Anda di halaman 1dari 22

VARISELA

Nama : Chatrine Sutandi


NIM : 112013063

Varisela
Varisela disebabkan VZV. Penyakit primer VZV, yang pada
umumnya menyerang anak.
Sedangkan herpes zoster atau shingles merupakan suatu
reaktivitasi infeksi endogen pada periode laten VZV.

EPIDEMIOLOGI
Virus ini ditemukan pada tahun 1995 dengan manusia sebagai
reservoir
Di Indonesia, agaknya penyakit virus menyerang pada musim
peralihan antara musim panas ke musim hujan dan sebaliknya.
Berdasarkan usia, insiden, transmisi, musim.

Etiologi
Varisela disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau
Human (alpha) herpes virus-3 (HHV3).
Varicella-zoster-virus (VZV) yang merupakan anggota
dari kelompok virus herpes.

Patogenesis

Manifestasi Klinis
Stadium prodromal
Stadium erupsi

Lesi kulit pada spektrum luas

Diagnosis Kerja
Diagnosis varisela dapat ditegakkan secara klinis dengan
gambaran dan perkembangan lesi kulit yang khas, terutama
apabila diketahui ada kontak 2-3 minggu sebelumnya.

Diagnosis banding

Variola
Infeksi herpes simpleks generalisata
Reaksi vesikular terhadap gigitan serangga
Erupsi obat variseliformis
Eritema makulopapular

Erupsi papulovesikular

Campak

Infeksi varisela zoster

Campak atipik

Variola

Rubela

Eksema herpetikum

Scarlet fever

Eksema vaksinatum

Eritema infeksiosum

Erupsi obat

Roseola infantum

Campak atipik

Eritema toksik

Moluskum kontagiosum

Anamnesis
Identitas pasien terutama umur
Keluhan biasanya berupa demam, nyeri kepala, dan lesu,
sebelum timbul ruam kulit, gatal
Penyebaran/perluasan ruam kulit
Status imun pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
KU dan TTV
Observasi lesi: Jumlah lesi bervariasi, mulai dari beberapa
sampai ratusan.
Umumnya pada anak-anak lesi lebih sedikit, biasanya lebih
banyak pada bayi (usia < 1 tahun), pubertas dan dewasa.
Kadang-kadang lesi dapat berbentuk bula

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tzank smear
Sel raksasa berinti banyak

Teknik Serologi
DFA
PCR
Biopsi kulit

PENATALAKSANAAN
1. Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak
agar tidak mudah pecah.
2. Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta,
dapat diberikan salep antibiotik untuk mencegah terjadinya
infeksi sekunder.
3. Dapat diberikan antipiretik dan analgetik
4. Kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder akibat garukan.
5. Obat antivirus: acyclovir (diberi 24 jam pertama setelah
ruam)

Penatalaksanaan Wanita Hamil dengan Varisela Berdasarkan Pajanan pada Pasien atau Jalur Penularan
Jalur Pajanan atau Penularan
Anggota

keluarga

Penatalaksanaan Perawatan

yang 1.

Kaji riwayat pajanan varisela pada anggota keluarga

terpajan varisela (misal: anak 2.

Laukan tes serologi untuk memeriksa kekebalan wanita terhadap varisela

yang

Sarankan untuk menghindari kontak langsung dengan anggota keluarga yang terinfeksi sampai masa

dititipkan

di

tempat 3.

penitipan anak)
Pajanan

langsung

inkubasi berakhir tanpa tanda-tanda infeksi


varisela 1.

(anak yang terinfeksi varisela) 2.

Lakukan tes serologi untuk mengetahui kekebalan tubuh terhadap varisela


Berikan VZIG dalam 96 jam sejak wanita terpajan, jika kekebalan wanita tersebut terhadap varisela
negatif atau tidak diketahui

Infeksi

varisela

pada

ibu 1.

Beri antipiretik dan analgesik ringan untuk mengurangi gejala

dalam 20 minggu pertama 2.

Apabila wanita tersebut sedang menderita penyakit yang parah dan tiba-tiba disertai panas tinggi,

kehamilannya

ruam yang menyebar luas, dan atau gejala penyakit paru, segera rujuk dokter untuk mendapat obat
asiklovir IV (dosis: 10-15 mg/ kgBB setiap 8 jam) selama 5-10 hari.
3.

Konsul ke dokter untuk pemeriksaan USG dan kemungkinan pengambilan sampel darah janin
(mengidentifikasi infeksi pada janin)

Infeksi varisela pada ibu hamil 1.

Beri antipiretik dan analgesik ringan untuk mengurangi gejala

setelah 20 minggu tetapi tidak 2.

Apabila wanita tersebut sedang menderita penyakit yang parah dan tiba-tiba disertai panas tinggi,

lebih dari 10 hari persalinan

ruam yang menyebar luas, dan atau gejala penyakit paru, segera rujuk dokter untuk mendapat
asiklovir IV
3.

Janin akan mendapat kekebalan pasif dari ibu

Varisela pada ibu dimulai dalam masa 6 hari sebelum 1.

Beri VZIG pada ibu

melahirkan

2.

Siapkan sebagai antisipasi tindakan tokolisis

3.

Beri VZIG kepada bayi pada saat lahir

4.

Kemungkinan bayi perlu diisolasi dari ibunya, kendati


tidak ada ruam pada tubuh ibu

5.

Kemungkinan pemberian ASI dengan menggunakan


pompa untuk meminimalkan kontak bayi dengan lesi
pada ibu

Varisela pada ibu dimulai dalam 72 jam pascapartum

1.

Obati bayi baru lahir dengan VZIG

2.

Obati ibu dengan VZIG, jia tidak ada ruam (mengurangi


risiko infeksi serius)

3.

Isolasi bayi dan ibu secara bersamaan

4.

Pemberian

ASI

dilakukan

dengan

pompa

untuk

meminimalkan kontak bayi dengan lesi pada ibu


Pajanan varisela pada ibu atau bayi setelah 72 jam pertama Pastikan status serologi ibu (ibu yang memiliki kekebalan akan
pascapartum

memberi antibodi kepada bayinya)


Obat bayi dari ibu yang tidak memiliki kekebalan terhadap
varisela dengan VZIG atau beritahu tenaga kesehatan yang
menangani bayi
Hindari kontak ibu atau bayi dengan individu yang terinfeksi
varisela.

VZV yang ada dalam sel mononuklear mulai menghilang 24


jam setelah terjadinya ruam kulit. Bermigrasi dan bereplikasi
dari kapiler menuju ke jaringan kulit dan menyebabkan lesi
Asiklovir hanya terfosforilasi bila tersensitisasi dengan sel
yang terinfeksi VZV. Sehingga, setelah 3 hari dimana VZV
tersebut berada dalam cairan vesikel, maka acyclovir tidak
berguna lagi, karena dia hanya aktif bila sersensitisasi dengan
sel yang terinfeksi VZV.

Komplikasi
Pada anak-anak, varicella jarang disertai komplikasi.
Komplikasi tersering umumnya disebabkan oleh infeksi
sekunder bakterial pada lesi kulit
Pneumonia, otitis media, dan meningitis supurativa jarang
terjadi dan responsif terhadap antibiotik yang tepat.

PROGNOSIS
Cacar air pada anak-anak bersifat ringan. Kejadian fatal yang
kadang-kadang terjadi disebabkan oleh komplikasi septik atau
ensefalatis. Sebagian besar orang dewasa meninggal akibat
pneumonia.

Pencegahan

Kategori

Rekomendasi

Vaksinasi rutin pada anak

Direkomendasikan dalam 2 kali pemberian:

Remaja 13 tahun dan dewasa

1.
Pertama pada usia 12-15 bulan
2.
Kedua pada usia 4-6 tahun
Dalam 2 kali pemberian, dengan interval 4-8 minggu.
Direkomendasikan pada semua remaja dan dewasa tanpa
bukti imunitas.

Vaksinasi kejar (catch-up)

Dosis kedua direkomendasikan untuk semua orang yang


telah menerima satu dosis sebelumnya. Dua dosis, dengan
interval 3 bulan.

Pasien HIV

Sebaiknya diberikan pada anak terinfeksi HIV dengan


persentase CD4 T-limfosit 15%. Dapat dipertimbangkan
pemberiannya pada anak dengan jumlah CD4 T-limfosit
200 sel/ mL.

Skrining antenatal

Direkomendasikan

evaluasi

prenatal

dan

vaksinasi

postpartum.
Pengendalian wabah

Direkomendasikan pemberian dua dosis.

Pasca pajanan

Direkomendasikan dalam kurun waktu 3-5 hari.

Lingkup Vaksinasi

Direkomendasikan untuk anak-anak di pusat penitipan


anak, sekolah dan institusi pendidikan lainnya.

Nama dagang vaksin varisela yang beredar adalah


okavax dan varilrix.
Varilrix (GlaxoSmithKline Indonesia)
Komponennya berasal dari Lyophilized VZV yang dilemahkan
dari strain OKA.
Dosis : Dewasa dan anak 13 tahun sebanyak 2 dosis
Anak 12 tahun, bayi 12 bulan 0,5 ml SK dosis tunggal.
Okavax (Sanofi Pasteur)
Vaksin yang terbuat dari VZV yang dilemahkan (strain OKA)
Dosis
: biasanya 1 dosis 0,5 ml SK

Kesimpulan
Penyakit cacar air adalah penyakit infeksi virus yang
disebabkan oleh virus Varicella-Zoster.
Diagnosis varicela ditegakkan secara klinis maupun
laboratorium (teknik virologi dan serologi). Obat pilihan
utama terhadap penyakit varicella dan herpes zoster adalah
antivirus jenis asiklovir.

THANK YOU
FOR
YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai