Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.
1.Mulut

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.
Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
berakhir di anus.

Didalam rongga mulut terdapat :


a) Gigi,
1) Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap
pada umur 2 tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu,
terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens
kaninus) dan 8 buah gigi geraham (premolare).
2) Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya
32 buah terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws),

4 buah gigi

taring (dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah


gigi geraham (premolare).

3) Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi
taring gunannya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat,
dan gigi geraham gunannya untuk mengunyah makanan yang sudah
dipotong-potong.
b) Lidah
1) Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah yang belakang
terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada
waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke
jalan napas.
2) Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat puting-puting pengecap
atau ujung saraf pengecap.
3) Ujung lidah (Apeks lingua)
Fungsi lidah yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai
alat pengcepa dan menelan, serta merasakan makanan.
c) Kelenjar ludah
1) Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari telinga di antara
prosesus mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus
stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga
mulut melalui pipi (muskulus buksinator).
2) Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga mulut bagian
belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga
mulut dekat dengan frenulum lingua.
3) Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar
rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah
disarafi oleh saraf-saraf tersadar.

2. Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.

3. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput
lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler
dan lapisan oto memanjang longitudinal.

Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;


Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)

4.

a)

Gaster / Lambung

Bagian lambung terdiri dari;


1) Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah
kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
2) Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada
bagian bawah kurvatura minor.
3) Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai
otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.
4) Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari
ostium kardiak sampai ke pilorus.
5) Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang
dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju
ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis
terbentang dari bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
6) Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian
abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium
pilorik.
Fungsi lambung terdiri dari;
Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan
makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung

Getah cerna lambung yang dihasilkan:


1) Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam amino (albumin
dan pepton).
2) Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai anti
septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen
sehingga menjadi pepsin.
3) Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk
kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
4) Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang
merangsang sekresi getah lambung.
detoksifikasi.
5.

Usus Halus / Intestinum Minor

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus
penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran
yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang
panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi
kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam
duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika,
ampulla vateri, 10 cm dari pilorus.

Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus
halus yang selebihnya.
Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima akhir.
6.

a)

Usus Besar / Intestinum Mayor

Fungsi usus besar;

Menyerap air dari makanan

Tempat tinggal bakteri koli

Tempat feses

b) Bagian-bagian usus besar atau kolon;

Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen


sebelah kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di
bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura
hepatika.

Kolon transversum. Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon


asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen,
sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat
fleksura lienalis.

Kolon desendens. Panjangnya 25 cm, terletak di bawah


abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura
lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon
sigmoid.

Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak


miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai
huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.

Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan


intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di
depan os sakrum dan os koksigis.

7.

Rektum
Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini
berfungsi

sebagai

tempat

penyimpanan

sementara

feses.

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di


dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan
untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
8.

Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan


rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis
bagian posterior dari peritoneum. Dindingnya diperkuat oleh 3 otot
sfingter yaitu:

Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut


kehendak.

Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.

2. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi (suitor & hunter, 1980) adalah untuk memberikan energy bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangkadan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara
umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor
fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti
adanya enyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Gizi adalah substansi organic dan non organic yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik
(kozier,2004).
Manusia memerlukan nutrisi karena tubuh memerlukan bahan bakar
untuk menyediakan energy untuk funsi organ dan pergerakan badan, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material menth
untuk fungsi enzim, pertumbuhan, enempatan kembali dan perbaikan sel.
Kebutuhan energy individu dipengaruhi oleh beberapa factor. Kebutuhan
energi seseorang ketika istirahat disebut laju metabolism basal ( basal
metabolic rate, BMR) aqdalah energy yang diperlukan pada tingkat rendah
fungsi seluler. Persamaan umumnya digunakan untuk memperkirakan
penggunaan energy basal ( basal energy expenditure, BEE). Sejumlah

factor, seperti aktifitas, penyakit, cidera, demam, infeksi, pemasukan


makanan, dan kelaparan dapat mengakibatkan BEE.
Jenis jenis metabolisme
1.
Metabolisme karbohidrat
Yang terbentuk monosakarida atau disakarida diserap melalui
mukosa usus, setelah proses penyerapan semua terbentuk
monosakarida, bersama pembuluh darah karbohidrat ke hati.
Monosakarida ( fruktosa, galaktosa, glukosa) masuk kedarah
bersama hati. Dihati diubah mnenjadi glukosa dan dialirkan melalui
pembuluh darah keotak untuk dibakar, membentuk glikogen
2.

melalui proses glikoneogenesis.


