Kurniawan, Eka Yudha. 2014. Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Kekakuan
Dan Kekuatan Lentur Balok Laminasi Bambu Petung. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Karyadi, S. Pd., M.P., M.T., (II) Drs. Priyono, M.Pd Kata kunci: kekakuan, kuat lentur, balok laminasi, jumlah lapisan. Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan terus mengalami peningkatan baik untuk struktural maupun non struktural. Kayu bukan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbarui secara singkat. Secara tidak langsung penggunaan kayu yang tidak terkendali akan berdampak pada lingkungan, bencana alam terutama banjir, faktor utamanya adalah berkurangnya jumlah pohon. Bambu, dari segi sifat fisik dan mekanik merupakan material yang memiliki kemiripan dengan kayu, namun untuk mengoptimalkan penggunaannya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah lapisan terhadap kekuatan dan kekakuan lentur balok laminasi bambu petung. Pembuatan benda uji dengan menggunakan perekat jenis urea formaldehyde dengan perekatan terlabur 50/MDGL dengan tekanan pengempaan 2MPa, untuk ukuran benda uji mengacu pada standart ASTM 2003. Benda uji terdiri dari tiga variasi yaitu dua lapis, empat lapis dan enam lapis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata MOR, MOE, dan Tegangan pada batas proporsional balok laminasi bambu petung berturut-turut untuk balok laminasi dua lapis adalah 292,82 N/mm2, 77748,18 N/mm2, 212,50 N/mm2 , empat lapis 191,77 N/mm2, 64398,77 N/mm2, 140,28 N/mm2, dan enam lapis 146,74 N/mm2, 34569,60 N/mm2, 119,26 N/mm2. Tegangan pada batas proporsional untuk balok laminasi dua lapis yaitu sebesar 72,57% dari nilai MOR balok laminasi dua lapis, pada balok laminasi empat lapis sebesar 73,15% dari nilai MOR balok laminasi empat lapis dan pada balok laminasi enam lapis sebesar 81,27% dari nilai MOR balok laminasi enam lapis. Menurut PKKI-1961 kekuatan dan kekakuan balok laminasi bambu petung diklasifikasikan kedalam kelas kuat I.