1.
2.
3.
LANDASAN
KESEHATAN
HUKUM
KESEHATAN
UNTUK
PROFESI
pelayaanan
kesehatan
mempunyai
kekuatan hukum
Tugas
professi
medis
mendapat
perlindungan hukum kesehatan di tingkat
internasional/nasional
Taat kepada norma wajib hukum profesi
medis dan memahami medical resiko,
medical liability serta management error
PENGERTIAN
MENURUT UU NO. 36 TH 2009
TENAGA KESEHATAN ADALAH SETIAP
ORANG YANG MENGABDIKAN DIRI DALAM
BIDANG KESEHATAN SERTA MEMILIKI
PENGETAHUAN
DAN / ATAU
KETERAMPILAN MELALUI PENDIDIKAN DI
BIDANG KESEHATAN
YANG
UNTUK
JENIS
TERTENTU
MEMERLUKAN
KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA
KESEHATAN.
PP NO. 32 TH 1996
MEDIS
KEPERAWATAN/KEBIDANAN
KEFARMASIAN
KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI
KETERAPIAN FISIK
KETEKNISAN MEDIS
Sistem
rujukan
merupakan
penyelenggaraan
kesehatan
yang
mengatur
pelimpahan
tugas
dan
tanggung jawab secara timbal balik
baik vertical maupun orizontal, maupun
structural dan fungsional terhadap
kasus penyakit atau masalah penyakit
atau permasalah kesehatan
Pasal 42
Sistem rujukan merupakan
penyelenggaran
kesehatan
yang
mengatur
pelimpahan
tugas
dan
tanggung jawab secara timbal balik
baik
vertical
maupun
horizontal,
maupun struktural dan fungsional
terhadap kasus penyakit atau masalah
penyakit
atau
permasalahan
kesehatan
Pasal 23 :
(1)
(2)
(3)
(4)
BAB IV Pasal 24
(1)
Tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 23 harus
memenuhi kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar
pelayanan,
dan
standar
prosedur operasional
BAB IV Pasal 24
Ketentuan mengenai kode etik dan
standar
profesi
sebagaimana
dimaksud
ayat
(1)
diatur
oleh
organisasi profesi.
BAB IV Pasal 27
(1)Tenaga kesehatan berhak mendapatkan
imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan
tugas
sesuai
dengan
profesinnya
(2)Tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya berkewajiban mengembangkan
dan
meningkatkan
pengetahuan
yang
dimiliki
BAB V Pasal 29 :
Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan
kelalaian dalam
menjalankan
profesinya,
kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih
dahulu melalui mediasi
(2)
BAB VI Pasal 57 :
(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan
(2)
pribadi yang
telah dikemukakan kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan.
Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak
berlaku dalam hal :
a. Perintah undang-undang;
b. Perintah pengadilan;
c. Izin yang bersangkutan;
d. Kepentingan masyarakat; atau
e. Kepentingan orang tersebut.
Pasal 75
(1)
(2)
BAB VI Pasal 83 :
(1) Setiap
orang yang memberi pelayanan
kesehatan pada bencana harus ditujukan
untuk penyelamatan nyawa, pencegahan
kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan
terbaik bagi pasien.
(2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum
bagi setiap orang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
Pasal 58
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggaraan
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan
seseorang dalam keadaan darurat.
(3) Ketentuan
mengenai tata cara pengajuan tuntutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
(1)
Pasal 102.
(1). Penggunaan sediaan farmasi yang
berupa narkotika dan psikotropika
hanya dapat dilakukan berdasarkan
resep dokter atau dokter gigi dan
dilarang untuk disalahgunakan.
Pasal 128
Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu
eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
kecuali atas indikasi medis
(2) Selama pembrian air susu ibu, pihak keluarga,
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diadakan ditempat kerja dan tempat
sarana umum.
(1)
Pasal 194
Setiap orang dengan sengaja melakukan aborsi
tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)
Pasal 200.
Setiap orang yang dengan sengaja
menghalangi program pemberian air
susu
ibu
eksklusif
sebagaimana
dimaksud dalam pasal 128 ayat (2)
dipidana penjara paling lama 1 (satu )
tahun dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah )
Alokasi Sumber.
Menganalisis kecendrungan dan
pengembangan ramalan
Menilai beban kerja
Mengkomunikasikan informassi unit kerja.
Kegunaan rekam medis diperuntukan bagi
sumber organisasi pelayaan kesehatan
analisis dan komunikasi.
Edukasi
- Mendokumentasikan pengalaman profesional dibidang kesehatan.
- Menyipkan sesi pertemuan dan presentase
- Bahan pengajaran siswa/mahasiswa.
2. Peraturan (regulasi).
- Sebagai bukti pengajuan perkara ke pengadilan(litigasi)
- Membantu pasca pemasaran Surveilance
- Akreditasi profesional dan rumah sakit
- Membandingkan organisasi pelayanan kesehatan.
3. Riset
- Mengembangkan produk baru.
- Melaksanakan riset klinis
- Menilai teknologi
- Studi keluaran pasien
- Studi efektifitas dan efektifitasnya penggunaan biaya pelayanan pasien.
- Mengidentifikasi populasi yang beresiko
- Mengembangkan registrasi dan data-base.
- Menilai efektipitas penggunaan biaya sistem rekaman.
4. Pengambilan kebijakan
- Mengalokasi sumber
- Melaksanakan rencana strategis
- Memonitor kesehatan masyarakat,
5. Industri
- Menjalankan riset dan pengembangan
- Merencanakan strategi pemasaran
Asasi Manusia
Undang undang RI Nomor 29 Tahun 2004
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009
Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014
Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014
Peraturan Pemeritah RI Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan Tenaga keterapian fisik meliputi
radiographer, radioterapis, teknis gizi,teknis elektromedis,
analisis kesehatan, refraksionis, teknis tranfusi dan
perekam medis.
Peraturan Pemerintahan no 10 tahun 1996 tentang Wajib
Simpan Rahasia Kedokteran
Permenkes No 269 tahun 2008 tentang rekam medis
Permenkes No 290 tahun 2008 tentang tindakan medis
Terima kasih