Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan operasionalnya

mengolah bahan mentah melalui suatu tahapan proses yang sistematis menjadi
barang jadi yang siap dijual kepada konsumen dan masyarakat. Perusahaan
manufaktur berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan penghasil bahan
mentah dengan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki nilai tambah
lebih tinggi dari bahan mentah tersebut. Intinya, perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan produksi.
Perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor yang berperan
penting dalam pembangunan suatu negara. Industrialisasi dapat menjamin
kelangsungan

proses

pembangunan

meningkatkan

pendapatan

ekonomi

perkapita

di

suatu

jangka
negara

panjang

sehingga

setiap

tahunnya.

Perkembangan pesat pada perusahaan manufaktur sendiri juga memberikan


dampak berkembangnya sektor-sektor lain, seperti pertanian, pertambangan, jasa,
keuangan dan perdagangan. Selain itu, perusahaan manufaktur berpotensi dalam
melakukan inovasi-inovasi terhadap produknya dengan lebih cepat dan memiliki
pangsa pasar yang luas, serta memiliki prospek yang menguntungkan.
Sama halnya dengan perusahaan pada umumnya, tujuan jangka panjang
yang ingin dicapai perusahaan manufaktur adalah mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Tujuan lain yang ingin dicapai yaitu meningkatkan nilai perusahaan dan
memakmurkan pemilik perusahaan. Perusahaan manufaktur harus dapat bersaing
dalam menghadapi kompetisi di dunia bisnis yang begitu ketat agar dapat

mewujudkan tujuan-tujuan tersebut terutama di era globalisasi ini. Oleh karena


itu, penting bagi perusahaan manufaktur untuk lebih memperhatikan dan
meningkatkan kinerja keuangannya yang dapat dilihat melalui profitabilitas atau
disebut juga sebagai rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan
rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir, 2014:196).
Umumnya, masalah profitabilitas atau rentabilitas bagi perusahaan lebih
penting daripada masalah laba, karena laba yang besar belum tentu menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut berjalan dengan efisien. Efisiensi dapat diketahui
dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, efisiensi dapat
diketahui dengan menghitung profitabilitas.
Hal yang harus diperhatikan perusahaan bukan hanya usaha untuk
memperbesar laba, melainkan usaha untuk meningkatkan profitabilitasnya.
Sehubungan dengan itu, perusahaan lebih mengarahkan usahanya untuk
mendapatkan profitabilitas atau rentabilitas yang maksimal daripada mendapatkan
laba yang maksimal.
Return on assets (ROA) merupakan salah satu indikator untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan dan merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu. Return on assets berguna untuk mengetahui

seberapa efektif dan efisien perusahaan manufaktur dalam memanfaatkan total


asetnya yang besar untuk memperoleh laba. Perusahaan manufaktur memiliki total
aset yang besar karena untuk menjalankan kegiatan utamanya yaitu memproduksi
barang atau produk, perusahaan manufaktur memerlukan persediaan, peralatan,
dan mesin yang jumlahnya tak sedikit. Komponen-komponen inilah yang
menyebabkan besarnya investasi dalam aset pada perusahaan manufaktur.
Pihak

manajemen

perlu

mengidentifikasi

berbagai

faktor

yang

berpengaruh terhadap return on assets perusahaan agar mendapatkan return on


assets yang maksimal. Apabila pihak manajemen mengetahui pengaruh dari
masing-masing faktor, maka mereka dapat menentukan strategi untuk mengelola
faktor-faktor tersebut agar dapat secara maksimal meningkatkan return on assets
perusahaan.
Current ratio merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi return on
assets perusahaan. Current ratio atau rasio lancar adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aset lancarnya. Current ratio yang tinggi menunjukkan semakin
kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Hal ini dapat memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan
pinjaman selanjutnya. Dengan demikian, perusahaan mendapatkan kemudahan
untuk memperoleh dana melalui utang jangka pendek yang selanjutnya akan
digunakan untuk meningkatkan laba perusahaan. Di sisi lain, current ratio yang
tinggi menunjukkan bahwa terdapat investasi yang besar dalam aset lancarnya.
Hal ini membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba,

karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi yang menguntungkan


perusahaan, justru dicadangkan untuk memenuhi likuiditas.
Debt to equity ratio merupakan rasio perbandingan utang terhadap
ekuitas perusahaan atau kondisi yang menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kegiatan operasionalnya dengan menggunakan modal sendiri. Artinya,
semakin banyaknya modal yang digunakan untuk memenuhi kegiatan operasional
perusahaan akan memperkecil kemungkinan dilakukannya pinjaman, sehingga
dapat meminimalkan kewajiban dalam pembayaran beban bunga bagi perusahaan.
Apabila perusahaan banyak menggunakan utang untuk memenuhi kegiatan
operasionalnya, maka beban bunga yang semakin besar menyebabkan laba yang
diperoleh perusahaan semakin kecil sehingga return on assets juga menurun.
Inventory turnover merupakan rasio manajemen aset yang mengukur
seberapa sering persediaan yang dimiliki perusahaan mampu dikonversi menjadi
penjualan. Perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan operasinya seharihari selalu berkaitan dengan persediaan, dimana ada tiga jenis persediaan dalam
perusahaan manufaktur, yaitu persediaan bahan baku, persediaan dalam proses,
dan persediaan barang jadi. Jadi, perputaran persediaan perlu diperhatikan oleh
pihak manajemen untuk mengetahui seberapa cepat persediaan berputar untuk
menghasilkan pendapatan perusahaan.
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka semakin kecil risiko
kerugian yang disebabkan karena penurunan harga, keusangan dan kerusakan
persediaan. Selain itu, perusahaan dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk
penyimpanan dan pemeliharaan persediaan. Dengan demikian, perusahaan dapat

memperoleh keuntungan yang lebih besar atas penghematan biaya tersebut dan
return on assets juga akan meningkat.
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang diukur
dengan total aset. Rajan dan Zingales (2001) dalam Kusuma (2005) menyebutkan
bahwa menurut teori critical resources, semakin besar ukuran perusahaan maka
profitabilitas juga akan meningkat, tapi pada titik atau jumlah tertentu ukuran
perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan.
Pemilihan variabel current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover,
dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian-penelitian
terdahulu yang mengindikasikan adanya perbedaan hasil (research gap).
Rahmawati (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Current Ratio,
Inventory Turnover, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return On Assets (Studi
pada Perusahaan Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009). Hasilnya menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh terhadap
return on assets. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yanto (2013) yang
berjudul Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Return On Assets (ROA) pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20072012 menunjukkan hasil yang berbeda, dimana current ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap return on assets.
Penelitian Sari dan Budiasih (2014) yang berjudul Pengaruh Debt To
Equity Ratio, Firm Size, Inventory Turnover dan Assets Turnover Pada
Profitabilitas menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas (return on assets) pada perusahaan wholesale and retail

trade. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati (2010) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh
terhadap return on assets. Sedangkan hasil penelitian Yanto (2013) menunjukkan
bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2010) menunjukkan hasil
bahwa inventory turnover berpengaruh terhadap return on assets. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2014) yang menyatakan bahwa
inventory turnover tidak berpengaruh pada profitabilitas (return on assets).
Devi (2012) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas Pada Perusahaan Kimia & Farmasi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa firm size (ukuran
perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap return on assets. Berbeda dengan
hasil penelitian Sari dan Budiasih (2014) yang menyatakan sebaliknya bahwa firm
size tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (return on assets).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menguji kembali
pengaruh current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, dan ukuran
perusahaan terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia untuk periode pengamatan 2012-2014 dan melakukan
penelitian dengan judul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return On
Assets Perusahaan (Studi Empiris Pada Laporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:


1.
2.
3.
4.

Apakah current ratio berpengaruh terhadap return on assets?


Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap return on assets?
Apakah inventory turnover berpengaruh terhadap return on assets?
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return on assets?
1.3.

Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi return on

assets pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu
current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, dan ukuran perusahaan dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
1.4.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1
2
3
4

Untuk menguji pengaruh current ratio terhadap return on assets.


Untuk menguji pengaruh debt to equity ratio terhadap return on assets.
Untuk menguji pengaruh inventory turnover terhadap return on assets.
Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap return on assets.
1.5.

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Akademis
a. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan
wawasan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

manajemen

keuangan

khususnya

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi return on assets perusahaan.


b. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya dalam bidang yang sama mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi return on assets perusahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
untuk mengetahui sejauh mana current ratio, debt to equity ratio,
inventory turnover, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return
on assets dan kemudian menggunakannya sebagai acuan dalam
penetapan kebijakan untuk meningkatkan meningkatkan return on assets
perusahaan.
b. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, terutama yang
terlibat dalam pasar modal.

1.6.

Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini menjelaskan dan menguraikan tentang landasan teori yang


berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, model penelitian, dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai ruang lingkup penelitian yang terdiri dari
jenis dan objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,
serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai gambaran umum Bursa Efek Indonesia
dan perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian.
BAB V : HASIL DAN ANALISIS
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan dengan ujiuji perhitungan yang dijelaskan pada bab III beserta pembahasannya,
implikasi hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran
yang diajukan.

Anda mungkin juga menyukai