Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Visi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga adalah menjadikan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menjadi salah satu Fakultas
Kedokteran terkemuka di kawasan regional ASEAN, pemuka dalam bidang
pendidikan, pemuka dalam penelitian, dan pemuka dalam pengabdian kepada
masyarakat.
Untuk mencapai visi tersebut, misi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga yang sejalan dengan misi Universitas Airlangga tersebut adalah
sebagai berikut:
a
yang
inovatif
untuk
menunjang
pengembangan
dan
berkesinambungan
yang
meliputi
pelayanan
kesehatan
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memahami cara kerja Puskesmas dan masalah kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas serta pengelolaannya sebagai unit organisasi fungsional yang
melaksanakan usaha pokok kesehatan secara menyeluruh, terarah, dan terpadu
kepada masyarakat.
2
Tujuan Khusus
1
Mengetahui
program-program
Puskesmas
Balongsari
dan
pelaksanaannya.
5
Manfaat
1
Adanya masukan dari laporan dan saran yang diberikan oleh CPS
KBK yang dapat digunakan untuk perbaikan serta peningkatan
mutu pelayanan di tiap upaya kesehatan di wilayah Puskesmas
Balongsari.
Manfaat Untuk CPS KBK
1
CPS KBK memperoleh banyak pengetahuan tentang struktur
2
Puskesmas Balongsari
CPS KBK memperoleh kesempatan untuk dapat menerapkan ilmu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
utama
penyelenggaraan
seluruh
upaya
maka
puskesmas
dengan
tanggungjawab
memperhatikan
wilayah
kerja
keutuhan
dibagi
konsep
antar
wilayah
Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator
utama yakni:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan (Menkes, 2004).
2.2.3
Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi
tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama.
a. Pelayanan kesehatan perorangan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Sistem
Pemerintah Daerah.
a. Kedudukan Puskesmas dalam sistem Kesehatan Nasional (SKN)
adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota
sebagai UPT dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan
sebagian
tugas
pembangunan
kesehatan
Struktur organisasi
Penyusunan organisasi Puskesmas di suatu kabupaten/kota dilakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan penetapannya dilakukan oleh
peraturan daerah. Sebagai acuan digunakan pola struktur organisasi
Puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
Puskesmas dalam pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan
penilaian, keuangan, umum, dan pengawasan.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional di Puskesmas: Upaya Kesehatan
Masyarakat
termasuk
pembinaan
UKBM,
Upaya
Kesehatan
Perorangan.
d. Jaringan pelayanan Puskesmas: Unit Puskesmas Pembantu, Unit
Puskesmas Keliling, Unit Bidan di Desa/komunitas (Menkes, 2004).
2.3.3
kantor
kecamatan,
berkoordinasi
melalui
pertemuan
Upaya kesehatan
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang keduannya jika ditinjau
dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :
kesehatan
pengembangan
ini
ditetapkan
berdasarkan
2.4.2
Azas penyelenggaraan
Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas
membentuk
fungsi-fungsi
managemen.
Fungsi-fungsi
managemen
Penyelenggaraan
c. P3
(Pengawasan
dan
pertanggungjawaban)
(Monitoring
dan
METODE KEGIATAN
3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
3.1.1 Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas adalah dengan mengikuti
program-program yang sedang berlangsung di Puskesmas, mempelajari orientasi
setiap Usaha Kesehatan Wajib dan Usaha Kesehatan Pengembang Puskesmas,
mempelajari administrasi kesehatan masyarakat di Puskesmas, mempelajari
system managerial di Puskesmas, dan membantu memberikan pelayanan
pengobatan dasar, sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3.1.2
Waktu Kegiatan
Tempat Kegiatan
010911122
010911123
Sufiandika N.
010911124
Ramadhanti Ega P.
010911125
11
BAB 4
12
DATA PUSKESMAS
4.1.
13
4857
9971
14
15-64 tahun
(usia produktif)
45-59 tahun
(pra usia lanjut)
> 60 tahun
(usia lanjut)
17349
17038
34387
3447
3870
7317
1717
1615
3332
1
6
7
15
dan ramah
lingkungan.
Kebijakan Mutu
Dengan inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan, kita berikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
Strategi
1. Mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu
2. Mengusulkan dan mengikutsertakan SDM pada pendidikan dan
pelatihan secara intensif dan sesuai kompetensinya
3. Penganekaragaman pelayanan dan kemitraan dengan pihak ketiga
4. Menjaga peralatan yang ada agar tetap standar dan terjaga
akurasinya
5. Mengefektifkan program UKS dan UKBM lain
6. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral secara
periodik dan kontinyu
Motto
Masyarakat sehat dambaan kami
Budaya Kerja
1. Bertakwa
2. Disiplin
3. Tanggung jawab
4. Jujur
5. Ikhlas
6. Profesional
7. Kreatif dan inovatif
8. Ramah tamah
9. Peduli lingkungan
10. Sepenuh hati
Upaya Kesehatan Wajib
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
16
Non-PNS
2
JUMLAH
5 orang
17
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
2 orang
1 orang
Sarjana Psikologi
Bidan
Perawat
Perawat Gigi
Sanitarian
Petugas Gizi
1 orang
9 orang
8 orang
1 orang
1 orang
1 orang
Apoteker
Asisten Apoteker
Analisis Laboratorium
Tenaga Administrasi
Sopir
IT
Rekam Medis
Petugas Kebersihan
Linmas
Bidan Kelurahan
JUMLAH
17
1 orang
1 orang
1 orang
4 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
3 orang
28
45 orang
BAB 5
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Kegiatan
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Balongsari
berupa:
18
pengobatan
kepada
pengunjung.
Selain
di
Unit
Unit P2M
19
Di Unit P2M, CPS KBK ikut serta mempelajari program dan tata
kerja Unit P2M. CPS KBK juga diberi kesempatan mengikuti kegiatan
fogging yang di laksanakan oleh Puskesmas Balongsari.
-
Unit Apotik
Di Unit Apotik, mempelajari program penyimpanan obat di Unit
Apotik serta obat-obat apa saja yang tersedia di Unit Apotik.
Target Sasaran
65%
Pencapaian
100%
Cakupan
100%
Cakupan
100%
86,72%
20
Intervensi PHBS
Target Sasaran
1418
20
9
74
64
Pencapaian
1530
19
9
Cakupan
100,00%
60,61%
77,78%
4
59
5,41%
5,56%
Jumlah
Satuan
1
17
0
0
21
21
Target
Sasaran
100%
Pencapaian
59%
21
Target
Sasaran
10325
6556
Pencapaian
Cakupan
10325
5162
100%
78,74%
100%
100%
63%
Keterangan :
SAB = Sarana Air Bersih
KK
= Kepala Keluarga
Penilaian
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
Target
Sasaran
85%
Pencapaia
n
50%
Cakupa
n
58,82%
74%
40%
54,05%
83%
75%
91,60%
72,00%
100,00%
96,00%
22
Tempat-tempat
Umum (TTU)
kesehatan
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
82%
16,00%
19,51%
75%
90,00%
100,00%
Target
Sasaran
Pencapaian
Cakup
an
68%
85,8%
100%
75%
100,00%
100%
73%
92,38%
100%
60%
100,00%
100%
23
Tabel 5.7 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Diare Tahun 2012
di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari
Penilaian
Penemuan penderita Diare
yang diobati di Puskesmas
dan Kader
Cakupan pelayanan Diare
Angka penggunaan oralit
Angka penggunaan RL
Proporsi
penderita diare
balita yang diberi tablet
Zinc
Case Fatality Rate KLB
Diare
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
2399
1025
42,73%
100%
100%
50%
50%
50%
50%
1%
0%
0%
138
138
100%
1%
0%
0%
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
458
15
3%
24
Tabel 5.9 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Kusta Tahun 2012
di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari
Penilaian
Target
Sasaran
Penemuan
Penderita
Kusta
Baru
(Case 7
Detection Rate)
Proporsi kasus kusta anak <5%
Proporsi kasus kusta Tk II <5%
Pencapaian
Cakupa
n
100%
0%
0%
0%
0%
< 1 / 10.000
0,0001%
100%
95%
100%
100%
90%
100%
100%
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
1070
263
24,58%
5%
21,52%
100%
90%
100%
100%
<5%
0%
0%
25
Target
Sasaran
Jumlah
kegiatan
penyuluhan HIV/AIDS di 12
Puskesmas
Kelompok sasaran yang
12
dijangkau
Pencapaia
n
Cakupa
n
12
100%
12
100%
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
39
39
100%
39
39
100%
0,6%
0%
0%
95%
0
83%
0
87,37%
0
26
Tabel 5.13 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Malaria Tahun
2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari
Penilaian
Penderita klinis malaria
yang
dilakukan
pemeriksaan Sediaan Darah
(SD)
Penderita positif malaria
yang diobati sesuai standar
(ACT)
Penderita positif malaria
yang di Follow up
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
100%
100%
100%
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
100%
100%
27
Penilaian
Imunisasi HB 0 - 7 hari
pada bayi
Imunisasi BCG pada bayi
Imunisasi DPT/HB 1 pada
bayi
Imunisasi DPT/HB 3 pada
bayi
Imunisasi Campak pada
bayi
Drop Out DPT /HB 1
Campak
Drop Out DPT /HB 1 DPT/HB 3
UCI Desa
Imunisasi DT pada anak
kelas 1 SD
Imunisasi campak pada
anak kelas 1 SD
Imunisasi TT pada anak SD
kelas 2 dan 3
Imunisasi TT 5 pada WUS
(15 - 45 tahun)
Pemantauan suhu lemari es
vaksin
Ketersediaan vaksin
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
900
705
78,33%
900
830
92,22%
900
823
91,44%
900
804
89,33%
900
833
92,56%
900
0%
900
20
2,22%
33,33%
989
971
98,18%
989
929
93,93%
2036
2008
98,62%
16014
1110
6,93%
366
366
100%
12
12
100%
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
28
12
12
100%
12
12
100%
12
12
100%
12
12
100%
52
11
21,15%
52
52
100%
52
52
100%
12
12
100%
0%
Target
Sasaran
Pencapaian
Cakupan
3672
3387
92%
849
764
89.99%
143
143
100%
29
Target
Sasaran
Pencapaian
Cakupan
14
14
100%
72
72
100%
14
14
100%
4572
0.09%
80%
100%
100%
BALITA
Target
Sasaran
3
Pencapaian
Cakupan
100%
4572
2440
53.37%
4572
3154
68.99%
30
Target
Sasaran
Pencapaian
Cakupan
849
797
93.88%
<5%
11%
100%
811
808
99.63%
811
805
99.26%
170
146
85.88%
Target
Sasaran
Pencapaian
Cakupan
900
297
33.00%
900
789
87.67%
900
786
87.33%
31
neonatal sesuai standar (KN lengkap), dan pelayanan bayi paripurna belum
mencapai target sasaran di tahun 2012.
Tabel 5.22 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Upaya Kesehatan
Balita dan Anak Pra Sekolah
Penilaian
Pelayanan
Kesehatan
Balita
Pelayanan Kesehatan Anak
Pra Sekolah
Target
Sasaran
3672
1830
Pencapaian
Cakupan
3184
86.71%
1588
86.78
Target
Sasaran
Pencapaian
Cakupan
65%
95.24%
100%
8.67%
0.06%
14.77%
7.86%
100%
0.25%
3.50%
0.00%
0.00%
0.19%
0.00%
0.00%
12.50%
0.50%
4.00%
32
5.1.6
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
15%
1,45
13%
1
86,67%
68,97%
Target
Sasaran
Pencapaian
Cakupan
100%
101,1%
100%
100%
119,04%
100%
82%
95,23%
100%
65%
101,35%
100%
65%
113,63%
100%
Pemilihan Masalah
33
Target
Sasaran
Pencapaia
n
Cakupa
n
46
46
100%
46
46
100%
0%
0%
0%
95%
82,10%
86,2%
34
Jumlah Kasus
2
1
1
Jumlah fogging
2
1
1
35
bekerja
sama
dan
bersama-sama
menggiatkan
PSN
36
37
Jawa Timur. Dari 627 ibu yang meninggal di Jatim pada 2011, jumlah
kematian ibu di Surabaya mencapai 47 orang.
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menjadi salah satu
indikatornya buruknya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat mencegah
tingginya angka kematian. Kendati berbagai upaya perbaikan serta
penanganan telah dilakukan, namun disadari masih diperlukan berbagai
dukungan.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan
janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah
penting untuk mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga
ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit
sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu
hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan post partum sehat
dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kebijakan program
pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya
minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan minimal satu
kali pada trimester pertama (K1), minimal satu kali pada trimester kedua
(K2), minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan. Kunjungan ulang adalah kontak ibu
hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya untuk
mendapatkan
38
ibu hamil sesuai standar berdasar laporan PKP masih belum memenuhi
target sasaran karena hanya sebesar 93,88%. Berdasarkan laporan PWS
KIA pada bulan desember 2012, persentase cakupan untuk K1 pada ibu
hamil masih belum memenuhi target yaitu hanya sebesar 92,1%.
Sedangkan untuk K4 sebesar 82,8%. Dari data ini dapat disimpulkan
bahwa harapan untuk pencapaian drop out K1-K4 < 5% tidak terpenuhi
karena dari hasil PKP didapatkan bahwa pencapaian drop out K1-K4
sebesar 11%. Semakin tinggi persentase drop out K1-K4 menunjukkan
bahwa pelayanan kesehatan bagi ibu hamil kurang berhasil.
Pada saat kami bertugas di poli KIA, kami telah menanyakan
beberapa pertanyaan kepada ibu hamil yang datang ke puskesmas. Dari
sini kami dapat menyimpulkan masih rendahnya pengetahuan ibu hamil
akan pentingnya pemeriksaan ANC ke fasilitas pelayanan kesehatan
karena sebagian besar ibu hamil tersebut kurang memahami apa itu
perawatan kehamilan atau yang sering disebut sebagai ANC dan jumlah
minimal berapa kali seharusnya ibu memeriksakan kehamilannya ke
tenaga medis sehingga sering kali ibu hamil tersebut menolak kontrol
kembali ke puskesmas karena merasa sehat-sehat saja dan kehamilannya
tidak ada kelainan. Selain itu, faktor lain yang membuat tingginya angka
drop out K1-K4 adalah ibu hamil yang kurang puas dengan kualitas
pelayanan petugas sehingga pada masa kehamilan sebagian besar ibu lebih
memilih memeriksakan kehamilannya di luar wilayah kerja puskesmas
seperti ke rumah sakit maupun dokter pribadi lainnya karena berdasarkan
hasil wawancara yang telah kami lakukan didapatkan sebagian ibu hamil
harus bekerja pada pagi dan siang hari, membuat tidak bisa datang ke
puskesmas.
Profil umum Puskesmas Balongsari memiliki 5dokter umum, 9
bidan, 9 perawat kesehatan dan 1 petugas promosi kesehatan. Jumlah
tenaga kesehatan ini bekerja sama dalam meningkatkan jumlah Pelayanan
Kesehatan bagi Ibu Hamil sesuai standar untuk Kunjungan Lengkap (K4),
juga melibatkan kader-kader sehingga dapat menjalankan program selama
ini.
39
40
Lokasi
Tempat
Pengelolaan
Makanan
(TPM)
Perumahan dan
Sanitasi Dasar
Penilaian
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Penilaian
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Target
Sasaran
85%
Pencapaia
n
50%
Cakupa
n
58,82%
74%
40%
54,05%
83%
91,60%
100,00%
75%
72,00%
96,00%
82%
16,00%
19,51%
75%
90,00%
100,00%
Target
Sasaran
90%
Pencapaia
n
91,86%
Cakupa
n
100%
70%
75%
100%
87%
100%
100%
82%
98,06%
100%
41
Tempat-tempat
Umum (TTU)
Pembinaan
Jumlah yang
memenuhi syarat
kesehatan
86%
92%
100%
82%
82,81%
100%
43
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Puskesmas Balongsari merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan
Kota Surabaya yang telah mendapatkan sertifikat ISO. Wilayah kerja
Puskesmas Balongsari terdiri dari 3 kelurahan yaitu kelurahan Balongsari,
Manukan Wetan dan Banjarsugihan. Puskesmas Balongsari mempunyai 6
program Upaya Kesehatan Wajib yang meliputi Upaya Promosi Kesehatan,
Upaya Penyehatan Lingkungan, Upaya Perbaikan Gizi, Kesehatan Ibu dan
Anak-Keluarga
Berencana,
Pemberantasan
Penyakit
Menular,
dan
Pengobatan.
Salah
satu
penyakit
yang
masuk
dalam
lingkup
Upaya
Saran
Puskesmas Balongsari perlu meningkatkan pencapaian ABJ nya
agar memenuhi target ABJ sebesar 95%. Hal ini dapat dilakukan dengan
44
45
BAB 8
PENUTUP
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah dapat melaksanakan tugas
praktek lapangan di Puskesmas Balongsari Surabaya, mulai tanggal 3 Juni 2013
sampai dengan tanggal 15 Juni 2013, yang merupakan salah satu bentuk program
kerja lapangan kami selama di Lab. IKM/KP Universitas Airlangga. Terimakasih
sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kepala Puskesmas Balongsari beserta
staf dan dosen dosen pembimbing kami dari Laboratorium IKM KP atas
segala bimbingannya
yang
sangat
membantu
dalam
pelaksanaan
tugas
kepaniteraan ini.
Laporan kepaniteraan puskesmas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa pengetahuan tentang program-program kesehatan masyarakat, khususnya
bagi CPS KBK yang nantinya akan bertugas di puskesmas dan instansi kesehatan
di seluruh wilayah Indonesia.
Banyak data yang tidak dapat disajikan dengan baik dalam laporan ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan. Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu kelancaran tugas ini sampai dengan pelaporan.
46