Anda di halaman 1dari 8

Gejala dan tanda[sunting | sunting sumber]

Urin mungkin mengandung nanah (kondisi yang dikenal sebagai piuria) seperti terlihat pada seseorang
dengansepsis karena infeksi saluran kemih.

Infeksi saluran kemih bawah disebut juga infeksi kandung kemih. Gejala yang paling sering
ditemukan adalah rasa terbakar ketika buang air kecil dan harus sering buang air kecil (atau
desakan untuk buang air kecil) tanpa duh tubuh vagina dan rasa nyeri yang berat.[1] Gejala ini
mungkin bervariasi dari ringan hingga berat[2] dan pada perempuan sehat berlangsung selama
rata-rata enam hari.[3] Nyeri di atastulang kemaluan atau punggung bawah juga mungkin muncul.
Orang yang mengalami infeksi saluran kemih atas, atau pielonefritis, mungkin mengalami nyeri
panggul, demam, atau mual dan mundah di samping gejala klasik infeksi saluran kemih bawah.
[2]

Terkadang urin dapat tampak berdarah[4] atau mengandung piuria (nanah di urin) yang dapat

terlihat.[5]

Pada anak[sunting | sunting sumber]


Pada anak, gejala infeksi saluran kemih (ISK) mungkin hanya demam. Karena gejala yang
kurang jelas, ketika perempuan berusia kurang dari dua tahun atau laki-laki di kurang dari satu
tahun yang belum disunat mengalami demam, sebagian besar organisasi kedokteran
menyarankan agar dilakukan kultur urin. Bayi mungkin sulit makan, muntah, lebih banyak tidur,
atau tampak kuning. Pada anak yang lebih besar, dapat timbul gejala
baru inkontinensia (hilangnya kontrol kandung kemih).[6]

Pada orang lanjut usia[sunting | sunting sumber]


Gejala saluran kemih seringkali tidak tampak pada orang lanjut usia.[7] Gejalanya mungkin samar
dan hanya tampak sebagai inkontinensia, perubahan keadaan mental, atau kelelahan.
[2]

Sementara itu sebagian orang datang ke penyedia pelayanan kesehatan dengan gejala

awal sepsis, yakni adanya infeksi dalam darah.[4] Diagnosis bisa sulit karena nyatanya banyak
orang lanjut usia yang sudah memiliki inkontinesia atau demensia sebelumnya.[7]

Penyebab[sunting | sunting sumber]


E. coli adalah penyebab dari 8085% infeksi saluran kemih, dan Staphylococcus
saprophyticus menjadi penyebab pada 510%.[1] Meskipun jarang, infeksi virus atau jamur dapat
menyebabkan penyakit ini.[8] Bakteri penyebab lainnya
meliputi:Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Enterococcus dan Enterobacter. Hal ini tidak umum
ditemukan dan biasanya berkaitan dengan abnormalitas saluran kemih atau
pemasangan kateter urin.[4] Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus biasanya terjadi sekunder akibat infeksi yang ditularkan melalui darah. [2]
Penderita cystitis dan pyelonephritis biasanya mengidap bakteri dari usus (anus), umumnya
bakteri aerobik gram negatif, sedangkan gram positif relatif jarang.

Bakteri gram negatif tersebut adalah: Escherichia coli (yang terbanyak), Klebsiella atau
Proteus mirabilis, dan kadang-kadang Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan Enterobacter
and Serratia dijumpai juga pada pasien di rumah sakit.

Bakteri gram positif adalah: Staphylococcus saprophyticus pada 5 sampai 10 persen


pasien. Dan yang lebih jarang adalah Enterococcus faecalis (group D streptococci) and
Streptococcus agalactiae (group B streptococci). Sedangkan di rumah sakit dijumpai pasien
dengan bakteri coccus, E. faecalis, and Staphylococcus aureus.[9]

Untuk pertama kali terkena infeksi saluran kemih yang hanya ditandai dengan gejala klinis, maka
tidak diperlukan kultur urine dan dianggap bakterinya adalah E. Coli, tetapi jika sudah terkena
beberapa kali dan tidak sembuh juga, maka perlu dilakukan kultur urine, karena seseorang
dalam hidupnya apalagi jika sampai berusia lanjut dapat terkena 5 atau lebih jenis bakteri
termasuk bakteri Staphylococcus saprophyticus yang relatif jarang dan penderita tidak pernah
memakai kateter urine padahal resistensi antibiotiknya berbeda-beda untuk tiap-tiap bakteri.
Mencoba-coba antibiotik pada orang lanjut usia atau yang kondisinya lemah bukan tindakan
yang bijaksana, karena antibiotik pada prinsipnya membunuh bakteri-bakteri termasuk bakteri
baik sekalipun yang dibutuhkan tubuh. Kultur urine tidak murah, bahkan bisa saja obat
antibiotiknya lebih murah, apalagi kalau itu obat generik, misalnya Chloramphenicol, ataupun
obat brand generic yang sebenarnya adalah obat generik yang diberi merek, misalnya Co
Amoxyclav.

Jenis kelamin[sunting | sunting sumber]


Pada perempuan muda yang aktif secara seksual, aktivitas seksual adalah penyebab dari 75
90% infeksi kandung kemih, dengan risiko infeksi berkaitan dengan frekuensi hubungan seksual.
[1]

Istilah "sistitis bulan madu" dipergunakan untuk fenomena ISK yang sering terjadi pada awal

pernikahan. Pada perempuan pasca-menopause, aktivitas seksual tidak mempengaruhi risiko


mengalami ISK.Penggunaan spermisida, terlepas dari frekuensi seksual, menambah risiko ISK.[1]

Perempuan lebih rentan terkena ISK daripada laki-laki, karena pada perempuan uretra jauh lebih
pendek dan lebih dekat dengan anus.[10] Karena tingkat estrogen perempuan menurun
seiring menopause, risikonya terkena infeksi saluran kemih meningkat karena hilangnya flora
vagina yang melindungi.[10]

Kateter urin[sunting | sunting sumber]


Kateterisasi urin meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Risiko bakteriuria (bakteri dalam
urin) adalah antara tiga sampai enam persen per hari dan antibiotik profilaksis (pencegah) tidak
efektif dalam mengurangi infeksi yang bergejala.[10] Risiko infeksi terkait bisa dikurangi dengan
hanya memasang kateter bila diperlukan, dengan menggunakanteknik aseptik saat
memasukkan, dan mempertahankan aliran kateter lancar dan tertutup dari lingkungan
sekitarnya.[11][12][13]

Lainnya[sunting | sunting sumber]


Kecenderungan infeksi kandung kemih mungkin bawaan dalam keluarga. Faktor risiko lainnya
meliputi diabetes,[1] belum disunat, dan mengalami prostat besar.[2] Faktor penyulit cenderung
samar antara lain abnormalitas anatomi, fungsional, atau metabolik yang mendasari. ISK yang
kompleks lebih sulit diobati dan biasanya membutuhkan evaluasi, pengobatan dan tindak lanjut
yang agresif.[14] Pada anak, ISK dikaitkan dengan refluks vesikoureteral (pergerakan
abnormal urin dari kandung kemih menuju ureter atau ginjal) dan konstipasi.[6]
Orang dengan cedera sumsum tulang belakang memiliki risiko infeksi saluran kemih yang lebih
tinggi, sebagian karena penggunaan kateter dalam waktu lama, dan sebagian lagi karena
gangguan fungsi pengosongan kandung kemih.[15] Ini adalah penyebab infeksi paling umum
dalam populasi ini, dan juga merupakan penyebab paling umum dari rawat inap. [15] Selain itu,
penggunaan jus cranberry atau suplemen cranberry tampaknya tidak efektif dalam pencegahan
dan pengobatan di populasi ini.[16]

Patogenesis[sunting | sunting sumber]


Bakteri yang mengakibatkan infeksi saluran kemih biasanya masuk ke dalam kandung kemih
lewat uretra. Akan tetapi, infeksi juga mungkin terjadi lewat darah atau limfe. Diyakini bahwa
bakteri biasanya ditularkan ke uretra dari usus, dan perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena
anatominya. Setelah memasuki kandung kemih, E. Coli dapat menempel ke dinding kandung
kemih dan membentuk biofilm yang kebal terhadap respon kekebalan tubuh.[4]

Pencegahan[sunting | sunting sumber]


Sejumlah langkah pencegahan belum dipastikan dapat mempengaruhi frekuensi ISK antara lain:
penggunaan pil kontrasepsi atau kondom, buang air kecil segera setelah berhubungan seksual,
jenis pakaian dalam yang digunakan, metode kebersihan pribadi yang digunakan setelah buang
air kecil atau buang air besar, atau apakah seseorang biasanya mandi dengan bak mandi atau
dengan pancuran (shower).[1] Demikian pula masih kurang bukti tentang efek dari menahan
buang air kecil, penggunaan tampon, dan pembilasan dengan menyemprot langsung.[10]

Pada orang yang sering mengalami infeksi saluran kemih dan menggunakan spermisida atau
diafragma sebagai metode kontrasepsi, disarankan untuk menggunakan cara lain.
[4]

Cranberry (jus atau kapsul) dapat mengurangi insiden pada orang yang sering mengalami

infeksi,[17][18] tapi terdapat masalah dalam toleransi jangka panjang [17] karena gangguan saluran
cerna yang terjadi pada lebih dari 30% orang.[19] Penggunaan dua kali sehari lebih baik
dibandingkan penggunaan satu kali sehari.[20] Hingga tahun 2011,probiotik intravagina masih
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah memang bermanfaat.
[4]

Penggunaan kondom tanpa spermisida atau penggunaan pil kontrasepsi tidak meningkatkan

risiko infeksi saluran kemih sederhana.[21]

Pengobatan[sunting | sunting sumber]


Bagi orang dengan infeksi berulang, antibiotik harian jangka panjang cukup efektif. [1] Pengobatan
yang sering digunakan mencakup nitrofurantoin dantrimethoprim/sulfamethoxazole.
[4]

Methenamine adalah obat lain yang sering digunakan untuk keperluan ini karena di kandung

kemih yang tingkat keasamannya rendah, obat ini memproduksi formaldehid yang tidak
menyebabkan resistensi.[22] Dalam kasus infeksi yang terkait dengan hubungan seksual, minum
antibiotik sesudahnya mungkin bermanfaat.[4] Pada perempuan pascamenopause, estrogen vagina topikal dapat mengurangi kekambuhan. Tidak seperti krim topikal,
manfaat penggunaan estrogen vagina dari pesarium tidak setinggi antibiotik dosis rendah.
[23]

Sejumlah vaksin sedang dikembangkan sampai dengan tahun 2011. [4]

Pada anak[sunting | sunting sumber]


Masih sedikit bukti bahwa antibiotik pencegahan mencegah infeksi saluran kemih pada anak.
[24]

Akan tetapi ISK berulang jarang menyebabkan masalah ginjal lebih lanjut bila tidak ada

abnormalitas ginjal yang mendasarinya, mengakibatkan kurang dari sepertiga persen


(0,33%) penyakit ginjal kronik pada orang dewasa.[25]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]

Beberapa basil (bakteri berbentuk batang, pada gambar ini tampak berbentuk seperti kacang berwarna
hitam) yang terlihat di antara sel darah putih dalam pemeriksaan mikroskopik urin. Perubahan ini
menandakan infeksi saluran kemih.

Dalam kasus sederhana, diagnosis dapat ditegakkan dan pengobatan diberikan berdasarkan
gejalanya saja tanpa konfirmasi laboratorium lebih lanjut. Dalam kasus yang kompleks atau
meragukan, mungkin berguna untuk memastikan diagnosis dengan urinalisis, mencari

adanya nitrit urin, sel darah putih (leukosit), atau esterase leukosit. Pemeriksaan lain, mikroskopi
urin, mencari adanya sel darah merah, sel darah putih, atau bakteri. kultur urin dianggap positif
bila menunjukkan jumlah koloni bakteri lebih besar atau sama dengan 10 3unit pembentuk koloni
(colony forming unit/CFU) per mL organisme saluran kemih biasa. Sensitivitas antibiotik juga
dapat diuji dengan kultur ini, sehingga berguna dalam pemilihan pengobatan antibiotik. Akan
tetapi, perempuan dengan hasil kultur negatif masih mungkin membaik dengan pengobatan
antibiotik.[1] Karena gejala bisa samar dan tanpa pemeriksaan yang dapat diandalkan untuk
infeksi saluran kemih, diagnosis bisa sulit pada orang lanjut usia. [7]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]


Infeksi saluran kemih mungkin hanya melibatkan saluran kemih bawah, yang dikenal sebagai
infeksi kandung kemih. Sebaliknya, infeksi juga dapat melibatkan saluran kemih atas, yang
dikenal sebagai pielonefritis. Bila urin mengandung bakteri dengan jumlah yang bermakna
namun tidak ada gejala, maka kondisi tersebut dikenal sebagai bakteriuria asimtomatik. [2] Bila
infeksi saluran kemih melibatkan saluran kemih bagian atas, dan orang tersebut
memiliki diabetes melitus, sedang hamil, berjenis kelamin laki-laki, atau
mengalamiimunodefisiensi, maka kasus dianggap kompleks.[3][4] Sebaliknya bila seorang
perempuan sehat dan belum menopause maka kasus dianggap sederhana.[3] Pada anak,
apabila infeksi saluran kemih berkaitan dengan demam, biasanya dianggap sebagai infeksi
saluran kemih atas.[6]

Pada anak[sunting | sunting sumber]


Untuk menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih pada anak, dibutuhkan kultur urin positif.
Kontaminasi sering merupakan tantangan yang dihadapi tergantung pada metode pengumpulan
yang dilakukan, sehingga batas 105 CFU/mL digunakan untuk sampel aliran tengah tangkapan
bersih, 104 CFU/mL digunakan untuk spesimen yang diperoleh dari kateter, dan 10 2 CFU/mL
digunakan untuk aspirasi suprapubik (sampel diambil langsung dari kandung kemih dengan
menggunakan jarum). Penggunaan "kantong urin" untuk mengumpulkan sampel tidak dianjurkan
oleh World Health Organization karena tingginya tingkat kontaminasi ketika dikulturkan, dan
kateterisasi lebih dipilih pada mereka yang belum terlatih toilet training. Beberapa organisasi,
seperti American Academy of Pediatrics menyarankan ultrasonografi ginjal dan sistouretrogram
buang air kecil(memperhatikan uretra dan kandung kemih orang yang diperiksa dengan sinar x
pada waktu yang sebenarnya (real time) ketika mereka buang air kecil) pada semua anak
berusia kurang dari dua tahun yang mengalami infeksi saluran kemih. Akan tetapi, karena
kurangnya pengobatan yang efektif bila ditemukan masalah, organisasi lain sepertiNational
Institute for Clinical Excellence hanya menyarankan pencitraan rutin pada anak di bawah usia
enam bulan atau bila terdapat temuan yang tidak biasa.[6]

Diagnosis banding[sunting | sunting sumber]


Pada perempuan dengan servisitis (radang serviks) atau vaginitis (peradangan pada vagina) dan
pada laki-laki muda dengan gejala ISK, infeksi Chlamydia trachomatis atauNeisseria
gonorrheae mungkin merupakan penyebabnya.[2][26] Vaginitis juga mungkin disebabkan

oleh infeksi jamur.[27]Sistitis interstisial (nyeri kronik pada kandung kemih) dapat dipertimbangkan
pada orang yang mengalami beberapa episode gejala ISK tapi kultur urin tetap negatif dan tidak
membaik dengan antibiotik.[28]Prostatitis (radang prostat) juga mungkin dipertimbangkan sebagai
diagnosis banding.[29]

Pengobatan[sunting | sunting sumber]


Pengobatan utama tetaplah antibiotik. Phenazopyridine terkadang diberikan selama beberapa
hari pertama di samping antibiotik untuk membantu meredakan rasa terbakar dan desakan untuk
berkemih yang terkadang dirasakan selama infeksi kandung kemih. [30] Akan tetapi, obat tersebut
tidak disarankan pemberiannya secara rutin karena kekhawatiran akan keamanan obat,
terutama meningkatnya risiko methemoglobinemia(kadar methemoglobin yang lebih tinggi dari
normal dalam darah).[31]Asetaminofen(parasetamol) dapat digunakan untuk demam.[32]
Perempuan dengan ISK sederhana yang berulang dapat mendapat manfaat dari pengobatan
sendiri ketika gejala muncul, dan tindak lanjut medis hanya dilakukan bila pengobatan awal
gagal. Resep antibiotik dapat diserahkan kepada apoteker lewat telepon. [1]

Sederhana[sunting | sunting sumber]


Infeksi sederhana dapat didiagnosis dan diobati berdasarkan gejalanya saja. [1] Antibiotik oral
seperti trimetoprim/sulfametoksazol (TMP/SMX), sefalosporin, nitrofurantoin,
ataufluorokuinolon secara bermakna memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan,
dan semua obat tersebut memiliki efektivitas yang sama.[33] Pengobatan tiga hari dengan
trimethoprim, TMP/SMX, atau fluorokuinolon biasanya cukup, sedangkan nitrofurantoin
memerlukan 57 hari.[1][34] Dengan pengobatan, gejala seharusnya membaik dalam 36 jam.
[3]

Sekitar 50% orang akan pulih tanpa pengobatan dalam beberapa hari atau minggu.

[1]

Infectious Diseases Society of America tidak menyarankan fluorokuinolon sebagai pengobatan

awal karena kekhawatiran akan timbulnya resistensi terhadap golongan obat ini.[34] Meskipun ada
pencegahan ini, beberapa resistensi telah berkembang terhadap semua obat-obatan ini karena
penggunaannya yang luas.[1]Trimetoprim tunggal dianggap setara dengan TMP/SMX di beberapa
negara.[34] Untuk ISK sederhana, anak seringkali berespon terhadap antibiotik selama tiga hari. [35]

Pielonefritis[sunting | sunting sumber]


Pielonefritis diobati lebih agresif daripada infeksi kandung kemih sederhana dengan
menggunakan antibiotik oral dengan jangka waktu lebih lama atau antibiotik intravena.
[36]

Pengobatan selama tujuh hari dengan fluorokuinolon oral siprofloksasin biasanya digunakan di

daerah dengan tingkat resistensi kurang dari 10%.Bila resistensi lokal lebih besar dari 10%,
seringkali diresepkan satu dosis seftriakson intravena. Pada mereka yang menunjukkan gejala
lebih berat, mungkin diperlukan rawat inap di rumah sakit untuk pemberian antibiotik
berkesinambungan.[36] Komplikasi seperti obstruksi saluran kemih akibat batu ginjal dapat
dipertimbangkan bila gejala tidak membaik setelah pengobatan selama dua atau tiga hari. [2][36]

Epidemiologi[sunting | sunting sumber]

Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang paling sering terjadi pada perempuan. [3] Infeksi
paling sering terjadi antara usia 16 hingga 35 tahun, dengan 10% perempuan mengalami infeksi
setiap tahun dan 60% mengalami infeksi pada suatu waktu dalam hidupnya. [1][4] Infeksi sering
berulang, dimana hampir separuh orang mengalami infeksi kedua dalam setahun. Bahkan
beberapa wanita mengalami infeksi saluran kemih berulang hingga 3x atau lebih dalam
setahunnya. Seseorang wanita yang terkena infeksi saluran kemih pada masa muda, sekitar 20
persennya akan mengalami infeksi berulang selama hidupnya. Infeksi saluran kemih muncul
empat kali lebih sering pada perempuan dibandingkan laki-laki, tetapi infeksi pada laki-laki
seringkali lebih parah daripada wanita, karena bakteri dapat bersembunyi pada jaringan prostat.
[4][37]

Pielonefritis terjadi sekitar 20-30 kali lebih jarang.[1] Ini adalah penyebab paling umum

dari infeksi yang didapatkan di rumah sakit yakni sekitar 40%.[38] Tingkat bakteri asimtomatik di
urin meningkat seiring usia dari dua hingga tujuh persen pada perempuan usia subur hingga
mencapai 50% pada perempuan lanjut usia di panti jompo.[10] Tingkat bakteri asimtomatik dalam
urin di antara laki-laki di atas usia 75 tahun adalah sekitar 7-10%.[7]
Infeksi saluran kemih mungkin dialami 10% orang saat masa anak.[4] Pada anak, infeksi saluran
kemih paling sering terjadi pada anak laki-laki berusia di bawah tiga bulan yang belum disunat,
diikuti oleh anak perempuan berusia di bawah satu tahun.[6] Akan tetapi perkiraan frekuensi pada
anak sangat bervariasi. Pada sekelompok anak yang mengalami demam, pada usia baru lahir
hingga dua tahun, 2 20% didiagnosis ISK.[6]

Masyarakat dan kebudayaan[sunting | sunting sumber]


Di Amerika Serikat, infeksi saluran kemih merupakan alasan pada hampir tujuh juta kunjungan
ke dokter, satu juta kunjungan ke unit gawat darurat, dan seratus ribu rawat inap setiap tahun.
[4]

Biaya infeksi ini signifikan baik dalam hal waktu yang hilang di tempat kerja maupun biaya

perawatan medis. Di Amerika Serikat biaya langsung pengobatan diperkirakan sebesar


1,6 milyar USD setiap tahun.[38]

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Infeksi saluran kemih telah digambarkan sejak zaman kuno, dengan penggambaran pertama
yang didokumentasikan di Papirus Ebers tertanggal 1550 SM.[39] Orang Mesir
menggambarkannya sebagai "memancarkan panas dari kandung kemih". [40] Belum ada
pengobatan yang efektif hingga pengembangan dan ketersediaan antibitiok pada tahun 1930an,
setelah sebelumnya disarankan pengobatan herbal,pengaliran darah, dan istirahat.[39]

Pada kehamilan[sunting | sunting sumber]


Infeksi saluran kemih lebih merupakan kekhawatiran pada kehamilan karena meningkatnya
risiko infeksi ginjal. Selama kehamilan, tingkat progesteron yang tinggi meningkatkan risiko
berkurangnya tonus otot ureter dan kandung kemih, yang mengakibatkan lebih besarnya
kemungkinan refluks, yakni urin mengalir kembali ke ureter di bagian atas dan menuju ginjal .
Meskipun risiko bakteriuria asimtomatik tidak meningkat pada perempuan yang hamil, bila

terdapat bakteriuria maka mereka memiliki risiko infeksi ginjal sebesar 25-40%. [10] Oleh karena
itu bila pemeriksaan urin menunjukkan tanda-tanda infeksimeskipun tanpa gejalasebaiknya
diberikan terapi.Sefaleksin atau nitrofurantoin biasanya digunakan karena secara umum
dianggap aman dalam kehamilan.[41] Infeksi ginjal selama kehamilan dapat
mengakibatkan kelahiran prematur atau pre-eklampsia (keadaantekanan darah tinggi dan
disfungsi ginjal selama kehamilan yang dapat menyebabkan kejang).[10]

Anda mungkin juga menyukai