusahaan harus membuat
suatu perencanaan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki
dalam mendukung operasional yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh perusahaan. Audit menajemen menjadi alternatif di sebuah
perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengawasan yang tepat dalam
sebuah perusahaan.
Dalam melakukan audit, seorang auditor haruslah mengetahui langkahlangkah audit apa yang akan dilakukan. Langkah-langkah audit ini ditempuh
untuk memenuhi tujuan audit yaitu untuk mencapai perbaikan atas berbagai

program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan


perbaikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1. Bagaimana tahapan-tahapan audit manajemen ?
2. Bagaimana pelaksanaan audit pendahuluan dalam pelaksanaan tahap audit?
3. Bagiamana review terhadap pengendalian manajemen?
4. Bagaimana audit lanjutan dan pelaporan dalam audit manajemen?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini adalah :
1. untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pelaksanaan audit manajemen
2. untuk memahami audit pendahuluan dalam pelaksanaan tahap audit
3. untuk memahami review terhadap pengendalian manajemen
4. untuk memahami mengenai audit lanjutan, review , dan pelaporan

BAB II
PEMBAHASAN
Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektifitas
operasi perusahaan berupa suatu rancangan sistematis untuk mengaudit aktivitas,
program yang diselenggarakan keseluruhan atau sebagian dari entitas untuk
menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara
efisien dan apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan
telah dicapai dan tidak melanggar ketentuan dan kebijakan yang ditetapkan
perusahaan. Dalam pelaksanaan audit kinerja manajemen seorang auditor harus
melakukan 5 tahapan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Audit Pendahuluan
Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Audit Terinci
Pelaporan
Tindak Lanjut

A. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih
dalam. Lima hal penting yang diperhatikan dalam pelaksanaan audit
pendahuluan:
1. Pemahaman Auditor Terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan atau kegiatan yang dikelola
oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Setiap objek
audit memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik dan sistem pendelegasian wewenang yang dilaksanakan
oleh perusahaan tersebut. Untuk memahami mengenai objek audit, auditor

harus mendapatkan informasi mengenai sumber daya (kapasitas aktivitas) dan


metode operasi (cara pelaksanaan kegiatan) karena dengan dua informasi
tersebut auditorbisa mendapatkan informasi awal apakah suatu kegiatan telah
dilaksanakan dengan ekonomis, efisien, dan efektif dalam pencapaian
tujuannya.
Auditor harus membuat kesimpulan sementara secara umum terhadap
objek audit, dasr dalam membuat kesimpulan tersebut dari informasi yang
diperoleh dan indikasi adanya kelemahanyang perlu diperbaiki.
Auditor harus mengkomunikasikan dengan pemberi tugas audit tentang
pemahamannya terhadap bebagai tugas untuk menghindari kesalahpahaman,
komunikasi lebih efektif dilakukan secara tertulis denganmeminta tanggapan
kepada pemberi tugas mengenai 3 hal:
a. Informasi yang mendukung tujuan audit
b. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit
c. Informasi yang mengarah pada tujuan audit
Auditor juga perlu meminta tanggapan mengenai kesimpulan umum yang
dilaporkannya kepada pemberi tugas.
2. Penentuan Tujuan Audit
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Tujuan audit harus mengacu
pada alasan mengapa audit harus dilaksanakan pada objek audit dan
didasarkan pada penugasan audit. Tujuan audit sendiri harus sesuai dengan
keinginan pemberi tugas, hasil dari analisa yang dilakukan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi penentuan tujuan harus dibicarakan dengan pemberi
tugas agar tercapai kesamaan pemikiran antara auditor dengan pemberi tugas.
Cara menentukan audit terjadi menjadi 3 hal:
a. Mengidentifikasi tujuan yang ada yang mungkin mempunyai arti penting
pada pemberi tugas.

b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah dilakukan pada masa


sebelumnya.
c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan
mengukur dengan cermat:
a. Sasaran dapat dan memungkinkan untuk diaudit.
b. Sumber daya tersedia dalam melakukan audit
c. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit
Auditor harus mempertimbangkan hal-hal yang beresiko gagalnya tujuan
audit:
a.
b.
c.
d.
e.

Tujuan audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten


Tujuan audit yang kurang jelas
Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
Pengendalian yang lemah
Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan

tinggi
f. Perubahan lingkungan objek audit
Alasan yang mendasari diperlakukannya audit manajemen:
a. Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya
perusahaan
b. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai
c. Adanya alternatif yang lebih baik terhadap tujuan audit yang telah
ditetapkan
d. Terjadi penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan
f. Sistem informasi dan pelaporan yang tidak baik
3. Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit menunjukkan luas wilayah dari tujuan audit. Secara
garis besar ruang lingkup audit manajemen terdiri atas 5 bagian:
a. Bidang Keuangan
Ruang lingkup bidang keuangan ini mencakup:

1. Pengendalian dan pertanggungjawaban dana dan kekayaan lain serta


2.
3.
4.
5.

kewajiban perusahaan.
Pertanggungjawaban audit dari kegiatan yang dilakukan.
Penyelenggaraan catatan akuntasni.
Laporan keuangan.
Pemanfaatan sistem akuntansi yang dimiliki perusahaan.

b. Ketaatan Terhadap Peraturan dan Kebijakan Perusahaan


1. Kesesuaian pelaksanaan program berkaitan dengan peraturan dan
kebijaksanaan perusahaan berkaitan dengan program tersebut.
2. Kesesuaian penerimaan dan penggunaan dana berkaitan dengan
peraturan dan kebijaksanaan perusahaan berkaitan dengan program
tersebut.
c. Ekonomisasi
Ekonomisasi menekankan pada bagaimana setiap kegiatan dalam objek
audit mengelola dana yang dimiliki objek audit dalam memperoleh hasil
yang lebih besar dan alternatif pelaksanaan kegiatan dalam mencapai
tujuan dengan biaya yang lebih rendah.
d. Efisiensi
Efisiensi menyangkut optimalisasi penggunaan sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada bagian ini, auditor
menekankan pada bagaimana seharusnya proses berjalan sehingga
tercapai tujuan dengan pemanfaatan secara optimal sumber daya yang
dimilikinya.
e. Efektifitas
1. Pencapaian tujuan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan
2. Pemanfaatan hasil program
3. Pengaruh pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap
pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan
4. Penelahaan Terhadap Peraturan dan Kebijakan yang Berkaitan Dengan
Objek Audit
Tujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan objek audit baik yang bersifat umum maupun yang
berhubungan khusus dengan berbagai program aktivitas yang dilaksanakan
dalam objek audit.
Dengan penelaahan ini auditor dapat menentukan batasan wewenang objek
audit dan program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan. Peraturan dan

kebijakan yang ditetapkan berupa adopsi dari peraturan yang ditetapkan


pemerintah maupun yang telah dikembangkan sebagai penjabaran strategi
dalam meningkatkan kemampuan bersaing.
5. Pengembangan Kriteria Awal Dalam Audit
Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit
antara lain:
a. Tujuan dan kegiatan yang diaudit
b. Pendekatan audit
c. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
a.
b.
c.
d.

Realistis
Dapat dipercaya
Bebas daripengaruh kelemahan manusia
Mengarah kepada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi

kebutuhan informasi pemberi tugas audit


e. Dirumuskan secara jelas dan tidak berarti ganda yang dapat menimbulkan
f.
g.
h.
i.

makna yang berbeda


Dapat dibandingkan
Diterima semua pihak
Lengkap
Memperhatikan adanya rentang waktu antar suatu kejadian

Sumber yang dapat digunakan dalam pengembangan kriteria auditor:


a.
b.
c.
d.
e.

Undang-undang (peraturan) yang berlaku


Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dalam objek audit
Norma standar yang telah mendapatkan pengakuan secara umum
Kriteria yang digunakan dalam objek audit sejenis
Pengalaman auditor pada audit-audit sebelumnya sejenis dengan objek
audit.

B. Review Terhadap Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisi informasi, mengevaluasidan memanfaatkannya serta
berbagai tindakan yang dilakukan olen manajemen dalam melakukan

pengendalian. Sistem pengendalian manajemen harus menjamin bahwa


perusahaan telah menjalankan strateginya secara efektif dan efisien. Karakteistik
sistem pengendalian manajemen yang baik:

1. Pernyataan Tujuan Perusahaan


Pernyataan tujuan memberikan arah kepada komponen perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya karena dengan pernyataan tujuan dan didukung
dengan sosialisasi yang memadai akan membantu setiap komponen dalam
perusahaan, tidak hanya mampu melaksanakan segala aktivitas tetapi juga
memahami untuk apa mereka menjalankan aktivitas tersebut, apa manfaat
bagi perusahaan dan bagaimana seharusnya menjalankan aktivitas tersebut
sehingga dapat lebih optimal mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
2. Rencana Perusahaan Yang Digunakan Untuk Mencapai Tujuan
Rencana perusahaan merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan,
disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka panjang maupun
jangka

pendek

yang

diikuti

dengan

penentuan

strategi

untuk

mengimplementasikannya. Penyusunan rencana harus diawali dengan adanya


identifikasi tehadap ketersediaan sumber daya, berbagai hambatan internal,
peluang yang mungkin dicapai, dan berbagai hambatan eksternal yang
mungkin dihadapi. Selain realistis rencana juga harus memuat tentang
keinginan perbaikan secara terus menerus yang harus dialkuakn.
3. Kualitas dan Kuantitas SDM Yang Memadai
Perencanaan yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan harus didukung
oleh ketersediaan SDM yang memadai dalam merealisasikan rencana
tersebut. Keberadaan SDM menjadi sangat penting karena semua wewenang
dan tanggung jawab berhubungan dengan keberadaan SDM tersebut.
Kapasitas SDM yang tersedia dipengaruhi oleh 2 hal penting yaitu kualitas
dan kuantitas.
4. Kebijakan dan Praktik Yang Sehat
Berbagai kebijakan dibuat untuk mendukung praktik yang sehat dalam
suatu perusahaan, sehingga perumusan kebijakan harus memperhatikan

kepentingan pihak yang ada dalam perusahaan itu. Untuk mendudkung


praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat oleh perusahaan harus
dikomunikasikanpada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi
komunikasi timbal balik antar kedeua kelompok utama yaitu pihak karyawan
dan pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi).
5. Sistem Review Yang Efektif
Sistem review merupakan suatu bentuk pengendalian terhadap proses yang
berlangsung, dengan cara melakukan review terhadap berbagai aktivitas
kegiatan yang dilakukan.
Dalam sistem review yang baik, pelaksanaan supervise harus dilakukan
secara memadai, supervisor harus mampu mengarahkan pelaksanaan prosedur
berjalan secara ekonomis, efektif, dan efisien sesuai dengan kebijakan yang
telah ditentukan.
Auditor harus melakukan audit terhadap semua rencana yang dibuat
berdasarkan aktivitas yang akan dilakukan. Auditor juga harus menelusuri
semua metode yang digunakan oleh manajemen dalam membandingkan
pelaksanaan aktivitas yang sesungguhnya dengan rencana yang berkaitan
dengan aktivitas tersebut.
Elemen sistem review dalam pengendalian manajemen terbagi menjadi
dua fungsi:
a. Pelaporan internal
b. Fungsi audit internal
Kesimpulan hasil review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
dapat memberikan gambaran kepada auditor tentang:
a. Keandalan pengendalian sistem manajemen perusahaan dalam memandu
operasional

yang

berlangsung

pada

perusahaan

tersebut

dan

kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dokumentasi, pengukuran


dan penilaian terhadap aktivitas yang dilaksanakan.
b. Apakah tersedia cukup bukti yang dibutuhkan dalam pengembangan
tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang sesungguhnya, sehingga
dapat dipergunakan sebagai tujuan audit selanjutnya, tapi jika tersedia
cukup bukti pengembangan tujuan audit sementara tidak dilanjutkan.
c. Langkah kerja yang dilaksanakan selanjutnya untuk memudahkan program
kerja audit lanjutan guna mengetahui:
1. Apakah ruang lingkup kegiatan audit telah ditetapkan dengan jelas dan
pekerja audit intrnal perusahaan telah memenuhi syarat kompetensi,
dapat diandalkan dan tepat waktu.
2. Menentukan tujuan audit bersama penanggung jawab mengenai audit
lanjutan.
Tujuh langkah yang dilakukan auditor dalam melakuakn review dan
pengujian terhadap pengendalian manajemen perusahaan yaitu:
a. Menetapkan tingkat penting dan pekanya hal-hal pokok dari aktivitas yang
diaudit.
b. Menilai tingkat kerentanan aktivitas tersebut terhadap penyalahgunaan
sumber daya, kegagalan pencapaian sasaran dan ketidaktaatan terhadap
c.
d.
e.
f.

ketentuan, peraturan dan kebijakan yang diterapkan perusahaan.


Mengidentifikasi dan memahami pengendalian manajemen yang relevan
Menetapkan apa yang sudah diketahui tentang efektifitas pengendalian.
Menilai kecukupan design pengendalian.
Menetapkan melalui pengujian apakah pengendalian yang ada sudah

cukup efektif.
g. Melaporkan hasil penilaian manajemen dan mendiskusikan tindakan
perbaikan yang diperlukan.
C. Audit Lanjutan (Terinci)

Tujuan memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan audit yang
sesungguhnya yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian
pengendalian manajemen. Auditor harus dapat menyusun suatu kesimpulan audit
dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit.
Langkah-langkah audit pada tahap ini meliputi:
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang
diperlukan
Menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
dalam menganalisa aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan
kesimpulan audit. Data yang telah diperoleh memungkinkan didapatkan dari
luar perusahaan yang memiliki relevansi dengan kegiatan yang sedang
diaudit.
2. Memperoleh bukti-bukti relevan, material dan kompeten
Bukti dari sudut pandang auditor adalah fakta dan informasi tang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dalam proses audit,
auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yang
relevansi, andal dan berkaitan dengan tujuan audit. Tujuan dalam perolehan
bukti adalah untuk menentukan:
a. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima.
b. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang, merupakan penyebab dari
timbulnya akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang diaudit.
c. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya
perbedaan antar kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Kriteria yang harus ada dalam bukti yang digunakan sebagai dasat dalam
pembuatan kesimpulan audit:
a. Relevan: berhubungan dengan aktivitas yang diaudit
b. Material: cukup berarti dalam memppengaruhi kesimpulan yang dibuat

c. Kompeten: diperoleh dari sumber independen dan dapat dipercaya


d. Cukup: memadai sebagai dasar pembuatan kesimpulan

3. Membuat ringkasan atas bukti yang diperoleh dan mengelompokkannya


ke dalam kelompok kriteria, penyebab dan akibat
Bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan
dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi: kriteria,
penyebab, dan akibat. Bukti yang masuk dalam kriteria adalah keseluruhan
temuan audit yang berkaitan dengan norma/standar yang ditetapkan oleh
perusahaan yang merupakan dasar perusahaan menjalankan aktivitasnya.
Bukti yang termasuk dalam kelompok penyebab biasanay berupa tindakan
yang menyimpang atau tindakan positif yang tidak dilakukan yang menjadi
sumber ktidakekonomisan, ketidakefisienan operasi dan ketidakefisienan
pencapaian tujuan. Auditor dapat pula menemukan penyebab yang bersifat
positif yang menjadi sumber keekonomisan, keefesienan dan keefektifisian
pencapaian tujuan. Bukti yang ditemukan dipahami sebagai dampak dari
permasalahan yang terjadi pada objek audit.
4. Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan
Pengembangan temuan adalah pengumpulan dan sintesa informasi khusus
yang bersangkutan dengan program maupun aktivitas yang diaudit, dievaluasi
dan dianalisis karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi
pengguna laporan. Melalui pengembangan temuan akan diketahui secara
lebih jelas tentang adanya penyimpangan yang terjadi, penyebab terjadinya
penyimpangan dan akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan dan
rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki penyimpangan tesebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan temuan:


a. Pengembangan harus ditekankan pada situasi dan kondisi pada saat
program tersebut berlangsung bukan pada saat program tersebut diaudit.
b. Pengembangan pada kompleksitas dan besarnya sumber daya yang
terlibat dalam program/aktivitas yang diaudit.
c. Audit harus secara jujur dan objektif berdasarkan pertimbangan
profesionalismenya melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang
duiperoleh pada saat audit dan pengungkapan kelemahan yang terjadi
secara tdak logis.
d. Pengembangan temuan harus dilakukan secara luas dan teliti sehingga
bisa menjadi dasar dari pembuatan kesimpulan dan rekomendasi secara
jelas dan tepat pada pihak yang diaudit.
Apabila auditor menemukan kelemahan yang penting pada program
aktivitas yang diaudit maka auditor harus segera menyusun rencana
pengembangan semua aspek yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Langkah dalam pengembangan temuan:
a. Mengenali batas-batas wewenang dan tanggung jawab pejabat yang
terlibat dalam program/aktivitas yang diaudit.
b. Memahami secara seksama sebab-sebab terjadinya kelemahan pada
program/aktivitas yang diaudit.
c. Menemukan apakah kelemahan itu merupakan kelemahan tersendiri
maupun kelemahan yang tersebar luas pada berbagai program/aktivitas
lain.
d. Menemukan akibat/arti penting dari kelemahan tersebut.
e. Menentyukan rekomendasi atau saran-saran untuk perbaikan.
5. Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan
Informasi yang diperoleh selama pengembangan temuan mungkin
mengarah pada perlunya melakukan perubahan arah terhadap audit yang telah

terencana atau perlu dilakukannya perluasan atau pengurangan ruang lingkup


audit. Auditor harus mengawasi secara seksama terhadap perkembangan halhal yang mungkin merupakan temuan dan auditor akan segera mengambil
keputusan tentang wujud kegiatan selanjutnya.
Pengembangan temuan harus dilanjutkan terus selama temuan tersebut
diyakini memberikan informasi yang mendukung keakuratan kesimpulan
audit, namun jika temuan yang diperoleh tidak memberikan informasi yang
mendukung keakuratan kesimpulan audit, maka auditnya harus dihentikan.
Perubahan lain yang mungkin terjadi dalam pengembangan temuan
menyangkut perlunya pengembangan informasi pada semua lokasi yang
dipilih pada saat perencanaan audit.
D. Pelaporan
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit.
Dalam penyajian laporan audit terdiri darai dua cara
1) Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama
tahapan-tahapan audit.
2) Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan
penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit.
Contoh Laporan Audit Manajemen :
Laporan Hasil Audit Manajemen
PT. Aminuddin Djarum

A. Kondisi
1. Terjadinya penurunan tingkat penjualan

2. Karyawan yang bekerja pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran cukup


besar dan seharusnya sangat berpeluang untuk meningkatkan penjualan
perusahaan.
3. Pada saat peneriman karyawan di bagian Manajemen Pemasaran,
karyawan yang diterima tidak diuji dan tidak dipilih secara selektif.
4. Karyawan yang diterima untuk tamatan SLTA, tidak diperhatikan bidang
ilmunya.
5. Sebesar 80% karyawan yang diterima belum pernah bekerja atau tidak
pernah memiliki pengalaman kerja sama sekali.
6. Karyawan di bagian Manajemen Penjualan dibebaskan dalam bekerja,
tidak diawasi sama sekali dan hanya dibebani target-target tertentu yang
harus mereka capai.
7. Karyawan di bagaian Penjualan dan Pemasaran hanya diberikan uang
makan relatif rendah.
B. Kriteria
1. Adanya pendekatan hubungan antara Perusahaan dengan Karyawan di
bagian Manjemen Penjualan dan Pemasaran. Hal ini menjadi sangat
penting karena berkaitan dengan masalah utama perusahaan yaitu
menurunnya tingkat Penjualan yang cukup tinggi.
2. Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap 200 karyawannya agar
kapasitas karyawan (input) sebanding dengan tingkat penjualan (output).
3. Perusahaan harus lebih berhati-hati lagi dalam menerima calon karyawan.
4. Perusahaan harus mengadakan seleksi yang cukup selektif untuk
penerimaan calon pegawai.
5. Calon karyawan juga harus memiliki pengalaman kerja, khususnya di
bidan penjualan maupun pemasaran.
6. Karyawan di bagian penjualan harus diperhatikan proses kerja dan hasil
kerjanya, agar mereka tidak semena-mena dalam bekerja, dan tidak hanya

terfokus pada target / pencapain saja, biaya yang dikeluarkan juga sangat
perlu diperhatikan.
7. Uang makan menjadi salah satu masalah apresasi terhadap karyawan di
bagian Pemasaran dan Penjualan. Manajer harus memberikan uang makan
yang sebenarnya dibutuhkan karyawan..
C. Penyebab
1. Kurang lakunya produk yang dijual karena ketidaktahuan konsumen
terhadap produk yang ditawarkan.
2. Kurang maksimalnya kinerja karyawan dikarenakan kurangnya
pemahaman mengenai bidang penjualan dan pemasaran.
3. Tidak terjalinnya hubungan yang cukup dekat antara manajer dan
karyawan, sehingga para Manajer kurang tau apa yang sebenarnya
karyawan inginkan.
4. Tidak dilakukannya pelatihan terhadap karyawan sehingga karyawan
belum mengetahui secara maksimal cara-cara mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan.
5. Belum ada perencanaan penjualan yang baik yang dapat diinformasikan
kepada seluruh karyawan.
D. Akibat
1. Kurangnya jumlah konsumen yang berminat terhadap produk yang
ditawarkan.
2. Tidak setianya konsumen terhadap produk perusahaan dikarenakan
karyawan pemasaran kurang pintar mempertahankan konsumen.
3. Terjadinya penurunan tingkat penjualan
4. Perusahaan tidak memliki sistem manajemen penjualan dan pemasaran
yang baik.
5. Pelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur penjualan dan
pemasaran yang dimiliki oleh Perusahaan.
E. Rekomendasi

1. Perusahaan harus memiliki system dan prosedur promosi yg lebih luas,


cth: lewat iklan di berbagai media sehingga masyarakat lebih mengenal
produk rokok yang ditawarkan.
2. Karyawan yang bertugas untuk melakukan proses penjualan dan
pemasaran harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan yang cukup untuk
menjadi dasar dalam Sistem Penjualan dan Pemasaran, baik dalam
menentukan perencanaan, anggaran, target penjualan, laba minimum,
biaya promosi dan target perusahaan.
4. Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap karyawannya agar
kapasitas karyawan (input) sebanding dengan tingkat penjualan (output).
5. Perusahaan harus mengadakan seleksi yang cukup selektif untuk
penerimaan calon pegawai.
F. Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yg kami terima, audit yang kami lakukan hanya
meliputi masalah Sistem Manajemen Penjualan dan Pemasaran PT. Aminuddin
Djarum untuk periode tahun 2010/ 2011. Audit kami mencakup penilaian atas
kecukupan Manajemen Penjualan dan Pemasaran, Sistem Perencanaan Anggaran
Penjualan, dan aktivitas Sistem Penjualan itu sendiri.

E. Tindak Lanjut
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor
merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja
perusahaan atas beberapa kelemahan dan kekurangan yang masih terjadi.auditor
tidak memiliki kewenangan untuk memaksa perusahaan untuk menjalankan
rekomendasi yang disarankan auditor melainkan auditor menempatkan diri
sebagai supervisior atas rencana,pelaksana,dan pengendalian tindak lanjut yang
dilakukan. Sebaiknya rekomendasi merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama
antara manajemen dan auditor. Rekomendasi juga harus menyajikan analisis dan
manfaat yang diperoleh perusahaan atas rekomendasi tersebut.

BAB III
KESIMPULAN
1. Dalam menjalankan audit kinerja manajemen seorang auditor melakukan 5
tahapan yang memiliki tujuan masing-masing lima tahapan dalam audit
kinerja manajemen yaitu : audit pendahuluan, review terhadap
pengendalian manajemen, audit lanjutan, pelaporan dan tindak lanjut.
2. Tahap Audit pendahuluan dengan tujuan Pemahaman Auditor terhadap
objek audit, Penentuan Tujuan Audit, Penentuan Ruang Lingkup dan
Tujuan Audit, Penelaahan terhadap peraturan dan kebijakan yang berkaitan
denga objek Audit, Pengembangan Kriteria Awal dalam Audit.
3. Tahap Review Terhadap Pengendalian manajemen dengan tujuan
Pernyataan tujuan perusahaan, Rencana perusahaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan, Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan
tanggung jawab yang dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang
memadai,kebijakan dan praktik yang sehat,system review yang efektif.
4. Tahap Audit lanjutan dengan tujuan mengumpulkantambahan informasi
latar belakang,memperoleh bukti, Membuat ringkasan atas bukti yang
telah

diperoleh

dan

mengelompokannya

kedalam

kelompok

criteria,penyebab dan akibat, Pengembangan Temuan dalam Audit


Lanjutan, Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan
5. Tahap Pelaporan Mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi
pihak yang berkepentingan laporan komprehensif menyajikan temuan
penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi.
6. Tahap Tindak lanjut Mendorong pihak yang berwenang untuk
melaksanakan tindak lanjut (perbankan) sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi)Oleh Kantor
Akuntan Publik Jilid I. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
Mulyadi. 2007. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta : PT. Salemba Empat.
Mulyadi.2005. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Jakarta : PT. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai