Anda di halaman 1dari 20

PENGENALAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

(ALAT- ALAT GELAS, PORSELEN, PLASTIK DAN LOGAM)

MAKALAH

OLEH :
PRODI BIOLOGI
H - H1 / KELOMPOK 3
KHUSNULWATI MUKRAMIIN

(140342606601)

MITA LARASATI

(140342601011)

RIKA ARDILLA

(140342605435)

YANIS KURNIA BASITOH

(140342604027)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEPTEMBER 2014

1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengenalan alat laboratorium sangatlah penting untuk praktikan. Setiap
melaksanakan praktikum, kita akan menjumpai alat-alat yang kita gunakan dalam
praktikum. Namun, terkadang kita tidak mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat
tersebut.
Laboratorium yang ada di Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
ditetapkan untuk mendukung aktivitas penelitian, proses belajar dan mengajar
khususnya praktikum di laboratorium dan pelayanan jasa kepada stakeholder di
berbagai bidang kajian. Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja praktek di
laboratorium dan lapangan adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja/praktek yang aman, sehat dan atau bebas dari kecelakaan kerja serta penyakit
akibat kerja/praktek. Untuk itu, pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya
dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian.
Untuk itu, kita harus mengetahui nama, fungsi, dan prinsip kerja alat-alat yang akan
digunakan untuk melakukan percobaan dan guna memperlancar pemakaian pada
praktikum-praktikum mendatang.
Di sisi lain, tata cara pemeliharaan alat-alat juga perlu diperhatikan agar dapat
bertahan lama, berfungsi dengan baik atau tidak membahayakan saat melakukan
praktikum. Masing-masing alat laboratorium
yang terdiri atas bahan gelas, porselen, plastik, logam, optik dan elektrik
memiliki karakteristik yang berbeda sehingga pemeliharaan dan penataannyapun juga
berbeda.
Untuk memberikan wawasan akan alat - alat laboratorium pada mahasiswa,
maka melalui makalah ini akan dijelaskan jenis, fungsi, prinsip kerja dan cara
pemeliharaan alat-alat laboratorium tersebut. Khususnya yang berbahan dasar gelas,
porselen, plastik dan logam.
1.2 TUJUAN
Tujuan pengenalan jenis, fungsi, prinsip kerja serta pemeliharaan alat alat
laboratorium antara lain :
1. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja masing-masing alat laboratorium.
2. Mengetahui cara pemeliharaan alat-alat laboratorium yang baik dan benar.
3. Memahami pentingnya pengetahuan tentang alat-alat laboratorium untuk
menjamin keselamatan kerja atau praktikum.

2. PEMBAHASAN
BAB I
PENGENALAN ALAT ALAT LABORATORIUM

2.1.1

Pengenalan Alat-alat Gelas


Ciri ciri alat yang terbuat dari bahan gelas adalah tahan panas, ditandai dengan
Pyrex, tanda dagang suatu perusahaan pembuat alat-alat gelas: Bahan gelas
seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang mempunyai
karakteristik tertentu.
Borosilikat : tahan terhadap kenaikan suhu mendadak, lebih tahan terhadap
senyawa kimia dan sedikit kurang tahan dengan senyawa alkali daripada

soda lime,
Soda Lime : dapat dipanasi pada api Bunsen tanpa menjadi kusam, tahan

terhadap senyawa kimia dan alkali.


Alat alat Gelas:
1.

Bejana Lonceng dengan knop bulat


di bagian atas, ukuran tinggi x
diameter-dalam bejana, kapasitas :
200 x 150 mm
250 x 175 mm
300 x 200 mm
Fungsi : dapat digunakan untuk
percobaan tentang hubungan antara
fotosintesis dengan respirasi hewan.

3.

Bejana Lonceng dengan kran


4.
(stopcock) di bagian atas, ukuran :
tinggi x diameter-dalam bejana,
kapasitas :
200 x 150 mm
250 x 175 mm
300 x 200 mm
Fungsi : digunakan pengaruh
fenomena tekanan udara rendah
terhadap makhluk hidup, dengan
dihubungkan dengan pompa vakum.
Bejana Pewarnaan Staining Jar gelas 6.
borosilikat, kapasitas 20 gelas obyek
ukuran 76 x 26 mm, kedudukan
horisontal
Fungsi : proses pewarnaan dalam
pembuatan preparat mikroskopis.

5.

7.

BOTOL PEREAKSI, dengan gelas


jernih atau berwarna kuning sawo
(amber), leher sempit, dengan tutup

2.

8.

Bejana Lonceng dengan songket di


bagian atas, tanpa atau dengan
penutup, ukuran tinggi x diameterdalam bejana, kapasitas :
200 x 150 mm
250 x 175 mm
300 x 200 mm
Fungsi : digunakan pengaruh
fenomena tekanan udara rendah
terhadap makhluk hidup, dengan
dihubungkan dengan pompa vakum.
Bejana Pewarnaan Coplin Jar
dengan kapasitas 10 gelas obyek
ukuran 76 x 26 mm, kedudukan
vertikal,
Fungsi : untuk proses pewarnaan
dalam pembuatan preparat
mikroskopis.

BOTOL CUCI GAS


WASHBOTTLE kapasitas
125 ml
250 ml
500 ml
Fungsi : untuk percobaan respirasi
dengan menghubungkan beberapa
botol cuci.
BOTOL PEREAKSI, dengan gelas
jernih atau berwarna kuning sawo
(amber), leher sempit, dengan tutup

9.

11.

13.

15.

17.

dari polypropylene, kapasitas :


30 ml
60 ml
125 ml
250 ml
500 ml
1000 ml
Fungsi : menyimpan pereaksi.
BOTOL PEREAKSI, dengan gelas
jernih atau berwarna kuning sawo
(amber), dengan ulir leher sempit,
tutup dari polypropylene, kapasitas :
50 ml
100 ml
300 ml
500 ml
1000 ml
2000 ml
Fungsi : menyimpan pereaksi.
BOTOL PEREAKSI, dengan gelas
jernih atau berwarna kuning sawo
(amber), leher sempit, dengan tutup
dari gelas atau polypropylene, berlabel
kosong, kapasitas :
125 ml
250 ml
500 ml
Fungsi : menyimpan pereaksi.
BOTOL botol polypropylene serba
guna, leher lebar dan bertutup ulir
polypropylene, dapat disterilkan pada
autoclave dengan suhu 121C,
kapasitas :
60 ml
125 ml
250 ml
350 ml
Fungsi : menyimpan senyawa kimia
(padat).
BOTOL KULTUR CULTUR
BOTTLE, gelas, leher sempit dengan
tutup ulir aluminium, dapat disterilkan
pada autoclave, kapasitas :
7 ml
14 ml
28 ml
Fungsi : membuat kultur pada kegiatan
mikrobiologi.
BOTOL TETES DROPPING
BOTTLE, gelas jernih, dengan lubang

10.

12.

14.

16

18.

dari gelas, kapasitas :


30 ml
60 ml
125 ml
250 ml
500 ml
1000 ml
Fungsi : menyimpan pereaksi.
BOTOL serba guna, dengan gelas
jernih, leher lebar dengan tutup gelas,
kapasitas :
60 ml
250 ml
500 ml
1000 ml
Fungsi : menyimpan pereaksi.

BOTOL botol polypropylene serba


guna, leher sempit, dan bertutup ulir
polypropylene, kapasitas :
60 ml
125 ml
250 ml
500 ml
Fungsi : menyimpan senyawa kimia
cair.
BOTOL botol polypropylene serba
guna, leher sempit dan bertutup ulir
polypropylene, kapasitas :
60 ml
125 ml
250 ml
500 ml
Fungsi : menyimpan senyawa kimia
(padat).
BOTOL TETES DROPPING
BOTTLE, gelas jernih, dengan tutup
plastik dan pipet tetes, kapasitas :
30 ml
60 ml
125 ml
Fungsi : menyimpan senyawa
pereaksi atau pewarna dan
meneteskan ke obyek.
BURET BURETTE dengan kelep
tekan (pinchvalve) karet atau plastik,

19.

21.

23.

25.

27.

tetes, kapasitas :
30 ml
60 ml
125 ml
Fungsi : menyimpan senyawa pereaksi
atau pewarna dan meneteskan ke
obyek.
BURET BURETTE dengan kran,
lubang lurus, dengan kapasitas :
5 x 0,1 ml
10 x 0,02 ml
10 x 0,1 ml
Fungsi : untuk titrasi.

dengan kapasitas 50 ml dan unit skala


0,1 ml (50 x 0,1 ml)
Fungsi : untuk titrasi.

20.

CORONG FUNNEL gelas Pyrex,


panjang batang sesuai dengan
diameter atas corong, ukuran
diameter : 50, 75, 100, 150 dan 200
mm.
Fungsi : untuk proses penyaringan.
CORONG PEMISAH
SEPARATING FUNNEL bentuk
lonjong, gelas borosilikat, dapat
dipasang kelep (stopcock) atau tutup
plastik, kapasitas : 50, 100, 250, 500,
dan 1000 ml.
Fungsi : untuk proses pemisahan
pigmen.

22.

DESIKATOR DECICATOR, gelas


borosilikat dengan sistem hampa
dengan kran (stopcock), yang dapat
diganti, di bagian atas/tutup, ukuran
diameter bagian dalam dari bagian
atas/tutup : 135 dan 200 mm.
Fungsi : untuk proses pengeringan
dengan proses penghampaan.
GELAS PIALA BEAKER GLASS
gelas Pyrex, bentuk rendah, dengan
bibir tuang dan berskala dua atau tiga.
Kapasitas : 5, 10, 25, 100, 150, 250,
400, 500, 600, 800, 1000, 1500, 2000,
3000, dan 5000 ml.
Fungsi : menyimpan atau mencampur
senyawa kimia, dan unit skala tidak
terlalu teliti tetapi cukup memadai
untuk penggunaan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.