Metabolisme lemak
Lemak diserap tubuh dalam bentuk gliserol ( asam lemak ) gliserol
lanet dalam air sehingga diserap secara pasif langsung masuk
pembuluh darah dan dibawa kehati melalaui beberapa proses kimia.
Gliserol menjadi glikogen itu melewati metabolisme hidra arang
tenaga jadi. Gliserol diubah menjadi tenaga melewati proses yang
dilakukan oleh karbohidrat. Lemak yang dibakar mempunyai hasil

3.

sampingan yang disebut kolesterol.


Metabolisme protein
Pada umunya protein diserap[ dalam bentuk asam amino bersama
dengan darah dubawa kehati kemudian dibersihkan dari toksin.
Proses masuknya asam amino dapat dokatakan tidak bersifat
dinamis dan selalu diperbaruhi. Asam amino yang masuk tidak
sebanding dengan jumlah asam amino yang diperlukan untuk
menutupi kekurangan amino yang dipakai oleh tubuh.

3. Komponen-Komponen Nutrient
1. Air
Air meliputi 60%-70% berat badan individu dewasa dan 80% berat
badan bayi (potter & perry, 1992). Individu dewasa dapat kehilangan
cairan kurang lebih 2-3 liter per hari melalui keringat, urin, dan
pernapasan.

Air memiliki peranan yang besar bagi tubuh. Selain sebagai


komponen penyusun sel yang utama, air juga berperan dalam
menyalurkan zat-zat makanan menuju sel. Fungsi air bagi tubuh sendiri
adalah untuk membantu proses/ reaksi kimia dalam tubuh serta
berperan dalam mengontrol temperatur tubuh. Tidak ada satupun organ
tubuh yang mampu berfungsi tanpa air.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Setiap 1g
karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam
hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pecahan energi selama masa
istirahat atau puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam
lemak. Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses, yaitu :
a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air
disebut glikogenolisis.
b. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
glukoneogenesis.
3. Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan
mengganti jaringan tubuh. Setiap 1g protein menghasilkan 4 kkal.
Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino
disimpan dalam jaringan berbentuk hormone dan enzim. Asam amino
esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh, tetapi harus didapat dari
makanan.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan
menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada
suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan
asam lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
a. Pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dll.
b. Kegiatan mekanik oleh otot.
c. Aktivitas otak dan saraf.
d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon.
e. Sekresi cairan pencernaan.

f. Absorbsi zat-zat gizi disaluran pencernaan.


h.Pengeluaran hasil metabolisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :
a. Basal Metabolisme meningkat
b. Aktivitas tubuh
c. Faktor usia
d. Suhu lingkungan
e. Penyakit
5. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organic yang tidak dapat dibuat oleh tubuh
dan diperlukan dalam jumlah besar sebagai katalisator dalam proses
metabolisme.
Vitamin secara umum diklasifikasikan ke dalam :
a. Vitamin yang dapat larut dalam lemak, yaitu : vitamin A, vitamin
D, vitamin E, vitamin K.
b. Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan vitamin C.
6. Mineral
Mineral dikategorikan menjadi 2 :
a. Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya
sejumlah lebih dari 100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium,
b.

klorida, dan sulfur.


Micromineral, yaitu

seseorang

memerlukan

setiap

harinyasejumlah kurang lebih 100 mg.


Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt,
kromium, tembaga, dan klorida.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a. Keseimbangan Metabolisme dan energi tubuh
1. Metablisme berarti perubahan yang menyangkut segala transportasi
kimiawi serta energi yang terjadi dalam tubuh.
2. Jumlah energi yang dibebaskan oleh katabolisme zat makanan dalam
tubuh sama dengan energi yang dibebaskan bila zat makanan dibakar
di luar tubuh.
3. Energi output = kerja luar + Simpanan energi + Panas
Faktor yang mempengaruhi laju metabolisme adalah :
1. Kerja otot
2. Konsumsi Oksigen
3. Pemberian makanan
4. Lingkungan
b. Dampak gangguan pemasukan nutrisi

Dampak gangguan pemasukan nutrisi tergantung pada macam dan


tipe nutrisi yang meliputi lamanya pemasukan yang inadekuat atau
konsumsi yang berlebihan dan juga umur seseorang.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet :
1) Kebudayaan
2) Agama
3) Kesukaan seseorang terhadap makanan
4) Sikap dan emosi
5) Letak geografi
6) Faktor ekonomi
5. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan
kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
a. PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
b. PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB
Normal.
c. PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
2. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot
tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
3. Marasmus
Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat :
kelaparan, hilangnya jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal,
diare. PCM juga dapat terjadi akibat kurang baiknya penanganan klien
selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.
PCM yang terjadi di lingkungan fasilitas kesehatan :
a. Status defisiensi Protein
Keadaan defisiensi protein dapat terjadi dalam jangka pendek pada
klien yang mengalami stres berat akibat berbagai gangguan tubuh
(pembedahan penyakit akut, dll)
Tanda klinis : lelah, apatis, edema, kadar protein menurun,
penurunan berat badan, kemunduran otot, wajah tampak tua.
b. Cachexia

Dapat terjadi secara gradual akibat kurangnya intake nutrisi yang


adekuat dalam jangka panjang. Gejala klinis (menyerupai marasmus)
: lapar, berat badan menurun drastis, kemunduran otot, diare.
c. Mixed stated
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami cachexia dan
stres yang akut. Efek dari mixed state dapat berakibat buruk akibat
hilangnya nutrisi-nutrisi vital, vitamin, dan zat besi. Tanda klinis :
defisit neurologis, gangguan kulit, gangguan penglihatan.
d. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari
normal (20%-30% > Normal)
e. Overweight
Suatu keadaan BB 10 % melebihi berat badan ideal.
6. Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat Perkembangan Usia
a. Bayi
Pada bayi pencernaan dan absorbsi masih sederhana sampai umur
6 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kal/kg/hari.
Kebutuhan cairan sekitar 140-160-ml/kg/hari. Bayi sebelum usia 6
bulan pemberian nutrisi yang cocok adalah ASI.
b. Anak Todler dan Pra Sekolah
Kebiasaan yang perlu diajarkan pada usia ini antara lain:
1) Penyediaan makanan dalam berbagai variasi
2) Membatasi makanan manis
3) Konsumsi diet yang seimbang.
4) Penyajian waktu makanan yang teratur.
Kebutuhan kalori pada masing-masingusia:
1) 1 tahun = 100 kkal/hari
2) 3 tahun = 300-500 kkal/hari
c. Anak Sekolah (6-12 tahun)
Usia

kalori protein Calcium

Fe

Vit.A

10-12

1900

60

0,75

2500

0,7

25

07-09

1600

50

0,75

2500

0,6

25

05-06

1400

40

0,50

2500

0,6

25

Tahun

kal

gram

Gram

Mg

U.I

Mg

Mg

d. Remaja (13-21 tahun)

Vit.B1 Vit.C

Kebutuhan kalori, protein, mineral dan vitamin sangat tinggi


berkaitan dengan berlanjutnya proses pertumbuhan. Lemak tubuh
meningkat

akan

mengakibatkan

obesitas

sehingga

akan

menimbulkan stress terhadap body image.


e. Dewasa Muda (23-30 tahun)
Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa muda, selain untuk proses
pemeliharaan dan perbaikan tubuh dari pada pertumbuhan.
Kebutuhan nutrisi pada umumnya lebih diutamakan pada tipe dan
kualitas daripada kuantitas.
f. Dewasa (31-45 tahun)
Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait
dengan aktivitas fisik. Kebutuhan nutrisi pada masa ini perlu
mendapatkan perhatian besar dan harus di bedakan antara tingkatan
pekerjaan.

Kebutuhan gizi untuk orang dewasa


berdasarkan tingkat pekerjaan

Unsur
Gizi
Kalori
Protein
Kalsium
Ferum
Vit. A
Vit. B1

Keadaan pekerjaan
Ringan
Sedang
L
P
L
P
2100
60
0,5
8
2500
1

1750
55
0,5
10
2500
0,8

2500
65
0,5
8
2500
1,2

2100
65
0,5
8
2500
1

Berat
L
P
3000
70
0,5
10
2500
1,5

2500
70
0,5
8
2500
1,5

7. Pengertian Typus Abdominalis

Diare dan Typhoid abdominalis (demam thypoid, entric fever) ialah


penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan
dan gangguan kesadaran, penyebab penyakit ini adalah Salmonela
Thyphosa (Ngatsiyah, 236 : 2005).
Patofisiologi Typus Abdominalis sehingga menyebabkan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
Makan / minuman terkontaminasi
salmonella typosa
Lambung
Usus halus
Melalui felikel limpa
Saluran limfatik dan sirkulasi darah sistemik
Bakterimia
Menyerang sistem retikula
Endothelial (RES) = hati, lien, tulang
Mengenai organ diseluruh tubuh
SSP, ginjal dan jaringan limpa
Cairan empedu masuk ke kandung empedu
Sehingga terjadi kolesistitis

Masuk ke duodenum terjadi virulensi


Menginfeksi infestine (illeum)
Terbentuk ulkus yg dalam & lonjong
Sirkulasi sistemik
Minggu 1 demam intermitten
Suhu tubuh termolegulasi ,
tanda tanda infeksi RES
Seperti nyeri perut kanan atas

Obstipasi

Spenomegali, hepatomegali
Minggu selanjutnya infeksi fokal

Mobilitas suhu

Intestinal, dngan tanda2 Suhu tubuh,


Lidah kotortepi lidah liperemis, peristaltik
Usus gangguan degestif dan absorbsi
Terjadi distensi, diare dan pasien tidak nyaman
perdarahan usus, perforasi, peritonitis dng tanda
distensi abdomen berat, peristaltik menurun
Bahkan hilang, melena, syock dan kesadaran
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Pengkajian
1. Pengukuran Anthropometri
a. Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)10%

b.
Lingkaran Pergelangan tangan
c. Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
Nilai normal wanita: 28.5 cm
Nilai normal pria: 28,3 cm
d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)
Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
e. Body massa index =
2. Pengukuran Biochemical (Laboratorium)
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b.
Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d.
BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
3. Pemeriksaan dengan Clinical sign
a) Riwayat Penyakit
1. Adanya riwayat Berat Badan berlebih atau kurang
2. Penurunan Berat Badan dan Tinggi Badan
3. Mengalami penyakit tertentu
4. Riwayat pembedahan pada system gastrointestinal
5. Anorexia
6. Mual dan muntah
7. Diare
8. Alkoholisme
9. Disabilitas mental
10.Terapi radiasi
b) Riwayat pemakaian obat-obatan
Aspirin, antibiotic, antasida, antidepresa, agen antiimflasi, agen
antineoblastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin/
preparatnutrien lain.
Pengkajian umum status gizi individu
Area

Tanda-tanda normal

Tanda-tanda abnormal

pengkajian
Penampilan

Gesit, energik, mampu

Apatis, lesu, tampak

umum dan

beristirahat dengan baik

lelah

vitalitas

Berat badan

Dalam rentang normal

Obesitas, underweight

sesuai dengan usia dan


tinggi badan
Bercahaya, berminyak

Kusam, kering, pudar,

dan tidak kering

kemerahan, tipis, pecah/

Lembut, sedikit lembab,

patah-patah
Kering, pucat, iritasi,

turgor kulit baik

petichie, lemak di

Kuku

Merah muda, keras

subkutan tidak ada


Mudah patah, berbentuk

Mata

Berbinar, jernih, lembab,

seperti sendok
Konjungtiva pucat,

konjungtiva merah muda

kering, exoptalmus,

Lembab merah muda

tand-tanda infeksi
Kering, pecah-pecah,

Rambut

Kulit

Bibir

bengkak, lesi, stomatitis,


membrane mukosa
Gusi

Merah muda, lembab

pucat
Perdarahan, peradangan,

Otot

Kenyal ,berkembang

berbentuk seperti spon


Fleksia/ lemah, tonus

dengan baik

kurang, tenderness,

System

Nadi dan tekanan darah

tidak mampu bekerja


Denyut nadi lebih dari

kardiovaskuler

normal, irama jantung

100X/ menit, irama

normal

abnormal, tekanan darah

System

Nafsu makan baik,

rendah atau tingi


Anorexia, konstipasi,

pencernaan

eliminasi normal dan

diare, flatulensi,

System

teratur
Reflek normal, waspada,

pembesaran liver
Bingung, rasa terbakar,

persarafan

perhatian baik, emosi

paresthesia, reflek

stabil

menurun

4.Dietary History

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan


Asupan makan tidak adekuat
Diet yang salah atau ketat
Kurangnya persediaan bahan makanan selam 10 hari/ lebih
Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
Tidak adekutanya penyimpanan bahan makanan
Ketidakmampuan fisik
Lansia yang tinggal dan makanan sendiri

B. Diagnosa Keperawatan dan Tujuan Keperawatan


1.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang

dari

kebutuhan

berhubungan dengan:
a. Penurunan asupan oral, ketidak nyaman pada mulut, mual, muntah
b.
Penurunan absorbsi nutrisi
c. Muntah, anorexia, gangguan digesti
d.
Depresi, stress, isolasi social
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 2 X 24 jam klien
dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kriteria Hasil:
a. Klien mengatakan sudah tidak mual dan muntah setiap kali makan.
b. Asupan oral dan absorbsi nutrisi kembali normal seperti semula.
c. Tidak ditemui stomatitis.
d. Klien mengatakan perut sudah tidak sakit apabila dimasuki makanan.
e. Klien merasa lebih nyaman.
2.
Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan:
a. Perubahan pada indra pengecap dan penciuman.
b. Medikasi (kortikosteroid, antihistamin, estrogen).
c. Resiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama
kehamilan.
d. Penurunan pola aktifitas, penurunan kebutuhan metabolik.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 2 X 24 jam klien
dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kriteria Hasil:
a. Klien akan menjelaskan mengapa dia beresiko mengalami peningkatan
Berat Badan
b. Klien mengatakan bahwa indra pengecap dan penciumannya sudah
berfungsi normal.
c. Klien bisa beraktifitas seperti semula.
C. Rencana Keperawatan

Diagnosa

Rencana Keperawatan

Keperawatan
1.Ketidakseimbangan Jelaskan perlunya

Rasionalisasi
Nutrisi berperan

nutrisi: kurang dari

konsumsi karbohidrat,

menyediakan sumber

kebutuhan

lemak, protein,

energi, membangun

berhubungan dengan:
a.Penurunan asupan

vitamin, mineral dan

jaringan dan

cairan yang adekuat

mengatur proses

oral,
ketidaknyamanan
pada mulut, mual,

Konsultasikan dengan
ahli gizi untuk

muntah
b.Penurunan absorbsi

menetapkan

nutrisi
c.Muntah, anorexia,

harian dan jenis

gangguan digesti
d.Depresi, stress,
isolasi sosial

kebutuhan kalori
makanan yang sesuai
bagi klien
Diskusikan bersama

metabolisme tubuh.
Dengan konsultasi,
kita dapat
menentukan metode
diet yang memenuhi
asupan kalori dan
nutrisi yang optimal
Faktor-faktor seperti

klien kemungkinan

nyeri, kelemahan,

penyebab hilangnya

penggunaan

nafsu makan

analgesik, dan
imobilitas dapat

Anjurkan klien untuk


istirahat sebelum
makan

menyebabkan
anorexia
Kondisi yang lemah
lebih lanjut dapat

Tawarkan makanan
dalam jumlah sedikit
tapi sering

menurunkan
keinginan dan
kemampuan klien
anorexia untuk
makanan
Distribusi total

Pada kondisi

asupan kalori yang

menurunnya nafsu

merata sepanjang

makan, batasi asupan

hari membantu

cairan saat makan dan

mencegah distensi

hindari

lambung sehingga

mengkonsumsi cairan

selera makan

1 jam sebelum dan

mungkin akan

sesudah makan
Dorong dan Bantu

meningkat
Pembatasan asupan

klien untuk menjaga

cairan saat makan

kebersihan mulut

membantu mencegah

yang baik

distensi lambung

Atur agar porsi makan


tinggi protein di
sajikan saat klien
biasanya merasa lapar

Kebersihan mulut
yang kurang
menyebabkan bau
dan rasa yang tidak
sedap yang dapat
mengurangi nafsu
makan
Menyediakan
makanan TKTP/
Tinggi Kalori Tinggi
Protein pada saat
klien merasa paling
lapar meningkatkan
kemungkinan klien
untuk mengkonsumsi
kalori dan protein

2.Ketidakseimbangan Kaji adanya faktor

yang adekuat
Kemampuan

nutrisi: lebih dari

penyebab peningkatan

menurunkan Berat

kebutuhan tubuh

Berat Badan, seperti

Badan saat menjalani

berhubungan

penurunan indra

terapi kortikosteroid

dengan:

pembau dan perasa,

tampaknya

a. perubahan pada
indra pengecap
dan penciuman
b. Medikasi
(kortikosteroid,

pengaruh nedikasi,

bergantung pada

atau riwayat

pembatasan asupan

penambahan Berat

natrium dan upaya

Badan lebih dari 15 kg

mempertahankan

selama kehamilan

asupan kalori yang

antihistamin,
estrogen)
c. Resiko

Jelaskan pengaruh
penurunan indra

peningkatan Berat

perasa dan pembau

Badan sebesar

pada persepsi kenyang

12,5-15 kg selama

setelah makan

kehamilan
d. Penurunan pola
aktifitas,
penurunan
kebutuhan
metabolik

Anjurkan klien untuk


evaluasi asupan

sesuai
Individu dengan
gangguan penciuman
atau pengecapan
biasa mengkonsumsi
lebih banyak makana
guna memuaskan
pengecapan mereka

berdasarkan
penghitungan jumlah
kalori, bukan perasaan Peningkatan aktivitas
kenyang
Instruksikan klien
untuk memperbanyak

mendukung upaya
penurunan Berat
Badan

aktivitas guna
membakar kalori
D. Evaluasi
Diagnosa Keperawatan 1 :
1. Menunjukkan peningkatan Berat Badan
2.
Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan
Berat Badan
3. Membuat pilihan diet untuk memenihi kebutuhan nutrisi
Diagnosa Keperawatan 2 :
1. Mempertahankan/ mendapat kembali Berat Badan yang sesuai
2. Menunjukan penurunan Berat Badan dengan pemeliharaan kesehatan
optimal

E. Pemasangan Selang Nasogastrik Untuk Pemberian Makan Enteral


Definisi :
Pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung.
Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan
sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Kegunaan :

Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal

Memungkinkan evakuasi isi lambung

Mencegah regurgitasi dan aspirasi isi lambung

Perhatian :

Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )

Kesadaran dan riwayat MCI

Refleks Vagal

Perdarahan karena prosedur yang agresif

Selang NGT masuk ke Trakea

Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang

prosedur dan tujuan tindakan.

Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan

yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani


informed consent.
Persiapan Alat :
1. Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)
2. Pelumas/ jelly
3. Spuit berujung kateter 50 ml
4. Stetoskop
5. Lampu senter/ pen light
6. Klem
7. Handuk kecil

8. Tissue
9. Spatel lidah
10. Sarung tangan dispossible
11. Plester
12. Nierbekken
13. Bak instrument

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan atur peralatan
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Bantu pasien untuk posisi Fowler
4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan
kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui
satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue
lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll
6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.
8. Gunakan sarung tangan
9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan
plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan
ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun
telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan
plester kecil.

10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang


hidung yang paling bersih
11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien
menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
12. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring,
instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan
lembut tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang
menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkahlangkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam
14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,
hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka
mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke
selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop
jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2
inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester
lilitan mengitari slang.
16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet
dapat Digunakan untuk memfiksasi slang.
Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 60 derajat ) , lutut boleh
ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 90 derajat
Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 45 derajat
Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat

DAFTAR PUSTAKA
Akper PPNI Solo. 2009. Konsep-Pengkajian-Nutrisi-dan- Cairan. http://askepakper. Blogspot.com/2009/06/konsep-pengkajian-nutrisi-=dan-cairan.html.
Dewi Christyawati,Maria.2010.Modul KDM II Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta
Mubarak, dkk. 2008. Buku Ajar KDM. Jakarta: EKG
Potter and Perry.2003. Fundamental of Nursing. Australia: Mosby
Tarwoto dan Wartowah. 2004. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai