Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. IF
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 23 tahun
Status Perkawinan
: Belum menikah
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
Terakhir
: Belum tamat SMA
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Islam
Alamat
: Harapan Jaya, Bekasi
Tanggal Masuk
: 20 Agustus 2015
II.
ini
menyebabkan
pasien
membenci
adiknya
seperti
NAPZA (narkotika,
2010
2003
Tahun
2001
F. Onset
i
2009
17 tahun
2013
21 tahun
2015
23 tahun
at
Klinis
- Marah-marah
- Gelisah
- Mood irritable
Marah-marah
Gelisah
Mood irritable
Waham kejar
- Marah-marah
- Gelisah
- Mood irritable
- Perilaku agresif
- Waham kejar
- Halusinasi (+)
Obat
Pengobatan di RS:
- Risperidone 2 x 2
mg
- THP 2 x 2 mg
- Clozapine 1 x 25
Efek
mg
-
Samping
Lama
3 minggu (sejak
konsumsi
obat
Fungsi
masuk RS hingga
-
Interaksi sosial
sekarang)
- Interaksi sosial
Interaksi sosial
terganggu
ADL terganggu -
terganggu
Perkembangan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
terganggu
Pekerjaan
terganggu
ADL terganggu
R
w
y
memiliki riwayat
tidak tinggal serumah lagi. Pasien tidur di kamar sendiri, terpisah dari
anggota keluarga yang lainnya.Hubungan antar saudara kurang harmonis,
khususnya dengan adik laki-lakinya.Pasien mengaku saudara-saudara
jarang berkumpul dan seringkali beradu pendapat.Sumber keuangan
berasal dari ibu pasien yang bekerja sebagai tukang cuci gosok di sekitar
rumahnya dan kakak-kakak pasien yang sudah bekerja sebagai karyawan
di perusahaan swasta.
H. Riwayat Psikoseksual
Pasien mengaku belum pernah melakukan hubungan seksual
dengan siapapun.
I. Riwayat Keluarga
Sehari-hari
pasien
dapat
melakukan
aktivitas
tanpa
: tidak ditemukan
: taktil (pasien merasa ada yang meraba lengannya)
: tidak ditemukan
: tidak ditemukan
PIKIRAN
1. Proses pikir / bentuk pikiran
a. Produktivitas
: cukup. Pasien mampu menjawab pertanyaan
dengan spontan. Ide-ide cukup.
b. Kontinuitas
: koheren
2. Isi pikiran
a. Preokupasi pikiran : tidak ditemukan
b. Waham
: ditemukan waham kejar
c. Obsesif Kompulsif : tidak ditemukan
d. Fobia
: tidak ditemukan
e. Ide bunuh diri
: tidak ditemukan
SENSORIUM DAN KOGNISI
1. Kesiagaan dan taraf kesadaran
: baik
2. Orientasi :
Waktu
: tidak terganggu
Tempat
: tidak terganggu
Orang
: tidak terganggu
3. Ingatan
:
Jangka panjang
: tidak terganggu
Jangka pendek
: tidak terganggu
Segera
: tidak terganggu
4.
5.
6.
7.
8.
: tidak terganggu
: tidak terganggu
: tidak terganggu
: tidak terganggu
: baik
PENGENDALIAN IMPULS
Tidak terganggu
DAYA NILAI DAN TILIKAN
Daya nilai realitas
: terganggu (ada waham dan halusinasi)
Tilikan derajat 1, yaitu penyangkalan sakit sama sekali
TARAF DAPAT DIPERCAYA
Secara keseluruhan, pembicaraan pasien dapat dipercaya.
IV.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
LEBIH
: E4V5M6
: kesan dalam batas normal
: tidak ada
: refleks fisiologis +/+/+/+
refleks patologis -/-/-/: dalam batas normal
: dalam batas normal
Eritrosit
Hb
Ht
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
V.
: 5.00 juta/mm3
: 13.5 g/dL
: 39.1 %
: 78.2 fL
: 27.0 pg
: 34.5 g/dL
: 277 ribu/mm3
kelainan.
Status Mental
Pada pemeriksaan status mental ditemukan:
Mood
: euthym
Afek
: terbatas
Gangguan persepsi :
Halusinasi taktil
Isi pikir
:
Waham kejar
Daya nilai realitas
: terganggu
VI.
Tilikan
FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ditemukan sindrom atau pola perilaku atau psikologi yang bermakna
secara klinis yang menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam
fungsi pekerjaan dan aktivitas kehidupannya sehari-hari untuk dirinya sendiri maupun
orang lain. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa adanya gangguan jiwa pada
pasien yang sesuai dengan definisi gangguan jiwa yang tercantum dalam PPDGJ III.
Diagnosis aksis I
Pada pemeriksaan status generalisas dan neurologis didapatkan
keadaan pasien yang compos mentis. Tidak terdapat adanya kelainan
fisik dan riwayat trauma, sehingga kita dapat menyingkirkan diagnosis
Gangguan Mental Organik (F0).
10
11
Diagnosis aksis II
Pada pasien tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian atau
retardasi mental.
Diagnosis aksis III
Pada pasien tidak ditemukan adanya kelainan pada kondisi medis
secara umum.
Diagnosis aksis IV
Pada aksis ini ditemukan masalah berkaitan dengan keluarga, berupa
hubungan antar saudara yang kurang harmonis. Pasien mengaku
kakak-kakak pasien jarang berkumpul bersama keluarga lain, dan
ketika berkumpul sering terjadi perbedaan pendapat. Selain itu,
keluarga pasien memiliki masalah ekonomi. Sumber keuangan pasien
adalah dari ibu yang bekerja sebagai tukang cuci gosok rumahnya dan
kakak yang bekerja sebagai karyawan.
Diagnosis aksis V
- Current GAF
baik)
Highest GAF level past year
Aksis V
ekonomi
: GAF current
: 61-70
GAF highest level past year :61-70
: tidak ada
Gangguan organik
: tidak ada
2. Psikologik
-Stresor
- Isi pikiran
- Persepsi
- Manifestasi klinis
: tilikan derajat 1
IX.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
X.
: bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
RENCANA PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
a. Risperidon 2 x 2 mg PO
b. Triheksifenidil 2 x 2 mg PO (bila perlu)
c. Clozapine 1 x 25 mg PO
2. Terapi non farmakologi
a. Edukasi Pasien
Pasien diedukasi mengenai penyakit pasien dan dengan minum obat secara
rutin sesuai petunjuk dokter, gejala-gejala yang dialami pasien dapat
berkurang.Pasien juga diedukasi mengenai efek samping obat yang mungkin
timbul, dan jika telah timbul pasien dapat segera ke dokter untuk mengatasi
efek samping yang telah timbul.Selain itu, pasien juga harus rajin kontrol ke
dokter.
b. Edukasi keluargapasien (family therapy)
Keluargapasien diedukasi mengenai jenis penyakit dan penyebab dari sakit
pasien.Keluarga dimotivasi untuk rutin membawa pasien berobat dan
mengawasi agar pasien dapat minum obat secara teratur, serta tidak boleh
putus obat.Keluarga juga diedukasi mengenai efek samping yang mungkin
timbul, dan memperhatikan jika telah timbul efek samping untuk segera
membawa pasien ke dokter.
c. Psikoterapi
Pada pasien dilakukan psikoterapi untuk membantu pasien membedakan
waham dan halusinasi, serta bagaimana mengatasi halusinasi timbul. Selain
itu psikoterapi yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan tilikan pasien
yang akan berpengaruh terhadap prognosis pasien.
13
XI. FOLLOW UP
-
waham kejar.
Memantau kemungkinan efek samping obat seperti gejala
ekstrapiramidal.
XII. DISKUSI
Skizofrenia adalah sindrom klinis yang memilli banyak variabel, tetapi
sangat mengganggu, dengan psikopatologi yang melibatkan fungsi
kognitif, emosi, persepsi, dan aspek lain dari perilaku. Manifestasi dari
penyakit ini biasanya bervariasi pada seluruh pasien dari waktu ke waktu,
tetapi efek dari penyakit ini selalu berat dan biasanya bertahan lama.
Gangguan ini biasanya dimulai sebelum usia 25, menetap sepanjang hidup,
dan mempengaruhi semua orang dari semua kelas sosial. Baik pasien dan
keluarga sering mengalami perawatan yang buruk dan pengucilan sosial
karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang skizofrenia.
Skizofrenia paranoid ditandai dengan preokupasi terhadap satu atau
lebih delusi atau sering halusinasi auditorik.Klasik, jenis paranoid
skizofrenia ditandai terutama oleh adanya delusi penganiayaan atau
kebesaran. Episode pertama pasien dengan skizofrenia paranoid biasanya
terjadi pada usia yang lebih tua dibandingkan pasien dengan pada pada
pasien skizofrenia katatonik atau tidak teratur.
Penyebab skizofrenia paranoid tidak dapat dipastikan.Penelitian
menunjukkan bahwa kebanyakkan bentuk skizofrenia disebabkan oleh
disfungsi otak.Kemungkinan besar disfungsi otak ini disebabkan oleh
kombinasi faktor genetik dan pemicu lingkungan.
Pasien dengan skizofrenia paranoid biasanya tegang, curiga, merasa
selalu diawasi, dilindungi, dan kadang-kadang bermusuhan atau agresif,
tetapi mereka kadang-kadang dapat secara baik berbaur dalam kegiatan
sosial.Tidak terdapat gangguan kecerdasan, apabila daerah pada otak tidak
terserang oleh psikosis.
Untuk pengobatan farmakologis pada pasien ini adalah dengan anti
psikotik atipikal berupa Risperidone 4 mg/hari dan Clozapine 1 x 25
14
juga
Trihexyphenidyl
bila
muncul
gejala-gejala
15