Anda di halaman 1dari 4

PROSIDING SEMINAR

PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 27 Juli 2011

PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI KALSINASI


ITRIUM HIDROKSIDA MENJADI ITRIUM OKSIDA
Tri Handini, Tunjung Indrati Y, Purwoto
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281
E-mail:ptapb@batan.go.id

ABSTRAK
PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI KALSINASI
ITRIUM
HIDROKSIDA MENJADI ITRIUM OKSIDA. Telah dilakukan penelitian untuk
menentukan harga konstanta kecepatan reaksi kalsinasi itrium hidroksida menjadi
itrium oksida. Umpan proses kalsinasi adalah konsentrat itrium hasil olah pasir
senotim. Pada proses kalsinasi parameter yang berpengaruh antara lain suhu dan
waktu kalsinasi. Untuk menentukan harga konstanta kecepatan reaksi kalsinasi
dilakukan kalsinasi pada suhu 700, 800 dan 900 0C dengan waktu kalsinasi 30, 60,
90, 120 dan 150 menit pada masing-masing suhu kalsinasi. Dari kurva hubungan
antara waktu kalsinasi dengan ln (1-x) diperoleh persamaan garis lurus yang
menunjukkan bahwa reaksi kalsinasi adalah reaksi tingkat 1 dengan harga koefisien
korelasi antara 0,95 0,98. Diperoleh harga konstanta kecepatan reaksi kalsinasi (k)
suhu 700 0C = 0,0040/menit, suhu 800 0C = 0,0042/menit dan suhu 900 0C = 0,0048 /
menit dan energi aktivasi sebesar 1,9998 kkal/mol0K.

ABSTRACT
DETERMINATION CONSTANTA REACTION RATE OF CALCINATION YTTRIUM
HYDROXIDE INTO YTTRIUM OXIDE. Studies have been conducted to determine the
value of the calcination reaction rate constant of yttrium into yttrium oxide hydroxide.
Feed calcination process is the result of a concentrated yttrium senotim sand. In the
calcination process parameters that affect, among others, temperature and time of
calcination. To determine the reaction rate constant values calcination, the process of
calcination was conducted at temperature of 700, 800 and 900 0C with a calcination
time was 30, 60, 90, 120 and 150 minutes at each calcination temperature. Equation
of the straight line obtained at various calcination temperatures is done, the equation
straight line relationship between the time of calcination with-ln (1-x) with the price of
the correlation coefficient between 0.95 to 0.98 so that the calcination reaction is first
order. the value of constants calcination reaction rate (k) at temperature 700 0C was
0.0040/minute, at temperature 800 0C was 0.0042/minute and at temperature 900 0C
was 0.0048/minute. The activation energy was 1.9998 kcal/mol0K.

PENDAHULUAN

trium (Y) merupakan salah unsur yang terdapat


dalam mineral logam tanah jarang (LTJ) yang
dapat di manfaatkan untuk berbagai bidang
industri. Dalam bentuk logam murni atau oksida
itrium banyak digunakan sebagai pendukung
industri elektronika, bahan katalisator, bahan
superkonduktor dan bahan komponen sel bahan
bakar oksida padat YSZ, disamping itu isotop
itrium dapat dimanfaatkan dalam kedokteran
nuklir(1). Unsur ini banyak terkandung dalam pasir

Buku II hal 36

senotim yang merupakan hasil samping dari


penambangan PT Timah di pulau Bangka, Singkep
dan Belitung(2). Itrium adalah logam yang sangat
berguna untuk pengembangan material baru,
karena mempunyai sifat unik yang sangat
menguntungkan. Proses pemurnian memerlukan
langkah-langkah proses yang cukup panjang yaitu
proses dijesti, quenching, pengendapan pH 1,5,
pengendapan total, pelarutan, pengendapan pH = 6
dan 8, pengeringan dan terakhir kalsinasi.
Untuk
memperoleh
itrium
oksida
dilakukan dengan proses kalsinasi. Kalsinasi

ISSN 1410 8178

Tri Handini, dkk

PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 27 Juli 2011

merupakan pemanasan zat padat sampai suhu di


bawah titik leleh yang mengakibatkan keadaan
penguraian oleh panas untuk membentuk oksida.
Pada penelitian ini umpan yang digunakan adalah
konsentrat itrium hasil olah pasir senotim. Reaksi
yang terjadi pada proses kalsinasi itrium
hidroksida adalah :
2 Y(OH)3

Reaksi orde 1

dC A
= k ' dt
CA

Y2 O3 + 3 H2O

Dalam suatu reaksi kenaikan suhu akan


mempercepat laju reaksi, perubahan suhu akan
mempengaruhi konstanta kecepatan reaksi.
Apabila suhu dinaikkan maka jumlah dan energi
tumbukan antar molekul pereaksi semakin
bertambah. Demikian juga semakin lama waktu
reaksi maka frekuensi tumbukan akan semakin
besar sehingga reaksi yang terjadi semakin besar.
Namun setelah waktu tertentu konversi hampir
konstan hal ini menunjukkan bahwa reaksi telah
mencapai kondisi kesetimbangan.
mA + nB pC

dCA
= k CAm CBn
dt
dCA
r= = k' C A m
dt

dC A o (1 x)
= k ' dt
C A o (1 - x)

d (1 x)
= k ' dt
(1 - x)

- ln (1 - x) = k ' t + C
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari
harga konstanta kecepatan reaksi kalsinasi itrium
hidroksida menjadi itrium oksida.
TATA KERJA
Bahan yang digunakan :
Konsentrat itrium hasil olah pasir senotim, HCl
dan amonia.

r= -

Peralatan yang digunakan :


Pengaduk dan pemanas, timbangan, pH meter,
oven, peralatan gelas laboratorium, kertas saring
dan furnace.

k = kCBn
Keterangan
CAo
CA
m, n
r
k
t
x

Cara Kerja :
1. Membuat Y(OH)3 untuk umpan kalsinasi
dengan melarutkan konsentrat itrium kedalam
HCl pekat. Filtrat diendapkan dengan amoniak
15 % sampai pH = 6,1 kemudian disaring dan
filtrat diendapkan lagi sampai pH 8. Endapan
yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada
suhu 100 0C.
2. Ditimbang sebanyak 10 gram Y(OH)3 di
kalsinasi pada suhu 700 0C dengan variasi
waktu kalsinasi 30, 60, 90, 120 dan 150 menit.
3. Dilakukan juga kalsinasi pada suhu 800 dan
900 0C dengan variasi waktu yang sama.

:
= Konsentrasi mula-mula
= Konsentrasi setelah reaksi
= Tingkat reaksi
= Kecepatan reaksi
= Tetapan kecepatan reaksi
= Waktu reaksi
= Konversi

Di sini tetapan k adalah reaksi pada suatu


temperatur, jika konsentrasi zat-zat yang masingmasing sama dengan 1 dan tiap-tiap reaksi
mempunyai harga k khusus dan tetap pada suhu
tetap. Oleh karena itu k disebut juga kecepatan
reaksi jenis. Harga k menyatakan kondisi yang
menguntungkan reaksi, yaitu bahwa apabila makin
besar afinitas antara zat-zat yang bereaksi maka
makin besar pula harga k.

dC A
m
= k ' C A ; CA = CAo CAo X = CAo (1-x)
dt

dC A o (1 x)
m

C A o (1 - x)

= k ' dt

d CAo 1-m (1-x)1-m = k dt

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam suatu reaksi kenaikan suhu akan
mempercepat laju reaksi, perubahan suhu akan
mempengaruhi konstanta kecepatan reaksi.
Apabila suhu dinaikkan maka jumlah dan energi
tumbukan antar molekul pereaksi semakin
bertambah. Demikian juga semakin lama waktu
reaksi maka frekuensi tumbukan akan semakin
besar sehingga reaksi yang terjadi semakin besar.
Namun setelah waktu tertentu konversi hampir
konstan hal ini menunjukkan bahwa reaksi telah
mencapai kondisi kesetimbangan.

= kt + C

Tri Handini, dkk.

ISSN 1410 8178

Buku II hal 37

PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 27 Juli 2011

Tabel 1. Harga konversi kalsinasi Y(OH)3 pada


suhu 700 0C
Konversi
(x)
0,3038
0,3591
0,4008
0,5193
0,5568

1 x
0,6962
0,6409
0,5992
0,4807
0,4432

-ln (1-x)
0,3621
0,4449
0,5122
0,7325
0,8137

0.6

y = 0.004x + 0.215
R = 0.958

0.4
0.2
0
0

30

60

90

120

150

180

Waktu, menit

Gambar 1. Hubungan antara waktu kalsinasi


(menit) dengan -ln (1-x) pada suhu
700 0C
Tabel 2. Harga konversi kalsinasi Y(OH)3 pada
suhu 800 0C

- ln (1-x)

Waktu
kalsinasi, menit
30
60
90
120
150

Konversi
(x)
0,4420
0,4881
0,5413
0,6244
0,6537

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

1 x

-ln (1-x)

0,5580
0,5119
0,4587
0,3756
0,3463

0,5834
0,6696
0,7793
0,9792
1,0604

y = 0.0048x + 0.727
R = 0.982

0.5
0
0

50

100

150

200

Waktu, menit

Gambar 3. Hubungan antara waktu kalsinasi


(menit) dengan ln (1-x) pada suhu
900 0C
Pada Tabel harga konversi terlihat bahwa
semakin lama waktu kalsinasi maka konversi
semakin besar hal ini menunjuk pembentukan
oksida semakin banyak. Dari ketiga gambar
hubungan antara waktu kalsinasi (menit) dengan
ln (1-x) pada berbagai suhu diperoleh gambar garis
lurus maka reaksi kalsinasi tersebut berorde 1. Dari
grafik tersebut dapat dicari harga konstanta
kecepatan reaksinya yaitu harga slope dari
persamaan garis lurusnya. Harga konstanta
kecepatan reaksi kalsinasi pada berbagai suhu
tersebut terlihat semakin bertambah dengan
bertambahnya suhu kalsinasi.
Dari hukum Arhenius yang dalam
penelitiannya menemukan hubungan antara k
dengan suhu yang dinyatakan sebagai berikut :
(1)
k = A. e-E/RT
ln k = - ln k =

+ ln A

(2)

- ln A

(3)

dengan :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = faktor frekwensi
E = energi aktivasi
R = konstanta gas ideal = 1,98 cal/mol 0K
T = suhu (0K)

y = 0.0042x + 0.435
R = 0.978

Tabel 4. Hubungan antara suhu dengan k


0

30

60

90

120

150

Waktu, menit

Gambar 2. Hubungan antara waktu kalsinasi


(menit) dengan -ln (1-x) pada suhu
800 0C
Tabel 3. Harga konversi kalsinasi Y(OH)3 pada
suhu 900 0C
Waktu
kalsinasi, menit
30
60
90
120
150
Buku II hal 38

Konversi
(x)
0,5806
0,6371
0,7018
0,7295
0,7606

Suhu
1/T
k
ln k
-ln k
0
0
K
C
K
700 973 0,001028 0,0040 -5,521461 5,521461
800 1073 0,000932 0,0042 -5,472671 5,472671
900 1173 0,000853 0,0048 -5,339139 5,339139
0

1 x

-ln (1-x)

0,4194
0,3729
0,2982
0,2705
0,2394

0,8689
0,9864
1,2100
1,3075
1,4296

6
6
y = 1010.x + 4.495
R = 0.908

-ln k

- ln (1-x)

1
0.8

-ln (1-x)

Waktu kalsinasi,
menit
30
60
90
120
150

2
1.5

5
5
5
5
0

0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012

1/T, (K)

Gambar 4. Hubungan antara 1/T (0K) dengan ln k

ISSN 1410 8178

Tri Handini, dkk

PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 27 Juli 2011

Dari Gambar 4. hubungan antara 1/T (0K)


dengan ln k diperoleh persamaan garis lurus y =
1010 x + 4,495 atau ln k = 1010/T + 4,495
dengan faktor kelurusan atau koefisien korelasi =
0,908. Dari persamaan garis lurus tersebut
diperoleh slope = E/R, maka :
1010= E/R
1010 = E/1,98
E = 1.999,8 cal/mol 0K
E = 1,9998 kcal/mol 0K
KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh terlihat bahwa
suhu dan waktu berpengaruh pada harga konstanta
kecepatan reaksi kalsinasi. Semakin tinggi suhu
kalsinasi maka reaksi kalsinasi semakin cepat.
Diperoleh harga konstanta kecepatan reaksi
kalsinasi (k) suhu 700 0C = 0,0040/menit, suhu 800
0
C = 0,0042/menit dan suhu 900 0C = 0,0048 /
menit dengan koefisien korelasi antara 0,908
0,982 dan energi aktivasi = 1,9998 kcal/mol 0K.
Reaksi kalsinasi itrium hidroksida menjadi itrium
oksida adalah reaksi yang bersifat endotermis.
DAFTAR PUSTAKA
1. MOORE, C.M, Rare Earth Element and
Yttrium, Mineral Commodity Profiles, Bureau
of Mine United States Department of the
Interior, Washington (1979).
2. ZUCHRI,
Proposal
Pengolahan
Biji
Monasit/Xenotim, PPBGN BATAN, Jakarta
(1987).
3. LEVENSPIEL O., Chemical Reaction
Engineering, 2ed, Wiley Eastern Limited,
Calcutai (1972).

Tri Handini, dkk.

TANYA JAWAB
Aryadi
Suhu kalsinasi yang dilakukan hanya sampai
900 oC mengapa tidak diteruskan ke suhu yang
lebih
tinggi?
Apakah
ini
sudah
maksimum/optimum atau keterbatasan alat?
Tri Handini
Suhu kalsinasi hanya sampai 900 oC karena
keterbatasan alat saja, pembentukan Itrium
Oksida sudah terbentuk mulai suhu 700 oC
jadi pada suhu 900 oC sudah terbentuk
oksida.
Sriyono
Berapa kadar Itrium pada pasir senotim dan
berapa % rendemen Itrium yang bisa diambil
dan dipisahkan ?
Dengan pemanasan Itrium oksida dengan
variasi waktu dan suhu tentunya diperoleh
oksida yang berupa serbuk, berapa ukuran
partikel serbuk tersebut?
Tri Handini
Kadar Itrium dalam pasir senotim sekitar
23% dan pada setiap tahapan proses terjadi
kenaikan kadar Itriumnya dan sampai pada
tahapan ini diperoleh kadar Itrium + 76 %.
Diperoleh serbuk yang halus namun ukuran
pertikel belum diukur/ dianalisis
Sajima
Apa ending/ tujuan dari penelitian ini?
Tri Handini
Diperoleh harga konstanta kecepatan reaksi
(k) kalsinasi pada setiap suhu kalsinasi yang
dilakukan.
Purwoko
Setelah mendapatkan data dan koefisien yang
maksimal kemudian digunakan untuk apa?
Tri Handini
Data tersebut digunakan sebagai data harga
kedalam perhitungan perancangan alat
kalsinasi.

ISSN 1410 8178

Buku II hal 39

Anda mungkin juga menyukai