Bab Ii
Bab Ii
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Mineral
Mineral merupakan senyawa sejumlah unsur anorganik yang terbentuk
secara alamiah selama jutaan tahun, yang mempunyai bangun (struktur dalam)
dan karakteristika susunan kimia, bentuk kristal, dan sifat fisik secara teratur dan
tertentu. Mineral adalah semua bentukan alam berupa unsur-unsur kimia,
batuan, mineral bahan bakar yang merupakan endapan-endapan alam, yang
cara
memperolehnya
dengan
kegiatan
menggali
atau
mengebor
atau
menambang.
Adapun definisi mineral menurut L.G Berry dan B. Mason (1959), mineral
adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan
mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
2.2
Proses hidrotermal
Proses hidrotermal ini terjadi atau berlangsung apabila panas dari aktifitas
yang terjadi pada proses ini menyebabkan terjadinya proses penguapan
Proses sedimentasi
Proses sedimentasi ini terjadi melalui beberapa tahap yaitu pelapukan,
2.3
dalam melakukan
proses determinasi. Sifat sifat fisik yang penting adalah seperti warna, kilapan,
bentuk, kekerasan, belahan, berat jenis, dan sebagainya. Adapun untuk sifat-sifat
fisik mineral ini sendiri adalah sebagai berikut :
Warna (colour)
Warna mineral adalah kenampakan yang secara langsung dapat dilihat
pada mineral. Setiap mineral mempunyai warna khas tersendiri seperti
misalnya azurit berwarna biru.
yang
akan
digunakan
untuk
konsentrasi
(Gravity
Kilap (luster)
Kilap pada mineral dapat terlihat apabila pada permukaan mineral
dijatuhkan cahaya refleksi.
Bentuk (form)
Bentuk mineral ini dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk kristalin dan
bentuk amorf. Bentuk kristalin ini ditunjukan dari mineral yang membentuk
kristal dengan bentuk yang jelas. Sedangkan bentuk amorf biasanya
yaitu :
Cerat(streak)
Cerat adalah salah satu sifat fisik mineral yang dapat diidentifikasi dari
warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Contohnya orthoklase
magnet
Kelistrikan (conductivity)
Kelistrikan pada mineral dibagi menjadi 2 yaitu konduktor dan non
konduktor.
Kekerasan Mineral
Kekerasan yang dimaksud adalah ketahanan dari mineral tersebut ketika
permukaannya terkena atau tergores oleh benda benda yang tajam.
Dan kekerasan ini di lihat dan di dasarkan pada skala Mohs.
2.4
Mineralogi
Mineralogi berasal dari dua kata yaitu mineral dan logos. Secara luas
mineralogi dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral. Kajian tentang mineral ini meliputi tentang proses
keterbentukan mineral, sifat sifat fisik mineral, komposisi kimia pada mineral,
karakteristik pada mineral dan sesuatu yang berhubungan dengan mineral.
Selain itu di dalam kajian mineralogi di bahas juga tenang pembagian atau
penggolongan mineral menurut barzaleus yang berdasarkan unsur unsur kimia
yang terkandung dalam mineral, seperti golongan native element, golongan
sulfida, golongan oksida dan hidrok sida, serta golongan halida, itu adalah 5
golonan dari 8 golongan yang ada
2.5
tepatnya berdasarkan kelompok anion utama yang terdapat dalam struktur kimia
mineral, yang kemudian di kelaskan dan mungkin di kelaskan lagi berdasarkan
sesuai fitur fisik, kation yang ada, ada tidaknya kadar air atau hidroksil anion
serta struktur internal.
Adapun untuk
Native element
Unsur-unsur yang di golongkan dalam native element ini adalah termasuk
minera yang hanya terdiri dari atom yang tidak terikat, native element ini
terbagi lagi menjadi dua kelas yaitu metals atau logam dan semimetal
atau non logam, dimana kelas logam ini struktur fisiknya padat dan lunak
berkilau dan menghantarkan panas, sedangkan yang nonlogam bersifat
oksida.
Contohnya : Cuprite (Cu2O), Magnetit (Fe3O4), Hematit (Fe2O3)
Halida
tungstates
Phosfates, Arsenates dan Vanadates
Mineral yang engandung kelompok tetahedral
dengan oksigen
Silikates
Adalah mineral yang mengandung unsur silika.
Contoh : Leucite (KALSi2O6), Nepheline (NaAlSiO4)