Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan

aktivitas

kehidupan

antara

lain

dapat

mengalami

pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.


Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang
besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan
menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Dengan demikian
enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan
makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk
halus). Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang
membedakan kelompok organism tertentu dari mikroba yang lain adalah
organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan
sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya
adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus
mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda. Di dalam
kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus
selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan
hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan
dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk
morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk
mengidentifikasikan

suatu

mikroorganime

dapat

dilakukan

dengan

mengetahui morfologi dan struktur anatominya.


1

1.2

RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Definisi dari virus, jamur, bakteri, protozoa, cacing, serangga dan
1.2.2

tumor (jinak dan ganas) ?


Struktur anatomi dari , jamur, bakteri, protozoa, cacing, serangga dan

1.2.3

tumor (jinak dan ganas) ?


Patogenesis dari, jamur, bakteri, protozoa, cacing, serangga dan

1.2.4

tumor (jinak dan ganas) ?


Klasifikasi , jamur, bakteri, protozoa, cacing, serangga dan tumor

1.2.5

(jinak dan ganas) ?


Macam-macam infeksi akibat , jamur, bakteri, protozoa, cacing,
serangga dan tumor (jinak dan ganas) ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Virus
2.1.1. Difinisi
Virus

adalah

parasit

berukuran

mikroskopik

yang

menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi


di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit
obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus
mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.
2.1.2. Stuktur Anatomi Virus
a. Kepala
kepala virus berisi DNA bagian luarnya diselubungi kapsid
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri
atas bagian-bagian yang disebut kapsomer. Kapsid juga dapat
terdiri atas proten-protein monomer identik, yang masing-masing
terdiri dari rantai polipeptida.
c. Isi Tubuh
3

si tubuh yang disebut viorin adalah bahan genetik yakni asam


nukleat (DNA atau RNA), contohnya sebagai berikut:

Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai


kubus antara lain, virus radang mulut.

Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan


polisakarida, contohnya paramixovirus.

Virus yag isi tubuhnya tediri atas RNA, protein, dan


banyak lipida, contohnya virus cacar.

d. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang
diserangnya. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang
dilengkapi benang atau serabut.Pada virus dijumpai asam nukleat
yang diselubungi kapsid, disebut nukleokapsid.
2.1.3. Klasifikasi virus
a

Berdasarkan Asam Nukleatnya virus dibedakan menjadi:

Virus DNA, contohnya: Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses,


Papovaviruses dan Parvoviruses.

Virus RNA, contohnya: Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses,


Rhabdoviruses, Picornaviruses, Togaviruses, Reoviruses dan
Retroviruses.

b. Berdasarkan betuk dasarnya. Virus dibedakan menjadi:


Virus bentuk Ikosahedral. Contohnya virus polio dan
adenovirus.
Virus bentuk Heliks. Contohnya virus influenza dan TMV.

Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan


pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya.
Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang
menyelubungi asam nukelat.

c. berdasarkan jumlah komposomernya virus dibedakan menjadi:


Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus
Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus
Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus
Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus
Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus

d. Berdasarkan sel inangnya, virus dibedakan menjadi


1. Virus Bakteri
Tidak ada satu bakteri pun yang tidak mengandung virus. Virus
yang menginfeksi bakteri adalah bakteriofag. Bakteriofag dapat
berkembang cepat sehingga dalam waktu yang singkat dapat
menghancurkan sejumlah bakteri.
2. Virus Tumbuh-tumbuhan
Sebagian besar penyakit pada tumbuh-tumbuhan disebabkan
oleh virus. Bahan genetik dari virus tumbuh-tumbuhan adalah
RNA. Virus ini dapat memasuki bagian dalam sel secara aktif
atau dapat melalui cedera, misalnya, cedera akibat gosokan
pada daun. Sejumlah besar virus dapat juga ditularkan melalui
serangga. Virus sering memperbanyak diri di dalam saluran
pencernaan serangga (virus persisten). Virus dapat menginfeksi
5

tumbuhan lain setelah terjadi masa inkubasi di dalam serangga.


Sementara itu, virus yang tidak persisten dapat ditularkan
melalui gigitan serangga secara langsung.
3. Virus pathogen pada hewan
Bahan genetik virus hewan adalah DNA ganda berpilin atau
RNA polinukleotida tunggal. Virus ini dapat ditularkan secara
kontak langsung atau melalui perantara serangga.

2.1.4.

Macam-macam Infeksi Virus


a.

HIV-AIDS
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) dan juga dinamakan lymphadenopathy
associated virus (LAV). AIDS dikenal sebagai berbagai gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh. Atau
dengan kata lain, apabila seseorang terjangkit virus HIV, maka
orang tersebut tidak memiliki sistem kekebalan tubuh, sehingga
jika si penderita terkena flu atau penyakit lain maka akan sulit
sekali untuk sembuh. AIDS adalah penyakit yang mematikan dan
belum ada obat atau vaksinnya. AIDS berasal dari Afrika SubSahara. Gejala dari penderita AIDS adalah : demam, berkeringat di
malam hari, mengalami pembengkakan kelenjar, lemah, berat
badan yang terus mengalami penurunan. AIDS dapat ditularkan
melalui hubungan seksual, air mani, cairan vagina, ASI, transfusi
darah, lapisan kulit dalam (membran mukosa), jarum suntik.
Kemungkinan kesempatan hidup penderita AIDS adalah 0% atau
sama dengan tidak mungkin.

b. POLIO
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh genus enterovirus,
terdapat 3 tipe yaitu tipe 1, 2, dan 3. Ketiga tipe virus tersebut
dapat menyebabkan kelumpuhan. Tipe 1 adalah tipe yang paling
mudah diisolisasi, diikuti tipe 3, sedangkan tipe 2 paling jarang
diisolisasi. Tipe yang paling sering menyebabkan wadah adalah
tipe 1, sedangkan tipe kasus yang dihubungkan dengan vaksin di
sebabkan oleh tipe 2 dan tipe 3. Polio menyebabkan kelumpuhan
bagian tubuh, terutama pada kaki. Virus ini masuk melalui mulut
kemudian menginfeksi saluran usus, masuk melalui aliran darah
dan menyerang saraf pusat hingga menyebabkan kelumpuhan
permanen dalam hitungan jam. Balita berusia 3 hingga 5 tahun
rawan terserang polio, karena sistem imunitas balita belum sekuat
orang dewasa. Polio menular melalui kontak antar manusia, feces
yang terkontaminasi virus.
c. HEPATITIS
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis A,
B, non A dan non B. Pada Hepatitis B virus ini mempunyai lapisan
luar (selaput) yang berfungsi sebagai antigen HBsAg. Virus ini
mempunyai bagian inti dengan partikel inti HBcAg dan HBeAg.
Hepatitis dikenal dengan penyakit kuning atau liver karena virus
ini menyerang hati. Penyebab penyakit hepatitis adalah terinfeksi
virus, adanya gangguan metabolisme tubuh, mengkonsumsi
alkohol, autoimun, komplikasi karena penyakit lain, terlalu banyak
dan sering mengkonsumsi obat-obatan dll.
d. VARISELA (CACAR AIR)
Varisella adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan adanya
vesikel pada kulit yang sangat menular. Penyakit ini disebut
7

dengan chicken pox, cacar air, atau varisela zoster. varisela


disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau human (alpha) herpes
virus-3 (HHV3), Varicella-zoster-virus (VZV) merupakan anggota
dari kelompok virus herpes. Cacar hanya mengidap manusia sekali
selama hidup. Disarankan untuk menjaga kekebalan tubuh untuk
menghindari virus ini. Gejalanya adalah demam, pilek, lemah,
letih, lesu dan kemudian muncul ruam kemerahan di tubuh berisi
cairan. Cacar air ini akan sembuh dengan sendirinya, jangan
berusaha untuk memecah cacar air tersebut, karena akan
meninggalkan bekas luka. Penderita hendaknya dikarantina agar
tidak menularkan virus kepada orang lain, dan usahakan tetap
mandi agar terhindar dari kuman dan bakteri yang berkembang
biak pada kulit.
e. FLU BURUNG
Avian influenza atau flu burung atau sampar unggas adalah
penyakit

yang

disebabkan

oleh

virus

Al

dari

Famili

Orthomyxoviridae. ditularkan oleh unggas dan menyerang


manusia. Negara di Asia dikonfirmasi paling mudah terinfeksi
virus H5N1. Virus H5N1 merupakan virus yang ganas dan
mematikan, delapan dari sepuluh penderita flu burung tidak dapat
diselamatkan. Pemerintah menetapkan aksi tanggap darurat
terhadap virus H5N1 untuk mencegah terjangkitnya virus ini.
Gejala flu burung adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan
bisa pula sakit perut. Penderita flu burung biasanya telah
melakukan kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi virus
H5N1.
f. SARS

SARS (Severe acute respiratory syndrome) atau sindrom


pernafasan akut berat adalah penyakit sindrom saluran pernafasan
akut yang disebabkan oleh virus, yaitu virus SARS (Severe acute
respiratory syndrome). Penyakit ini pertama kali muncul di
provinsi Guangdong, Tiongkok dan kemudian merebak menjadi
sebuah wabah ke beberapa negara melalui bandara dimana terdapat
banyak orang dari berbagai negara. SARS dapat dikenali dengan
beberapa gejala seperti demam tinggi di atas 38 derajat celcius,
batuk, radang tenggorokan, gejala gastrointestinal, badan terasa
pegal atau myalgia dan gejala yang lainnya. SARS dapat diobati
dan dapat disembuhkan.
g. RABIES
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang termasuk famili
Rhabdovirus. Bentuk virus menyerupai peluru, berukuran 180nm
dengan diameter 75nm dan pada permukaannya terlihat berbentukbentuk paku-paku dengan panjang 9nm. Virus tersusun dari
protein, lemak, RNA, dan karbohidrat. Rabies adalah penyakit
yang menyerang susunan saraf pusat yang ditularkan melalui
gigitan hewan yang sudah terkena rabies, antara lain: anjing,
kucing, dan kera. Virus kemudian menyerang sistem saraf yang
menyebabkan penderita mengalami gangguan saraf. Vaksin rabies
ditemukan oleh Louis.
h. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok
Arbovirus B, yaitu arthropod-borne virus atau virus yang
disebarkan oleh arthropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus
dari famili Flaviviridae. Vector utama penyakit DBD adalah
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictuns. Faktor yang

mempengaruhi penyebaran kasus DBD adalah pertumbuhan


penduduk, urbanisasi yang tidak terkontrol dan transportasi.
i. CHIKUNGUNYA
Chikungunya adalah penyakit mirip dengan dengue yang
disebabkan oleh virus chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk
aedes aegypti dan aedes africanus. Virus chikungunya adalah virus
yang termasuk dalam genus virus alfa dari famili Togaviridae.
Virus ini terbentuk sferis dengan ukuran diameter sekitar 42nm.
Virus ini bersama dengan virus Onyong-nyong dari genus virus
alfa dan virus penyebab penyakit Demam Nil Barat dari genus flavi
menyebabkan gejala mirip dengue. penularannya berada di
endemic daerah yang banyak ditemukan kasus DBD.
j. CAMPAK
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbilli, atau
measles. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk,
pilek, dan konjungtivitas yang kemudian diikuti dengan bercak
kemerahan pada kulit. Penyakit ini desebabkan oleh virus campak,
dari famili Paramyxovirus genus Morbillivirus. Virus ini adalah
virus RNA yang dikenal dengan hanya memiliki 1 antigen.
Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1
hari sebelum timbul gejala-gejala klinis sampai 4 hari setelah
munculnya ruam.
2.2 Jamur
2.2.1

Definisi

10

Tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat


heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk
anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.Reproduksi jamur,
ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya
untuk memperoleh makanannya.Setelah itu, menyimpannya dalam
bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin, dan senyawa kimia lainnya.Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya.Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
2.2.2. Struktur anatomi Jamur
Jamur pada umumnya mempunyai ukuran lebih besar dari bakteri.
Sel jamur mempunyai diameter antara 1-30m. Berdasarkan bentuk
sel dan struktur yang menyusun "tubuh"nya. Jamur dibedakan
menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut :
1. Khamir (Yeast atau Gist); Khamir ini merupakan jamur yang
mempunyai sel tunggal (uniseluler). Contoh dari jamur tipe ini
adalah Saccharomyces cerevisiae, yaitu jamur yang berperan dalam
pembuatan minuman beralkohol.
2. Kapang (Mold); Kapang merupakan jamur yang mempunyai sel
berbentuk filamen. Filamen yang merupakan sel vegetatif tersebut
dinamakan hifa. Hifa dari koloni kapang akan tumbuh bercabangcabang dan membentuk jalinan massa yang sering disebut
miselium. Contoh dari jamur tipe ini adalah Rhizopus oryzae, yaitu
jamur yang berperan dalam fermentasi tempe.
3. Cendawan (Mushroom); Cendawan merupakan jamur yang
mempunyai filamen dan tubuh buah yang besar dan dapat terlihat
mata walaupun dengan mata telanjang tanpa menggunakan bantuan

11

alat. Contoh dari jamur tipe ini adalah Volvariella volvaceae atau
yang sering disebut dengan jamur merang.
Namun pada beberapa jamur, selnya dapat memperlihatkan dua
bentuk yang berbeda (dimorfisme), yaitu bentuk sel tunggal
(khamir) dan bentuk filamen (kapang). Perubahan bentuk sel
tersebut disebabkan oleh pengaruh komposisi medium, temperatur,
atau konsentrasi karbondioksida. Sebagai contoh, Hitoplasma
duboisii yang habitat alamiahnya berbentuk filamen, namun spora
kapang dapat masuk ke saluran pernapasan dan berkecambah di
paru-paru atau bronkhiolus kemudian membentuk sel khamir.
Hifa pada Jamur
Berdasarkan fungsinya, hifa pada jamur dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
1. Hifa vegetatif atau yang sering disebut hifa substrat, yaitu hifa
yang tumbuh di permukaan substrat. Hifa ini menghasilkan
enzim ekstraseluler dan berfungsi pada penyerapan nutrien.
2. Hifa generatif atau yang sering disebut hifa udara (aerial hifa),
dikarenakan tumbuh tegaknya ke atas. Pada umumnya, pada
ujung hifa akan terbentuk struktur yang mempunyai fungsi
sebagai alat generatif yaitu spora atau konidia.
3. Hifa kapang dapat tersusun atas beberapa kompartemen sel
yang dipisahkan melalui septa. Kebanyakan hifa memiliki
lubang kecil (pore) yang memungkinkan terjadinya aliran
plasma dan organel dengan kompartemen sel tetangganya.
Hifa pada beberapa kapang lain tidak memiliki septa sehingga
intinya dapat berkumpul menjadi lebih dari satu. Hifa dengan
banyak inti tersebut dinamakan senositik.
2.2.3

Patogenesis Jamur
Mikotoksin merupakan toksin yang diproduksi oleh jamur. Mikotoksin

yang mempunyai relevansi medis penting ialah aflatoksin yang diproduksi


12

oleh Aspergilus flavus. Makanan yang disimpan pada kondisi hangat yang
basah dapat terinfeksi oleh jamur ini, sehingga mengkontaminasi makanan
dengan aflatoksin. Binatang yang makan dengan dosis yang sangat banyak
akan menderita kerusakan hati yang akut. Pada manusia masalah yang besar
adalah meningkatnya resiko karsinoma hepatoselulare akibat makan dalam
jumlah yang relatif kecil.
2.2.4

Klasifikasi Jamur
Saat ini telah dikenal lebih dari 60.000 jenis jamur. Jamur

diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksinya menjadi tiga divisi, yaitu


Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota
1. Zygomycota
Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies. Genus
Zygomycetes yang terkenal adalah Rhizopus oryzae. Jamur ini biasa
dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan jamur hitam
yang biasa tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini,
antara lain Mucor sp. dan Pilobolus sp. Siklus hidup dari jamur
Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti, memperlihatkan siklus
seksual dan aseksual Zygomycota. Hifa haploid dari Zygomycota
tampak serupa, tetapi sebenarnya memiliki cara perkawinan yang
berbeda.
Pada tipe perkawinan seksual, terjadi penggabungan dua
nukleus memproduksi zigospora yang diploid. Struktur yang
memiliki ketahanan terhadap lingkungan ekstrim ini menyebar
melalui udara dan tetap berada dalam keadaan istirahat (dorman)
sampai menemukan tempat yang memungkinkan untuk tumbuh.
Zigospora kemudian melakukan meiosis dan membentuk sporangium
yang berisi spora haploid. Spora haploid membentuk hifa baru. Hifa
ini dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora
haploid atau melakukan perkawinan dengan membentuk zigospora.
Perhatikan Gambar ber
13

2. Ascomycota
Ascomycota terdiri atas sekitar 30.000 spesies. Ascomycota
disebut juga sac fungi. Diberi nama sac fungi karena memproduksi
spora dari bagian reproduksi seksual yang berbentuk seperti kantung
(sac). Beberapa Ascomycota hidup di dasar hutan yang berhumus
tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk mangkuk yang
indah.
Siklus hidup Ascomycota terjadi secara seksual maupun
aseksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk konidia
yang merupakan hasil pembelahan ujung hifa. Ujung hifa
membentuk konidiospora yang akan menghasilkan konidia. Konidia
mampu

membelah

secara

mitosis

membentuk

tunas

baru.

Perkembangbiakan secara seksual terjadi dengan peleburan inti


askogonium. Peleburan ini menghasilkan hifa diploid (2n) dan ujung
hifa akan membentuk tubuh buah (askokarp).
Divisi ini terdiri atas banyak jamur berwarna-warni yang
tumbuh pada makanan, merusak buah, tanaman ladang, dan
tumbuhan lain. Beberapa Ascomycota menyekresikan enzim selulase
dan protease yang dapat merusak kain katun dan kain wool, terutama
di tempat yang hangat dan lembap. Keadaan lingkungan tersebut
dapat membuat jamur tumbuh dengan baik.

Akan tetapi,

Ascomycota juga membawa keuntungan bagi tumbuhan melalui


hubungan mutualisme dengan akar tanaman. Jamur Neurospora, di
Jawa Barat dikenal sebagai jamur oncom untuk membuat oncom.
Aspergillus wentii digunakan untuk mengubah amilum dan selulosa
menjadi glukosa dalam pembuatan kecap dan tauco. Claviceps
purpurea, salah satu jamur anggota divisi Ascomycota, dapat
menyerang tumbuhan dan memproduksi struktur yang disebut ergot.
Struktur ini melepaskan mineral beracun yang salah satu bahan
aktifnya adalah lysergic acid diethylamide (LSD). Jika zat
halusinogen ini termakan oleh manusia, dapat menyebabkan orang

14

tersebut tertawa terbahak-bahak, mengalami halusinasi, dan akhirnya


mengalami kematian. Saccharomyces sp. (ragi) yang mengubah
glukosa menjadi alkohol, serta Penicillium notatum termasuk
anggota divisi ini.
3. Basidiomycota
Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies.
Jamur ini mudah dikenal karena umumnya memiliki tubuh buah
seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini dapat dikonsumsi,
beberapa jamur dapat pula mematikan. Beberapa anggota dari genus
Amanita mengandung racun yang sangat mematikan. Beberapa jenis
Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan, misalnya
menyebabkan kematian pada tanaman ladang. Contoh Basidiomycota
lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur kuping), Volvariella
volvaceae (jamur merang), dan Ganoderma.
Basidiomycota umumnya melakukan reproduksi secara seksual
dalam siklus hidupnya. Basidiomycota melakukan konjugasi dalam
kondisi yang menguntungkan dan membentuk miselium. Di bagian
bawahnya terdapat bentuk seperti insang yang memproduksi sel
diploid yang disebut basidia. Basidia membentuk basidiospora
melalui meiosis dan melepaskan miliaran basidiospora ke udara atau
ke air.
4. Deuteromycota
Sering dikenal fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya),
karena belum diketahui perkembangbiakannya secara seksual
a. Cirri-ciri deuterumycota
Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit

pada sampah
Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual
belum diketahui.

15

Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan


penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan
tanaman budidaya

2.2.5
1.

Macam-Macam Infeksi Jamur


Tinea capitis
Rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal
rambut yang pendek-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi
yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah. Di
sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton. Jamur yang
menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala

2.

,ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut.


Maduromycosis (Madura foot)
Terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke
jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya
lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous
dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan
nanah dan granula. Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii,
Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella
grisea.
Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah

3.

yang terinfeksi jamur tersebut.


Coccidioidomycosis
Batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan
pleuritis. Disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis. Dapat
tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup

4.

oksigen ,oksigen tersebut mengandung jamur.


Sporotrichosis
Benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah,
meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul
yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha. Di sebabkan oleh
Jamur Sporotrichum schenckii.Bersentuhan langsung manupun tidak
langsung , langsung dapat berupa sentuhan langsung sedangkan tidak

16

langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau handuk yang


5.

sama.
Actinomycosis
Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai
dengan terjadinya abses dan fistula. Di sebabkan oleh Jamur
Actinomyces bovis. Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena

6.

nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.


Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan
kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada
infeksi sekunder akan menjadi bernanah. Di sebabkan oleh Jamur
Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp. Bersentuhan dan

7.

menggaruk kulit yang terkena jamur ini.


Nocardiosis
Pembengkakan jaringan yang terkena, terjadinya lubang-lubang yang
mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Sebabkan oleh
Jamur Nocardia asteroids. Dapat tertular apabila bersentuhan dan

terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.


8. Panu (Pitriyasis versikolor)
Ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal
pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat
atau merah tergantung kepada warna kulit penderita. Di sebabkan
oleh Jamur Malassezia furfur. Dapat terinfeksi lewat persentuhan
kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang
9.

terkena spora jamur.


Blastomikosis
Manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang
yang seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan
sistem genitouorinari (urogenital). Disebabkan oleh cendawan
dimorfik Blastomyces dermatitidis.

Cendawan B. Dermatitidis

banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan


organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh)
dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi
perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun

17

manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan


tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan
10.

aliran darah.
Tinea favosa
Bintik-bintik putih

pada

kulit

kepala

kemudian

membesar

membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat


lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau
bernanah. Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii.
Menginfeksi kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku
pennularannya dapat melalui penggunaan handuk atau kain orang
11.

yang terinfeksi.
Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit
terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat
bernanah. Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp. Menginfeksi
kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila

12.

berjalan di tempat-tempat kotor yang berair.


Tinea barbae Rambut (janggut)
Yang terkene jamur ini akan mudah patah, kusam. Sedangkan kulit
(bagian leher)yang terkene virus ini akan terdapat bintik-bintik putih.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton
violaceum, Microsporum cranis. Dapat tertular apabila bersentuhan

13.

atau melalui alat pemotong jenggot yang telah terinfeksi


Tinea cruris
Terdapat bintik hitam pada kulit bagian paha atas. Di sebabkan oleh
Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp. Infeksi
mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam.
Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat
tertular melalui sentuhan atau kuku saat menggaruk bagian yang
terifeksi.
14. Infeksi candida
Terjadi karena faktor predisposisi. Di sebabkan oleh Jamur Candida
albicans.
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh

18

seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina


menular melalui sentuhan kulit yang terkena jamur ini.
15. Tinea circinata (Tinea corporis)
Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar. Di
sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton. Merupakan mikosis
superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan
granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat
terinfeksi karena kuku yang terinfeksi jamur.
2.3

Bakteri
2.3.1

Difinasi
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan

tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri


umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/
prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat
kecil). Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri
memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka
ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain
juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim. Dalam tumbuh
kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan
jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu
temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa
metabolisme.
2.3.2. Struktur anotami bakteri
Bakteri beradaptasi untuk menjadi cocok untuk lingkungan mereka,
dan karena itu datang dalam berbagai rupa dan bentuk. Namun, mereka
semua memiliki beberapa bagian yang sama.
1. Bahan Inti (DNA Kromosom)

19

Bahan inti bakteri tersusun oleh asam deoksiribonukleat


(deoxyribonucleic acid/DNA) atau disebut juga DNA kromosom.
Sebagian besar bakteri hanya memiliki satu DNA kromosom
berutas tunggal yang berbentuk sirkuler (cincin). DNA kromosom
membawa gen-gen yang penting untuk mengatur proses-proses
yang terjadi di dalam sel bakteri. Bahan inti bakteri terdapat di
dalam suatu bagian yang menyerupai inti yang disebut nukleoid.
Nukleoid sel bakteri tidak memiliki membrane atau dinding inti sel
dan nukleolus
2. Plasmid
Umumnya bakteri memiliki plasmid, yaitu suatu DNA di luar
DNA kromosom yang berbentu cincin. Plasmid berisi gen-gen
penting untuk pertahanan sel bakteri terhadap lingkungannya yang
tidak mnguntungkan. Plasmid terdapat dalam sitoplasma.
3. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang bersifat koloid dan berisi
semua molekul ataupun zat yang diperlukan dalam proses
metabolism untuk menunjang kehidupan sel. Di dalam sitoplasma
sel bakteri terdapat ribosom, mesosom, dan plasmid.
4.

Ribosom
Ribosom merupakan organel sel yang berfungsi untuk sintesis
protein. Ribosom terdapat pada semua sel,tetapi ribosom organism

5.

prokariota berbeda strukturnya dengan ribosom organism eukariota


Mesosom
Mesosom merupakan daerah membrane sitoplasma yang
mengalami pelipatan. Mesosom diperkirakan berfungsi dalam
pembentukan dinding sel dan dalam pembelahan sel

6.

Endospora
Bakteri tertentu dapat membentuk struktur khusus yang
disebut endospora. Endospora merupakan struktur /spora yang
berdinding tebal dan sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang
jelek. Disebut endospora karena dibentuk di dalam sel bakteri.
Endospora akan tumbuh menjadi sel vegetative jika berada di

20

tempat sesuai. Tidak seperti pada organism pembentuk spora


lainnya, endospora pada sel bakteri bukan merupakan alat
perkembangbiakan. Hal itu disebabkan satu sel bakteri hanya
menghasilkan sendospora, dan apabila sudah berkecambah biasanya
hanya menghasilkan satu sel bakteri. Kemampuan bakteri untuk
menghasilkan endospora dapat hilang dan jika hilang, sulit untuk
tumbuh kembali
7. Membran Sitoplasma
Merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta
isisnya, terletak di bawah dinding sel, tetapi tidak terikat dengan
dinding sel. Membrane plasma tersusun atas lapisan lipoprotein
yang bersifat semipermiabel. Fungsi membrane plasma antara lain
untuk mengatur keluar masuknya zat-zat di dalam sel. Selain itu,
membrane plasma berfungsi sebagai tempat perlekatan pangkal
flagellum. Jika membrane plasma pecah atau rusak, sel bakteri akan
mati.
8. Dinding Sel
Dinding sel adalah bagian sel bakteri yang berfungsi member
bentuk dan kekuatan/perlindungan terhadap sel. Dinding sel bakteri
tersusun atas bahan peptidoglikan, yaitu suatu molekul yang
mengandung rangkaian amino disakarida dan rantai peptida.
Dinding sel relative kaku dibanding bagian-bagian lainnya.
Berdasarkan dinding selnya bakteri dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
9. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lender yang menyelubungi
dinding sel. Fungsinya untuk pertahanan diri dan cadangan
makanan. Tidak semua bakteri berkapsul.
10. Pili (fimbriae)
Pada permukaan sel bakteri Gram negative sering terdapat
banyak alat seperti benang-benang pendek yang disebut pili
(tunggal : pilus/fibria). Panjang pilus mencapai 3 mikrometer
dengan diameter sekitar 5mikrometer. Pili digunakan sebagai alat

21

lekat pada bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat yang


merupakan makanan. Salah satu pili disebut sex pillus (pilus
kelamin) fungsinya sebagai penghubung dalam perpindahan ,ateri
genetic (DNA) ketika suatu bakteri berkonjugasi. Umumnya, setiap
sel bakteri hanya memiliki 1 atau 2 pilus kelamin
11.

Flagellum
Flagellum berfungsi membantu pergerakan bakteri
berdasarkan jumlah dan letak flagellum, bakteri dibagi empat
macam
1. Atrik, tidak memiliki flagellum
2. Monotrik, memiliki satu flagellum pada salah satu ujung
sel bakteri
3. Lopotrik memiliki dua atau lebih flagella pada salah satu
ujung sel bakteri
4. Amfitrik memiliki dua atau lebih flagella di kedua ujung
sel bakteri
5. Peritrik memiliki flagella di selurur permukaan sel bakteri

2.3.3

Patogenesis Bakteri
Patogenesis bakteri adalah proses melalui bakteri yang menyebabkan

penyakit. Patogenesis tergantung pada berbagai faktor baik bakteri dan host
individu, dan kemajuan patogenesis dapat berubah setiap titik dalam
menanggapi tekanan lingkungan dan isu-isu lainnya. Studi tentang
patogenesis bakteri ini penting, karena hal itu menunjukkan masyarakat
medis dan ilmiah bagaimana bakteri menyebabkan penyakit, dan bagaimana
proses ini dapat terganggu untuk menghindari atau mengobati penyakit.
Pada inang, beberapa hal mempengaruhi keberhasilan invasi bakteri.
Yang pertama adalah kesehatan sistem kekebalan inang, yang menentukan
ketahanan dan kerentanan. Faktor-faktor lain dapat mencakup lingkungan di
mana kehidupan inang, seseorang yang tidak memiliki akses ke air bersih,
misalnya, adalah rentan terhadap reinfeksi dengan bakteri yang sama
berulang-ulang, sementara orang yang terkena secara sepintas tidak

22

menghadapi masalah yang sama. Akses ke perawatan medis juga dapat


memainkan peran, menentukan kapan intervensi terjadi dan bagaimana itu
akan agresif. Di antara bakteri, relatif sedikit organisme sebenarnya
menyebabkan penyakit. Banyak lagi yang netral, dan beberapa bahkan
menguntungkan. Untuk bakteri menyebabkan penyakit, mereka harus mampu
baik memicu reaksi dalam tubuh yang menyebabkan penyakit, atau
melepaskan racun mereka sendiri untuk menyebabkan penyakit. Bakteri juga
harus mampu tumbuh cukup cepat untuk memotong pertahanan sistem
kekebalan tubuh, dan mereka harus menular. Seringkali, bakteri melengkapi
siklus hidup banyak dalam tubuh, kadang-kadang bahkan menggunakan
tubuh untuk mengabadikan diri.
Proses patogenesis bakteri dimulai dengan kolonisasi, di mana bakteri
atau menetap di dalam tubuh dan mulai berkembang biak sebelum menyebar.
Ketika bakteri menyebar, mereka dapat melepaskan racun yang menyebabkan
inang untuk merasa sakit, atau mereka dapat membajak tubuh inang
menyebabkan reaksi yang mengalir. Sebagai contoh, sistem kekebalan tubuh
dapat masuk ke overdrive dan mulai menyerang jaringan dalam tubuh inang.
Jika bakteri berhasil menembus dan menyebar, inang akan mengembangkan
penyakit. Dalam beberapa kasus, patogenesis bakteri dapat ditangkap oleh
tubuh inang sendiri, yang memerangi bakteri kembali. Inang mungkin merasa
sedikit sakit ketika tubuh sedang bekerja, tetapi tidak akan menyerah terhadap
infeksi. Dalam kasus lain, intervensi yang dibutuhkan dalam bentuk antibiotik
dan perawatan lain untuk mengelola dan melawan infeksi. Interaksi antara
bakteri dan host dapat dijalankan di sejumlah arah sekali bakteri mulai
menjajah, yang mampu mengidentifikasi dan memprediksi arah infeksi adalah
penting. Orang yang mempelajari patogenesis bakteri melihat faktor-faktor
yang kompleks yang berbenturan dalam perjalanan infeksi bakteri.
2.3.4

Klarifikasi Bakteri

23

Karena bakteri sangat beragam baik dalam bentuk dan habitat, ahli
biologi telah berjuang dengan klasifikasi mereka, (juga disebut taksonomi.
Mereka) Selama bertahun-tahun, bakteri yang disebut monera, dan
ditempatkan di sebuah kerajaan dengan nama yang sama. Meskipun Anda
mungkin masih mendengar bakteri disebut sebagai monera, itu bukan istilah
yang saat ini diterima di kalangan ahli biologi. Kehidupan sekarang
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga domain, domain adalah tingkat
taksonomi yang lebih tinggi dari kerajaan, dan berdasarkan DNA suatu
organisme. Bakteri mengambil dua dari tiga domain: archaebacteria dan
Eubacteria. (Domain ketiga, eukariot, terdiri dari organisme yang memiliki
sel-sel berinti.)
a. Archaebacteria
Meskipun nama mereka mungkin menyiratkan sebaliknya,
archaebacteria tidak lebih tua dari bakteri lain. Mereka berbagi
beberapa karakteristik yang tidak biasa yang membedakan mereka
dari kebanyakan bakteri. archaebacteria:
1. Kurangnya peptidoglikan di dinding sel mereka
2. Memiliki lipid (molekul lemak) yang unik dalam struktur.
3. Sering hidup dalam kondisi ekstrim (seperti garam tinggi
atau panas lingkungan,) dan mampu menciptakan dan
menggunakan energi dari sumber seperti gas hidrogen.
b. Eubakteria
Eubakteria yang jauh lebih baik dipelajari dari archaebakteri.
Para

ilmuwan

mencoba

untuk

memahami

banyaknya

dan

keanekaragaman organisme ini dengan mengelompokkan mereka


dalam berbagai cara. Berikut ini hanya beberapa cara yang diterima
dalam komunitas ilmiah dan medis:

24

1. Bentuk: Bakteri biasanya salah satu dari tiga bentuk. Kokus


berbentuk bulat, basil yang berbentuk batang, spirilla (juga
disebut spiroket) adalah spiral.
2. pewarnaan Gram: Salah satu cara yang lebih menarik bahwa
para ilmuwan bakteri kelompok adalah bagaimana mereka
bereaksi terhadap pewarnaan Gram. Dalam proses ini, bakteri
dikenakan noda kimia. Warna noda bakteri tergantung pada
jumlah peptidoglikan di dinding sel. Dalam sel Gram positif,
lapisan peptidoglikan tebal, dan sel-sel berwarna ungu, dalam
sel-sel Gram negatif lapisan lebih tipis, dan sel-sel yang
merah muda.
3. Sensitivitas antibiotik: Peptidoglikan juga memainkan peran
dalam bagaimana beberapa jenis obat yang efektif adalah
untuk membantu tubuh menghilangkan infeksi bakteri.
Beberapa antibiotik bekerja dengan mencegah peptidoglikan
dari pembentukan baik, memungkinkan sistem kekebalan
tubuh untuk bekerja lebih efisien saat memusnahkan infeksi.
4. kebutuhan Oksigen: Beberapa bakteri, aerob, memerlukan
oksigen untuk melaksanakan proses metabolisme sehari-hari
mereka. Lainnya, seperti mereka yang hidup di saluran
pencernaan manusia, tidak. Organisme ini disebut anaerob.
5. Nutrisi: Beberapa bakteri autotrof, yang berarti mereka dapat
membuat makanan sendiri. Lainnya adalah heterotrof yang
membutuhkan sumber luar nutrisi.
Sekali lagi, ini hanya beberapa cara yang kita mengelompokkan
bakteri. Cara lain termasuk habitat mereka, jika mereka menyebabkan
penyakit atau tidak berbahaya, bahkan apakah mereka membantu untuk
manusia atau tidak.

25

2.3.5

Macam-macam infeksi akibat bakteri


Berikut adalah macam-macam bakteri yang dapat menimbulkan

penyakit, antara lain:


1.

Pseudomonas

aeruginosa

(Pseudomonas

pyocyaneus)

Bakteri ini dapat masuk ke jaringan tubuh dan


menimbulkan gejala penyakit, seperti infeksi traktus urinarius,
infeksi jaringan paru, infeksi kornea. Biasanya infeksi tersebut
menimpa penderita diabetes mellitus atau pecandu narkoba. Upaya
pencegahan yang paling baik adalah menjaga daya tahan tubuh
tetap tinggi dan pada penularan pasien yang dirawat di rumah sakit
dapat dilakukan dengan cara kerja yang steril.
2. Vibrio cholerae
Bakteri ini menyebabkan penyakit cholera asiatica. Gejala
penyakit yang ditimbulkan ini berupa nausea, muntah, diare, dan
kejang perut. Keadaan ini dapat menyebabkan kejang kematian
dalam beberapa jam sampai beberapa hari dari permulaan sakit.
Cara

penularan

melalui

makanan

dan

minuman

yang

terkontaminasi bakteri ini. Pengobatan dapat dilakukan dengan


mengganti

cairan

dan

elektrolit

yang

hilang,

sedangkan

pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan


dan minuman serta perbaikan sanitasi lingkungan.
3. Vibrio El Tor
Sifat bakteri ini sama dengan Vibrio cholera. Spirillium
minus (Treponema sodoku) Bakteri ini menyebabkan penyakit ratbite-fever (demam karena gigitan tikus), dengan gejala berupa
demam yang mendadak, sakit otot, ruam kemerahan pada kulit,
sakit kepala, nausea, dan radang kelenjar getah bening regional.
pencegahan dilakukan dengan peningkatan sanitasi lingkungan
terutama kebersihan rumah sehingga tidak ada tikus.
4. Escherichia coli
Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic
penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti kolera,
26

tipus, disentri, diare, dan penyakit cacing. bibit penyakit ini


berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit
tersebut. indicator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga
sudah dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air
tersebut, karena dalam feses manusia baik sakit maupun sehat
terdapat bakteri ini.
E.coli dapat menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi
pada luka dan abses pada berbagai organ. bakteri ini juga
merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru lahir
dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis cysticis)
pada manusia yang dirawat di rumah sakit (nosocomial infection).
pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang
sebaik-baiknya di rumah sakit, antara lain: pemakaian antibiotic
secara tepat, tindakan antiseptic secara benar.
5. Proteus vulgaris
Penyakit yang ditimbulkan berupa infeksi tractus urinarius
pada nosocomial infection. pencegahan nosocomial infection
dilakukan dengan menggunakan kateter dalam keadaan steril.
6. Salmonella typhi
Penyakit yang ditimbulkan yaitu penyakit typhus
abdominalis. gejalanya berupa demam dengan suhu tinggi (400C),
seringkali meracau dan gelisah (delirium), lemah, apatis,
anoreksia, dan sakit kepala, ada yang mengalami diare tetapi
umumnya mengalami konstipasi. pencegahan dilakukan dengan
menjaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan higien
pribadi, perbaikan sumber air untuk keperluan rumah tangga,
peningkatan sanitasi lingkungan khususnya perbaikan cara
pembuanagn feses manusia serta pemberantasan tikus dan lalat.
7. Shigella dysenteriae
Penyakit yang ditimbulkan yaitu disentri basiler dengan
gejala yang biasanya dating mendadak berupa demam, sakit perut

27

bagian bawah, diare, fesenya cair, bercampur lendir dan darah.


Pada penyakit yang berat dapat disertai muntah, dehidrasi, kolaps,
bahkan menyebabkan kematian. Penularan adalah lewat feses
penderita. Pencegahan dilakukan dengan mencaga kebersihan
makanan dan minuman, peningkatan sanitasi lingkungan dan
hygene pribadi.
8. Pasteurella pestis (Yersenia pestis)
Penyakit pes adalah penyakit yang menyerang binatang
pengerat, tetapi dapat menular pada manusia dengan perantaraan
gigitan kutu tikus yang disebut Xenopsylla cheopis. Gejalanya
adalah demam dan menggigil. Bakteri akan ikut dengan aliran
limfa sementara tubuh mengerahkan leukosit sehinggA kelenjar
limfa regional akan membengkak dan sakit. Pembengkakan ini
disebut bubo yang sering kali pecah dan mengeluarkan nanah.
Pencegahan dilakukan dengan mengisolasi pasien dalam kamar
tersendiri agar tidak menulari orang yang sehat, peningkatan
sanitasi dan untuk memberantas kutu-kutunya, serta vaksinasi.
9. Neisseria gonorrhoea
Gejala penyakitnya adalah kencing bernanah. pada wanita
penderita yang kronis dapat menyebabkan tertutpnya saluran telur.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita penyakit ini matanya
menjadi bengkak, bernanah yang dan dapat menyebabkan
kebutaan. Untuk mencegah neonatal gonorrhoea ophtalmia pada
mata bayi yang baru lahir adalah dengan diteteskan larutan
penicillin 10.000 unit dalam aqua atau larutan perak nitrat 1% atau
erythromycin 0,5% atau tetracycline 1%..
10. Neisseria meningitides
Bakteri ini menyebabkan penyakit meningitis (radang
selaput otak). bila daya tahan tubuh menurun, bakteri ini dapat
menyebabkan pharyngitis bahkan pneumonia. Gejala meningitis
awalnya mirip flu, demam tidak begitu tinggi, sakit kepala,
tenggorokan kering, kaku kuduk, dan lesu.
11. Streptococcus pneumonia

28

Merupakan bakteri penyebab penyakit pneumonias, sinusitis,


otitis media, mastoiditis, conjuctivis, meningitis, endocarditis.
Sebenarnya merupakan flora normal oropharinx, tetapi dapat
menjadi berbahaya pada manusia yang daya tahan tubuhnya
menurun.
12. Corynebacterium diphtheriae
Menimbulkan penyakit dipteri pada anak-anak, dengan gejala
demam yang tidak begitu tinggi dan tenggorokan kering, diikuti
dengan pseudomemran yang pada akhirnya dapat menyebabkan
aspiksia (tercekik) sehingga penderita dapat mengalami kematian.
Pencegahan dalat dilakukan dengan vaksinasi DPT berulang mulai
bayi hingga dewasa.
13. Bacillus anthracis
Merupakan bakteri penyebab penyakit antrax, yang biasanya
menyerang hewan ternak. Namun pada perkembangannya
penyakit tersebut dapat menular ke manusia melalui luka, inhalasi
dan juga makanan.
2.4 Protozoa
2.4.1

Difinisi
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah

berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya
hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang
jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan.
Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil,
dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel,
serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
2.4.2

Struktur anatomi Protozoa

29

Organel organel untuk melakukan kegiatan hidup antara lain,


membrane plasma, sitoplasma dan mitokondria. Protozoa termasuk organisme
uniseluler (bersel tunggal) dan eukariotik (memiliki membran nukleus).
Beberapa jenis protozoa memiliki inti lebih dari satu.
1. Membrane sel : pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan
gas
2. Vakuola makanan : untuk mencerna makanan
3. Vakuola kontraktil : mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke
luar sel melalui membran sel serta mengatur kadar air dalam sel.
4. Inti sel : mengatur ktivitas sel
2.4.3

Patogenesis Protozoa
Biasanya, manusia terinfeksi melalui kista matang dalam feses. Kista

masuk melalui rute gastrointestinal. Kista tahan terhadap asam lambung


sehingga bisa sampai ke usus halus. Dalam keadaan lingkungan yang
mendukung, kista dapat berubah menjadi bentuk tropozoit yang patogen.
Bentuk patogen inilah yang akan menginvasi sel mukosa usus diare.
2.4.4

Klasifikasi Protozoa
Klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya, sebagai berikut:
a. Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan
penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempattempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan
atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba

30

b. Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan falgel ( bulu cambuk ) yang digunakan
juga sebagai alat indera dan alat bant intuk menangkap
makanan.
Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Fitoflagellata. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat
berfotosintesis. Contohnya:

Noctiluca milliaris, Volvox

globator, Zooflagellata, Euglena viridis


2. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya:
Trypanosoma gambiens, Leishmania.
c. Ciliata (Ciliophora)
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar)
pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak
dan mencari makanan. Ukuran silia pendek dari flagel.
Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar)
yang mengendalikan funsihidup sehari-hari dengan cara
mensintesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat
konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola
kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun air
tawar.
Contoh:

Stentor, Paraemecium

caudatiun,

Didinium,

Vorticella, Balantidium coli.


d. Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak khusus, mengahasilkan spora
(sporozoid) sebagai cara perkembangbiakannya. Sporozoid
memiliki organel organel kompleks pada salah satu ujung

31

selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan


inang. Hospes parasit pada manusia dan hewan.
2.4.5

Macam-macam infeksi akibat Protozoa


1. Disentri
Disentri merupakan paradangan pada usus besar yang
ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara
terus menerus (diare) yang bercampur lender dan darah.
Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi,
disentri amuba dan disentri basiller. Penyebab yang paling umum
yaitu adanya infeksi parasit Entamoeba histolyca

yang

menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan


shigella yang menjadi penyebab disentri basiller.
2. Diare (Balantidiosis)
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) seperti halnya kolera dengan jumlah penderita yang
banyak dalam waktu yang singkat. Namun dengan tata laksana
diare yang cepat, tepat, dan bermutu kematian dapat ditekan
seminimal mungkin.
3. Toksoplasmosis (kematian janin)
FAdalah penyakit Parasitik yang disebabkan oleh golongan
Protozoa yaitu toxoplasma gondii. Sumber penularan (hospes
definitive) adalah kucing dan juga burung, tikus, domba dan
babi. Akibat yang dapat ditimbulkannya adalah pada ibu hamil
penderita yang mengalami keguguran berkali-kali dan lahir
deformatif (hydrocephalus, Mikrocephalus), terdapat kelainan
Retinochorioditis

dan

Hepatosplenomegali.

Hasil

survei

menyatakan 27,9 % semua darah manusia dan 19,2 % berbagai


hewan positif Toxoplasmosis .
4. Malaria Tertiana
Malaria Tertiana (paling ringan), disebabkan plasmodium
vivax, gejalanya demam setiap dua hari sekali setelah gejala
pertama terjadi (dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi).
5. Malaria tropika

32

Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan


bentuk yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler,
anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering
terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika
menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium
falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang
berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satusatunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double
Chromatin).
6. Toxoplasma gondii
Spesies protozoa parasit pada genus Toxoplasma. T. gondii
menyerang kucing, tetapi parasit dapat dibawa oleh semua
mamalia. T. gondii menyebabkan penyakit toksoplasmosis.
7. Plasmodium vivax
Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering
dan menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari
8.

ke tiga).
Plasmodium malariae
Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan
malaria

quartana/malariae

(demam

tiap

hari

empat).

Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan


mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten
dengan

pengobatan

dan

menyebabkan

malaria

tropika/

falsiparum (demam tiap 24-48 jam).


9. Plasmodium falciparum
adalah protozoa parasit, salah satu spesies Plasmodium
yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Protozoa ini
masuk pada tubuh manusia melalui nyamuk Anopheles betina.
Plasmodium falciparum menyebabkan infeksi paling berbahaya
dan memiliki tingkat komplikasi dan mortalitas malaria tertinggi.

2.5 Cacing

33

2.5.1. Difinisi
hewan kecil, memanjang dan lunak tidak memiliki rongga serta tidak
mempunyai kaki, bentuk tubuhnya simetri bilateral.
2.5.2

Patogenesis Cacing
Patogenesis infeksi oleh cacing:
1. Bentuk infeksius bisa bermacam-macam bergantung cacing apa
yang menginfeksi, bisa dalam bentuk telur matang maupun larva.
2. Infeksi bisa terjadi karena tertelan bersama makanan/minuman,
transmisi

vektor, inhalasi,

autoinfeksi

maupun

menembus

kulit/jaringan subkutan.
3. Bentuk infeksius cacing kemudian akan mengembara dan melalui
tahaplung passage terlebih dahulu, kecuali Trichinella spiralis.\
4. Melalui bronkus, trakea dan akhirnya sampai di laring.
5. Jika larva tertelan lagi, maka cacing akan mulai menginfeksi
melaui rute gastrointestinal.
6. Cacing akan masuk ke usus halus/usus besar dan tumbuh menjadi
cacing dewasa
7. Cacing akan mulai mengeluarkan toksin dan menginfeksi.
2.5.3

Klasifikasi Cacing
a. Plathyhelminthes
Ciri-ciri Platyhelminthes:
1. Bentuk tubuh pipih dan tidak bersegmen.
2. Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik).
3. Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata).
4. Simetri bilateral.
5. Memiliki sistem syaraf (tangga tali) berupa Ganglion anterior.
6. Sistem pencernaan satu lubang.
7. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan sistem pernapasan.
8. Tidak memiliki sitem sirkulasi, respirasi, dan ekskresi.
9. Reproduksi secara seksual dengan perkawinan silang dan
berlangsung fertilisasi internal, sedangkan secara aseksual
dengan cara regenerasi, yaitu individu baru berasal dari bagian
tubuh induk yang membelah.

34

10. Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh


hewan lain.
Klasifikasi Platyhelminthes
1. Turbellaria
Turbellaria memiliki silia pada permukaan tubuhnya yang
berfungsi sebagai alat gerak.
2. Trematoda
Trematoda hidup parasit pada manusia dan hewan.
Permukaan tubuh tidak bersilia, tetapi tertutup kutikula.
Disekitar mulut terdapat alat penghisap(sucker) yang dilengkapi
dengan kait yang tersusun dari kitin.
3. Cestoda
Cestoda disebut cacing pita karena bentuknya yang pipih
panjang seperti pita yang terdiri dari bagian skoleks, leher, dan
proglotid. Pada skoleks terdapat alat penghisap dan kait
(rostelum). Alat penghisap dan kait digunakan untuk menempel
pada tubuh inang. Di bagian belakang skoleks pada bagian
leher terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ
kelamin janatan dan betina. Inang utama cacing cestoda dewasa
adalah vertebrata termasuk manusia. Cestoda menghisap sari
makanan dari usus halus ingangnya. Oleh karena itu cestoda
disebut hewan parasit.
b. Nemathelmintes
Ciri-ciri Nemathelmintes :
1.
2.
3.
4.

Bentuknya seperti benang atau tambang.


Simetri bilateral dan tidak bersegmen.
Memiliki memiliki rongga tubuh triploblastik.
Mampu hidup di daerah kutub maupun tropis, baik di darat,

perairan tawar, atau laut.


5. Tidak memiliki silia dan dilapisi oleh kutikula transparan.
6. Reproduksinya hanya secara seksual, karena alat kelamin yang
terpisah.

35

Klasifikasi Nemathelmintes
1. Nematoda
Merupakan cacing benang berwarna putih. Ukuran
tubuhnya kecil dan ada yang hanya beberapa milimeter.
Tubuhnya dilindungi kutikula, licin, atau bergaris-garis
sirkuler dengan 4 garis memanjang.
2. Nemathopora
Tubuhnya dilapisi kutikula yang polos dan tidak bercincin.
Larvanya hidup parasit pada tubuh manusia, dan setelah
dewasa cacing tersebut hidup bebas di air tawar dan laut.
c. Annelida
Ciri-ciri Annelida :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bentuknya seperti gelang.


Habitatnya di perairan tawar, laut, dan darat.
Tubuhnya simetri bilateral dan dilapisi kutikula.
Tubuhnya bersegmen dan bersifat metameri.
Tubuhnya terdiri atas tiga lapisan (tripoblastik).
Melakukan pernapasan dengan menggunakan insang atau

kulit.
7. Reproduksi dilakukan secara seksual dengan pembentukan
gamet yang dilanjutkan dengan fertilisasi, dan secara aseksual
dengan fragmentas, kemudian beregenerasi.
Klasifikasi Annelida
1. Polychaeta
Polychaeta adalah cacing berambut banyak. Umumnya
hidup di laut. Tubuhnya bersegmen dan berwarna hijau,
merah, merah muda, atau warna-warni. Pada masing-masing
segmen (ruas tubuh) terdapat sepasang parapodia (semacam
kaki) yang memiliki banyak rambut. Berukuran sekitar
panjang 5-10 cm dan diameter antara 2-10 mm.
2. Oligochaeta

36

Oligochaeta adalah cacing yang memiliki sedikit rambut.


Habitatnya di perairan dan di darat. Memiliki ruas tubuh, dan
diantara ruas ruas-ruas tubuhnya tidak terdapat parapodia.
Pada segmen 32 sampai 37 terdapat klitelium (segmen tebal)
yang berfungsi sebagai alat berkembang biak secara seksual.
Cacing ini bermanfaat dalam bidang pertanian karena dapat
menggemburkan dan menyuburkan tanah.
3. Hirudinea
Habitatnya di perairan laut, air tawar dan tempat lembab.
Umumnya disebut sebagai lintah. Bentuk tubuhnya pipih,
tidak memiliki rambut, dan juga parapodia. Dikedua ujung
tubuhnya terdapat alat penghisap yang digunakan untuk
menempel dan menghisap darah vertebrata. Menghasilkan
hirudin (zat antikoagulan) yaitu zat untuk mencegah darah
inang agar tidak cepat membeku di dalam rongga tubuhnya.
2.5.4

Macam-macam infeksi akibat cacing


1. Cacing Cambuk
Cacing cambuk bsa terdapat di usus buntu atau appendix
namum umum menetap di usus besar. Seseorang yang terinfeksi
cacing ini akan merasakan gejala berupa; mencret dan keluar
sedikit, demam ringan dan sakit kepala, terjadi sembelit dan perut
kembung, perasaan mual dan muntah-muntah juga merasakan
nyeri

dengan

radang

pada

umbai-umbai

usus

buntu.

Penyebab seseorang terinfeksi cacing cambuk ini biasanya


dikarenakan fasilitas pembuangan yang kotor tidak memenuhi
syarat, memakan makanan kotor atau tangan kotor dan masuk ke
mulut. Pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari
cacing ini adalah dengan memakai sepatu saat bekerja dan lakukan
pembuangan tinja dengan bersih.

37

2.

Cacing Pita
Penyakit ini dipindahkan melalui daging sapi yang penuh
dengan parasit cacing pita. Terdapat lebih 30 jenis cacing pita
dengan panjang beberapa inci atau bahkan ada yang berukuran 10
30 kaki. Infeksi cacing pita dapat terjadi saat seseorang
mengonsumsi daging atau ikan yang mengandung cacing di
dalamnya dan dimasak tidak sempurna. Maka gejala yang dapat
dilihat adalah, penderita merasa nyeri tajam seperti lapar dan
terasa ditusuk-tusuk, setelah makan rasa itu cepat hilangnya.
Pencegahan yang harus dilakukan yaitu memasak daging atau ikan
dengan sempurna, menjaga kebersihan dari kotoran tikus atau
manusia.

3. Cacing Tambang
Infeksi cacing tambang biasanya terjadi akibat tidak adanya
fasilitas buang air yang memadai. Sejenis cacing kecil ini melekat
pada dinding usus penderita dan dapat menyebabkan pendarahan
pada usus dan dapat meracuni penderita. Pada infeksi cacing
tambang, gejala yang muncul adalah: penderita tampak lemah dan
pucat, pusing, sakit kepala, cepat lelah dan telinga berdengung,
lesu, rambut kering, air muka suram serta mual dan muntahmuntah.
4. Cacing gelang
Gejala yang bisa dikenali pagi penderita cacing gelang
yaitu, nafsu makan rendah, perut buncit, tinja terkadang cair,
berlendir dan berdarah, bahkan terkadang cacing ikut keluar
bersama tinja, dan penderita selalu kurang bergairah. Pencegahan
dari infeksi cacing ini yaitu dengan menjaga kebersihan, mencuci
bersih sayuran sebelum dimasak atau dimakan, lindungi makanan
38

dari lalat dan jangan membuang tinja di sembarang tempat. Cacing


gelang hidup di dalam usus manusia, berukuran 20-30 cm,
berwarna putih dan merah dadu.
5. Cacing Kremi
Cacing kremi biasa disebut sebagai biadi yaitu cacing yang
berwarna putih dengan panjang kira-kira inci. Seseorang yang
terinfeksi cacing kremi akan merasakan gatal-gatal di sekitar
dubur, saat tidur mengompol, mual dan muntah-muntah, nafsu
makan hilang dan berat badan menjadi berkurang. Untuk
mencegah dari infeksi cacing kremi sebaiknya mandi setiap hari
untuk menjaga kebersihan badan, biasakan cuci tangan seusai
buang air besar dan untuk potong kuku sampai bersih.
6. Cacing Filaria
Penyakit yang ditimbulkan oleh cacing ini disebut dengan
penyakit kaki gajah, yaitu terjadi akibat pembengkakan pembuluh
limfe. Pencegahan yang harus dilakukan yaitu biasakan dengan
mengolah makanan dengan baik dan matang, menjaga kebersihan
tangan dan tubuh serta menjaga kebersihan lingkungan.

2.6 Serangga
2.6.1. Difinisi
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok
utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang);
karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang
berarti "berkaki enam") Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum
Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya
39

lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut,


lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat).
Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya
tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok
Pterigota karena memiliki sayap Serangga merupakan hewan beruas dengan
tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan
pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
2.6.2 Struktur anatomi Serangga
Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, thoraks
dan abdomen. Kutikula dibangun oleh lapisan epikutikula, eksokutila dan
endokutikula. Kepala dibangun oleh cranium di mana terletak mulut; antena,
dan mata. Thoraks terdiri dari tiga segmen prothoraks; mesothoraks, dan
metathoraks. Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada bagian
abdomen. Kepala secara umum tersusun oleh 6 segmen yang telah menyatu,
berbentuk bulat telur atau seperti kapsul yang tersusun oleh banyak lempeng
(plate atau sklerites). Pada kepala ditemukan :
1. Sepasang Mata (jika ada) terletak lateral (samping) diatas pipi,
terdiri dari sepasang mata majemuk, kalau jaraknya sempit dikenal
holoptic (umumnya ditemukan pada insekta jantan) dan jika
jaraknya lebar dikenal dichoptic (umumnya ditemukan pada
insekta betina). Selain itu juga akan ditemukan mata tunggal
(ocelli) yang berbentuk segitiga pada dorsum atau vertex
2. Sepasang Antena yang bersegmen dan sangat penting untuk
patokan identifikasi, terletak diantara atau didepan mata majemuk,
bentuknya sangat bervariasi, beberapa ada memanjang dan
tersusun oleh banyak segmen (nyamuk), pendek dan gemuk (lalat),
antenanya seringkali memiliki rambut : plumose (berambut
banyak) ditemukan pada yang jantan dan pilose (berambut sedikit)

40

ditemukan pada yang betina, dan beberapa diantaranya memiliki


arista (rambut seperti bulu).
3. Alat-alat mulut juga penting untuk identifikasi, bentuknya sangat
beragam, secara umum yang terpenting : Mandibula dan Palpus
maksilaris. Tergantung kegunaannya, alat mulut dipergunakan
untuk merobek, menghisap cairan (lalat rumah) dan ada yang
memiliki

pisau

(nyamuk).

Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang


depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah
(labium).
Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax (Pronotum) di
sebelah anterior ,mesothorax (Mesonotum) bagian tengah dan
metathorax (metanotum) di posterior.
4. Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax)
terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki
sayap. Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa
ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat
ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen
pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.
5. Setiap segmen dari thorax, memiliki tanda menciri (karakteristik)
yaitu ditemukannya sepasang kaki yang beruas-ruas (bersegmen).
Selain ditemukan kaki, pada Mesotorak dan Metatorak ditemukan
sepasang sayap (sesuai dengan namanya : Diptera, di = 2 dan ptera
= sayap), tetapi ada juga yang tidak memiliki sayap.
6. Sayap, normalnya ada 2 pasang (Diptera) yang terletak pada
Mesotorak dan Metatorak, tetapi pada Lalat dan Nyamuk pasangan
sayap yang terletak pada metatorak mereduksi dan berubah bentuk
menjadi halter yang berfungsi keseimbangan pada saat terbang.
Sayap ditopang oleh rangka disebut vena yang merupakan tuba
premitif atau trakea. Vena menyokong secara memanjang dan
menyilang, daerah diantara vena disebut sel.
7. Susunan vena dan bentuk sel sangat penting untuk identifikasi
Kaki tersusun oleh beberapa segmen antara lain : (1) Koksa, (2)
41

Trohanter, (3) Femur, (4) Tibia dan (5) Tarsus. Tarsus tersusun oleh
beberapa ruas (biasanya lima) dan ujungnya seringkali dilengkapi
dengan

cakar.

Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:


1. kaki untuk menggali (anjing tanah)
2. kaki untuk meloncat (belalang)
3. kaki untuk berenang (kumbang air)
4. kaki untuk pengumpul serbuk sari
5. . kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
6. kaki untuk memegang (belalang sembah)
Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks
(metathorax) terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak
memiliki sayap. Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau
beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut
terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada
segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.
2.6.3

Patogenesis Serangga
Gigitan atau sengatan serangga akan menyebabkan kerusakan kecil

pada kulit, lewat gigitan atau sengatan antigen yang akan masuk langsung
direspon oleh sistem imun tubuh. Racun dari serangga mengandung zat-zat
yang kompleks. Reaksi terhadap antigen tersebut biasanya akan melepaskan
histamin, serotonin, asam formic atau kinin. Lesi yang timbul disebabkan
oleh respon imun tubuh terhadap antigen yang dihasilkan melalui gigitan atau
sengatan serangga. Reaksi yang timbul melibatkan mekanisme imun. Reaksi
yang timbul dapat dibagi dalam 2 kelompok : Reaksi immediate dan reaksi
delayed.
Reaksi immediate merupakan reaksi yang sering terjadi dan ditandai
dengan reaksi lokal atau reaksi sistemik. Lesi juga timbul karena adanya
toksin yang dihasilkan oleh gigitan atau sengatan serangga. Nekrosis jaringan
yang lebih luas dapat disebabkan karena trauma endotel yang dimediasi oleh
pelepasan neutrofil. Spingomyelinase D adalah toksin yang berperan dalam
42

timbulnya reaksi neutrofilik. Enzim Hyaluronidase yang juga ada pada racun
serangga akan merusak lapisan dermis sehingga dapat mempercepat
penyebaran dari racun tersebut.

2.6.4

Klarifikasi Serangga
Klasifikasi filum arthropoda memiliki 5 kelas yang terpenting

diataranya Krustacea, Myriapoda, Insekta, Araknida dan Pentastomida.


Kingdom : Animalia
Fillum : Arthropoda
Kelas :
a. Krustacea
Krustasea termasuk didalamnya udang, kepiting. Kebanyakan hidup
didalam air dan bernafas dengan insang. Memiliki 2 pasang antena
dan banyak pasang kaki pada torak dan abdomen serta kakinya
sering

tembus

pandang.

Kelas krustasea memiliki 2 subkelas


1. Entomostraca, merupakan krustacea kecil.
ordo
a. Branchiopoda, ex: Daphria pulex
b. Ostracoda, ex: Codona Suburbena
c. Copepoda, ex:cyclops
d. Cirrepedia, ex: Sacculina
2. Malacostraca, merupakan udang besar.
ordo
a. Isopoda, ex : Oniscus asellus
b. Stomatopoda, ex : Squilla empuss
c. Decapoda, ex : Udang, kepiting
b.

Arachnida
Kelas ini umumnya ditemukan di dalam tanah maupun
permukaan tanah, contohnya laba-laba, kalajengking, tungau, dan
caplak. Arachnida dibagi menjadi 3 ordo.
43

1. Scorpionidea, ex: kalajengling


2. Arachnida, ex: laba laba (Araenus) dan kemlanding
(Neptilla)
3. Acarina, ex: caplak (Sarcoptes scabies) dan tungau
(Dermacentor)
c. Myriapoda
Myriapoda berarti hewan berkaki banyak, sering ditemukan di
dalam tanah dan permukaan tanah, teruatama di daerah yang
mengandung

sisa

tumbuhan.

Myriapoda dibagi menjadi dua ordo :


1. Ordo Diplopoda, ex: keluwing atau kaki seribu
2. Ordo Chilopoda, ex: kelaban
d. Insecta
Kelas insekta dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ciri
mulut dan sayap
1. Subkelas Apterygota
a. Ordo Thysanura, ex: kutu buku (Lepisma)
b. Famili-famili
c. Lepidotrichideae
d. Nicoletiidae
e. Lepismatedae
f. Machilidae
2. Subkelas Pterygota
Ordo Odonata, ex: capung
Ordo ini dibagi menjadi 2 sub ordo Anisoptera dan Zygoptera
Anisoptera terdiri atas famili-famili
a. Petaluziidae
b. Gomphidae
c. Aeshnidae
d. Cordulegastridae
e. Macromiidae
f. Corduliidae
g. Libellulidae
Ordo Orthoptera, ex: belalang, jengkrik
Ordo Isoptera, ex: laron
OrdoHemiptera, ex kutu busu
Ordo Coleoptera ex: kepik air
Ordo Lepidoptera ex: kupu-kupu
Ordo Diptera ex: lalat,Aedes aegypti
Ordo Siphonoptera ex: kutu kucing
Ordo Hymenoptera ex: semut dan lebah madu
44

e. Pentastomida
Kelas ini merupakan cacing lidah, sehingga banyak ahli
menuliskan secara sistimatis tidak termasuk kedalam filum
arthropoda dan masuk kelas Annelida, tetapi karena stadium
larvanya memiliki kaki yang bersegmen, maka ada juga
memasukkan kedalam filum arthropoda.
2.6.4

Macam-macam infeksi akibat serangga


1. Leishmaniasis
Ditemukan di tempat tropis, subtropis dan selatan Eropa,
leishmanaias adalah parasit penyakit yang ditularkan oleh gigitan
lalat pasir yang terinfeksi. Penyakit ini kira-kira menjangkit
sekitar 2 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
Gejala: Seperti gejala penyakit pada manusia, yang
mempengaruhi hampir 1,5 juta orang di dunia setiap tahunnya
adalah yg berhubungan degen kulit leishmaniasis. Ini bentuk
penyakit yang menyebabkan kulit luka, yang dapat menyebabkan
terbentuknya benjolan, menyebabkan luka seperti gunung berapi.
Bahkan tanpa pengobatan, penyakit leishmaniasis biasanya akan
sembuh sendiri - tapi butuh waktu berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun dan dapat meninggalkan bekas luka yang buruk.
Pengobatan dan pencegahan: Tidak ada vaksin atau obat
untuk mencegah leishmaniasis, dan cara terbaik untuk mencegah
infeksi adalah untuk melindungi diri dari gigitan lalat pasir.
2. Chagas
Chagas adalah penyakit parasit ditemukan terutama di
pedesaan yang sangat miskin kawasan Amerika Latin. Hal ini
disebabkan oleh serangga triatomine, Serangga penghisap yang
bersembunyi di dinding rumah yang terbuat dari lumpur, bata,
jerami atau daun kelapa sawit. Pada malam hari, serangga ini
menghisap darah di atas wajah manusia. Setelah menggigit dan
45

menghisap darah, mereka buang air besar pada orang tersebut,


yang dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh lewat
membran lendir atau masuk ke kulit. The CDC memperkirakan
bahwa sebanyak 8 sampai 11 juta orang di Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan telah terinfeksi Chagas - tetapi
mereka tidak tahu jika terinfeksi. Jika Tanpa perawatan, infeksi
akan kekal dan dapat mengancam kehidupan.
Gejala: Gejala dari Chagas mungkin awalnya sangat ringan,
dan beberapa kasus bahkan tidak ada gejala - yang mungkin
menjelaskan mengapa begitu banyak yang terinfeksi namun tidak
menyadarinya. Ada dua fase penyakit: akut dan kronis. Kedua
tahapan-gejala dapat hidup bebas atau mengancam. Akut pada
tahap pertama selama beberapa minggu atau bulan setelah awal
infeksi dan ditandai oleh demam, kelelahan, nyeri tubuh, sakit
kepala, ruam, kehilangan nafsu makan, diare dan muntah-muntah.
Tanda yang paling dikenal dari penyakit adalah pembengkakan
pada kelopak mata, dimana serangga atau kotoran yang jatuh
secara tidak sengaja digosok ke dalam mata.
Fase kronis bisa terjadi selama beberapa dasawarsa bahkan
seumur hidup. Dalam beberapa kasus, bahkan mungkin tahap
kronis tidak menunjukkan gejala. Tetapi beberapa panderita
mengalami komplikasi jantung atau usus.
Pengobatan dan pencegahan: Tidak ada obat atau vaksin
untuk mencegah Chagas. Untuk mencegah penyakit, yang terbaik
adalah untuk untuk menyemprot spray penuh rumah dengan
insektisida, menggunakan pembasmi serangga, memakai pakaian
pelindung dan menggunakan jaring tempat tidur.
3. Dengue
Demam berdarah adalah virus yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk yang terinfeksi virus dengue. penyakit ini
ditemukan di daerah tropis dan di bagian Afrika. Sekitar 50 juta
kasus dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya

46

Gejala:

Seseorang

yang

terinfeksi

mungkin

akan

mengalami sedikit tinggi demam, sakit kepala, sakit di belakang


mata, otot dan sakit sendi dan ruam.
Pengobatan dan pencegahan: Tidak ada obat antivirus yang
spesifik untuk dengue. Untuk memudahkan penderitanya, ahli
merekomendasikan hydration dan penggunaan aspirin atau
ibuprofen.
4. Chikungunya
Ditularkan dari nyamuk yang terinfeksi chikunguya ke
manusia. Ini virus penyakit, umumnya ditemukan di wilayah
tropis Afrika dan Asia, dan biasanya tidak fatal. Istilah
"chikungunya"

berarti

"yang

dibengkok"

dalam

bahasa

Kimakonde Mozambik.
Gejala: Orang-orang dengan penyakit demam, sakit kepala,
kelelahan, mual, muntah, nyeri otot, sakit sendi dan ruam.
Pengobatan dan pencegahan: perlakuan khusus untuk
chikungunya tidak ada; sebagai gantinya, para ahli medis sering
memperlhatikan gejala. Untuk mencegah penyakit, para ahli
mendorong

menggunakan

pembasmi

serangga,

memakai

pakaian pelindung dan tinggal di dalam wilayah-terlindung.


5. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang
disebarkan oleh nyamuk. Setiap tahun, 350-500 juta kasus
terjadi secara global, dan lebih dari satu juta orang meninggal
dunia, kebanyakan dari mereka anak-anak muda di Afrika
Selatan dari Gurun sahara.
Gejala: Setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi,
seseorang bisa mengalami demam, panas dingin dan flu seperti
penyakit. Jika Tanpa pengobatan, penderita dapat menyebabkan
komplikasi parah dan mati.
Pengobatan dan pencegahan: Obat anti malaria, insektisida
dan ranjang yang ditutup jaring adalah senjata ampuh melawan
penyakit.

47

2.7 Tumor
2.7.1. Definisi
Tumor dalam arti umum adalah jaringan sel liar berupa benjolan atau
pembengkakan abnormal dibagian tubuh. Sedangkan dalam arti khusus,
tumor adalah Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel
yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma.
2.7.2

Struktur anatomi Tumor


Tumor ganas di bawah mikroskop akan tampak sekumpulan sel-sel

yang seringkali tidak menyerupai jaringan normal semestinya, bahkan sel-sel


ganas bisa memberi gambaran yang sama sekali tidak menyerupai sel apapun
dalam tubuh manusia (tidak berdiferensiasi/anaplasi). Sedangkan tumor jinak
umumnya diferensiasinya baik, artinya gambaran sel-selnya masih serupa selsel normal asalnya namun aktvitas pembelahannya saja yang lebih aktif. Jadi
dapat disimpulkan bahwa semakin anaplastik / berdiferensiasi semakin buruk
suatu tumor maka tumor itu pastilah semakin ganas.
2.7.3

Patogenesis Tumor
Sampai sekarang belum diketahui apakah tumor ganas disebabkan

oleh hanya satu macam bahan penyebab atau beberapa macam bahan
penyebab yang bekerja serentak atau berturut-turut, apakah terdapat satu
macam mekanisme penyebab atau beberapa macam mekanisme yang berjalan
sejajar atau berbeda-beda.
a. Teori Perubahan Genetik.

48

Menurut teori ini, pada suatu saat terjadi perubahan genetik


yang menetap pada sel, yang dinamakan mutasi sehingga terjadi
sintesis protein yang lebih aktif dan ini digunakan lebih banyak
untuk reproduksi sel daripada bekerja. Ketika sel sudah mulai
berproliferasi aktif, kemudian terjadi perubahan mutasi lebih lanjut,
jadi awalnya terjadi perubahan epigenetic yaitu perubahan
metabolism sel yang menyebabkan gen pengendali pembelahan sel
menjadi tidak aktif (perubahan kariotip). Pada stadium awal
pembentukan kanker, kerusakan ini tidak terlihat, kemudian
perubahan yang tidak terlihat ini secara langsung atau melalui bahan
karsinogen lain akan menjadi perubahan yang terlihat, yang secara
klinis tampak sebagai kanker.
b.

Teori Feedback Deletion.


Semua sel mempunyai potensi genetic untuk berubah
menjadi kanker tetapi dalam keadaan normal potensi ini terhambat.
Karsinogen akan merusak gen pengatur (efek genetic) atau
merusak enzim (efek epigenetik) sehingga merusak mekanisme
yang stabil. Padas el tumor, gen pengatur pertumbuhan menghilang
sehingga kemampuan sel untuk membelah menjadi tidak dihambat.
Kehilangan gen pengatur atau rusaknya enzim pengontrol
menyebabkan sel mendekati perubahan menjadi kanker. Konsep

kehilangan kontrol ini disebut feedback deletion.


c. Teori Stadium Ganda.
Tumor ganas tidak hanya timbul akibat faktor penyebab
yang banyak (multifactor) tetapi juga melalui stadium yang
progresif (multi stage/multi step). Evolusi ini memerlukan waktu
beberapa bulan atau tahum. Menurut teori ini, perubahan terjadi
melalui dua stadium yaitu inisiasi dan promosi. Jadi, mula-mula
harus inisiator dulu yang bekerja, baru kemudian promoter.
Promotor disebut juga ko-karsinogen. Inisiator menimbulkan
mutasi genetic, tetapi setiap usaha regenerasi sel akan dirusak oleh

49

promoter, sehingga pada awalnya akan terjadi hyperplasia baru


kemudian terjadi mutasi spontan dengan terbentuknya kanker.
2.7.4

Klasifikasi Tumor
Klasifikasi

neoplasma

ialah

pengelompokan

neoplasma

yang

mempunyai sifat hampir sama dan memisahkan yang tidak sama sehingga
dapat ditentukan prognosis dan pengobatannya. Klasifikasi neoplasma
biasanya berdasarkan :
a. Sifat Biologik Tumor
Berdasarkan sifat biologiknya tumor dapat dibedakan menjadi
tumor jinak (benigna), tumor ganas (maligna) serta tumor yang
terletak antara jinak dan ganas (intermediet).
1. Tumor jinak (benigna)
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai
simpai (kapsul), tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan
sekitarnya dan tidak menyebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak
pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang
mensekresi hormon atau ynag terletak pada tempat ynag sangat
penting, misalnya di sumsum tulang belakang ynag dapat
menimbulkan paraplegia atau pada saraf otak yang menekan
jaringan otak.
2. Tumor ganas (malignan)
Pada umumnya tumor ini tumbuh cepat, infiltratif dan merusak
jaringan disekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh
tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah. Tumor ini sering
menyebabkan kematian.
3. Intermediet
Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat
segolongan kecil tumor yang mempunyai invasive local tetapi
kemampuan metastatisnya kecil. Tumor ini disebut tumor yang
agresif lokal atau tumor ganas derajat rendah. Sebagai contoh,
karsinoma sel basal kulit.
b. Asal Jaringan (Histogenesis)

50

1. Sel totipoten
Sel totipoten adalah sel yang dapat berdiferensiasi ke dalam
tiap jenis sel tubuh. Sebagai contoh ialah zygote yang berkambang
menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu
sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimesdiatinum,
dsan daerah tineal.
2. Tumor sel germinal
Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak
berdiferensiasi, contohnya seminoma atau digerminoma. Yang
berdiferensiasi minimal contohnya karsinoma embrional. Yang
berdiferensiasi ke jenis jaringan termasuk trofoblas misalnya
choriocarcinoma dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi
somatik ialah teratoma. Dapat terjadi campuran pada satu tumor.
Teratoma sebagai tumor yang berdiferensiasi somatik mengandung
unsur-unsur ketiga jenis lapisan benih : ektoderm,mesoderm, dan
endoderm sehingga pada tumor akan tampak berbagai jenis jarinagn
misalnya kulit, lemak, otot,tulang, tulang rawan, gigi, rambut,
selaput lendir saluran cerna atau jaringan otak yang tidak
terorganisir dengan baik. Teratoma dapat diklasifikasikan enjadi
teratoma padat atau kistik. Teratoma kistik kebanyakan jinak,
sedagkan teratoma padat biasanya ganas. Dapat pula dibedakan atas
teratoma matur (berdiferensiasi baik) jiak terdiri atas jaringan
berbentuk dewasa dan teratoma imatur jika terdiri atas jaringan tipe
fetal. Teratoma imatur biasanya ganas, sedangkan teratoma matur
kebanyakan jinak.
3. Sel embrional pluripoten
Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi ke dalam
berbagai jenis sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai
jenis struktur alat tubuh. Sebagia contoh ialah tumor sel embrional
pluripoten yang bersal dari anak ginjal, dan disebut nefroblastoma,
sering berdiferensiasi ke dalam struktur yang menyerupai tubulus
ginjal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan atau tulang
rudimenter. Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut
51

embrioma

atau

blastoma,

misalnya

retinoblastoma,

hepatoblastoma, embryonal rhabdomyosarcoma.


4. Sel bediferensiasi
Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk
sel alat-lat tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada
manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.
2.7.5

Macam-macam Infeksi akibat tumor


1. Tumor Otak
Penyakit tumor merupakan suatu masalah pada pertumbuhan sel
habis dan kemudian sel mulai membagi dengan tidak terkendali.
Biasanya tumor otak ini meliputi penututp otak atau juga substansi
otak. Biasanya sebagai suatu kemungkinan yang lain adalah
penakit tumor bisa membuat penyebaran pada otak ke organ yang
lain, misalnya adalah paru-paru atau dada yang pada akhirnya
menimbulkan masalah tumor otak metastatic.
2. Tumor Payudara
Kanker payudara atau penyakit tumor payudara adalah
tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan
payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air
susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang
payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang
berfungsi sebagai pembungkus. Kanker payudara menyebankan
sel dan ringan payudara berubah bentukmenjadi abnormal dan
bertambah banyak secara tidak terkendali.
3. Tumor Rahim
Penyakit Tumor Rahim Selain bisa ganas, lebih sering
muncul tumor jinak pada rahim atau myoma uteri. Jenis Penyakit
Tumor Rahim tidak hanya satu. Bisa tumbuh di bagian dinding
luar rahim, pada otot rahimnya atau bisa juga di bagian dinding
dalam rahim sendiri. Ini jenis tumor yang terbanyak ditemukan.
Rata-rata pada perempuan di atas umur 30 tahun. Penyebabnya
masih belum jelas. Diduga ada kaitannya dengan hormon estrogen
juga.

52

Penyakit Tumor rahim yang bukan tumbuh pada dinding


dalam rahim atau menonjol di endometrium, umumnya nyaris
tidak bergejala atau keluhan apa pun. Keluhan baru terasakan
apabila ukuran tumornya sudah sedemikian besar, sehingga ada
rasa penuh, rasa berat dan rasa tidak enak di perut bagian bawah
atau seperti perempuan hamil. Selama tumornya masih kecil tak
terasakan apa-apa.
4. Tumor Ganas
Penyakit Tumor Ganas Penyakit Tumor Ganas disebut
sebagai maligna yang artinya adalah lebih buruk dan beresiko
besar menyebabkan kematian dengan ditandai suatu karakteristik
atau gejala seperti anaplasia, invasif dan juga metastatis. Penyakit
tumor ganas adalah penyakit kanker, dan penyakit kanker belum
tentu berbentuk seperti penyakit tumor. Dimana sel-sel pada
penyakit kanker yang menyerang serta merusak ke bagian jaringan
dan juga organ di dekat tumor atau invasif. Sel-sel penyakit kanker
yang bisa melepaskan diri mereka dari penyakit tumor ganas dan
kemudian mulai memasuki jaringan sistem limfatik atau juga
aliran darah. Penyakit kanker yang menyebar dari penyakit tumor
asli untuk bisa membentuk suatu penyakit tumor yang baru pada
bagian lain dari dalam tubuh, istilahnya disebut dengan metastatis.
Perbedaan yang lain antara penyakit tumor jinak dengan tumor
ganas adalah bahwa tidak berkapsul

53

BAB III
PENITUP
3.1

Kesimpilan
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel
inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak
berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA
atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan
untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel).
Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal),
prokariota/ prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran
mikroskopik (sangat kecil). Bakteri ada dimana saja di tanah, di air, di
organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah
maupun yang ekstrim. Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui
peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam,
sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme
Jamur Tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri
dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium.Reproduksi jamur, ada yang

54

dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh
makanannya.Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan

karbohidrat,

protein,

vitamin,

dan

senyawa

kimia

lainnya.Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.Sebagai makhluk


heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
Serangga yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya
lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut,
lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat).
Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga
dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam
kelompok Pterigota karena memiliki sayap Serangga merupakan hewan
beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang
antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk
kelompok

protista

yang

mirip

hewan.

Protozoa

dibedakan

dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan
dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta
dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
Tumor merupakan Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi
sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma. Tumor
memiliki beberapa sifat yaitu jinak, ganas.

55

DAFTAR PUSTAKA

http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/02/22/pengertian-virussejarah-ciri-ciri-anatomi-reproduksi-klasifikasi/
http://id.shvoong.com,
http://id.wikipedia.org
http://zaifbio.wordpress.com/2010/11/08/morfologi-dan-anatomimikroorganisme/
http://www.sridianti.com/anatomi-bakteri.html
http://mawarmawar.wordpress.com/2009/02/27/penyakit-yangdisebabkan-oleh-bakteri/
http://www.e-jurnal.com/2013/04/klasifikasi-protozoa.html
http://ayoraihprestasi.blogspot.com/2012/11/kliping-penyakitpenyakit-yang.html
http://dheraaa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://buletinsehat.com/akibat-serangan-parasit-cacing
http://adlybugman.blogspot.com/2010/03/serangga-insecta.html
http://bukanfarid.blogspot.com/2010/09/pendahuluan-insekta-atauserangga.htm
http://www.jevuska.com/2012/11/30/tumor-jinak-tumor-ganas/
Janti Sudiono. Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma
Mulut. Jakarta : EGC. 2008. P. 23http://penyakittumor.com/
Pringgoutomo S. HimawanS. Tjarta. Buku ajar Patologi I (umum). Ed
1. Jakarta: Sagung Seto. 2006
http://oktavie.wordpress.com/2010/03/15/neoplasia-tumor/

56

Anda mungkin juga menyukai

  • Biologi Keperawatan Kel 2
    Biologi Keperawatan Kel 2
    Dokumen15 halaman
    Biologi Keperawatan Kel 2
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen6 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Kimia Keperawatan
    Kimia Keperawatan
    Dokumen15 halaman
    Kimia Keperawatan
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Sistem Imunitas Manusia
    Sistem Imunitas Manusia
    Dokumen36 halaman
    Sistem Imunitas Manusia
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Kuliah 1 Man - Kep.
    Ringkasan Kuliah 1 Man - Kep.
    Dokumen29 halaman
    Ringkasan Kuliah 1 Man - Kep.
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • KDDK
    KDDK
    Dokumen19 halaman
    KDDK
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Lansia
    Lansia
    Dokumen8 halaman
    Lansia
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • LP Personal Hygiene
    LP Personal Hygiene
    Dokumen7 halaman
    LP Personal Hygiene
    Erwan Rispandi
    100% (1)
  • Lansia
    Lansia
    Dokumen8 halaman
    Lansia
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Infark Miocard
    Infark Miocard
    Dokumen9 halaman
    Infark Miocard
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Dialisis
    Dialisis
    Dokumen20 halaman
    Dialisis
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen17 halaman
    Glaukoma
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Biologi Embrio
    Makalah Biologi Embrio
    Dokumen31 halaman
    Makalah Biologi Embrio
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
    Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
    Dokumen15 halaman
    Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen14 halaman
    Asma
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen17 halaman
    Glaukoma
    Erwan Rispandi
    Belum ada peringkat