Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat
kesehatan
masyarakat
yang
optimal
dapat
diwujudkan
dengan
kunjungan untuk usia di bawah 2 tahun dan 10% untuk usia di bawah 3 tahun (DepKes RI,
2000).
Di Indonesia sendiri, angka kematian pada anak akibat diare masih cukup tinggi meski
sudah ada penurunan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2005, baik di Jawa-Bali maupun di luar Jawa-Bali, Diare merupakan
penyebab kematian kedua pada anak setelah Pnemonia. Berdasarkan laporan kader dan fasilitator
kesehatan pada tahun 2005, angka kematian diare pada penduduk umum mencapai 23,57 per
1.000 penduduk (Dep.Kes RI, 2005).
Penatalaksanaan diare pada balita difokuskan pada penyebab, keseimbangan cairan dan
elektrolit, serta fungsi normal perut. Prinsipnya adalah mengganti cairan yang hilang (rehidrasi),
tetap memberikan makanan, tidak memberikan obat anti diare (antibiotik hanya diberikan atas
indikasi), dan penyuluhan. Penderita diare kebanyakan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus
(Whaley, 1996).
Pencegahan diare yang seharusnya dilakukan oleh keluarga adalah: meningkatkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara penuh selama 4-6 bulan, memperbaiki pemberian makanan
pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air besar, menggunakan jamban yang benar, membuang tinja bayi dan
anak anak yang tepat, imunisasi campak. Hal-hal tersebut penting dilakukan di tengah-tengah
keluarga karena peran keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan merupakan bagian dari
tangung jawab orang tua (DepKes RI, 2000).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008 terdapat 10
penyakit terbanyak yang diderita oleh balita di Sumatera Selatan antara lain Diare, ISPA, DHF,
Demam Tifoid, Bronchitis, TBC paru, Penyakit Kulit, Asma, Campak, dan Gastritis. Kejadian
diare pada balita tahun 2005 berjumlah 95.666 jiwa. Diantara 14 Kabupaten atau kota di propinsi
Sumatera Selatan kejadian diare paling banyak terjadi di Kota Palembang (DinKes SumSel,
2008).
Berdasarkan data tahunan Medical Record Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang
didapatkan jumlah bayi (1 14 tahun) dengan Penyakit Diare pada tahun 2008 sebanyak 250
anak, pada tahun 2009 sebanyak 219 anak, dan pada tahun 2010 sebanyak 203 anak (Medical
Record RSUP. Dr. Moh.Hoesin Palembang).
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Peran Keluarga Dalam Penatalaksanaan Penyakit Diare Pada Anak (1 14 tahun) Di Irna Anak
Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang Tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Belum Diketahuinya Peran Keluarga dalam Penatalaksanaan Penyakit Diare pada Anak
(1 14 tahun) Di IRNA Anak Sayap A Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang tahun 2011.
C. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana Peran Keluarga dalam Penatalaksanaan Penyakit Diare pada Anak (1 14
tahun) Di IRNA Anak Sayap A Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang tahun 2011 ?.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran keluarga dalam penatalaksanaan penyakit diare pada Anak (1
14 tahun) di IRNA Anak Sayap A Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang.
2. Tujuan Khusus
a.
b.
Untuk mengetahui peran keluarga sebagai perawat keluarga dalam penatalaksanaan penyakit
diare pada Anak (1 14 tahun) di IRNA anak Sayap A Rumah Sakit Muhammad Hoesin
Palembang.
E. Ruang Lingkup
Penelitian termasuk dalam keperawatan Anak, yang membahas tentang peran keluarga
dalam penatalaksanaan penyakit diare pada Anak (1 14 tahun) di IRNA Anak Sayap A Rumah
Sakit Muhammad Hoesin Palembang Tahun 2011 yang direncanakan akan dilakukan di IRNA
Anak Sayap A pada bulan Maret 2011. Penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan di IRNA Anak Sayap A Rumah Sakit
Muhammad Hoesin Palembang dalam memberikan pengobatan dan penanggulangan tentang
Penyakit Diare.
Hasil dari penelitian dapat dipergunakan sebagai masukan bagi Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang dalam memberikan pelayanan kesehatan dan upaya pengembangan /
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah diberikan di
bangku kuliah.