26.

24.

28.

CAWAN PETRI PETRI DISH


gelas Pyrex, tinggi 18 mm, dengn
ukuran:
dia.cawan (mm)
: 57, 70, 95
dia.tutup (mm)
: 70, 76, 101
dia.cawan (mm)
: 115, 141
dia.tutup (mm)
: 122, 149
Fungsi : untuk pembuatan kultur
media.
CORONG FUNNEL gelas Pyrex
dengan batang panjang dan beralur di
bagian dalam untuk mempercepat
penyaringan, ukuran diameter : 75
dan 100 mm.
Fungsi : untuk proses penyaringan.
DESIKATOR DECICATOR, gelas
borosilikat dengan knop bulat di
bagian atas tutup dan keping
berlubang-lubang di bagian dalam,
ukuran diameter bagian dalam dari
bagian atas/tutup : 135 dan 200 mm.
Fungsi : untuk proses pengeringan,
digunakan Senyawa higroskopis a.l.
kalsium klorida dan silikat gel.
GELAS ARLOJI WATCH GLASS
gelas Pyrex, diameter : 25, 50, 65,
75, 100, 125, dan 150 mm,
Fungsi : untuk menempatkan benda
yang sedang dalam pengamatan

GELAS PIALA, gelas Pyrex, bentuk


tinggi, dengan bibir tuang dan
berskala. Kapasitas : 50, 100, 150,
250, 400, 600, dan 1000 ml.
Fungsi : menyimpan, memanaskan
atau mencampur senyawa kimia, dan
unit skala tidak terlalu teliti tetapi
cukup memadai untuk penggunaan
yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi.

29.

31.

33.

35.

GELAS PIALA, gelas Pyrex, bentuk


30.
tinggi, berskala tiga atau lebih.
Kapasitas : 50, 100, 150, 250, 400,
600, 1000 dan 2000 ml.
Fungsi : menyimpan, memanaskan,
atau mencampur senyawa kimia, dan
unit skala tidak terlalu teliti tetapi
cukup memadai untuk penggunaan
yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi.
GELAS UKUR GRADUATED
32.
GLASS CYLINDER dengan bibir
tuang dan kaki bentuk heksagonal.
Kapasitas(ml) bagian skala(mm)
10
0,2
25
0,5
50
1
100
1
250
2
500
5
1000
10
2000
20
Fungsi: mengukur volume suatu cairan
sesuai dengan keperluan
GELAS UKUR GRADUATED
GLASS CYLINDER gelas Pyrex,
dengan tutup. Kapasitas : 100 ml dan
bagian skala 1 ml.
Fungsi: mengukur volume suatu cairan
sesuai dengan keperluan dengan tutup
agar senyawa kimia tidak menguap.
LABU EKSTRAKSI
34.
EXTRACTION FLASK gelas
Pyrex, dasar bulat. Kapasitas : 100,
250, 500, dan 1000 ml.
Fungsi : untuk proses ekstraksi.

LABU ERLENMEYER
36.
ERLENMEYER FLASK gelas
Pyrex bentuk kerucut dengan mulut
lebar, dengan berskala dua atau lebih,
kapasitas: 50, 100, 250, 500, 1000, dan
2000 ml.
Fungsi : untuk menyimpan,

GELAS PIALA, gelas Pyrex, bentuk


kerucut, mulut lebar dengan bibir
tuang. Kapasitas : 125, 250, 400, 500,
650, dan 1000 ml.
Fungsi : menyimpan, memanaskan
atau mencampur senyawa kimia.

GELAS UKUR GRADUATED


GLASS CYLINDER gelas Pyrex,
dengan bibir tuang dan kaki
polypropylene yang dapat dilepas.
Kapasitas(ml) bagian skala(mm)
50
1
100
1
250
1
Fungsi: mengukur volume suatu
cairan sesuai dengan keperluan

LABU DISTILASI
DISTILLATION FLASK, gelas
Pyrex, dasar bulat.
Kapasitas : 100, 250, 500, dan 1000
ml.
Fungsi : sebagai bagian perangkat alat
penyuling.
LABU ERLENMEYER
ERLENMEYER FLASK gelas
Pyrex, bentuk kerucut dengan mulut
sempit, dengan berskala dua atau
lebih, kapasitas: 5, 10, 25, 50, 100,
150, 250, 500, 1000, dan 2000 ml.
Fungsi : untuk menyimpan,
memanaskan atau mencampur
senyawa kimia, dan unit skala tidak
terlalu teliti tetapi cukup memadai
untuk penggunaan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.
LABU FILTRASI FILTRATION
FLASK gelas Pyrex, dasar bulat.
Kapasitas: 100, 250, 500, dan 1000
ml.
Fungsi : untuk proses penyaringan
digabung dengan corong penyaring
Buchner, dan dihubungkan dengan

37.

39.

41.

43.

45.

47.

49.

memanaskan atau mencampur


senyawa kimia, dan unit skala tidak
terlalu teliti tetapi cukup memadai
untuk penggunaan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.
LABU, labu dasar bulat, gelas Pyrex,
kapasitas : 100, 250, 500, 1000, 2000,
dan 5000 ml.
Fungsi : untuk memanaskan cairan.
LABU KJELDAHL KJELDAHL
FLASK Pyrex dengan leher panjang,
kapasitas : 50, 100, 300, 500, dan 800
ml.
Fungsi : merupakan salah satu
perangkat untuk percobaan penentuan
kadar protein.
LABU VOLUMETRI
VOLUMETRIC FLASK dengan
tutup polypropylene, kapasitas ;
1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml,
50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, 500
ml, 1000 ml, 2000 ml.
Fungsi : menyimpan hasil ekstraksi.
MANGKUK GELAS GLASS
BASIN mangkuk penguap, gelas
Pyrex, dasar bulat, dengan bibir tuang,
ukuran :
kapasitas
dia.
kedalaman
(ml)
(mm)
(mm)
40
65
30
75
78
40
100
90
45
Fungsi : untuk proses penguapan
larutan
PIPET PIPETTE
Berskala 0 di bagia atas,
berkodewarna, kapasitas: 1 x 0,01 ml,
2 x 0,02 ml, 5 x 0,05ml, 10 x 1,0 ml,
25 x 0,2 ml. Fungsi :untuk mengambil
dan memindahkan zat cair dengan
volume tertentu.
TABUNG SENTRIFUGALCENTRIFUGE TUBE
Bentuk kerucut, kapasitas 15 ml,
beskala 0 sampai 10 x 0.1 ml. Bahan
gelas soda-lime dengan bibir, ukuran
111 x 17 mm. Fungsi : digunakan
sebagai tempat bahan yang akan
diendapkan dengan sentrifugal.
TABUNG REAKSI-TEST TUBE

pompa hisap.

38.

40.

42.

44.

46.

48.

50.

LABU, labu dasar rata, gelas Pyrex,


kapasitas : 100, 250, 500, 1000, 2000,
dan 5000 ml.
Fungsi : untuk memanaskan cairan.
LABU VOLUMETRI
VOLUMETRIC FLASK terbuat
dari gelas jernih tanpa tutup, kapasitas
: 10, 25, 50, 100, 250, dan 500 ml.
Fungsi : menyimpan hasil ekstraksi.
MANGKUK GELAS GLASS
BASIN mangkuk pengkristal, gelas
borosilikat, dasar datar, dengan bibir
tuang, kapasitas 50 ml dengan ukuran
diameter 50 mm dan kedalaman 33
mm.
Fungsi : untuk proses pengkristalan.
PIPET PIPETTE
Hanya satu tanda kapasitas, berkaret
hisab, berkode warna, kapasita : 1
(tanpa karet hisab), 2, 5, 10, 20, 25,
50, dan 100 ml. fungsi : untuk
mengambil zat cair engan voume
tertentu.

PIPET-PIPETTE
Berskala, berkode warna, kapasitas : 1
x 0,01 ml, 2 x 0.02 ml, 5 x 0.05 ml,
10 x 0.1 ml, 25 x 0.2 ml.
Fungsi : untuk mengambil dan
memindahkan zat cair dengan volume
tertentu.
TABUNG SETRIFUGALCENTRIFUGE TUBE
Bentuk kerucut, kapasitas 15 ml,
bahan gelas borosilikat dengan bibir,
ukuran 111 x 17 mm. Fungsi :
digunakan sebagai tempat bahan yang
akan diendapkan dengan sentrifugal.
TABUNG REAKSI-TEST TUBE

51.

Gelas soda-lime, dinding tipis atau


normal dengan bibir, ukuran : 50 x 6
mm, 50 x 10 mm, 75 x 10 mm, 75 x
12 mm, 100 x 12 mm, 125 x 12 mm,
125 x 16 mm, 125 x 19 mm, 150 x 16
mm, 150 x 19 mm, dan 150 x 25 mm.
Fungsi : digunakan antara lain untuk
melakukan suatu reaksi kimia dan
menyimpan senyawa kimia (cair).
TABUNG REAKSI-TEST TUBE
Gelas tahan panas, dinding
tipis/normal dengan bibir, ukuran : 75
x 10 mm, 100 x 12 mm, 100 x 16 mm,
125 x 16 mm, 150 x 16 mm, 150 x 19
mm, 150 x 25 mm. Fungsi : digunakan
antara lain untuk melakukan suatu
reaksi kimia dan menyimpan senyawa
kimia (cair).

Gelas soda-lime, dengan bibir,


beskala, kapasitas 20 x 0.2 ml. Fungsi
: digunakan antara lain untuk
melakukan suatu reaksi kimia dan
menyimpan senyawa kimia (cair).

52.

TABUNG REAKSI-TEST TUBE


Gelas PYREX, dinding medium
dengan bibir, ukuran 75 x 10 mm, 75
x 12 mm, 100 x 12 mm, 125 x 16
mm, 150 x 16 mm, 150 x 19 mm, 150
x 24 mm, 200 x 32 mm, 200 x 38
mm. Fungsi : digunakan antara lain
untuk melakukan suatu reaksi kimia
dan menyimpan senyawa kimia (cair).
TERMOMETER-THERMOMETER
Skala derajat celcius, air raksa, berisi
gas, panjang 300 mm, diameter 6
sampai 7 mm, ukuran skala:
-10-50 x 0,5 C
-10-110 X 1 C
-10-200 x 1 C
-10-250 x 1 C
-10-360 x 2 C
-10-400 x 2 C
Fungsi : mengukur suhu suatu
senyawa kimia (cair) atau suhu ruang
inkubator.
TERMOMETER-THERMOMETER
Skala derajat celcius, air raksa, berisi
gas, panjang 300 mm, diameter 6
sampai 7 mm, ukuran skala :
-10-50 x 0,5 C
-10-110 X 1 C
-10-200 x 1 C
-10-250 x 1 C
-10-360 x 2 C
-10-400 x 2 C
Fungsi : mengukur suhu suatu
senyawa kimia (cair) atau suh ruang
inkubator.

53.

TABUNG REAKSI-TEST TUBE


Gelas borosilikat berskala, kapasitas
10 x 0,1 ml. Fungsi : digunakan antara
lain untuk melakukan suatu reaksi
kimia dan menyimpan senyawa kimia
(cair).

54.

55.

TERMOMETER-THERMOMETER
Skala derajat celcius, air raksa, berisi
gas, untuk suhu rendah, panjang 300
mm, diameter 7 mm, ukuran skala :
-40+40x0,5 C
-80+30x1 C
-120+30x1 C
Fungsi : mengukur suhu suatu
senyawa kimia (cair) atau suh ruang
inkubator.

56.

2.1.2

Pengenalan Alat-alat Porselen


Alat - alat Porselen

1.

CORONG FUNNEL BUCHNER, 2.


porselen dengan dasar berlubanglubang, ukuran sesuai dengan diameter
kertas saring yang diperlukan : 4, 25,
5.5, 7, 9, 11, 12.5 cm.
Fungsi : untuk proses penyaringan
digunakan dengan labu filtrasi.

KRUSIBEL CRUCIBLE, porselen,


bentuk pendek-tebal (squat), dengan
atau tanpa tutup, dinding bagian
dalam dan luar diupam (glazier).
Kapasitas
Dia.atas
Tinggi
(ml)
(mm)
(mm)
8
32
19
15
40
23
25
46
27
45
57
37
90
68
45
Fungsi : membuat preparat abu
(tumbuhan)

3.

KRUSIBEL CRUCIBLE, porselen,


bentuk tinggi , dengan atau tanpa
tutup, dinding bagian dalam dan luar
diupam (glazier).
Kapasitas
Dia.atas
Tinggi
(ml)
(mm)
(mm)
5
25
20
10
30
25
18
35
30
30
42
35
65
55
50
Fungsi : membuat preparat abu
(tumbuhan)
LUMPANG DAN ALU MORTAR
and PESTLE, porselen, ukuran
diameter luar lumpang : 70, 90, 110,
125, 140 dan 210 mm.
Fungsi : untuk menggerus dan
menghaluskan.

4.

KRUSIBEL PENYARING
CRUCIBLE FILTER, porselen,
kapasitas 25 ml, ukuran 35 x 40 mm
(dia.atas x tinggi), dengan dasar
berlubang-lubang.
Fungsi : untuk filtrasi dari endapan
halus (fine precipitates) yang
memerlukan pemanasan (dalam
tungku/furnace)

6.

MANGKUK PORSELEN
PORCELAIN BASIN mangkuk
penguap, dasar bulat, bentuk dangkal,
dengan bibir tuang, ukuran :
kapasitas
dia x kedalaman
(ml)
(mm)

8.

MANGKUK PORSELEN
PORCELAIN BASIN mangkuk
penguap, dasar rata, bentuk dangkal,
dengan bibir tuang, ukuran :
kapasitas
dia x
kedalaman
(ml)
(mm)
20
60 x 14
45
80 x 20
60
90 x 22
100
100 x 25
160
105 x 30
220
120 x 32
260
130 x 30
520
160 x 40
Fungsi : untuk proses penguapan
larutan
MANGKUK PORSELEN
PORCELAIN BASIN mangkuk
penguap, dasar bulat, bentuk dalam,
dengan bibir tuang, ukuran :
kapasitas
dia x
kedalaman

5.

7.

9.

35
60 x 25
50
70 x 28
75
80 x 30
95
85 x 35
170
105 x 40
285
120 x 48
420
150 x 45
580
160 x 45
1000
200 x 55
2000
255 x 75
Fungsi ; untuk proses penguapan
larutan
PELAT TETES PLATE
Porselen dengan 12 cekungan dan
ukuran 115 x 85 mm. bahan
styrene/polystyrene dengan 12
cekungan dan ukuran 115 x 95 mm.
Fungsi: untuk menguji bahan dengan
pereaksi.
2.1.3

1.

Pengenalan Alat-alat Plastik


Alat-alat Plastik :

TABUNG SENTRIFUGAL-CENTRIFUGAL TUBE


Bentuk silindris, kapasitas 15 ml, bahan plastik dengan bibir, ukuran 11 x 17 mm.
Fungsi : digunakan sebagai tempat bahan yang akan diendapkan dengan sentrifugal.
2.1.4

1.

(ml)
(mm)
10
60 x 14
50
80 x 20
150
90 x 22
250
100 x 25
350
105 x 30
700
120 x 32
900
130 x 30
Fungsi : untuk proses penguapan
larutan

Pengenalan Alat-alat Logam


Alat-alat Logam :

KASA-GAUZE

2.

Kawat besi untuk digunakan pada


tripod, tidak dilapisi asbes, ukuran :
125 x 125 mm dan 150 x 150 mm.
Fungsi : untuk dasar pemanasan.
3.

KLEM-CLAMP

Dilapisi gabus pada rahang dan dapat


menjepit benda dengan diameter 2
sampai 90 mm. Fungsi : untuk
menjepit antara lain tabung reaksi
atau labu erlenmeyer kecil.
4.

Dilapisi asbes pada rahang, maksimum


bukaan rahang 180 mm, dan dapat
menjepit gelas kimia sampai kapasitas
5 L. Fungsi : untuk menjepit antara
lain gelas piala.
5.

KLEM-CLAMP
Untuk memegang dua buah buret.

KLEM-CLAMP

KLEM-BOSSHEAD
Besi cor dengan sekrup kuningan,
celah bentuk V dapat menjepit
batang statif sampai diameter 16 mm.
Fungsi : untuk menjepit ring atau
klem dan menjepitkan pada batang
statif.

6.

PEMBAKAR BUNSEN-BUNSEN
BURNER
Untuk bahan bakar LPG, tinggi 125

Fungsi : menjepit buret pada titrasi.

mm.
Fungsi : sebagai alat pembakar.
PENJEPIT TABUNG REAKSITEST TUBE HOLDER
Dengan pegas baja, dapat menjepit
tabung reaksi sampai diameter 30
mm.
Fungsi : sebagai alat penjepit tabung
reaksi.

7.

PENJEPIT TABUNG REAKSI-TEST


TUBE HOLDER

8.

RING-RING
Batang besi dengan diameter batang
8 mm, ukuran :

Dengan pegas baja, dilengkapi dengan


batang besi cor ukuran 62 x 13 mm
(panjangxdiameter).

diameter dalam ring (mm)

Fungsi : sebagai penjepit tabung


reaksi.

panjang batang (mm)


50
140
70
125
100
115
130
100
160
90
Fungsi : tempat meletakkan corong
atau labu pisah, dan dipasang pada
statif.

9.

RING-RING
Bahan besi dengan diameter batang 8
mm, ada bagian klem (bosshead) yang
dapat menjepit batang dengan
diameter dari 8 sampai 12,5 mm,
ukuran diameter-dalam ring : 50, 75,
100, dan 130 mm.
Fungsi : tempat meletakkan corong
atau labu pisah dan dipasang pada
batang statif.

10.

SEGITIGA-TRIANGEL
Kawat besi dengan pipa tanah liat
(clay) ukuran sisi : 39, 50, 63, dan 76
mm.
Fungsi : sebagai dasar pemanas yang
diletakkan diatas kaki tiga.

11.

STATIF DENGAN BATANG


STATIF-RETORT, STAND
(INCLUDING ROD)

12.

Dengan ukuran panjang x lebar :

Bentuk dasar A dari besi dengan


ukuran jarak antar kaki : 180 dan 230
mm.

160 x 100 mm, 200 x 125 mm, 250 x


160 mm, dan 315 x 200 mm.
Fungsi : untuk memasang klem.
13.

STATIF DENGAN BATANG


STATIF-RETORT, STAND
(INCLUDING ROD)

Fungsi : untuk memasang klem.


14.

Bentuk dasar tripod dari besi anti


karat, dengen ukuran panjang kaki dari
pusat : 110, 140, dan 165 mm.

17.

TANG SERBA GUNA-GENERAL


PURPOSE TONG

STATIF DENGAN BATANG


STATIF-RETORT, STAND
(INCLUDING ROD)
Bentuk ganda, batang ditengah untuk
buret, dengen ukuran 280 x 125 mm.
Fungsi : untuk memasang klem yang
dapat dipasang dua buah buret.

Fungsi : untuk memasang klem.


15.

STATIF DENGAN BATANG


STATIF-RETORT, STAND
(INCLUDING ROD)

16.

TANG SERBA GUNA-GENERAL


PURPOSE TONG

Besi antikarat, dapat menjepit tabung


sampai ukuran diameter 12 mm atau
gelas kimia sampai 150 ml, ukuran
panjang 200 mm, dan jarak rahang
terlebar 25 mm.

Besi antikarat, dapat menjepit tabung


sampai ukuran diameter 12 mm atau
gelas kimia sampai 150 ml, ukuran
panjang 200 mm, dan jarak rahang
terlebar 25 mm.

Fungsi : untuk menjepit tabung atau


gelas piala.

Fungsi : untuk menjepit tabung atau


gelas piala.

TANG KRUSIBLE-CRUCIBLE
TONG

18.

TANG KRUSIBLE-CRUCIBLE
TONG

Untuk menjepit krus, besi antikarat,


lurus dengan engsel datar, ukuran
panjang 150 dan 200 mm.

Bahan kuningan dengen lengkungan


dan engsel datar, ukuran panjang :
200 mm.

Fungsi : untuk menjepit krusible

Fungsi : untuk menjepit krusible.

BAB II
PEMELIHARAAN ALAT ALAT LABORATORIUM
2.2.1

Pemeliharaan Alat

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium


memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.
Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan
bahan di laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan. Hal tersebut
di atas dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan
penyakit akibat kerusakan bahan yang digunakan. Cara memperlakukan alat dan
bahan di laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan.
2.2.2 Prinsip penyimpanan alat alat laboratorium
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat - alat
laboratorium adalah:
1. Aman
Seharusnya alat yang mudah dibawa dan mahal harganya di samping itu juga
peka dan mudah rusak, seperti alat ukur listrik. mikroskop, stop watch,
hendaknya disimpan tersendiri dalam laci atau lemari yang terkunci supaya
aman dari pencuri dan kerusakan. Aman juga berarti tidak menimbulkan
rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari
Penyimpanan alat memerlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti
lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang
tersedia. Untuk memudahkan mencari letak masing masing alat dan bahan,
maka alat dan bahan tersebut perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan
label pada setiap tempat penyimpanan alat dan bahan (lemari, rak atau laci).
3. Mudah dicapai/diambil
Alat yang sering digunakan hendaknya disimpan sedemikian sehingga mudah
diambil dan dikembalikan. Alat-alat seperti : rak tabung reaksi, kaki tiga, kasa
asbes dan penjepit tabung reaksi dapat disimpan dalam laci atau lemari pada
meja demonstrasi yang menghadap ke siswa. Siswa dapat mengambil dan
mengembalikan sendiri alat-alat tersebut setelah mendapat petunjuk dari guru.
Jika lemari meja demonstrasi ini tidak ada, dapat digunakan lemari pada
dinding laboratorium.

2.2.3 Sumber sumber Kerusakan Alat Laboratorium


Penyimpanan dan pemeliharaan alat/bahan juga harus memperhitungkan
sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat
lingkungan meliputi hal-hal berikut:
1. Udara

Udara mengandung oksigen dan uap air (kelembaban). Kandungan ini


memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam
lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang
tersebut terkena udara bebas adalah dengan cara mengecat, memoles, melapisi
dengan vernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan udara
bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia
dengan udara bebas antara lain timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan
panas. Dampak dari bahan kimia yang tidak berfungsi lagi dapat menimbulkan
kecelakaan dan keracunan.
2. Air dan Asam - Basa

Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh
dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan
kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia
yang bereaksi dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak
berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta
kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu

Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan: alat memuai atau
mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi
alat elektronika.
4. Mekanis

Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang
besar. Gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat/
bahan.

5. Cahaya

Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari cahaya
matahari secara langsung. Alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya

matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya


sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api

Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai


segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang
cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan
bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan
kebakaran tersebut.

Setelah alat alat laboratorium digunakan, perlu diusahakan adanya


pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Perlakuan terhadap setiap jenis
peralatan berbeda. Penanganan terhadap alat gelas tentu berbeda dengan alat
logam.

Dengan

pemeliharaan

dan

penyimpanan

alat

yang

baik

dapat

memperpanjang usia penggunaan alat alat tersebut.


Pengelompokan atau pengumpulan alat-alat untuk percobaan biologi biasanya
dilakukan menurut tema, seperti : Ekologi, Fisiologi, Anatomi, Mikrobiologi, dan
Genetika.

2.2.4

Ketentuan Khusus dalam Pemeliharaan Alat alat Laboratorium


Penyimpanan juga dapat dilakukan berdasarkan atas bahan dasar alat,
misalnya alat-alat dari gelas disimpan menjadi satu kumpulan, demikian pula alatalat dari bahan kayu, besi, porselein dan sebagainya. Tetapi jika sistem ini yang
diambil, kadang-kadang kita sukar menentukan kumpulan alat jika sebuah alat
terbuat dari beberapa bahan yang berlainan. Walaupun demikian, sistem apapun
yang digunakan dalam penyimpanan alat, maka alat-alat itu harus dalam keadaan
aman, mudah dicari dan diambil.
Statif besi yang sering banyak digunakan hendaknya disimpan di atas meja
pada sudut laboratorium dengan demikian mudah diambil dan dikembalikan.
Hendaknya statif ini jangan disimpan di bagian bawah lemari asap atau diletakkan
di atas lantai, karena akan mudah kena debu dan kurang mendapat perhatian.
Penyimpanan pipet kadang-kadang juga merupakan masalah. Sebaiknya pipet
di simpan dalam keadaan berdiri, oleh sebab itu perlu diletakkan pada tempat yang
khusus. Meletakkan pipet dengan cara berdiri membuat pipet akan cepat kering dan

siap untuk segera dipakai. Jika pipet dan buret tidak sering dipakai hendaknya
penyimpanannya ditempat yang tertutup sehingga debu tidak melekat padanya.
Pada saat melalukan percobaan di mana siswa diharuskan mengambil sendiri,
biasanya, pipet dapat diletakkan pada meja murid dimana percobaan akan
dilakukan.
Gabus dan tutup karet dapat disimpan dalam laci atau ditempatkan dalam
kotak-kotak. Sebaiknya ukuran yang sama dimasukkan dalam satu kotak, juga
jangan dicampurkan antara tutup karet yang berlubang dan yang tidak berlubang.
Gabus-gabus yang telah dipakai hendaknya di simpan pada tempat tersendiri,
karena gabus-gabus ini masih dapat dipergunakan.
Alat-alat yang mahal harganya, seperti mikroskop hendaknya disimpan pada
tempat yang aman dan terkunci. Mikroskop harus disimpan dalam suasana yang
kering, karena kalau disimpan pada tempat yang lembab. lensanya akan cepat
rusak. Oleh sebab itu mikroskop biasanya disimpan pada kotaknya dan diberi zat
penyerap uap air (silika gel), atau dengan memasang lampu pemanas.
Alat-alat lain seperti alat tulis menulis alat perkakas (obeng. tang dan
sebagainya) hendaknya disimpan dalam ruang persiapan.
Beberapa ketentuan yang harus dipatuhi pada pemeliharaan pelaratan, antara
lain pemeliharaan alat-alat gelas, plastik dan porselen antara lain sebagai berikut :
1. Alat gelas dibersihkan dengan sabun deterjen dengan menggunakan sikat yang
sesuai. Misalnya buret dengan menggunakan sikat yang panjang.
2. Khusus untuk alat terbuat dari plastik gunakan spons agar plastik tidak
tergores.
3. Alat gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi basah,
membentuk semacam lapisan film yang tipis. Bila alat tersebut belum bersih
akan tampak kumpulan air (titik-titik air) pada permukaan alat.
4. Minyak atau kerak yang tertnggal pada gelas dapat dibesihkan dengan
merendam gelas selama semalam pada larutan pembersih :
Asam sulfat (pekat) . 1 bagian
Kalium dikromat (3% aq) .. 9 bagian
Setelah gelas direndam kemudian dicuci dengan air mengalir (air keran atau
aquades).
5. Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak
pengering sebelum disimpan.
6. Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun detergen dan kemudian
dikeringkan sebelum disimpan.

Setelah alat-alat laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu disimpan


dengan rapi dan siap untuk digunakan pada kegiatan laboratorium berikutnya.
Beberapa ketentuan dalam penyimpanan alat adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan alat gelas harus terpisah dari alat logam.
2. Alat gelas misalnya tabung reaksi, pipet atau buret dapat ditempatkan pada rak
khusus atau pada kotak yang telah disediakan.
3. Termometer bila telah digunakan dan basah, terlebih dahulu dikeringkan,
simpan beberapa lama di ruang terbuka pada suhu ruangan, dan selanjutnya
disimpan ditempat yang telah disediakan.
4. Alat logam misalnya statif, batang statif tidak perlu dilepas dari dasar statif,
dan diletakkan diatas meja.
5. Alat logam yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan usahakan agar
tetap dalam keadaan kering.

3. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa wawasan akan
fungsi, prinsip kerja serta pemeliharaan alat-alat laboratorium sangat penting bagi
setiap mahasiswa. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan pembelajaran di
laboratorium menggunakan alat-alat tersebut. Secara khusus, pemahaman akan

materi ini berfungsi untuk menjaga kondisi alat-alat laboratorium agar saat digunakan
dalam praktikum tidak menyebabkan kecelakaan kerja.
3.2 SARAN
Dengan banyaknya kegiatan praktikum di laboratorium disarankan mahasiswa
dapat mengetahui terlebih dahulu fungsi dan prnsip kerja alat-alat laboratorium serta
lebih memahami tata cara penyimpanan dan pemeliharaan alat-alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Mahode, A. A., 2011, Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan (Manual of
Basic Tecniques for A Health Laboratory), ed. 2, Terjemahan Chairlan dan Estu
Lestari, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pengelolaan Laboratorium, (http://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/17/pengelolaanlaboratorium/)
Perawatan Alat Laboratorium, (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._
BIOLOGI/196305011988031RIANDI/Bahan_Kuliah/Pengelolaan_Laboratoriu
m.pdf)

Anda mungkin juga menyukai