Pengenalan Alat dan Penggunaanya serta Sterilisasi Alat, Bahan dan Media
Disusun oleh:
Kelompok C-1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Leriana Allyu
Arini Marga Mustinkaweni
I Kadek Arya Pradnyana
Nazilatul Maghfiroh
Chandranadia Rakhmadewi Eda
Tsabit Barki
122210101080
122210101082
122210101090
122210101100
122210101110
122210101118
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis peralatan dan prinsip kerja serta fungsi dari peralatan yang
rutin digunakan untuk penelitian mikrobiologi dan bioteknologi
2. Mengetahui dan dapat membuat media yang diperlukan untuk praktikum
bioteknologi (LB cair dan LB padat)
3. Dapat menyiapkan dan melakukan sterilisasi alat, bahan dan media
- Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua
lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga
memungkinkan terjadi koagulasi.
- Bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap adalah :
a. Waktu
Apabila mikroorganisme dalam jumlah besar dipaparkan terhadap uap
jenuh pada suhu yang konstan, maka semua mikroorganisme tidak akan
terbunuh pada saat bersamaan.
b. Suhu
Peningkatan suhu akan menurunkan waktu proses sterilisasi secara
dramatis.
c. Kelembapan
Efek penambahan daya bunuh pada sterilisasi uap disebabkan
kelembapan akan menurunkan suhu yang diperlukan agar terjadi
denaturasi dan koagulasi pritein.
2. Sterilisasi Panas Kering (Oven)
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanis konduksi panas. Panas
akan diansorpasi oleh permukaan luat alat yang di sterilkan, lalu merambat kebagian
dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisai tercapai.
3. Sterilisasi Gas atau Etilen Oksida
Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alat yang
sensitif terhadap panas.
4. Sterilisasi Radiasi
a. Ultraviolet
b. Ion
c. Gamma
5. Sterilisasi Plasma
Plasma terdiri dari elektron, ion, maupun partikel netral. Plasma buatan dapat
terjadi pada suhu tinggi maupun rendah. Plasma berasal dari beberapa gas seperti
logam, nitrogen, dan oksigen yang menunjukan aktivitas sporisidal.
6. Sterilisasi Filtrasi
Medium di saring dengan saringan porseli atau dengan tanah diatom. Dengan jalan
ini, maka zat-zat anorganik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya
sayang, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan, medium masih perlu dipanasi
dalam autoclave, meskipun tidak selama 15 menit dengan temperatur 121C.
Penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan yang dibuat dari abes
(Hadiotomoto, 1993).
Menyaring mikroba atau filtrasi melalui prinsip :
. Filter
).
- Filter adsorpsi, dalam hal ini filternya terbuat dari selulosa, cisbes, gelas sinter,
keramik dan kieselguhr serta karbon aktif.
Ukuran pori penyaring bakteri memang paling penting dalam menghilangkan
mikroba dari cairan. Namun ada faktor lain seperti muatan listrik penyaringan
(Dwidjoseputro, 2005).
Cara lain dalam sterilisasi adalah dengan filtarsi. Menyaring mikroba atau
filtrasi melalui prinsip :
Filter ayakan, didasari perbedaan ukurannya dengan pori ukuran porinya
seragam sebesar 0,22m. Filter ayakan tidak dapat membebaskan pirogen dan
virus
Filter adsorpasi, dalam hal ini filternya terbuat dari selulosa, gelas sinter,
keramik dan kieselgurh serta karbon aktif (Dwidjoseputro.2005).
Sterilisasi dengan penyaringan tergantung pada penghilangan mikroba secara
2.
dibuat dari tanah infusoria yang dikempa (penyaring berkefeld dan mandler)
Lilin penyaring yang dibuat dari porselin yang tidak dilapisi (penyaring
Metode lain untuk sterilisasi yaitu dengan Tyndalisasi, yaitu mendidihkan medium
dengan uap untuk beberapa menit saja. Habis didiamkan satu hari selama itu sporaspora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif, maka medium tersebut didihkan lagi
selama beberapa menit akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut didihkan sekali lagi.
Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril, dan lagi pula, zat-zat organik
Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua lapisan
pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga memungkinkan
b.
terjadinya koagulasi.
Bersifat non toksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol (Lukas, 2006).
Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien dan
membutuhkan suhu tinggi serta waktu yang lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan
karena tanpa kelembapan tidak ada panas laten. Sebagai contoh, albumim telur dengan
kelembapan baru menggumpal pada 56C, sedangkan tanpa kelembapan baru
menggumpal pada suhu 160-175C. Karena bentuk kehidupan yang paling tahan panas
yaitu endospora bakteri, berprilaku seakanakan tidak memiliki kelembapan, maka
panas kering (oven) harus mencapai suhu 160-175C untuk dapat mematikannya.
Pemansan seperti ini menjamin bahwa suhu pada benda-benda yang dipanaskan dalam
oven akan mencapai 160 - 175C selamanya sekurang-kurangnya 10 menit
(Hadioetomo, 1993)
BAB 3. METODE
analitik)
Alat-alat sterilisasi (oven, autoklaf, inkubator)
Alat pemanas (hot plate, lampu spiritus, waterbath, microwave)
Alat sentrifus (sentrifus klinik dan mikro berpendingin)
Alat ukur keasaman (pH meter, indicator universal, kertas lakmus)
Instrumen (mesin PCR, UV transiluminator, vortex, sentrifus, shaker
Setiap praktikan mencatat dan memperhatikan peralatan serta cara kerja dan
fungsinya masing-masing yang terdapat di laboratorium Bioteknologi
Ditimbang trypton 0,2 g (1%); NaCl 0,2 g (1%); Ekstrak Yeast 0,1 g
(0,5%), Bacto Agar 0,3 (0,3%) dimasukkan dalam erlenmeyer dan
ditambahkan aquadest 20 mL dipanaskan ad larut dan ditutup dengan
sumbat kapas dan aluminium foil
Media disterilisasi dalam autoklaf suhu 121oC selama 15-20 menit
Media didiamkan hingga memadat, selanjutnya diinkubasi 37oC selama
18-24 jam untuk melihat ada tidaknya kontaminan (media menjadi keruh)
DNA,
elektroforesis
protein,
thermal
cycler,
sentrifuga,
UV
transiluminator, shaker incubator, dan alat-alat gelas, dan lain-lain. Masing-masing dari
alat tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Oven, autoklaf dan incubator digunakan
sebagai alat sterilisasi. Hot plate, lampu spiritus, waterbath, microwave digunakan
sebagai pemanas. Mesin PCR, UV transiluminator, vortex, sentrifuga, shaker incubator,
elektroforesis agarosa dan elektroforesis poliakrilinamid merupakan instrumentinstrumen yang digunakan dalam proses percobaan bioteknologi.
Alat-alat lainnya yang biasa digunakan antara lain Erlenmeyer, labu takar, cawan
petri, tabung reaksi, beaker glass, spreader, gelas ukur, pipet ukur, bulb filler, pinset,
jarum ose, mikropipet, pH meter dan timbangan analitik.
Fungsi dari masing-masing alat tersebut antara lain:
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA