Topik bahasan
Aktivitas
Referensi
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah dan
Tugas (laporan
dikumpul saat
UAS)
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
1. Pernyataan Masalah
Media
2. Persamaan Euler
3. Bentuk Kedua
Persamaan Euler
4. Fungsi Beberapa
Variabel Independen
5. Persamaan Euler
dengan Konstrain
6. Notasi
Prinsip Hamilton
Papan Tulis
dan/atau LCD
1. Prinsip Hamilton
2. Koordinat Diperumum
3. Persamaan Lagrange
di Koordinat
Diperumum
4. Persamaan Lagrange
dengan Pengali
Tidakditentukan
5. Equivalensi
Persamaan Lagrange
dan Persamaan
Newton
6. Esensi Dinamika
Lagrangian
7.
Papan Tulis
Hamiltonian
dan/atau LCD
1. Teorema Terkait
Energi Kinetik
2. Teorema Konservasi
3. Dinamika Hamiltonian
4. Komentar tentang
Variabel dinamika
5. Ruang Vase dan
Teorema Liouville
6. Teorema Virial
Gerak di Bawah Pengaruh Papan Tulis
Gaya Sentral
dan/atau LCD
1.
2.
3.
4.
Massa Tereduksi
Persamaan Integral
Persamaan Gerak
Orbit di Bawan
Pengaruh Gaya
Sentral
5. Energi Sentrifugal dan
Potensial Efektif
6.
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Berkas Ujian
Ujian
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
10
1.
2. Gerak Planetari
3. Dinamika Orbital
4. Sudut Apsidal dan
Presisi
5. Stabilitas Orbit
Sirkular
Kuiz 2 (TBA); Gerak
dibawah Pengaruh
Gaya Sentral
11
12
1. Pusat Massa
2. Momentum Linear
Sistem
3. Momentum Angular
Sistem
4. Energi Sistem
5. Tumbukan Elastis Dua
Partikel
6. Kinematika Tumbukan
Elastis
7.
Dinamika Sistem Partikel
13
1. Tumbukan inelastic
2. Penampang Lintang
Hamburan
3. Formula Hamburan
Rutherford
4. Gerak Roket
Gerak di Kerangka Acuan
Non-inersial
14
1. Sistem Koordinat
Berputar
2. Gaya Sentrifugal dan
Coriolis
3. Gerak Relative
Terhadap Bumi
Din amika Benda Pejal
15
1. Gerak Planar
Sederhana
2. Tensor Inersia
3. Momentum Angular
4. Sumbu Utama Inersia
5. Momen Inersia untuk
Sistem Koordinat
Benda yang Berbeda
6. Sifat-sifat Tensor
Inersia
7.
Din amika Benda Pejal
1. Sudut Euler
2. Persamaan Euler
Benda Pejal
3. Gerak Bebas Gaya
Gasing Simetris
4. Gerak Gasing Simetris
dengan Satu Titik
Tetap
5. Stabilitas Rotasi
Benda Pejal
16
Komponen Penilaian
UTS =30
UAS=30
Kuiz =20
Marion p.387-407
2.
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Papan Tulis
dan/atau LCD
Kuliah Mimbar
dan Diskusi
Berkas Ujian
Ujian
Tugas Individu dan Kelompok = 20% (satu/dua asisten untuk 3 kelas, asisten yang mengoreksi)
Isi Kuliah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
()
Hukum Newton III:Bila dua benda berinteraksi maka 12 = 21 (aksi dan reaksi
pada benda yang berbeda). 12 = gaya yang diberikan benda 1 pada benda 2.
Menurut Aristoteles benda bergerak karena ada yang mendorongnya,hingga
benda yang bergerak dengan kecepatan konstanpun harus ada gaya yang
mempengaruhinya. Ini dibantah oleh Newton yang menyatakan bahwa benda
(massa) berusaha mempertahankan inersianya yaitu benda akan tetap diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan. Hukum Newton I biasa dinyatakan sebagai
hukum inersia yaitu benda berusaha mempertahankan keadaannya, kalau diam
tetap diam kalau bergerak dengan kecepatan konstan tetap bergerak dengan
kecepatan konstan.
Ackrod,Anderson,Berg
etc
Arah vertikal
Arah horisontal
Aksi dan reaksi terjadi pada benda yang berbeda,untuk gaya kontak biasanya
dengan mudah dibedakan. Untuk gaya nonkontak seperti gaya gravitasi antara
benda yang diam aksi reaksi berlaku. Sedang untuk benda bermuatan yang
bergerak aksi dan reaksinya bisa berbeda.
()
Untuk benda 2m :
diarah y : N-2 m g cos = m = 0 -> N = 2 m g cos
diarah x: T 2 m g sin -2 m g cos = 2 m a
m ( g a) - 2 m g sin -2 m g cos = 2 m a
mg - 2 m g sin -2 m g cos = 3 m a
pada sudut 0 supaya benda bergerak dengan kecepatan konstan a = 0
g - 2 g sin0 - 2 g cos 0 = 0
= sin 0 + cos 0 = sin 0 + (1 2 )
1
2
2.Gaya penghambat:
Untuk benda yang bergerak diatas meja gaya yang bekerja boleh dikatakan
konstan dan formulasi persoalan tidak mengharuskan penyelesaian
persamaan diferensial dari persamaan gerak. Pada gerak projektil, benda
selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang konstan juga akan dipengaruhi
gaya penghambat yang timbul dari gesekan dengan medium dimana benda
bergerak:
F = F gravitasi + F penghambat = m g + F penghambat.
Gaya penghambat dalam medium biasanya tergantung pada kecepatan,
akan ditunjukan penyelesaian gerak vertical benda dimuka bumi dimana
gaya gesekan udara tergantung pada kecepatan kuadrat.
Persamaan geraknya :
= 2
2
Dimana k = konstanta.
Substitusi:
2
=
=
=
= 2
=
+ 2
Diintegrasi:
1
log( 2 + ) = +
2
Dengan C adalah konstanta yang ditentukan oleh syarat batas bahwa pada
y = 0 , v =0
Hingga =
1
2
02 +
2 +
=
= 0 =
partikel konstan.
=
+
sedang. = ( 2 ) =
= .
= .
=
+
= . +
sehingga
= . + (). +
= ( + ). +
. = . = = 1 2
1
Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif tidak tergantung lintasan hanya
tergantung titik awal dan akhir.
Dari definisi kerja W
2
12 = .
1
2
1
1
= . =
= ( 2 ) = 22 12 = 2 1
2
2
2
2
1
Kerja yang dilakukan gaya F sepanjang lintasan sama dengan selisih energy kinetic
T.
1.4 Energy
Energy merupakan besaran skalar, secara prinsip lebih mudah memakai besaran
skalar dibandingkan besaran vektor seperti gaya karena tidak perlu
memperhatikan arah.
Pandang partikel yang bergerak dibawah pengaruh potensial konservatif
diintegrasi
Secara prinsip persoalan gerak partikel sudah dapat diketahui artinya x(t) didapat.
Bentuk dari U(x) akan menentukan dinamika partikel.
Dari bentuk kurva secara kualitatif bisa diketahui gerak dari partikel.
Untuk partikel dengan energy E4 gerak benda tidak terbatas dan bisa berada
dimana saja hanya kecepatannya berubah tergantung selisih dari energy dan
potensial, bila partikel bergerak kekanan akan mengalami percepatan atau
perlambatan dan menuju tak berhingga.
Energy E3 geraknya terbatas sebagian pada titik xg akan mengalami pantulan dan
bergerak kembali menuju tak berhingga.
Pada E2 gerak terbatas pada dua daerah yang berbeda,partikel yang ada di satu
daerah tidak bisa pindah kedaerah lain.
Untuk E1 gerak terbatas dan partikel bolak balik dari xa ke xb.
Benda dengan energy E0 berada dalam keadan diam di x0 .
Titik x0 disebut titik setimbang berlaku kondisi
Titik setimbang bisa stabil, bila digeser akan kembali keasalnya dan syaratnya
dinyatakan oleh
Sedang titik setimbang yang tidak stabil kalau digeser akan menjauh dari asalnya
dan syaratnya adalah
Jarak antara pusat silinder dan pusat kubus sebagai fungsi sudut:
= [( + ) + ]
2
Syarat kesetimbangan
= 0 = 0
pada
2
= 0 ( 2 ) = ( )
0
2
Kalau R > b/2 maka kesetimbangan stabil,sebaliknya R < b/2 kesetimbangan tidak
stabil.
II GRAVITASI.
Hukum gravitasi universal Newton: tiap benda menarik benda lainnya
dialam dengan gaya yang tergantung perkalian massa keduanya dan berbanding
terbalik dengan jarak kuadrat antara keduanya.
Untuk benda yang kontinyu mempunyai kerapatan (r), dianggap bahwa ada
elemen volume tertentu yang memberikan gaya dan penjumlahan dari seluruh
elemen menghasilkan gaya gravitasi.
Contoh : Misal ada massa M berbentuk piring tipis jari jari a, hitung gaya yang
dialami m sepanjang sumbu piring.
Cos = z/r
Hingga:
Sebenarnya ada konstanta integrasi, tapi biasa dipilih bahwa potensial gravitasi
harganya = 0 pada r .Dipilih titik acuan .
Potensial gravitasi yang disebabkan oleh distribusi massa yang kontinyu:
di diferensial
Atau
Bisa diperluas untuk bola pejal, diluar bola potensial gravitasi bola masa M sama
dengan potensial gravitasi titik dipusat masa dengan masa M (dimensi bola tidak
berpengaruh).
Bila titik P berada dalam rongga:
Persamaan Poisson:
Untuk gaya electromagnetic ada persamaan Poisson yang menghubungkan
potensial dengan kerapatan muatan.
Ingin dibentuk persamaan Poisson untuk gaya gravitasi.
Misal ada masa m yang terletak dalam sebuah permukaan S, flux gravitasi yang
berasal dari m:
Persamaan berubah
volume V sembarang
Masukan
persamaan Poisson untuk potensial gravitasi.
Garis gaya dan permukaan ekipotensial.
Untuk menggambarkan medan gravitasi, dianggap bahwa dari benda ada garis
yang keluar dari permukaannya yang searah dengan arah g. garis ini disebut garis
gaya, yang berawal dipermukaan benda menuju tak berhingga. Kerapatan garis
gaya menunjukan besar dari gaya di daerah tersebut, jumlah garis gaya
menembus permukaan satuan yang tegak lurus garis gaya menentukan
kerapatan.
Karena medan gravitasi adalah gradient dari potensial maka garis gaya adalah
tegak lurus permukaan potensial termasuk permukaan ekipotensial.
Dibuat model dimana seluruh permukaan bumi dilapisi air,rotasi bumi diabaikan,
hanya diperhatikan interaksi dengan bulan.dibuat kerangka acuan (x,y,z)
Pandang pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan terhadap masa air m
Sedang gaya yang dialami oleh pusat bumi yang disebabkan oleh bulan
Suku pertama menunjukan tarikan dari bumi, sedangkan suku kedua adalah gaya
FTpasang yang timbul dari selisih tarikan bulan dipusat bumi dan dipermukaan
bumi.
Pada titik a terjauh dari bulan, R > D, suku kedua dominan dan gaya pasang
sepanjang x positif.
Untuk titik b, R < D, gaya pasang sama dengan di a karena r << D, tapi mengarah
sepanjang x.
Pada titik c,diarah x eR dan eD saling meniadakan R = D, tapi pada arah y ada
sedikit komponen eR didekati oleh r/D
Gunakan
Untuk menghitung tinggi pasang yang terjadi Newton membuat model anggap
digali dua sumur satu diarah x (pasang) dan lainnya di arah y (surut). Bila tinggi
pasang adalah h maka potensial energy adalah mgh, ini sama dengan kerja yang
dilakukan membawa masa m dari titik c kepusat bumi kemudian ke a.
Kalau dihitung harganya adalah 2.2 , walaupun masa matahari besar sekali karena
jaraknya maka pengaruh pasangnya lebih kecil.
dan
->
dimana
Ambil
Gunakan
->
Bila
dan
dan
harmonic).
Untuk
kecil maka
dan
sumur potensial
lintasan phase tertutup.Potensial
periodic dalam maka lintasan phase yang sama ada di
dst,titik
titik setimbang stabil dan merupakan attractor.
adalah
diintegral dari
hasilnya adalah
ke
jadi
maka
atau
dengan
Untuk gerak linear rumus (t) didapat yang berarti gerak setiap saat bisa
diketahui, diagram phase membantu dalam penggambaran gerak. Sedang untuk
dinamika nonlinear (chaos theory) dinamika hanya bisa didapat dari diagram
phase.
-Ayunan Teredam Dipaksa.
maka
maka
dengan
persamaan secara bersamaan diselesaikan secara numerik.
. Kemudian kedua
= (, ) +1 = + (1 + 22 + 23 + 4 )
6
1 = ( , ) 2 = ( + , + 1 )
2
2
1
3 = ( + , + 2 )
Contoh
4 = ( + , + 3 )
= + , (0) = 1 , = 0.1
-Ayunan Teredam
Persamaan dituliskan dalam bentuk:
() + () + 02 = 0 , () = ()
Gunakan =0.2 w0=1 dan syarat batas (0) = 0, (0) = 4
(0)=2.49,2.69,2.89,3.09,3.29, 3.49
f = 0.7
f = 0.8
f = 0.9
f = 1.0
f = 1.01
f = 1.1
disebut
Kestabilan dilihat dari | | kalau < 1 stabil dan tidak stabil kalau > 1.
x = 0 ->| | = titik tetap stabil kalau 0 < < 1 tidak stabil kalau > 1.
+1(3)(+1)
2
Harga periode tiga berimpit dengan periode 1 (tidak ada periode tiga).
-Fractal
Dalam fractal pemetaan (mapping) mempunyai sifat self similarity pada
berbagai skala. Contoh dari struktur yang mempunyai sifat self similarity adalah
himpunan Julia dan Mandelbrot. Keduanya pemetaan dalam bilangan kompleks
Zn+1 = Zn2 + C. Untuk himpunan Mandelbrot C = titik dalam bidang kompleks dan
iterasi dimulai dari titik Z0 = 0, tiap bilangan kompleks C didalam himpunan bila
iterasi tetap berhingga. Sedang untuk himpunan Julia, C ditentukan tapi harga
awal Z0 dirubah dan Z0 membentuk himpunan Julia bila iterasi tetap berhingga.
Dalam prakteknya tidak mungkin dilakukan iterasi sampai tak berhingga, hingga
biasanya dilakukan batasan jari jari tertentu dan iterasi dihentikan bila batas ini
dilewati.
Contoh himpunan Julia.
IV Metode Variasi.
Persamaan gerak Newton merupakan persamaan dari vector, setiap saat harus
diperhatikan besar dan arahnya. Diperlukan bentuk lain Mekanika yang
menggunakan skalar yaitu Lagrangian dan Hamiltonian, sebenarnya dapat
diturunkan bahwa Lagrangian dan Hamiltonian bisa didapat dari Newton tapi
disini akan diturunkan dari prinsip Hamilton (aksi terkecil) dengan menggunakan
metode variasi. Disini yang dilakukan adalah memvariasikan besaran hingga
didapat lintasan yang ekstrem ( bisa maksimum atau minimum).
-Persamaan Euler.
Misal terdapat sebuah fungsi J:
= parameter variasi, sedang (x) = fungsi yang berharga nol di x = x1 dan x = x2.
Sehingga integral menjadi fungsi dari parameter variasi:
masukan
Dimana y =dy/dx
t akan stasioner ( waktu tersingkat) kalau suku dalam integral harus memenuhi
persamaan Euler.
( )=0
= (1+ 2) 12
1
=
( )=0
(2)12
Substitusi variable
pada t = 0 , x=0,y=0 maka
konstanta =0
Solusi membentuk cycloid:
substitusi y
()
( ) = 0
Kalikan dengan
Tulis
dan uraikan
Mlodinow
Untuk f yang fungsi dari beberapa variable f = f{yi(x),yi(x);x} i = 1,2,..n
Selain f dalam persoalan variasi bisa juga ada tambahan syarat lain yang harus
dipenuhi dalam mencari ekstrem, syarat tambahan tersebut bisa masuk dalam
persamaan Euler.
Misal ada dua variable
Maka
Adanya konstrain
dan
nol ketika
Persamaan konstrain didiferensial:
dimana
lintasan dimisalkan
Dimasukan ke diferensial g:
gunakan
Suku sebelah kiri adalah turunan f dan g terhadap y dan y,sedang suku sebelah
kanan turunan terhadap z dan z.Masing masing y dan z adalah fungsi x,kedua
suku bisa disamakan dengan sebuah fungsi x yang dituliskan sebagai
disebut sebagai pengali Lagrange tak tentu.
Masing suku dapat dituliskan sebagai
Berbentuk diferensial:
Contoh tentukan kurva y(x) panjang l yang dibawahnya dibatasi oleh sumbu x
pada ( - a,0 ) dan ( a,0 ) dan menutupi luas paling besar ?
Diferensial luas dA = y dx
Yang ingin dicari maksimumnya adalah
Konstrainnya
dan
Sepanjang kurva
dengan
maka
Di integral terhadap x
y=dy/dx
Daerah maksimum yang didapat adalah setengah lingkaran yang dibatasi oleh
garis y = 0. Setengah lingkaran tersebut harus melewati titik (- a, 0) dan ( a,0),
hingga pusatnya di titik (0,0) maka C1,C2 harganya = 0 dan jari jari setengah
lingkaran adalah a = . Panjang perimeter setengah lingkaran a = l maka a = l/ .
V DINAMIKA LAGRANGIAN DAN HAMILTONIAN
Mekanika Newton didasarkan kepada gaya, kalau setiap gaya yang bekerja pada
benda diketahui maka gerak benda didapat. Selain itu gaya berbentuk vector
berarti harus diketahui besar dan arahnya, dalam keadaan tertentu sangat sulit
melihat komponen dari gaya tersebut. Dalam Lagrangian dan Hamiltonian
digunakan besaran scalar.
-Prinsip Hamilton.
Prinsip Hamilton juga disebut prinsip aksi terkecil yaitu dari berbagai lintasan
dimana sistim bisa bergerak dari satu titik ketitik lain dalam waktu tertentu,
lintasan yang terjadi adalah yang meminimumkan aksi.
Aksi = 2 (, , )
1
= ( , , )
1
=0
Persamaan gerak ini disebut persamaan Euler-Lagrange.
1
1
=0
( 2 2 ) ( ) = 0
2
2
+ = 0
-Ayunan datar
1
1
2 = 2 2 , = (1 cos )
2
2
Kordinat Umum
Kordinat dari titik bisa dinyatakan dalam berbagai variable (x,yz) ,(r,,z).
I = 1,2,.n
= 0 2 + ( ) cos = 0
+ sin = 0
= 0 2 + 2
Adanya konstrain akan mengurangi jumlah kordinat umum yang dipakai untuk
menggambarkan gerakan dari sistim.
Contoh kelereng bergerak dalam cangkir berbentuk parabola z = c r2, kelereng
berputar dengan jari jari R ketika cangkir berputar dengan frekuensi w. Tentukan
c?
Persamaan Euler-Lagrange
hingga
yang merupakan konstrain holonomic.
Untuk konstrain yang berbentuk diferensial maka dengan menggunakan pengali
tak tentu Lagrange dapat dimasukan ke persamaan gerak.
Contoh:
Untuk silinder yang bergerak pada bidang miring, tentukan persamaan gerak,
gaya konstrain dan percepatan sudut.
Persamaan geraknya
Sekarang digunakan persamaan Euler-Lagrange dengan pengali tak tentu:
Persamaan konstrain
Hingga
kalau silinder tergelincir tanpa berotasi
menyebabkan percepatan berkurang jadi 2/3 nya.
adanya rotasi
torsi.
Ini adalah gaya yang mempertahankan gerak supaya berotasi tanpa tergelincir.
Energy kinetic adalah fungsi homogen tingkat dua dari kecepatan umum:
Turunkan terhadap
Indeks sembarang
Energy kinetic adalah fungsi homogen tingkat dua dari kecepatan umum.
Hukum Kekekalan.
Persamaan Euler-Lagrange merupakan persamaan diferensial tingkat dua,
diperlukan dua kali integrasi dan 2 konstanta.
Dalam keadaan tertentu hanya dari integral pertama dapat diketahui informasi
tentang gerak. Misal ada L yang bukan fungsi salah satu qi. Maka:
=0
=0
=0
=
+
+
( ) +
+
(
)+
=0
{(
) } +
Definisikan H
=
Kalau L bukan fungsi eksplisit dari waktu maka suku sebelah kanan =0.
= 0 =
= 22 + 1 = 2 0 = = + =
maka
masing masing
independen maka
berubah jadi
sembarang maka
l = r X p = momentum sudut.
Hukum kekekalan momentum sudut merupakan perwujudan dari simetry rotasi.
Simetry rotasi menunjukan bahwa ruang adalah isotropis.
akan didapat:
Perubahan dari L ke H bisa dipandang sebagai perubahan variable dari (qi, qi) ke
(qi, pi).
Dari definisi H
= ( + )
Maka:
masih terdapat s PD II, tapi untuk H keberadaan kordinat siklis mengurangi jumlah
persamaan karena pk = konstan langsung didapat
Persamaan gerak:
-Teorema Liouvilles
Kordinat umum qj akan membentuk ruang konfigurasi berdimensi s, posisi
partikel diketahui tapi kecepatannya tidak diketahui. Begitu pula momenta umum
pj akan membentuk ruang momentum berdimensi s, momenta diketahui tapi
posisi tidak. Dengan dibentuknya ruang dari qj dan pj akan didapat ruang phase
Hamiltonian atau ruang phase, yang berdimensi 2s.Pada ruang phase akan
diketahui posisi dan momenta dari setiap partikel.
kerapatan di ruang phase. Jumlah N titik yang terletak dalam elemen volume dv
adalah
dimana
Maka
Teorema Liouvilles menyatakan bahwa kerapatan dari titik di ruang phase selama
gerak adalah konstan.
-Teorema Virial
Misal ada kumpulan partikel yang mempunyai posisi r dan momentum p.
Definisikan
Untuk sistim yang periodic maka harga rata akan sama dengan nol, sedang untuk
yang tidak periodic selisih akan mendekati nol kalau dipilih cukup lama.
Teorema virial menyatakan bahwa energy kinetic rata rata sistim partikel adalah
sama dengan virialnya.
Salah satu pemakaian dari virial untuk menentukan persamaan keadaan gas.
Untuk gas ideal tidak ada interaksi antara molekul,interaksi yang ada adalah
hanya antara molekul dengan dinding.
Untuk gas ideal energy kinetic rata rata adalah 3/2 kT untuk N molekul didapat
->
Ingin dilihat gerak satu partikel terhadap lainnya, maka digunakan kordinat
relative terhadap pusat massa R = 0.
dan
akan didapat
Persoalan dua benda dirubah jadi persoalan satu benda, dengan didapatnya r(t)
maka r1(t) dan r2(t).
Potensial energy hanya tergantung kepada jarak tidak kepada orientasinya, maka
sistim mempunyai simetry spheris artinya rotasi terhadap sumbu tetap tidak akan
merubah persamaan gerak. Pada sistim yang punya simetry rotasi maka:
Maka r dan p terletak dibidang normal terhadap L,gerak benda terletak di bidang
yang merupakan gerak dua dimensi ( dua derajat kebebasan).
berarti
disebut sebagai
integral pertama dari gerak dan harga konstannya diberi symbol l
Momentum liniar juga konstan, tapi karena gerak translasi pusat masa tidak
diperhatikan maka tidak memberikan informasi tambahan.
Sedang untuk energy juga kekal (integral pertama)
atau
Pada prinsipnya integral bisa dihitung, bentuk dari gaya central akan berperan bila
tergantung pangkat dari jarak
n bisa bulat atau pecahan. Untuk n = 1
adalah kasus oscillator harmonic dan n = -2 adalah persoalan gaya terpusat
kuadrat.
Persamaan orbit diatas diturunkan dari konstanta gerak, bisa juga diturunkan dari
persamaan Euler-Lagrange dengan satu derajat kebebasan.
Dalam keadaan dimana orbitnya diketahui r = r() dan ingin diketahui gaya yang
menimbulkan orbit tersebut digunakan variable
masukan
->
Dinyatakan dalam variable u
maka
atau
-Orbit Dalam Gaya Central.
periode b vector radius partikel melakukan a putaran penuh dan kembali ke posisi
awalnya. Bila perubahan sudut tidak kelipatan bilangan irasional maka lintasan
akan terbuka.
maka gayanya
Ini biasa disebut sebagai gaya centrifugal dan potensialnya adalah energy
potensial centrifugal.
Definisikan energy potensial efektif:
->
Maka
atau
dipilih const
adalah /2 yang sama dengan memilih minimum r pada =0,maka
definisikan
Titik r = rmin disebut pericenter dan r = rmax disebut apocenter, secara spesifik
untuk gerak mengitari matahari ini adalah perihelion dan aphelion sedang untuk
satelit yang mengelilingi bumi adalah perigee dan apogee.
Berbagai macam bentuk konik yang mungkin
Untuk gerak planet orbitnya berbentuk ellipse dengan 2a sumbu utama dan 2b
sumbu minor
dimana
dan
Untuk r(t), vector radius pada waktu dt akan mengkover daerah seluas
luas elipse
dituliskan
HOHMANN TRANSFER
Misal ingin diluncurkan roket dari bumi menuju Mars dan diusahakan supaya
energy yang diperlukan seminimum mungkin.
dirubah
Sumbu utama orbit perpindahan ellip adalah
Energy di perihelion ellip perpindahan
Dengan cara yang sama untuk perpindahan dari orbit ellip ke lingkaran
perpindahan kecepatan
Waktu total untuk berpindah adalah sama dengan dari periode orbit ellip
Perpindahan Hohmann dari segi energy ekonomis tapi dari segi waktu sangat
lama sekali, perlu menunggu selama 460 hari di Mars supaya posisinya tepat
untuk orbit ellip perpindahan (259 + 460 +259= 978 hari = 2.7 tahun untuk pp).
Menurut teori Einstein untuk gaya terpusat 1/r2 harus dikoreksi, dengan
memasukan factor koreksi ini presesi Mercury bisa dijelaskan.
Persamaan orbit dibawah gaya gravitasi 1/r2:
tulis
Pada kurung kedua, suku pertama hanya konstan dan suku kedua kecil dan
periodic kalau dirata rata tidak memberikan pengaruh presesi. Hanya
diperhatikan kurung yang pertama:
Perhatikan:
Gunakan
dan
maka
->
Pengaruh suku relativistic adalah menggeser perihelion sebesar
Dari
dan
->
Potensial efektif
Syarat minimum yang menghasilkan orbit lingkaran
->
->
maka
Untuk n = 3 , dari syarat titik ekstrem l2 = k sedang dari turunan kedua l2 > k
kedua syarat tidak mungkin dipenuhi secara bersamaan, maka n = 3 orbit
lingkaran tidak akan stabil.
Keberadaan orbit lingkaran stabil bisa juga dilihat dari kenyataan bahwa gerak
stabil karena melakukan gerak osilasi periodic.
Gaya central
Persamaan gerak
substitusi l
maka
dengan x < 0.
kemudian diganggu
diuraikan
Persamaan menjadi
masukan g()
definisikan
solusinya
Kalau
beroscilasi adalah
->
->
atau n < 3 .
Pandang benda yang terdiri dari n partikel masing masing mempunyai masa
dengan = 1,2 n
Masa total sistim adalah
dengan
1
0
0 =
=0=0=0 2 sin
2
2 sin
=0=0=0
Kalau
->
Gaya total
->
partikel
karena
sistim partikel dikenai gaya luar maka pusat masa sistim partikel akan
bergerak seperti partikel masa M hanya dikenai gaya luar dan tidak tergantung
gaya dalam yang ada.
Momentum liniar total sistim adalah
-momentum liniar sistim adalah sama dengan momentum liniar partikel masa M
terletak di pusat masa.
-momentum liniar sistim partikel tanpa gaya luar adalah konstan dan sama
dengan momentum liniar pusat masa.
-Momentum Sudut Sistim Partikel
Pilih kordinat relative terhadap pusat masa, maka vector posisi:
dimana
= 0 karena
Suku terakhir
karena
-bila resultante torsi luar nol pada sumbu sembarang, maka momentum sudut
total akan konstan pada sumbu tersebut.
Gunakan
pada
-energy kinetic total sistim adalah jumlah energy kinetic partikel masa M bergerak
dengan kecepatan pusat masa dan energy kinetic masing masing partikel relative
terhadap pusat masa.
dan
dimana
adalah energy potensial dalam dari sistim, untuk benda kaku posisi
masing masing partikel tidak berubah maka energy potensial dalamnya = 0.
->
berlawanan dan
diam. Energy yang dilepaskan dalam ledakan adalah
5 kali energy kinetic. Tentukan kecepatan pecahan ?
m2 berlawanan arah
->
Kekekalan energy
->
maka
Kecepatan pecahan
maka
kecepatan akhir
Partikel m2:
kecepatan awal,
kecepatan akhir
Keadaan akhir
sudut dimana m2
Di kordinat CM
Partikel m1:
kecepatan awal,
kecepatan akhir
kecepatan akhir.
Keadaan akhir
secara vector
Di CM momentum linier total = 0,
Definisikan u1= kecepatan relative kedua partikel baik di CM atau LAB
Bila m1 << m2 maka sudut hamburan akan sama di CM atau di LAB, m2 tidak
terpengaruh oleh tumbukan m1 dan berperan sebagai pusat hamburan tetap.
Bila
->
Harga maksimum = 180, ketika m1 = m2 di LAB tidak ada hamburan yang lebih
besar dari 90.
Recoil dari m2:
V=
->
->
Ketika m1 = m2
->
hamburan partikel dengan masa sama
akan menghasilkan kecepatan akhir yang saling tegak lurus ( m2 diam awalnya).
di CM adalah
Di LAB
Sedang
Dari
maka
dan
Suku ketiga
maka
Disederhanakan
Kalau
->
Q = 0 tumbukan elastic.
Untuk energy tertentu maka momentum sudut l dan sudut hamburan akan
ditentukan oleh parameter tumbukan bila gaya tolak diketahui. Dalam hamburan
atomic atau inti, parameter tumbukan tidak diketahui atau tidak bisa ditentukan,
hingga hanya bisa ditentukan kemungkinan hamburan pada berbagai sudut.
Misal ada berkas partikel masa m1 dan energy T0 mendekati masa m2 yang diam,
maka intensitas (rapat fluks) I adalah jumlah partikel datang per satuan waktu
melewati satuan luas yang normal terhadap arah gerak berkas.
Penampang lintang hamburan diferensial didefinisikan sebagai:
Dengan
adalah
->
Dimensi
Untuk gaya sentral mempunyai simetry sumbu, integral pada azimuth hasilnya 2
maka
Jumlah partikel dalam interval db harus terkait dengan partikel terhambur dalam
interval d
dimana
< 0 penurunan sudut
defleksi berlawanan dengan kenaikan parameter tumbukan.
=
simetrik terhadap titik terdekat pusat hamburan
Gunakan
ambil
U = 0 maka
Untuk potensial tertentu dan harga T0 maka akan didapat b = b() berarti
penampang diferensial hamburan didapat. m2 pusat hamburan diam, diferensial
hamburan adalah untuk CM.
Jumlah partikel yang dihamburkan pada sudut ruang harganya sama di CM atau di
LAB
->
Di LAB
dan
->
kalikan dengan
dan tambahkan
jadi
Maka
gunakan
Untuk
maka
Untuk
-Hamburan Rutherford
dengan
gaya tarik menarik.
dengan
dengan
->
gunakan
->
Di LAB kordinat:
Penampang lintang hamburan total yang sebanding dengan luas efektif partikel
target yang menghamburkan adalah integral dari penampang lintang diferensial:
dan
-Gerak Roket.
Roket bergerak karena semburan masa dengan kecepatan tinggi.
Pada waktu t masa roket adalah m dan kecepatan v.
Selang waktu dt, roket menyemburkan masa dm dengan kecepatan u.
Roket masanya jadi m dm dan kecepatannya jadi v + dv.
->
->
suku dm dv diabaikan.
dm masa yang disemburkan roket, maka perubahan masa roket sendiri adalah
->
->
Dorongan = thrust
dm/dt berharga negative hingga dorongan berharga positif.
Pada waktu roket naik maka roket dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi,
persamaan geraknya:
=
->
dt dihilangkan
Dari
->
->
Bila kecepatan sembur kecil maka v akan negative, roket tidak akan pernah naik.
Diperlukan kecepatan sembur tertentu supaya roket naik.
Untuk naik lift off thrust=dorongan harus sama dengan berat roket.
Thrust = -u dm/dt = u dimana u = kecepatan sembur bahan bakar.
m g = u -> u= mg/.
VIII GERAK DALAM KERANGKA ACUAN NONINERSIAL
Kerangka acuan inersial adalah kerangka acuan yang tidak mengalami
percepatan,sedang kerangka acuan noninersial adalah kerangka acuan yang
mengalami percepatan.
Pilihan kerangka acuan sembarang, tapi diharapkan dari pilihan tersebut dinamika
benda jadi lebih sederhana.untuk sebagian besar kasus pilihan kerangka acuan
dimana
vector radius
misal vector
mengalami pergeseran
maka
->
Kalau P mempunyai kecepatan
dimana
dikordinat bergerak,maka totalnya
Definisikan:
Tulis
dan
dengan
dikordinat bergerak.
percepatan
Dikordinat bergerak:
Definisikan
=0
katulistiwa.harga
-Gaya Coriolis
Suku
adalah gaya Coriolis sangat berperanan di belahan bumi lain
kecuali di katulistiwa.kecepatan sudut
adalah kecepatan rotasi bumi yang
mengarah keutara. Dibelahan bumi utara akan memberikan penyimpangan pada
arah kanan.
Pengaruh paling terlihat dari efek Coriolis adalah pada gerakan angin,angin
bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah ,dibelahan bumi utara akan
didefleksikan kearah kanan.
->
->
Jatuh dari ketinggian h maka waktu jatuh
Penyimpangan benda
Gaya gravitasi:
Gerak rotasi:
Kecepatan:
,
,
,
,
kecepatan dan
Tulis
persamaan oscillator teredam, dengan factor redaman
imaginair.
Solusi
Maka
dengan
Sudut rotasi
dengan
Bila benda berputar dengan kecepatan w relative terhadap titik tertentu dan
bergerak dengan kecepatan V maka:
jadi
sembarang.
di kordinat benda
Tulis
Gunakan komponen
dan
Elemen diagonal I11,I22,I33 disebut momen inersia terhadap sumbu x1,x2,x3. Sedang
suku off diagonal I12,I13,I21 dst disebut perkalian inersia (product of inertia).
Tensor inersia simetrik yaitu
1 + 2 1
= ()[(12 + 22 + 32 ) 12 + (12 + 32 )]
2
2
diintegrasikan dan
gunakan
->
Perhitungan tensor inersia relative terhadap kordinat (x1x2x3) bisa dihitung
relative terhadap kordinat di pusat masa (x1x2x3),ada cara lain untuk
menghitung tensor inersia pada kordinat lain kalau sudah diketahui besarnya
pada kordinat tertentu.
-Momentum Sudut
Relative terhadap sebuah titik dikordinat benda momentum sudut benda adalah:
Maka
->
Yang ada hanya suku diagonal saja maka
dan
Sumbu dimana inersia tensornya hanya bagian diagonal saja disebut sumbu
utama inersia.
Untuk mencari sumbu utama inersia samakan suku di komponen momentum
sudut:
->
Secara numeric ( gunakan rumus +2 = +1
()
`()
Untuk
,
->31 = 311 + 21
masukan
->
maka
Jadi
posisi I2 adalah
Dari
posisi I3 adalah
dalam komponen
Supaya energy kinetic menjadi penjumlahan energy kinetic tranlasi dan rotasi,
maka kordinat benda harus dipilih pada pusat masa. Dalam keadaan pilihan
kordinat pusat masa bukan yang terbaik, maka digunakan kordinat benda yang
tidak terletak dipusat masa.
Elemen tensor inersia dalam kordinat X
maka
dan
kalikan dengan
bagian
yaitu transpose
kalikan dengan
,
suku sebelah kiri bisa dituliskan sebagai penjumlahan terhadap l
->
Momen inersia utama didapat dari akar persamaan secular determinan
jadi
pada sumbu
pada sumbu
yang
maka matriksnya
yang membawa
ke
Perpotongan antara bidang x1-x2 dan bidang x1-x2 disebut garis nodes, sudut
adalah sudut antara garis nodes dengan x1 , sudut
nodes dengan x1 dan arah
Pada kordinat benda (kordinat xi) kecepatan sudut w dapat dituliskan sebagai
dan
Tanpa gaya luar maka pusat masa benda diam atau mempunyai kecepatan
konstan, pilih kecepatan konstan. Untuk kecepatan sudut searah sumbu utama,
gerakannya biasa. Pandang w tidak searah sumbu utama.
Dari
->
Tulis
->
->
Kalikan suku kedua dengan i dan jumlahkan:
dimana
tulis
solusi
persamaan jadi
karena
sehingga proyeksi
Di kordinat diam, momentum sudut tetap dan konstan (karena tidak ada gaya
luar). Konstanta gerak lain adalah energy kinetic rotasi (pusat masa benda diam):
karena
maka
harus
bergerak sedemikian rupa hingga proyeksinya pada momentum sudut konstan.
Jadi
Dari
->
berarti
dan x3 terletak pada bidang. Bila sumbu x3 berimpit dengan L maka
untuk pengamat di kordinat diam vector
akan mengitari sumbu x3 dan
membentuk kerucut ruang. Hingga
akan berpresesi terhadap x3 dikordinat
benda dan berpresesi pula terhadap sumbu x3 dikordinat tetap.
I1=I2 I3
Energy kinetic rotasi
Dimana
dan
Maka
Torsi gaya gravitasi sepanjang garis node tidak ada komponen di x3 dan x3 maka
momentum sudut di x3 dan x3 konstan.
substitusi ke p
atu
->
Dari
Masukan
->
maka
dengan
maka
Pada = 0 maka
0 yang tetap.
Tulis
persamaan kuadrat
dalam akarnya
sedang
bisa dituliskan
presesi lambat.
=1
1
2
akan didapat
dan
Untuk
(posisi ujung gasing lebih tinggi daripada pusat masa) maka
akan selalu real, tidak ada batasan terhadap w3.
Untuk keadaan umum
maka dari
. Kalau tidak berubah tanda maka geraknya disebut nutasi yaitu gasing
dan
sedang kalau berubah tanda maka arah putar presesi akan berbeda
di
dan
Kalau
maka
kondisi ini
suku 0 maka
dan
pasangan.
masukan
akan didapat
solusinya
dengan
dan
maka
dan
karena
maka
bilangan imaginair.
Kalau dilakukan rotasi pada sumbu x1 dan x3 maka gerakan akan stabil karena
adanya gangguan akan menghasilkan gerak oscilasi. Tapi untuk rotasi pada sumbu
x2 gerakan tidak stabil karena gangguan akan menghasilkan gerakan yang tidak
terbatas. Bisa disimpulkan bahwa rotasi pada momen inersia terbesar dan terkecil
akan stabil tapi pada momen inersia pertengahan akan tidak stabil.
Bila I1 = I2 maka
dan
konstan