Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
371oC yaitu pada temperatur 400oC akan terbentuk karbamat karena ada kandungan NH3 dalam
gas H2 recycle dan CO2 dalam gas umpan. Kandungan H2S didalam gas outlet Final
Desulfurizer diharapkan lebih kecil dari 0,1 ppm.
Gas proses yang keluar dari High Temperature Shift Converter (HTS) (61- 104-D1), sebelum
masuk ke LTS (61-104-D2) yang berisi katalis Cu diturunkan temperaturnya di dalam alat
penukar panas. Proses yang terjadi pada LTS (61-104- D2) sama dengan proses yang ada di High
Temperature Shift Converter (HTS)Kondisi operasi pada LTS yaitu pada tekanan 39 kg/cm2G
dan temperatur 246oC dengan kecepatan reaksi berjalan lambat sedangkan laju perubahannya
tinggi.
c. Unit Pemurnian Gas Sintesa ( Synthesa Gas purification )
Pada unit ini CO dan CO2 dipisahkan dari gas sintesa, karena CO dan CO2 dapat meracuni
katalis ammonia konverter (105-D). Proses pemurnian gas sintesa ini terdiri dari dua tahap
proses, yaitu :
Main CO2 Removal :
Tujuan dari CO2 removal adalah untuk menyerap CO2 yang terdapat dalam gas sintesa. CO2
merupakan produk samping (side product) dari pabrik ammonia dan digunakan sebagai bahan
baku pabrik urea. Kemurnian produk CO2 pada seksi ini adalah 99,9% vol. Unit ini merupakan
unit penyerapan CO2 kedua setelah proses aMDEA. Peralatan utama main CO2 Removal terdiri
dari :
Gas umpan dialirkan ke absorber dan dikontakkan langsung dengan larutan activated
MDEA(Methyl Diethanol Amine) dengan konsentrasi 40% wt. CO2 dalam gas stream di serap
secara proses fisis dan kimia. Kemudian larutan aMDEA diregenerasi pada tekanan rendah dan
temperatur tinggi di stripper.
Gas dengan temperatur 70oC masuk keabsorber melalui inlet sparger dan mengalir ke atas
melalui packed bed. Larutanlean dari atas tower mengalir ke bawah melalui packed bed sehingga
terjadi kontak langsung antara gas sintesa dengan lean solution, sehingga CO2 dapat terserap ke
larutan. Gas sintesa yang telah bebas dari CO2 keluar dari top tower menuju ke unit Synthesa
Loop dengan temperatur 48oC dengan komposisi CO2 leak 0,1% vol. CO2 yang telah terlucuti
mengalir ke atas melalui bagian direct contact cooler yang dilengkapi tray untuk didinginkan
menggunakan air yang disirkulasikan dengan pompa, sehingga temperatur CO2 di top stripper
menjadi 40oC. Fungsitr ay di direct contact cooler adalah untuk memperluas area kontak antara
dua fluida sehingga didapatkan hasil yang optimum. Selanjutnya CO2 tersebut dialirkan ke unit
Urea untuk diproses lebih lanjut.
Proses penyerapan CO2 di Main CO2 Removal juga dilakukan pada tekanan tinggi dan
temperatur rendah sedangkan pelepasan dilakukan pada tekanan rendah dan temperatur tinngi.
Methanator :
Fungsi dariMethanator (61-106-D) adalah untuk merubah gas CO dan CO2 yang masih lolos dari
Main CO2 Removal menjadi CH4.Methanator merupakan suatu bejana yang diisi dengan katalis
nikel terkalsinasi (penukaran logam kepada oksidanya dengan cara pembakaran). Reaksi yang
terjadi adalah :
CO + 3H2 -----> CH4 + H2O
CO2 + 4H2 -----> CH4 + 2H2O
Methanator beroperasi pada tekanan 26,7 kg/cm2G dan temperatur 330oC. Karena panas yang
dihasilkan dari reaksi ini, maka temperatur gas sintesa naik menjadi 366oC. Oleh karena itu,
kandungan CO dan CO2 dalam gas yang keluar dari CO2
Absorber dibatasi maksimal 0,1% vol agar tidak terjadioverheating. Gas sintesa
keluaranMethanator mempunyai batasan kandungan CO dan CO2 maksimum 10 ppm.
d. Unit Sintesa Ammonia ( Ammonia Synthesa unit )
Gas sintesa murni dengan perbandingan volume H2 dan N2 sebesar 3 : 1, sebelum dialirkan ke
ammonia konverter (105-D) terlebih dahulu tekanannya dinaikkan dengan Syn Gas Compressor
(103-J) sampai tekanan 150 kg/cm2G. Kompressor ini bekerja dengan dua tingkatan kompresi
dengan penggerak turbin uap (steam turbine). Tingkatan pertama disebut Low Pressure Case
(LPC) dan tingkatan kedua disebut High Pressure Case (HPC).
Gas sintesa masuk ke LPC dengan temperatur 38oC dan tekanan 24,1 kg/cm2G, kemudian
dikompresikan menjadi 63,4 kg/cm2G dan temperatur 67,4oC. Sedangkan pada bagian HPC, gas
sintesa bercampur dengan gasrecycle dari ammonia konverter. Gas sintesa umpan memasuki
ammonia konverter dengan temperatur 141oC dan tekanan 147 kg/cm2G melalui bagian
samping reaktor.
Reaktor ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsinya, yaitu ruang katalis atau ruang
konversi dan ruang penukar panas (heat exchanger). Reaksi yang terjadi pada ammonia
konverter adalah sebagai berikut :
N2 + 3H2 -----> 2NH3
Ammonia konverter menggunakan katalis Fe (Promoted Iron) dan dioperasikan pada temperatur
480oC dan tekanan 150 kg/cm2G.
e. Unit Pendinginan Ammonia ( Ammonia Referigration Unit )
Untuk memberikan pendinginan pada ammonia diperlukan suatu system pendinginan untuk
mengkondensasikan ammonia yang ada dalam gas sintesa, gas buang, serta gas padainterstage
kompressor gas sintesa. Sistem pendinginan dilakukan dalam tiga tahap yaitu :
1. Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam sintesa loop.
2. Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam gas buang.
3. Mendinginkan gas padainter s tage compressor gas sintesa.
Uap ammonia didinginkan dan dikondensasikan terlebih dahulu pada ammonia unitized chiller
(120-C ). sebelum masuk ke refrigerant reservoir(109-F). Uap yang tidak terkondensasi
dikembalikan ke sistem dan zat yang tidak bereaksi darichiller dikirim ke unit daur ulang
ammonia. Uap ammonia yang terbentuk pada berbagai chiller, flush drum, dan storage tank
dimasukkan dalam Centrifugal Refrigerant Compressor (105-J). Kompressor ini bekerja
berdasarkan sistem pemampatan bertingkat untuk memanfaatkan ammonia sebagai media
pendingin. Kompressor ini dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan tekanan pada Stage Flush
Drum (120-CF). Disamping itu juga dapat menaikkan tekanan dari aliran ammonia yang
mengalami flushing, sehingga memungkinkan ammonia terkondensasi setelah terlebih dahulu
didinginkan dalam Refrigerant Condenser (127-C). Produk ammonia yang dihasilkan terdiri dari
dua jenis yaitu produk dingin dan produk panas. Produk dingin yang mempunyai temperatur
-33oC dikirim ke tangki penyimpanan ammonia. Sedangkan produk panas dengan temperatur
30oC dikirim ke pabrik urea.
f. Unit Daur Ulang Ammonia ( Ammonia Recycle Unit )
Unit ini berfungsi untuk menyerap NH3 yang terkandung didalam gas buang sehingga diperoleh
effisiensi produk ammonia yang lebih tinggi. Penyerapan kandungan ammonia yang ada dalam
campuran gas buang dilakukan dalam dua packed absorber dengan sirkulasi yang berlawanan
arah antara gas-gas dengan air. HP Ammonia Scrubber (104-E) menyerap ammonia yang terikut
dalam purge gas tekanan tinggi dari sintesa loop dengan temperatur 28,8oC. Gas-gas yang keluar
dari menara absorber dikirim ke unit daur ulang hidrogen (HRU). LP Ammonia Scrubber (103E) menyerap ammonia yang terikut di dalam purge gasdari Ammonia Letdown Drum (107-F)
dan Refrigerant Receiver(109-F) yang bertemperatur -17oC. Gas-gas yang keluar dari menara
absorber dikirim ke primary reformer sebagai bahan bakar. Larutan aqua ammonia dari HP
ammonia scrubber dan LP ammonia srubber serta kondensat dari HRU dipanaskan sampai
165oC di Ammonia Stripper Feed/Effluent Exchanger (61-141-C) lalu dialirkan ke Ammonia
Stripper (105-E). Padacolum n ini terjadi pelepasan ammonia dari aquas ammonia, ammonia
yang telah dipisahkan dikirim kembali ke refrigerant system. Untuk menjaga temperatur
ammonia keluar dari top column dispray ammonia cair dari produk panas melalui inlet spargerdi
top column. Untuk memberi panas ke column digunakan Ammonia Stripper Reboiler (140-C)
dengan menggunakan steam.
g. Unit Daur Ulang Hidrogen ( Hydrogen Recycle Unit )
Unit daur ulang hidrogen (Hydrogen Recovery Unit) ini menggunakan teknologi membran
separation yang diproduksi oleh Air Product USA. Tujuan daur ulang hidrogen adalah untuk
memisahkan gas hidrogen yang terdapat dalam purge gasdari HP Ammonia Scrubber (61-104-E)
sebelum dikirim ke fuel sistem.
Sedangkan hidrogen yang diperoleh dikembalikan ke sintesa loop untuk diproses kembali
menjadi ammonia. Prism separator merupakan inti dari peralatan pada HRU. Prism separator
menggunakan prinsip pemilihanpermeation (perembesan) gas melalui membran semi permeabel.
Molekul gas akan berpindah melalui batas membrane jika tekanan parsial dari gas lebih rendah
dari tekanan di sebelahnya. Membran ini tediri dari hollow fiber yang terdiri dari sebuah bundle
hollow fiber yang mempunyai seal pada setiap ujungnya dan melalui tube sheet.Bundle ini
dipasang dalam bentuk pressure vessel. Setiap separator mempunyai 3 buah nozzles, satu di inlet
dan dua buah di outlet.
Dalam operasi gas memasuki inlet nozzle dan melewati bagian luar hollow fiber. Hidrogen
permeate melalui membran lebih cepat dari pada gas lain. Gas yang akan di daur ulang
memasuki HP prism separator 103-LL1A dan 103-LL1B secara paralel melalui bottom nozzle
dan didistribusikan ke bundle hollow fiber dishell sidenya. Gas kaya hidrogen permeate lewat
melalui pori hollow fiber, melewati internal tube sheet, dan keluar melalui nozzle outlet.
Hidrogen yang keluar dari kedua prism tersebut merupakan produk high pressure permeate dan
dialirkan ke Syn Gas Compressor 1st Stage Cooler(61-130-C) dengan tekanan 57 kg/cm2g.
Aliran tail gas yang meninggalkan shell side dari HP prism separator di letdown, kemudian
mengalir ke LP prism separator (61-103-LL2A, 2B, 2D, 2E, 2F) untuk proses pemisahan
selanjutnya.Permeate dari LP prism seperator ini merupakan produklow pressure permeate dan
dikirim ke up stream methanator Effluent Cooler (61-115-C) dengan tekanan 31 kg/cm2g. Tail
gas kemudian meninggalkan shell side LP prism separator dengan kondisi minim hidrogen dan
gas non-permeate. Gas non-permeate terdiri dari inert gas methan dan argon yang di buang dari
ammonia synthesis loop, dan digunakan sebagai bahan bakar diprimary
reformer
h. Unit Pembangkit Steam ( Steam System Unit )
Energi panas yang dihasilkan oleh panas reaksi proses, dimamfaatkan pada beberapa penukar
panas untuk memanaskan air umpanboiler yang akan dijadikan steam. Penukar panas yang
dilalui air umpan boiler adalah :
1. Reformer Waste Heat Boiler (101-C).
2. High Pressure Steam Superheater (102-C).
3. HTS Effluent Steam Generator (103-C1/C2).
4. Ammonia Converter Steam Generator (123-C1/C2).