Anda di halaman 1dari 62

LARUTAN

Gambar 1. Skematik kulit-kulit atom

Yang paling berperan dalam


menentukan sifat fisik/ kimia suatu
atom adalah elektron di lapisan kulit
terluar.
Setiap atom selalu berusaha membuat
susunan elektron di kulit terluarnya
seperti gas mulia, yaitu jumlahnya 2
(seperti He) atau 8 (Ne).
Untuk memenuhi hal itu, atom akan
melepas atau menerima elektron
(ikatan ionik), ataupun bekerjasama
dengan atom lain (ikatan kovalen).
Dalam satu senyawa kovalen, sering

Ketidakseimbangan densitas

H
elektron di kulit terluar akan
O
menyebabkan keH
tidakseimbangan magnetik

sesaat yang selanjutnya


akan menyebabkan molekul
Penyimpangan densitas elektron ini
menjadi magnet kecil /
tergantung pada susunan elektron di kulit
dipole.
terluar molekul: ada molekul yang sangat
polar dan ada yang tidak polar.

Perbedaan tingkat kepolaran ini akan


menyebabkan perbedaan gaya tarik
antara satu molekul dengan molekul
lainnya.
Gaya antar molekul (Intermolecular
Forces) adalah gaya tarik elektrostatik

Gambar 2. Gaya antar molekul

Gaya ini bekerja di antara molekul molekul stabil atau antar gugus-gugus
fungsional dari makromolekul.
Gaya antar molekul ini menyebabkan
molekul-molekul berkumpul.
Energi yang diperlukan untuk
memisahkan masing-masing molekul
jauh lebih kecil daripada energi ikatan.
Gaya antar molekul berperan penting
pada sifat-sifat senyawa.

Tipe gaya antar molekul:

1. Antar molekul non-polar:

a. Gaya dispersi London/gaya van der Waals

Antar molekul non polar dan molekul polar:


b. Interaksi dipole induced dipole
c. Interaksi ion induced dipole
3. Antar molekul polar:
d. Interaksi dipole dipole
e. Ikatan hidrogen
f. Interaksi ion dipole

NGARUH DIPOLE MOMENT TERHADAP TITIK DID

Substance
Propane
Dimethyl
ether
Chloromethan
e
Acetaldehyde
Acetonitrile

Molecula
r Mass
[g/mol]

Dipole
moment
[Debye]

44

0.1

Normal
Boiling
Point
[K]
231

46

1.3

248

50

2.0

249

44
41

2.7
3.9

294
355

Molekul zat padat

Molekul zat cair

Molekul zat gas

KONSEP DASAR PELARUTAN

Gambar 3. Mekanisme pelarutan

PEMBENTUKAN LARUTAN
For a solution to occur,
the solvent molecules
must overcome this
intermolecular
stickiness in the solute

The solvent
molecules must
find their way
between and
around the

At the same time, the


solvent molecules must
be separated from each
other by the molecules
of the solute.

This is accomplished best when the attractions


between the molecules of both components
are similar.
If the attractions are sufficiently different, the
strongly attracted molecules will cling
together, excluding the weakly attracted
molecules, and immiscibility (not able to be
mixed) will result .
Oil and water do not mix because the water
molecules, strongly attracted to each other,
will not allow the weakly, attracted oil
molecules between them.
oil
water

The type of forces between solute-solute


molecules and solvent-solvent molecules
must be considered.
These intermolecular attractions must be
broken before new solute-solvent attractive
forces can become effective. Perhaps the
bond breaking and bond forming processes
take place simultaneously.
A solute will dissolve in a solvent if the
solute-solvent forces of attraction are great
enough to overcome the solute-solute and
solvent-solvent forces of attraction.
A solute will not dissolve if the solutesolvent forces of attraction are weaker than
individual solute and solvent intermolecular
attractions.

Mengapa ada solut (padat maupun cair) yang


dapat larut dalam suatu solven, dan ada yang
tak dapat larut?
Suatu senuawa akan melarutlan senyawa lain
jika gaya antar molekul keduanya sejenis.

LIKES DISSOLVES LIKE

Solubility Rule: LIKES DISSOLVE LIKES


This means that
ionic or polar
solutes dissolve in
polar solvents.
Non-polar
solutes
dissolve in
non-polar
solvents.

NaCl dissolves in water


Sugar dissolves in water
Alcohol dissolves in water

Vegetable oil dissolves in


hexane
Lubricating oil dissolves in
kerosene
Jack fruit gum dissolves in
kerosene
Polar and ionic solutes
DO NOT dissolve in nonpolar solvents and vice versa.

LARUTAN

SOLVE
N

SOLUT

Cair
Padat/Cair/gas
Tunggal/majemuk
Tunggal/majemuk
Jumlahnya lebih banyak Jumlahnya lebih sedikit

Ada beberapa cara untuk menyatakan komposisi


larutan:

ELARUTAN SENYAWA ANORGANI


Pada temperatur tertentu, jumlah maksimum
solut yang dapat terlarut disebut
KELARUTAN.
Jika jumlah solut yang terlarut telah
mencapai harga kelarutannya, larutan
tersebut disebut larutan jenuh.
Kelarutan merupakan fungsi temperatur.
Pada umumnya kelarutan bertambah dengan
naiknya temperatur.

Kelarutan berbagai senyawa anorganik pada 20C

Gambar 4. Kelarutan KNO3, CUSO4, dan NaCl dalam air

Gambar 5. Kelarutan Ca(OH)2 in aqueous solution

Kelarutan suatu senyawa dalam suatu solven


merupakan bagian dari perilaku fasa dan
dapat digambarkan dalam diagram fasa.
Dalam diagram fasa, fraksi massa solut
diplotkan versus temperatur.
Sebagai contoh adalah diagram fasa untuk
sistem air-magnesium sulfat.
Sistem ini menunjukkan adanya perilaku
umum dari padatan anorganik, yaitu
pembentukan hidrat.
Hidrat adalah padatan yang terbentuk melalui
kristalisasi dari larutan dalam air, dimana
padatan kristal mengandung molekul air yang
menjadi bagian dari struktur kristal.

Gambar 6.
Diagram fasa
MgSO4 H2O

Gambar 7. Molekul MgSO4.7H2O

SENYAWA DENGAN KELARUTAN SANGAT


KECIL
LARUTAN ENCER
Contoh: AgCl, yang mengalami disosiasi:
AgCl(s) Ag++ ClKonstanta keseimbangan reaksi:
aAg aCl
K
(1)
aAgCl
Jika padatan AgCl berada dalam bentuk kristal
yang stabil dan berada pada tekanan
atmosferis, maka kondisi tersebut merupakan
kondisi standar dan aktifitasnya = 1.

Pers. (1) menjadi:


Ksp aAg aCl

Ag

m
Ag

Cl

mCl

(2)

dengan : koefisien aktivitas


m : konsentrasi ions dalam larutan
(molal)
Untuk solut dengan kelartutan sangat kecil
seperti AgCl, 1, sehingga pers. (2) menjadi

Ksp mAg mCl

(3)

Untuk elektrolit yang terdiri atas ion univalen


dan bivalen, seperti Ag2SO4, yang terdisosiasi
menjadi 2 mol Ag+ dan 1 mol SO42-, hasil kali
kelarutannya 2adalah:
Ksp mAg mSO2
(4)
4

Gambar 8. Kelarutan AgCl dalam larutan CaS04 pada 25 C

Gambar 9. Kelarutan AgCl dalam larutan NaNO3 pada 30 C

Prinsip hasil kali kelarutan dapat digunakan


untuk menghitung pengaruh suatu spesies
terhadap kelarutan solut tertentu dan
menentukan spesies yang akan mengendap
dalam suatu larutan elektrolit.
Salah satu contoh adalah EFEK ION SEJENIS,
yang disebabkan oleh penambahan satu jenis
spesies ionik yang memiliki ion sejenis
dengan senyawa yang kita tinjau.
Karena kelarutan suatu spesies merupakan
hasil kali antara konsentrasi ion-ionnya,
apabila konsentrasi salah satu ion
bertambah, maka konsentrasi ion lainnya
akan menurun.

CONTOH
Hitung jumlah maksimum AgCl yang dapat
larut dalam larutan yang mengandung 1 10-5
molal NaCl
PENYELESAIAN
Konsentrasi ion Cl- in dalam larutan mulamula:
1 10-5 molal NaCl
Misal jumlah AgCl yang terlarut adalah x
molal, maka hasil kali kelarutan AgCl adalah:
Ksp x x 1 105 1,56 1010
x 0,725 105 molal

Gambar 10. Kelarutan AgCl dalam larutan CaCl 2

Gambar 11. Kelarutan NaCl dalam larutan NaOH

KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

Gambar 12. Kelarutan asam adipat dalam berbagai sol

mbar 13. Kelarutan hexamethylenetetramine dalam berbagai so

Kelarutan solut organik dalam larutan ideal


solution dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sbb.:
Hm 1 1

x2 exp

R Tm T
dengan x2 : fraksi mol solut dalam larutan
Hm

: enthalpy pelelehan

R
: konstanta gas universal
Tm : titik leleh solut
T

: temperatur larutan

(5)

Temperatur leleh, Enthalpy pelelehan,


dankelarutan ideal Solut Organic pada 25C

UPERSATURASI DAN METASTABILITAS


600
500
g KCl/1000
g H2O
400
300
200

20

40

60

80

100

Temperatur (C)

Gambar 12. Kelarutan KCl dalam air

120

Kelarutan merupakan konsentrasi dari solut


dalam larutan pada saat solut padatan berada
dalam keseimbangan dengan larutan cair.
Konsep kelarutan dapat digunakan untuk
menghitung hasil produk kristal maksimum
yang diperoleh pada proses kristalisasi.
Sebagai contoh, pada berikut, kita
mempunyai larutan jenuh pada 100C dengan
konsentrasi 563 g KCl/kg H2O. Larutan
tersebut didinginkan sampai 10C, dimana
konsentrasi keseimbangan/kelarutannya
adalah 312 KCl/kg H2O. Kristal KCl yang dapat
diperoleh adalah:
= 563 312 = 251 kg KCl/kg H2O

600
563

500
g KCl/kg
H2O
400
312

300
200

20

40

60

80

Temperatur (C)

100

120

Perhitungan pada contoh di atas hanya


berdasarkan neraca massa.
Neraca massa tidak memberikan informasi
sedikitpun mengenai laju kristalisasi dan
waktu yang diperlukan untuk memperoleh
sejumlah tertentu kristal.
Hal ini karena termodinamika hanya
memberikan informasi mengenai
keseimbangan, bukan laju.
Kristalisasi adalah suatu rate process, yang
berarti bahwa waktu yang diperlukan untuk
kristalisasi tergantung pada berbagai
driving force.
Pada kristalisasi, driving force-nya adalah

600

supersaturated

500
g KCl/kg
H2O

saturated
A

400

300
200

20

40

60

80

Temperatur (C)

100

120

Larutan lewat jenuh = dalam keadaan metastabil

Gambar 13. Keadaan metastabil

ersaturasi dapat dinyatakan sebagai beda konsentra


c c c*

ngan

(6)

c : konsentrasi pada keadaan supersaturasi

c* : konsentrasi pada keadaan saturated

u dapat juga dinyatakan sebagai rasio:


c
S *
c

(7)

METASTABILITAS DAN LIMIT METASTABIL

Mengapa larutan lewat jenuh itu metastabil?


NUKLEISASI
Jika kelarutan suatu larutan sudah terlewati,
maka molekul-molekul akan mulai saling
bergabung dan membentuk agregat/klaster.
Jika
dianggap
bahwa
agregat
tersebut
berbentuk bola maka perubahan energi bebas
Gibbs yang diperlukan untuk membentuk satu
klaster dengan ukuran tertentu adalah:
4r 3
RT ln 1 S
G 4r
3Vm
2

(8)

Dengan r : jari-jari klaster


: tegangan antar muka padat-cair
Vm : volume spesifik dari solut padat

Suku pertama adalah perubahan energi bebas


Gibbs untuk pembentukan permukaan.
Suku kedua adalah perubahan energi bebas
Gibbs untuk pembentukan volume.
Untuk jumlah molekul yang sedikit, G total
bernilai positif.
Hal ini berarti bahwa klaster-klaster tersebut
tidak stabil dan akan larut kembali.

Gambar di atas menunjukkan bahwa jika


ukuran klaster semakin besar maka akan
tercapai suatu titik dimana perubahan energi
bebas Gibbs bernilai negatif dan klaster akan
tumbuh secara spontan.
Ketika hal ini terjadi, akan terjadi nukleisasi.
Alasan mengapa larutan lewat jenuh itu
metastabil adalah karena adanya syarat
ukuran klaster kritik yang dapat terbentuk.
Ukuran kritik tersebut dapat diturunkan
dengan
dG menurunkan persamaan (8):
0
dr
2Vm
rc
ln 1 S
RT

(9)

Persamaan (9) menunjukkan bahwa jika


supersaturasi meningkat, maka ukuran kritik
menurun.
Oleh karena itu larutan menjadi semakin tidak
stabil apabila supersaturasi naik.
Persamaan (9) tidak dapat digunakan dalam
praktek karena nilai tidak tersedia dan tidak
dapat diukur.
Setiap larutan memiliki tingkat supersaturasi
maksimum sebelum menjadi tak stabil.
Zona antara kurva saturasi dan batas tak
stabil ini disebut ZONA METASTABIL.
Pada zona inilah terjadinya operasi
kristalisasi.

Pengukuran lebar zona metastabil dapat


dilakukan dengan beberapa metoda:
Larutan didinginkan dengan cepat sampai
temperatur tertentu dan waktu yang
diperlukan untuk terjadinya kristalisasi
dicatat. Jika waktu yang diperlukan pendek
maka zona metastabil telah dicapai.
Mendinginkan larutan dengan kecepatan
pendinginan tertentu dan amati temperatur
dimana kristal pertama terbentuk.

Lebar zona metastabil

ODA UNTUK MENCIPTAKAN SUPERSATU

Ada 4 metoda untuk menciptakan supersaturasi:


1.
2.
3.
4.

Perubahan temperatur
Penguapan solven
Reaksi kimia
Mengubah komposisi solven

SIFAT-SIFAT LARUTAN
DENSITY
VISKOSITAS
DIFUSIFITAS

1 wkristal wsolven

lar kristal solven

Viskositas larutan KCl pada 25C

Viskositas larutan glycine pada 25C

Difusivitas larutan KCl pada 25C

Difusivitas larutan glycine pada berbagai temperatu

SIFAT TERMAL LARUTAN

Beberapa sifat termal yang diperlukan:


Kapasitas panas
Panas laten
Panas pencampuran, pelarutan, dan kristalisasi

Anda mungkin juga menyukai