PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan
aktivitas
kehidupan
antara
lain
dapat
mengalami
suatu
mikroorganime
dapat
dilakukan
dengan
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Definisi dari virus, jamur, bakteri, protozoa, cacing, serangga dan
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Virus
2.1.1. Difinisi
Virus
adalah
parasit
berukuran
mikroskopik
yang
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang
diserangnya. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang
dilengkapi benang atau serabut.Pada virus dijumpai asam nukleat
yang diselubungi kapsid, disebut nukleokapsid.
2.1.3. Klasifikasi virus
a
2.1.4.
HIV-AIDS
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) dan juga dinamakan lymphadenopathy
associated virus (LAV). AIDS dikenal sebagai berbagai gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh. Atau
dengan kata lain, apabila seseorang terjangkit virus HIV, maka
orang tersebut tidak memiliki sistem kekebalan tubuh, sehingga
jika si penderita terkena flu atau penyakit lain maka akan sulit
sekali untuk sembuh. AIDS adalah penyakit yang mematikan dan
belum ada obat atau vaksinnya. AIDS berasal dari Afrika SubSahara. Gejala dari penderita AIDS adalah : demam, berkeringat di
malam hari, mengalami pembengkakan kelenjar, lemah, berat
badan yang terus mengalami penurunan. AIDS dapat ditularkan
melalui hubungan seksual, air mani, cairan vagina, ASI, transfusi
darah, lapisan kulit dalam (membran mukosa), jarum suntik.
Kemungkinan kesempatan hidup penderita AIDS adalah 0% atau
sama dengan tidak mungkin.
b. POLIO
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh genus enterovirus,
terdapat 3 tipe yaitu tipe 1, 2, dan 3. Ketiga tipe virus tersebut
dapat menyebabkan kelumpuhan. Tipe 1 adalah tipe yang paling
mudah diisolisasi, diikuti tipe 3, sedangkan tipe 2 paling jarang
diisolisasi. Tipe yang paling sering menyebabkan wadah adalah
tipe 1, sedangkan tipe kasus yang dihubungkan dengan vaksin di
sebabkan oleh tipe 2 dan tipe 3. Polio menyebabkan kelumpuhan
bagian tubuh, terutama pada kaki. Virus ini masuk melalui mulut
kemudian menginfeksi saluran usus, masuk melalui aliran darah
dan menyerang saraf pusat hingga menyebabkan kelumpuhan
permanen dalam hitungan jam. Balita berusia 3 hingga 5 tahun
rawan terserang polio, karena sistem imunitas balita belum sekuat
orang dewasa. Polio menular melalui kontak antar manusia, feces
yang terkontaminasi virus.
c. HEPATITIS
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis A,
B, non A dan non B. Pada Hepatitis B virus ini mempunyai lapisan
luar (selaput) yang berfungsi sebagai antigen HBsAg. Virus ini
mempunyai bagian inti dengan partikel inti HBcAg dan HBeAg.
Hepatitis dikenal dengan penyakit kuning atau liver karena virus
ini menyerang hati. Penyebab penyakit hepatitis adalah terinfeksi
virus, adanya gangguan metabolisme tubuh, mengkonsumsi
alkohol, autoimun, komplikasi karena penyakit lain, terlalu banyak
dan sering mengkonsumsi obat-obatan dll.
d. VARISELA (CACAR AIR)
Varisella adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan adanya
vesikel pada kulit yang sangat menular. Penyakit ini disebut
7
yang
disebabkan
oleh
virus
Al
dari
Famili
Definisi
10
11
alat. Contoh dari jamur tipe ini adalah Volvariella volvaceae atau
yang sering disebut dengan jamur merang.
Namun pada beberapa jamur, selnya dapat memperlihatkan dua
bentuk yang berbeda (dimorfisme), yaitu bentuk sel tunggal
(khamir) dan bentuk filamen (kapang). Perubahan bentuk sel
tersebut disebabkan oleh pengaruh komposisi medium, temperatur,
atau konsentrasi karbondioksida. Sebagai contoh, Hitoplasma
duboisii yang habitat alamiahnya berbentuk filamen, namun spora
kapang dapat masuk ke saluran pernapasan dan berkecambah di
paru-paru atau bronkhiolus kemudian membentuk sel khamir.
Hifa pada Jamur
Berdasarkan fungsinya, hifa pada jamur dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
1. Hifa vegetatif atau yang sering disebut hifa substrat, yaitu hifa
yang tumbuh di permukaan substrat. Hifa ini menghasilkan
enzim ekstraseluler dan berfungsi pada penyerapan nutrien.
2. Hifa generatif atau yang sering disebut hifa udara (aerial hifa),
dikarenakan tumbuh tegaknya ke atas. Pada umumnya, pada
ujung hifa akan terbentuk struktur yang mempunyai fungsi
sebagai alat generatif yaitu spora atau konidia.
3. Hifa kapang dapat tersusun atas beberapa kompartemen sel
yang dipisahkan melalui septa. Kebanyakan hifa memiliki
lubang kecil (pore) yang memungkinkan terjadinya aliran
plasma dan organel dengan kompartemen sel tetangganya.
Hifa pada beberapa kapang lain tidak memiliki septa sehingga
intinya dapat berkumpul menjadi lebih dari satu. Hifa dengan
banyak inti tersebut dinamakan senositik.
2.2.3
Patogenesis Jamur
Mikotoksin merupakan toksin yang diproduksi oleh jamur. Mikotoksin
oleh Aspergilus flavus. Makanan yang disimpan pada kondisi hangat yang
basah dapat terinfeksi oleh jamur ini, sehingga mengkontaminasi makanan
dengan aflatoksin. Binatang yang makan dengan dosis yang sangat banyak
akan menderita kerusakan hati yang akut. Pada manusia masalah yang besar
adalah meningkatnya resiko karsinoma hepatoselulare akibat makan dalam
jumlah yang relatif kecil.
2.2.4
Klasifikasi Jamur
Saat ini telah dikenal lebih dari 60.000 jenis jamur. Jamur
2. Ascomycota
Ascomycota terdiri atas sekitar 30.000 spesies. Ascomycota
disebut juga sac fungi. Diberi nama sac fungi karena memproduksi
spora dari bagian reproduksi seksual yang berbentuk seperti kantung
(sac). Beberapa Ascomycota hidup di dasar hutan yang berhumus
tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk mangkuk yang
indah.
Siklus hidup Ascomycota terjadi secara seksual maupun
aseksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk konidia
yang merupakan hasil pembelahan ujung hifa. Ujung hifa
membentuk konidiospora yang akan menghasilkan konidia. Konidia
mampu
membelah
secara
mitosis
membentuk
tunas
baru.
Akan tetapi,
14
pada sampah
Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual
belum diketahui.
15
2.2.5
1.
2.
3.
4.
16
sama.
Actinomycosis
Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai
dengan terjadinya abses dan fistula. Di sebabkan oleh Jamur
Actinomyces bovis. Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena
6.
7.
Cendawan B. Dermatitidis
17
aliran darah.
Tinea favosa
Bintik-bintik putih
pada
kulit
kepala
kemudian
membesar
yang terinfeksi.
Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit
terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat
bernanah. Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp. Menginfeksi
kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila
12.
13.
18
Bakteri
2.3.1
Difinasi
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan
19
Ribosom
Ribosom merupakan organel sel yang berfungsi untuk sintesis
protein. Ribosom terdapat pada semua sel,tetapi ribosom organism
5.
6.
Endospora
Bakteri tertentu dapat membentuk struktur khusus yang
disebut endospora. Endospora merupakan struktur /spora yang
berdinding tebal dan sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang
jelek. Disebut endospora karena dibentuk di dalam sel bakteri.
Endospora akan tumbuh menjadi sel vegetative jika berada di
20
21
Flagellum
Flagellum berfungsi membantu pergerakan bakteri
berdasarkan jumlah dan letak flagellum, bakteri dibagi empat
macam
1. Atrik, tidak memiliki flagellum
2. Monotrik, memiliki satu flagellum pada salah satu ujung
sel bakteri
3. Lopotrik memiliki dua atau lebih flagella pada salah satu
ujung sel bakteri
4. Amfitrik memiliki dua atau lebih flagella di kedua ujung
sel bakteri
5. Peritrik memiliki flagella di selurur permukaan sel bakteri
2.3.3
Patogenesis Bakteri
Patogenesis bakteri adalah proses melalui bakteri yang menyebabkan
penyakit. Patogenesis tergantung pada berbagai faktor baik bakteri dan host
individu, dan kemajuan patogenesis dapat berubah setiap titik dalam
menanggapi tekanan lingkungan dan isu-isu lainnya. Studi tentang
patogenesis bakteri ini penting, karena hal itu menunjukkan masyarakat
medis dan ilmiah bagaimana bakteri menyebabkan penyakit, dan bagaimana
proses ini dapat terganggu untuk menghindari atau mengobati penyakit.
Pada inang, beberapa hal mempengaruhi keberhasilan invasi bakteri.
Yang pertama adalah kesehatan sistem kekebalan inang, yang menentukan
ketahanan dan kerentanan. Faktor-faktor lain dapat mencakup lingkungan di
mana kehidupan inang, seseorang yang tidak memiliki akses ke air bersih,
misalnya, adalah rentan terhadap reinfeksi dengan bakteri yang sama
berulang-ulang, sementara orang yang terkena secara sepintas tidak
22
Klarifikasi Bakteri
23
Karena bakteri sangat beragam baik dalam bentuk dan habitat, ahli
biologi telah berjuang dengan klasifikasi mereka, (juga disebut taksonomi.
Mereka) Selama bertahun-tahun, bakteri yang disebut monera, dan
ditempatkan di sebuah kerajaan dengan nama yang sama. Meskipun Anda
mungkin masih mendengar bakteri disebut sebagai monera, itu bukan istilah
yang saat ini diterima di kalangan ahli biologi. Kehidupan sekarang
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga domain, domain adalah tingkat
taksonomi yang lebih tinggi dari kerajaan, dan berdasarkan DNA suatu
organisme. Bakteri mengambil dua dari tiga domain: archaebacteria dan
Eubacteria. (Domain ketiga, eukariot, terdiri dari organisme yang memiliki
sel-sel berinti.)
a. Archaebacteria
Meskipun nama mereka mungkin menyiratkan sebaliknya,
archaebacteria tidak lebih tua dari bakteri lain. Mereka berbagi
beberapa karakteristik yang tidak biasa yang membedakan mereka
dari kebanyakan bakteri. archaebacteria:
1. Kurangnya peptidoglikan di dinding sel mereka
2. Memiliki lipid (molekul lemak) yang unik dalam struktur.
3. Sering hidup dalam kondisi ekstrim (seperti garam tinggi
atau panas lingkungan,) dan mampu menciptakan dan
menggunakan energi dari sumber seperti gas hidrogen.
b. Eubakteria
Eubakteria yang jauh lebih baik dipelajari dari archaebakteri.
Para
ilmuwan
mencoba
untuk
memahami
banyaknya
dan
24
25
2.3.5
Pseudomonas
aeruginosa
(Pseudomonas
pyocyaneus)
penularan
melalui
makanan
dan
minuman
yang
cairan
dan
elektrolit
yang
hilang,
sedangkan
27
28
Difinisi
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah
berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya
hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang
jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan.
Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil,
dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel,
serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
2.4.2
29
Patogenesis Protozoa
Biasanya, manusia terinfeksi melalui kista matang dalam feses. Kista
Klasifikasi Protozoa
Klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya, sebagai berikut:
a. Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan
penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempattempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan
atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba
30
b. Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan falgel ( bulu cambuk ) yang digunakan
juga sebagai alat indera dan alat bant intuk menangkap
makanan.
Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Fitoflagellata. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat
berfotosintesis. Contohnya:
Stentor, Paraemecium
caudatiun,
Didinium,
31
yang
dan
Hepatosplenomegali.
Hasil
survei
32
ke tiga).
Plasmodium malariae
Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan
malaria
quartana/malariae
(demam
tiap
hari
empat).
pengobatan
dan
menyebabkan
malaria
tropika/
2.5 Cacing
33
2.5.1. Difinisi
hewan kecil, memanjang dan lunak tidak memiliki rongga serta tidak
mempunyai kaki, bentuk tubuhnya simetri bilateral.
2.5.2
Patogenesis Cacing
Patogenesis infeksi oleh cacing:
1. Bentuk infeksius bisa bermacam-macam bergantung cacing apa
yang menginfeksi, bisa dalam bentuk telur matang maupun larva.
2. Infeksi bisa terjadi karena tertelan bersama makanan/minuman,
transmisi
vektor, inhalasi,
autoinfeksi
maupun
menembus
kulit/jaringan subkutan.
3. Bentuk infeksius cacing kemudian akan mengembara dan melalui
tahaplung passage terlebih dahulu, kecuali Trichinella spiralis.\
4. Melalui bronkus, trakea dan akhirnya sampai di laring.
5. Jika larva tertelan lagi, maka cacing akan mulai menginfeksi
melaui rute gastrointestinal.
6. Cacing akan masuk ke usus halus/usus besar dan tumbuh menjadi
cacing dewasa
7. Cacing akan mulai mengeluarkan toksin dan menginfeksi.
2.5.3
Klasifikasi Cacing
a. Plathyhelminthes
Ciri-ciri Platyhelminthes:
1. Bentuk tubuh pipih dan tidak bersegmen.
2. Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik).
3. Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata).
4. Simetri bilateral.
5. Memiliki sistem syaraf (tangga tali) berupa Ganglion anterior.
6. Sistem pencernaan satu lubang.
7. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan sistem pernapasan.
8. Tidak memiliki sitem sirkulasi, respirasi, dan ekskresi.
9. Reproduksi secara seksual dengan perkawinan silang dan
berlangsung fertilisasi internal, sedangkan secara aseksual
dengan cara regenerasi, yaitu individu baru berasal dari bagian
tubuh induk yang membelah.
34
35
Klasifikasi Nemathelmintes
1. Nematoda
Merupakan cacing benang berwarna putih. Ukuran
tubuhnya kecil dan ada yang hanya beberapa milimeter.
Tubuhnya dilindungi kutikula, licin, atau bergaris-garis
sirkuler dengan 4 garis memanjang.
2. Nemathopora
Tubuhnya dilapisi kutikula yang polos dan tidak bercincin.
Larvanya hidup parasit pada tubuh manusia, dan setelah
dewasa cacing tersebut hidup bebas di air tawar dan laut.
c. Annelida
Ciri-ciri Annelida :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
kulit.
7. Reproduksi dilakukan secara seksual dengan pembentukan
gamet yang dilanjutkan dengan fertilisasi, dan secara aseksual
dengan fragmentas, kemudian beregenerasi.
Klasifikasi Annelida
1. Polychaeta
Polychaeta adalah cacing berambut banyak. Umumnya
hidup di laut. Tubuhnya bersegmen dan berwarna hijau,
merah, merah muda, atau warna-warni. Pada masing-masing
segmen (ruas tubuh) terdapat sepasang parapodia (semacam
kaki) yang memiliki banyak rambut. Berukuran sekitar
panjang 5-10 cm dan diameter antara 2-10 mm.
2. Oligochaeta
36
dengan
radang
pada
umbai-umbai
usus
buntu.
37
2.
Cacing Pita
Penyakit ini dipindahkan melalui daging sapi yang penuh
dengan parasit cacing pita. Terdapat lebih 30 jenis cacing pita
dengan panjang beberapa inci atau bahkan ada yang berukuran 10
30 kaki. Infeksi cacing pita dapat terjadi saat seseorang
mengonsumsi daging atau ikan yang mengandung cacing di
dalamnya dan dimasak tidak sempurna. Maka gejala yang dapat
dilihat adalah, penderita merasa nyeri tajam seperti lapar dan
terasa ditusuk-tusuk, setelah makan rasa itu cepat hilangnya.
Pencegahan yang harus dilakukan yaitu memasak daging atau ikan
dengan sempurna, menjaga kebersihan dari kotoran tikus atau
manusia.
3. Cacing Tambang
Infeksi cacing tambang biasanya terjadi akibat tidak adanya
fasilitas buang air yang memadai. Sejenis cacing kecil ini melekat
pada dinding usus penderita dan dapat menyebabkan pendarahan
pada usus dan dapat meracuni penderita. Pada infeksi cacing
tambang, gejala yang muncul adalah: penderita tampak lemah dan
pucat, pusing, sakit kepala, cepat lelah dan telinga berdengung,
lesu, rambut kering, air muka suram serta mual dan muntahmuntah.
4. Cacing gelang
Gejala yang bisa dikenali pagi penderita cacing gelang
yaitu, nafsu makan rendah, perut buncit, tinja terkadang cair,
berlendir dan berdarah, bahkan terkadang cacing ikut keluar
bersama tinja, dan penderita selalu kurang bergairah. Pencegahan
dari infeksi cacing ini yaitu dengan menjaga kebersihan, mencuci
bersih sayuran sebelum dimasak atau dimakan, lindungi makanan
38
2.6 Serangga
2.6.1. Difinisi
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok
utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang);
karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang
berarti "berkaki enam") Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum
Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya
39
40
pisau
(nyamuk).
Trohanter, (3) Femur, (4) Tibia dan (5) Tarsus. Tarsus tersusun oleh
beberapa ruas (biasanya lima) dan ujungnya seringkali dilengkapi
dengan
cakar.
Patogenesis Serangga
Gigitan atau sengatan serangga akan menyebabkan kerusakan kecil
pada kulit, lewat gigitan atau sengatan antigen yang akan masuk langsung
direspon oleh sistem imun tubuh. Racun dari serangga mengandung zat-zat
yang kompleks. Reaksi terhadap antigen tersebut biasanya akan melepaskan
histamin, serotonin, asam formic atau kinin. Lesi yang timbul disebabkan
oleh respon imun tubuh terhadap antigen yang dihasilkan melalui gigitan atau
sengatan serangga. Reaksi yang timbul melibatkan mekanisme imun. Reaksi
yang timbul dapat dibagi dalam 2 kelompok : Reaksi immediate dan reaksi
delayed.
Reaksi immediate merupakan reaksi yang sering terjadi dan ditandai
dengan reaksi lokal atau reaksi sistemik. Lesi juga timbul karena adanya
toksin yang dihasilkan oleh gigitan atau sengatan serangga. Nekrosis jaringan
yang lebih luas dapat disebabkan karena trauma endotel yang dimediasi oleh
pelepasan neutrofil. Spingomyelinase D adalah toksin yang berperan dalam
42
timbulnya reaksi neutrofilik. Enzim Hyaluronidase yang juga ada pada racun
serangga akan merusak lapisan dermis sehingga dapat mempercepat
penyebaran dari racun tersebut.
2.6.4
Klarifikasi Serangga
Klasifikasi filum arthropoda memiliki 5 kelas yang terpenting
tembus
pandang.
Arachnida
Kelas ini umumnya ditemukan di dalam tanah maupun
permukaan tanah, contohnya laba-laba, kalajengking, tungau, dan
caplak. Arachnida dibagi menjadi 3 ordo.
43
sisa
tumbuhan.
e. Pentastomida
Kelas ini merupakan cacing lidah, sehingga banyak ahli
menuliskan secara sistimatis tidak termasuk kedalam filum
arthropoda dan masuk kelas Annelida, tetapi karena stadium
larvanya memiliki kaki yang bersegmen, maka ada juga
memasukkan kedalam filum arthropoda.
2.6.4
46
Gejala:
Seseorang
yang
terinfeksi
mungkin
akan
berarti
"yang
dibengkok"
dalam
bahasa
Kimakonde Mozambik.
Gejala: Orang-orang dengan penyakit demam, sakit kepala,
kelelahan, mual, muntah, nyeri otot, sakit sendi dan ruam.
Pengobatan dan pencegahan: perlakuan khusus untuk
chikungunya tidak ada; sebagai gantinya, para ahli medis sering
memperlhatikan gejala. Untuk mencegah penyakit, para ahli
mendorong
menggunakan
pembasmi
serangga,
memakai
47
2.7 Tumor
2.7.1. Definisi
Tumor dalam arti umum adalah jaringan sel liar berupa benjolan atau
pembengkakan abnormal dibagian tubuh. Sedangkan dalam arti khusus,
tumor adalah Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel
yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma.
2.7.2
Patogenesis Tumor
Sampai sekarang belum diketahui apakah tumor ganas disebabkan
oleh hanya satu macam bahan penyebab atau beberapa macam bahan
penyebab yang bekerja serentak atau berturut-turut, apakah terdapat satu
macam mekanisme penyebab atau beberapa macam mekanisme yang berjalan
sejajar atau berbeda-beda.
a. Teori Perubahan Genetik.
48
49
Klasifikasi Tumor
Klasifikasi
neoplasma
ialah
pengelompokan
neoplasma
yang
mempunyai sifat hampir sama dan memisahkan yang tidak sama sehingga
dapat ditentukan prognosis dan pengobatannya. Klasifikasi neoplasma
biasanya berdasarkan :
a. Sifat Biologik Tumor
Berdasarkan sifat biologiknya tumor dapat dibedakan menjadi
tumor jinak (benigna), tumor ganas (maligna) serta tumor yang
terletak antara jinak dan ganas (intermediet).
1. Tumor jinak (benigna)
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai
simpai (kapsul), tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan
sekitarnya dan tidak menyebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak
pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang
mensekresi hormon atau ynag terletak pada tempat ynag sangat
penting, misalnya di sumsum tulang belakang ynag dapat
menimbulkan paraplegia atau pada saraf otak yang menekan
jaringan otak.
2. Tumor ganas (malignan)
Pada umumnya tumor ini tumbuh cepat, infiltratif dan merusak
jaringan disekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh
tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah. Tumor ini sering
menyebabkan kematian.
3. Intermediet
Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat
segolongan kecil tumor yang mempunyai invasive local tetapi
kemampuan metastatisnya kecil. Tumor ini disebut tumor yang
agresif lokal atau tumor ganas derajat rendah. Sebagai contoh,
karsinoma sel basal kulit.
b. Asal Jaringan (Histogenesis)
50
1. Sel totipoten
Sel totipoten adalah sel yang dapat berdiferensiasi ke dalam
tiap jenis sel tubuh. Sebagai contoh ialah zygote yang berkambang
menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu
sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimesdiatinum,
dsan daerah tineal.
2. Tumor sel germinal
Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak
berdiferensiasi, contohnya seminoma atau digerminoma. Yang
berdiferensiasi minimal contohnya karsinoma embrional. Yang
berdiferensiasi ke jenis jaringan termasuk trofoblas misalnya
choriocarcinoma dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi
somatik ialah teratoma. Dapat terjadi campuran pada satu tumor.
Teratoma sebagai tumor yang berdiferensiasi somatik mengandung
unsur-unsur ketiga jenis lapisan benih : ektoderm,mesoderm, dan
endoderm sehingga pada tumor akan tampak berbagai jenis jarinagn
misalnya kulit, lemak, otot,tulang, tulang rawan, gigi, rambut,
selaput lendir saluran cerna atau jaringan otak yang tidak
terorganisir dengan baik. Teratoma dapat diklasifikasikan enjadi
teratoma padat atau kistik. Teratoma kistik kebanyakan jinak,
sedagkan teratoma padat biasanya ganas. Dapat pula dibedakan atas
teratoma matur (berdiferensiasi baik) jiak terdiri atas jaringan
berbentuk dewasa dan teratoma imatur jika terdiri atas jaringan tipe
fetal. Teratoma imatur biasanya ganas, sedangkan teratoma matur
kebanyakan jinak.
3. Sel embrional pluripoten
Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi ke dalam
berbagai jenis sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai
jenis struktur alat tubuh. Sebagia contoh ialah tumor sel embrional
pluripoten yang bersal dari anak ginjal, dan disebut nefroblastoma,
sering berdiferensiasi ke dalam struktur yang menyerupai tubulus
ginjal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan atau tulang
rudimenter. Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut
51
embrioma
atau
blastoma,
misalnya
retinoblastoma,
52
53
BAB III
PENITUP
3.1
Kesimpilan
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel
inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak
berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA
atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan
untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel).
Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal),
prokariota/ prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran
mikroskopik (sangat kecil). Bakteri ada dimana saja di tanah, di air, di
organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah
maupun yang ekstrim. Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui
peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam,
sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme
Jamur Tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri
dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium.Reproduksi jamur, ada yang
54
dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh
makanannya.Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan
karbohidrat,
protein,
vitamin,
dan
senyawa
kimia
protista
yang
mirip
hewan.
Protozoa
dibedakan
dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan
dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta
dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
Tumor merupakan Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi
sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma. Tumor
memiliki beberapa sifat yaitu jinak, ganas.
55
DAFTAR PUSTAKA
http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/02/22/pengertian-virussejarah-ciri-ciri-anatomi-reproduksi-klasifikasi/
http://id.shvoong.com,
http://id.wikipedia.org
http://zaifbio.wordpress.com/2010/11/08/morfologi-dan-anatomimikroorganisme/
http://www.sridianti.com/anatomi-bakteri.html
http://mawarmawar.wordpress.com/2009/02/27/penyakit-yangdisebabkan-oleh-bakteri/
http://www.e-jurnal.com/2013/04/klasifikasi-protozoa.html
http://ayoraihprestasi.blogspot.com/2012/11/kliping-penyakitpenyakit-yang.html
http://dheraaa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://buletinsehat.com/akibat-serangan-parasit-cacing
http://adlybugman.blogspot.com/2010/03/serangga-insecta.html
http://bukanfarid.blogspot.com/2010/09/pendahuluan-insekta-atauserangga.htm
http://www.jevuska.com/2012/11/30/tumor-jinak-tumor-ganas/
Janti Sudiono. Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma
Mulut. Jakarta : EGC. 2008. P. 23http://penyakittumor.com/
Pringgoutomo S. HimawanS. Tjarta. Buku ajar Patologi I (umum). Ed
1. Jakarta: Sagung Seto. 2006
http://oktavie.wordpress.com/2010/03/15/neoplasia-tumor/
56