Anda di halaman 1dari 40

Presentasi Kasus

Diare Akut ec rotavirus

Nama: Intan Arkas Refra


Dr. Pembimbing : Dr. Edi Pasaribu. Sp.A,
M.Kes

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap

: An. R

Tanggal Lahir

: 18-1-2013 ( 19 bulan)

Jenis kelamin

: laki-laki

Alamat

: Jl. Pahlawan II, Jakarta Barat

Suku bangsa : Jawa


Agama

: Islam

Masuk RSUD Tarakan tanggal 13 September 2014

ANAMNE
SIS
5 hari

Mencret 4x, air


lebih dari ampas,
Kuning, Lendir (-),
Darah (-). Muntah
1x. Muntah tiap
makan.

Keluhan Utama: Mencret

2 hari

1 hari

Demam.
Membaik
setelah minum
penurun panas

Mencret 3x, air


lebih dari ampas,
Kuning, Lendir (-),
Darah (-). Muntah
1x. Os rewel ,
Tanpak haus masih
mau minum.

ANAMNE
SIS
Keluhan tambahan:
Muntah dan Lemas
RPD

Os tidak pernah dirawat dan tidak pernah mengalami


hal serupa sebelumnya

Kehamilan & Kelahiran


ANC di Puskesmas setiap bulan.
Lahir di Puskesmas di tolong
bidan secara spontan cukup
bulan, langsung menangis,
BBL 3100 gram, PB 51 cm

ANAMNESI
S

Nutrisi
ASI 0-6 bulan
SF 8-10 x/hari (6-12 bulan)
SF 6x/hari + MP-ASI (6-12
bulan) 3x/hari

Perkembang
an

Tengkurap: usia 4 bulan


Duduk : 6 bulan
Merangkak: 9 bulan
Berdiri: 9 bulan
Berjalan: 13 bulan
Bicara: dapat menyebutkan 1 kata
Makan & minum sendiri: mulai
belajar minum dari gelas
Memegang dgn ibu jari dan jari:
sudah bisa

RIWAYAT IMUNISASI
Jenis vaksin

Hepatitis B

Bulan
Lahir 1

Polio

BCG

DPT
Campak

9 10

Belum imunisasi
Kesan: Imunisasi dasar belum lengkap.

11

12

PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan umun
Keadaan umum : Tampak
sakit sedang
Kesadaran : Compos
mentis
Nadi
: 121 x/mnt
Pernapasan : 26 x/mnt
Suhu
: 37,3C

Antropometri
BB sekarang: 8,9 kg
Panjang badan : 76
cm
Lingkar kepala : 51
cm
Lingkar lengan atas:
14 cm (Gizi buruk)

STATUS GIZI

Status

BB/U
PB/U
BB/PB
Kesan:

Gizi: 0 s/d -2 (gizi baik)


: < -3 SD (sangat kurus)
: 0 s/d -2 (pertumbuhan normal)
: 0 s/d -1 (Gizi baik)
Status gizi baik

Mulut

Paru-paru

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 12 September
2014

Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
: 11,3 g/dL
Hematoktrit
: 34,1 %
Eritrosit : 4,78 juta/uL
Lekosit : 5.530 /mm3
Trombosit : 410,000 /mm3

Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium (Na) : 136 mEq/L
Kalium (K)
: 1.9 mEq/L
Clorida (Cl)
: 102 mEq/L
Gula darah
Glukosa darah Sewaktu : 97 mg/dL

RINGKASAN
Pasien, anak laki-laki usia 1
tahun 7 bulan, mencret sejak 5
hari yang lalu sebanyak 3-4 kali
dalam sehari, konsistensi cair,
warna kekuningan disertai
ampas dan lendir tidak disertai
darah. Dua hari SMRS os
demam, namun membaik
setelah minum obat penurun
panas

Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik,
ditemukan tanda dehidrasi
sedang yaitu penderita
rewel, tampak haus dan
minum banyak.

Pemeriksaan Penunjang:
hemoglobin 11,3 g/dL,
hematokrit 34,1 %, eritrosit
4,78 juta/uL, Lekosit 5.530
/mm3, Trombosit 410.000
/mm3, Na 136 mEq/L, K : 1.9
mEq/L, Cl : 102 mEq/L

DIAGNOSIS BANDING

Diare cair akut ec infeksi rotavirus + dehidrasi

sedang + hipokalemia
Diare cair akut ec infeksi Shigella + dehidrasi

sedang + hipokalemia
Diare cair akut ec infeksi Salmonella +

dehidrasi sedang + hipokalemia

PEMERIKSAAN ANJURKAN
Pemeriksaan Feses rutin

DIAGNOSIS KERJA
Diare cair akut ec rotavirus + dehidrasi sedang
Hipokalemi

PENATALAKSANAAN
1. Medika mentosa
Rehidrasi 70 cc/kgBB/ 3 Jam = 700 cc/ 3 Jam
Maintenance Ringer Laktat 890 cc + KCL 30 mEq/ 24

Jam

Zinkid 2 x 1 cth
Paracetamol sirup 3 x 1 cth jika demam

2. Non medika-mentosa
Edukasi terhadap orang tua pasien terutama ibu tentang
kebersihan.
Edukasi untuk orang tua pasien agar memperhatikan gizi
anak.

PROGNOSIS
Ad vitam

: Ad bonam

Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam

Tanggal 13 September 2014

Tanggal 14 September 2014

Follow up
S: Mencret 2 X sejak malam disertai lendir , air dan ampas. Muntah 1 kali berisi
air dan makanan. Tidak ada demam, batuk, pilek, anak mau makan dan minum

S: BAB 1 X sejak mulai padat tidak ada lendir tidak ada darah. Os tidak muntah,
tidak ada demam, batuk, pilek, anak mau makan dan minum

O: KU : TSS
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : HR: 110 x/mnt, RR: 22 x/mnt,
Suhu: 37,1C
Kepala
: Normocephal
Mata
: CA -/- SI -/-, mata tidakcekung
Hidung
: Napas Cuping Hidung (-)
Mulut
: Mukosa lembab.
Pulmo
: Suara napas bronkovesikular
wh -/- rh-/Jantung
: BJI-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+) turgor kulit kembali cepat
Ekstermitas : akral hangat, CRT <3

O: KU : TSS
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : HR: 110 x/mnt, RR: 20 x/mnt,
Suhu: 36,7C
Kepala
: Normocephal
Mata
: CA -/- SI -/-, mata tidakcekung
Hidung
: Napas Cuping Hidung (-)
Mulut
: Mukosa lembab.
Pulmo
: Suara napas bronkovesikular
wh -/- rh-/Jantung
: BJI-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+) turgor kulit kembali cepat
Ekstermitas : akral hangat, CRT <3

A : diare akut + dehidrasi sedang (terehidrasi)


Hipokalemia

A : Diaret akut ec rotavirus perbaikan

P: IVFD RL 890 cc + KCL 30 mEq/ 24 Jam


Zinkid 2 x 1 cth
Paracetamol sirup 3 x 1 cth k/p
Hasil laboratorium
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium (Na) : 139mEq/L
Kalium (K)
: 3.9 mEq/L

P: Pasien boleh pulang


Teruskan pemberian Zinkid samapai 10 hari bertutu-turut.
Oralit diberikan tiap kali mencret
Paracetamol sirup jika demam

Analisa Kasus
Diare adalah buang air besar (BAB) pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali perhari, diserta perubahan konsistensi
tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.1
Angka kematian diare 2 juta setiap tahunnya pada anak
usia di bawah 5 tahun. Di Indonesia, prevalensi diare pada
anak usia 5 tahun adalah 11%. Angka prevalensi tertinggi
terdapat pada bayi yaitu 19,4%.2
Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi
(gangguan penyerapan zat gizi), keracunan makanan dan
alergi.

Pengobatan diare dehidrasi ringan-seda


Usia < 1tahun
: 300 ml
Usia 1-5 tahun
: 600 ml
Usia > 5 tahun
: 1200 ml
Usia dewasa
: 2400 ml

Sumber: WHO.2005.7

Jumlah
oralit :
75
ml/kgBB
dalam 3
jam
pertama

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab


utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya
menyerang antara lain:
1) Infeksi virus : Rotavirus, penyebab diare paling sering
pada anak. Di Negara berkembang seperti Indonesia,
diare Rotavirus terjadi sekitar 70-80%.
2) Infeksi oleh bakteri : Shigella, Salmonella, Yersinia,
Campylobacter dan berbagai strain Escherichia colli.
3) Infeksi oleh parasit : Entamoeba Histolytica, Giardia
lambi.2

Cara penularan diare pada umumnya melalui cara


fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
dengan tangan penderita atau barang-barang yang telah
tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat.2
Factor resiko yang dapat meningkatkna penularan
enteropatogen antara lain :
tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan
pertama kehidupan bayi,
tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran
air oleh tinja
kurang sarana kebersihan, kebersihan lingkungan dan
pribadi yang buruk
penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
higienis
menggunakan
botol
susu.
Penggunaan
botol
memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol
susah dibersihkan.

Klasifikasi diare berdasarkan lama berlangsungnya :


a) Diare akut : diare yang berlansung kurang dari 14 hari
b) Diare persisten : diare yang berlangsung lebih dari atau
sama dengan 14 hari.
Diare berdasarkan patomekanisme :
c) Diare sekretorik
Diare ini terjadi akibat aktifnya enzim adenil siklase,
yang akan mengubah adenosine triphosphate (ATP) menjadi
cyclic adenosine monophosphate (cAMP). Akumulasi cAMP
intraseluler menyebabkan sekresi aktif air, ion klorida (Cl),
natrium (Na), kalium (K), dan bikarbonat ke dalam lumen
usus. Adenil siklase dihasilkan oleh toksin yang dihasilkan
mikroorganisme seperti : Vibrio cholera, Enterotoxigenic
Eschericia colli (ETEC), shigella, clostridium, salmonella dan
campylobacter.

b)

Diare invasive
Adanya invasi dari mikroorganisme ke dalam mukosa
usus menyebabkan kerusakan mukosa usus. Diare
invasive disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit.diare
invasive terdapat dalam 2 bentuk yaitu :
Diare non dysentriform berupa diare yang tidak berdarah,
biasanya disebabkan oleh rotavirus.
Diare dysentriform berupa diare berdarah yang biasanya
disebabkan oleh bakteri shigella, salmonella, dan
Enteroinvasif Eschericia colli (EIEC)

c)

Diare osmotic
Disebakan oleh tingginya tekanan osmotic di dalam lumen
usus, kemudian menarik cairan dari intraseluler ke dalam
lumen usus lalu menimbulkan watery diare. Diare osmotic
paling sering disebabkan oleh malabsorbsi karbohidrat.
Laktosa akan difermentasi oleh enzim lactase kemudian di
absorbs di dalam usus halus. Apabila terjadi defisiensi enzim
disakaridase ini, maka akumulasi laktosa pada lumen usus akan
menimbulkan tekanan osmotic yang tinggi sehingga terjadi
diare.1,2
Kompilkasi yang muncul pada diare adalah:
a) Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa
yang menyebabkan dehidrasi, dan asidosis metabolik.
b) Gangguan
sirkulasi
darah
dapat
berupa
renjatan
hipovolemik atau prarenjatan5
c) Gangguan gizi

Dari anamnesis didapatkan pasien laki-laki usia 1 tahun 7


bulang dengan buang air besar (BAB) 3-4 kali dalam sehari,
konsistensi cair, warna kekuningan disertai ampas dan lendir
tidak ada darah, berlangsung kurang dari 14 hari jelas
menunjukan bahwa anak tersebut menderita diare akut. Di
negara berkembang seperti Indonesia, diare Rotavirus terjadi
sekitar 70-80%. Pada pasien ini penyebab diare yang paling
sering adalah infeksi Rotavirus.

Faktor resiko yang di temukan pada pasien ini adalah :


menggunakan botol susu. Penggunaan botol memudahkan
pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan.
Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan
sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan
menyuapi anak
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk

Klasifikasi Tingkat Dehidrasi Anak Dengan


Diare Menurut WHO.4
Klasifikasi

Tanda dan gejala

Keterangan

Dehidrasi berat

Letargis/tidak sadar

Jika terdapat dua atau lebih dari tanda

Mata sangat cekung

di samping

Tidak bisa minum/malas minum

Rencana terapi C

Turgor kulit kembali sangat lambat (> 2


detik)
Dehidrasi ringan/sedang

Rewel, gelisah

Jika terdapat dua atau lebih dari tanda

Mata cekung

di samping

Minum dengan lahap, haus

Rencana terapi B

Turgor kulit kembali lambat


Tanpa dehidrasi

tidak terdapat cukup tanda untuk


diklasifikasikan sebagai dehidrasi
ringan/sedang

Rencana terapi A

Rencana Terapi B (Penanganan


Dehidrasi Sedang/Ringan Dengan
Oralit)
Beri oralit sesuai yang
dianjurkan selama
periode 3 jam.

Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama.


Umur

Sampai 4 bulan

4 - 12 bulan

12 - 24 bulan

2 - 5 tahun

Berat badan

< 6 kg

6-10 kg

10-12 kg

12-19 kg

Jumlah cairan

200-400 ml

400-700ml

700-900

900-1400 ml

Jumlah oralit yang diperlukan = 75 ml/kgBB

Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas,


maka berikan sesuai kehilangan cairan yang sedang berlangsung
Untuk anak bermur <6 bulan tidak menyusu, beri juga 100-200
ml air matang selama periode ini
Mulailah member makanan segera setelah anak ingin makan
Lanjutkan pemberian ASI

Tunjukan kepada ibu cara membuat larutan Oralit.


o Minumkan
sedikit-sedikit
tapi
sering
dari
cangkir/mangkok/gelas
o Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan
lagi dengan lebih lambat.
o Lajutkan ASI selama anak mau.
Beri tablet Zinc selama 10 hari
Setelah 3 jam :
Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat
dehidrasinya
Pilih rencana yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
o Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat
aturan untuk perawatan di rumah
o Jika masih mengalami dehirasi sedang/ringan, ulangi
pengobatan 3 jam berikutnya dengan larutan oralit, seperti
di atas.

Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama


sekali tidak bisa minum oralit misalnya karena anak muntah
profus, dapat diberikan infus.
Umur

Pemberian 70 ml/kgBB selama

Bayi ( < 12 bulan )

5 jam

Anak ( 12 bulan 5 tahun)

2 jam

o Periksa kembali anak setiap 1-2 jam


o Juga beri oralit (+ 5 ml/kgBB/jam) segeran setelah anak
mau minum.

Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :


Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah
Tunujukan berapa banyak larutan oralit yang harus
diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan
Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan
menambahkan 6 bungkus lagi
Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah :
1. Beri cairan tambahan
2. Lanjutkan pemberian makan
3. Beri tablet Zinc selama 10 hari
4. Kapan harus kembali.1,4

Selain cairan, Zinc juga di butuhkan karena Zinc


mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat
mengembalikan nafsu makan anak. Pemberian zinc secara
signifikan menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien. Zinc
termasuk mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk
memelihara kehidupan yang optimal. Meski dalam jumlah
yang sangat kecil, zinc berperan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel, anti oksidan, kekebalan seluler, sertan nafsu
makan. Zinc juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan
merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap
infeksi.1

Penggunaaan zinc pada diare didasarkan pada efeknya


terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran
cerna dan terhadap proses perbaikan saluran cerna selama
diare. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorbs
air dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan
regenerasi epitel usus, meningkatkan respon imun yang
mempercepat pembersihan pathogen dari usus. Pengobatan
dengan zinc cocok diterapkan di negara berkembang seperti
Indonesia karena tingkat kesejahteraan yang rendah dan daya
imunitas yang kurang memadai. Pemberia zinc dapat
menurunkan fekuensi dan volume BAB sehingga dapat
menurunkan resiko terjadinya dehidrasi pada anak.1

Dosis zinc untuk anak-anak


Anak < 6 bulan : 10 mg per hari

Anak > 6 bulan : 20 mg per hari

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak


sakit sedang, kesadaran compos mentis, penderita rewel,
tampak haus dan minum banyak. Menurut kriteria WHO untuk
menilai derajat dehidrasi, pasien merupakan anak yang
tergolong diare akut dengan dehidrasi sedang karena memiliki
tanda dan gejala sesuai. Maka rencana terapi yang dipilih
adalah Rencana terapi B

Pada kunjungan pertama anak sama sekali tidak bisa


minum oralit karena muntah, oleh sebab itu diberikan infus
dengan cairan intravena 70 ml/kgBB cairan ringer laktat (RL)
selama 2 (650ml selama 2 jam). Kemudian diperiksa
kembali setiap 1-2 jam. Setelah anak mau minum langsung
diberi oralit (5 ml/kg/jam), setelah 3 jam tidak ada tanda
dehidrasi sehingga anak di bolehkan pulang dan ibu di
jelaskan untuk memberi cairan tambahan, Zinc, melanjutkan
pemberian makan.
Pada kunjungan kedua, pasien akhirnya dirawat karena
selama di rumah pasien mencret, sebanyak 3 kali ,
konsistensi cair, warna kekuningan, di sertai lendir dan
ampas tidak disertai darah. Selain mencret, pasien muntah
1X, berisi air dan sisa makanan, rewel, nafsu makan
menurun dan tampak lemas. Pada Pemeriksaan penunjang
didapatkan kadar kalium yang rendah (hipokalemia) K : 1.9

Dikatakan hipokalemia bila K < 3,5 mEq/L, koreksi dilakukan


menurut kadar K : jika kalium 2,5 3,5 mEq/L maka diberikan
per-oral 75 mcg/kgBB/hr di bagi 3 dosis. Bila < 2,5 mEq/L maka
diberikan secara intravena drip (tidak boleh bolus) selama 4
jam. Dosisnya : (3,5- kadar K terukur x BB x 0,4 + 2
mEq/kgBB/24 jam) diberikan selama 4 jam, kemudian 20 jam
berikutnya adalah (3,5 kadar K terukur x BB x 0,4 + 1/6 x 2
mEq x BB).1
Hipokalemia dapat menyebabkan kelemahan otot, ileus
paralirik, gangguan fungsi ginjal dan aritmia jantung.
Hipokalemia dapat dicegah dan kekurangan kalium dapat
dikoreksi dengan menggunakan oralit dan memberikan
makanan yang kaya kalium selama diare dan sesudah diare
berhenti.5

Anda mungkin juga menyukai