Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang

Demokrasi di Indonesia saat ini telah mengalami fase-fase sejarah yang amat
menentukan masa depannya. Fase ini juga sering disebut fase transisi, dimana
berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat
kelas elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga
swadaya masyarakat, cendekiawan dan kaum profesional lainnya.
Semarak perbincangan tentang demokrasi semakin memberikan dorongan kuat
agar kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat menjunjung tinggi nilainilai demokrasi. Karena itu demokrasi menjadi alternatif sistem nilai dalam
berbagai lapangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan keluarga maupun
masyarakat dan negara.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.

Apa pengertian demokrasi serta penjelasannya?

2.

Bagaimana demokrasi di Indonesia serta pelaksanaannya?

3.

Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia?

4.

Apa saja contoh budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari?

3.

Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:


1.

Untuk mengetahui pengertian demokrasi.

2.

Untuk mengetahui sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia.

3.

Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas
negara untuk di jalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Istilah demokrasi berasal dari kata Demos yang artinya rakyat, dan Kratos atau
Cratein yang artinya kekuasaan. Demokratisasi dapat di mengerti sebagai proses
pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan politik kenegaraan dan kemasyarakatan.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara mengandung pengertian bahwa pada
tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai
kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan Negara, karna kebijakan
tersebut menentukan kehidupan rakyat.
Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan
oleh rakyat sendiri atau atas dasar persetujuan rakyat karena kedaulatan berada
ditangan rakyat.
Secara umum demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana rakyat diikut
sertakan dalam pemerintahan negara serta sebagai penentu keputusan dan
kebijakan tertinggi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan serta sebagai
pengontrol terhadap pelaksanaannya, baik secara langsung oleh rakyat atau
melalui lembaga perwalian.
Menurut Amin Rais demokrasi bisa ditafsirkan dengan berbagai ragam pengertian.
Namun esensinya adalah tetap, yaitu kedaulatan harus diberikan kepada rakyat.
Lewat demokrasi, juga akan menghindarkan adanya tirani mayoritas atas
minoritas dan juga tirani minoritas atas mayoritas yang sama-sama bahaya.
Menurut Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16), demokrasi adalah pemerintahan
dari, oleh dan untuk rakyat (Democracy is government of the people, by the
people and for the people). Azas-azas pokok demokrasi dalam suatu pemerintahan
demokratis adalah:

pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya melalui


pemilihan wakil-wakil rakyat untuk parlemen secara bebas dan rahasia.

pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.

Dari semua pendapat di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi
sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada
di tangan rakyat mengandung tiga hal:
1.

Pemerintah dari rakyat (government of the people).

2.

Pemerintahan oleh rakyat (government by people).

3.

Pemerintahan untuk rakyat (government for people).

Demokrasi di Indonesia
1)

Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis

Sebuah Negara bisa di sebut sebagai negara demokrasi manakala memiliki


sejumlah ciri-ciri. ciri-ciri itu sering disebut sebagai pilar demokrasi. Adapun ciriciri pemerintahan demokrasi sebagai berikut:
1. Kedaulatan rakyat
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. Dalam negara demokrasi, pemilik
kedaulatan adalah rakyat bukan penguasa. Kekuasaan tertinggi ada pada rakyat.
Kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa berasal dari rakyat.
2. Pemerintahan didasarkan pada persetujuan rakyat
Prinsip ini menghendaki adanya pengawasan rakyat terhadap pemerintahan.
Dalam hal ini, penguasa negara tidak bisa dan tidak boleh menjalankan
kehidupan negara berdasarkan kemauannya sendiri.
3. Pemerintahan mayoritas dan perlindungan hak-hak minoritas
Prinsip ini menghendaki adanya keadilan dalam keputusan. Keputusan yang
sesuai dengan kehendak rakyat. Dalam kenyataan, kehendak rakyat bias berbedabeda, tidak sama. Dalam hal demikian, keputusan diambil sesuai kehendak
mayoritas rakyat. Namun, keputusan tersebut harus menghormati hak-hak
minoritas.
4. Jaminan hak-hak asasi manusia

Prinsip ini menghendaki adanya jaminan hak-hak asasi. Jaminan tersebut


dinyatakan dalam konstitusi. Jaminan hak asasi itu sekurang-kurangnya meliputi
hak-hak dasar.
Hak-hak tersebut meliputi hak mengemukakan pendapat, berekspresi, dan pers
bebas, hak beragama, hak hidup, hak berserikat dan berkumpul, Hak persamaan
perlindungan hukum, Hak atas proses peradilan yang bebas.
5. Pemilu yang bebas dan adil
Prinsip ini menghendaki adanya pergantian pimpinan pemerintahan secara damai
dan teratur. Hal ini penting untuk menjaga agar kedaulatan rakyat tidak di
selewengkan. Untuk itu diselenggarakan pemilu.
6. Persamaan di depan hukum
Prinsip ini menghendaki adanya persamaan politik. Maksudnya, secara hukum
setiap warga Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
dalam proses pembuatan keputusan politik. Jadi, siapa saja memiliki kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi. Itu berarti tidak boleh ada diskriminasi, entah
berdasarkan suku, ras, agama, antar golongan maupun jenis kelamin.
7. Perlindungan hukum
Prinsip ini menghendaki adanya perlindungan hukum warga Negara dari tindakan
sewenang-wenang oleh negara.
8. Pemerintahan di batasi oleh konstitusi
Prinsip ini menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah melalui
hukum. Pembatasan itu di tuangkan dalam konstitusi. Selanjutnya konstitusi itu
menjadi dasar penyelenggaraan negara yang harus di patuhi oleh pemerintah.
Itulah

sebabnya

pemerintahan

demokrasi

sering

di

sebut

demokrasi

konstitusional dengan demikian, pemerintahan demokrasi dijalankan sesuai


prinsip supremasi hukum (rule of law). Itu berarti kebijakan negara harus
didasarkan pada hukum.
9. Penghargaan pada keberagaman
Prinsip ini menghendaki agar tiap-tiap kelompok sosial budaya, ekonomi, ataupun
politik diakui dan dijamin keberadaannya. Masing-masing kelompok memiliki

hak dan kewajiban yang sama untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan


kehidupan negara.
10. Penghargaan terhadap nilai-nilai demokrasi
Prinsip ini menghendaki agar kehidupan negara senantiasa diwarnai oleh
toleransi, kemanfaatan, kerja sama dan konsensus. Toleransi berarti kesediaan
untuk menahan diri, bersikap sabar, membiarkan dan berhati lapang terhadap
orang-orang yang berpandangan berbeda. Kemanfaatan berarti demokrasi
haruslah mendatangkan manfaat konkret, yaitu perbaikan kehidupan rakyat. Kerja
sama berarti semua pihak bersedia untuk menyumbangkan kemampuan terbaiknya
dalam mewujudkan cita-cita bersama. Kompromi berarti ada komitmen untuk
mencari titik temu di antara berbagai macam pandangan dan perbedaan pendapat
guna mencari pemecahan untuk kebaikan bersama.

2)

Macam-macam Demokrasi
1.

Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat:


1. Demokrasi langsung
Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman
Yunani Kuno. Pada masa itu, seluruh rakyat dapat menyampaikan
aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan demikian,
pemerintah dapat mengetahui aspirasi dan persoalan-persoalan
yang sebenarnya dihadapi masyarakat. Namun dalam zaman
modern, demokrasi langsung sulit dilaksanakan karena:
1. Sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat
sekaligus dalam membicarakan suatu urusan.
2. Tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang
semakin rumit dan kompleks.
3. Musyawarah tidak akan efektif sehingga sulit menghasilkan
keputusan yang baik.

2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan


Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam
menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakil mereka

untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui


wakil-wakil mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi perwakilan
berlainan menurut konstitusi negara masing-masing.
Sistem pemilihan ada dua macam yaitu pemilihan secara langsung
dan pemilihan bertingkat. Pada pemilihan secara langsung, setiap
warga negara yang berhak secara langsung memilih orang-orang
yang akan duduk di parlemen. Sementara itu, pada pemilihan
bertingkat, yang dipilih rakyat adalah orang-orang di lingkungan
mereka sendiri, kemudian orang-orang yang terpilih itu memilih
anggota-anggota parlemen.
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
Dalam sistem demokrasi ini rakyat memilih para wakil mereka untuk duduk di
parlemen, tetapi parlemen tetap dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem
referendum (pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara
langsung). Sistem ini digunakan di salah satu negara bagian Swiss yang
disebut Kanton.
1. Demokrasi ditinjau dari titik berat perhatiannya
2. Demokrasi Formal
Demokrasi formal menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik
tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan
rakyat dalam bidang ekonomi. Dalam sistem demokrasi yang demikian,
semua orang dianggap memiliki derajat dan hak yang sama. Namun,
karena kesamaan itu, penerapan azas free fight competition (persaingan
bebas) dalam bidang ekonomi menyebabkan kesenjangan antara golongan
kaya dan golongan miskin kian lebar, kepentingan umum pun diabaikan.
Demokrasi formal/ liberal sering pula disebut demokrasi Barat karena
pada umumnya dipraktikkan oleh negara-negara Barat. Kaum komunis
bahkan menyebutnya demokrasi kapitalis karena dalam pelaksanaannya
kaum kapitalis selalu dimenangkan oleh pengaruh uang (money politics)
yang menguasai opini masyarakat (public opinion).
1.

Demokrasi Material

Demokrasi material menitik beratkan upaya-upaya menghilangkan perbedaan


dalam bidang ekonomi sehingga persamaan dalam persamaan hak dalam bidang
politik kurang diperhatikan, bahkan mudah dihilangkan. Untuk mengurangi
perbedaan dalam bidang ekonomi, partai penguasa (sebagai representasi
kekuasaan negara) akan menjadikan segala sesuatu sebagai milik negara. Hak
milik pribadi tidak diakui. Maka, demi persamaan dalam bidang ekonomi,
kebebasan dan hak-hak asasi manusia di bidang politik diabaikan. Demokrasi
material menimbulkan perkosaan rohani dan spiritual.
Demokrasi ini sering disebut demokrasi Timur karena berkembang di negaranegara sosialis/ komunis di Timur, seperti Rusia, Cekoslowakia, Polandia dan
Hongaria dengan ciri-ciri:
1.

sistem satu (mono) partai, yaitu partai komunis (di Rusia).

2.

sistem otoriter, yaitu otoritas penguasa dapat dipaksakan kepada rakyat.

3.

sistem perangkapan pimpinan, yaitu pemimpin partai merangkap sebagai


pemimpin negara/ pemerintahan.

4.

sistem pemusatan kekuasaan di tangan penguasa tertinggi dalam negara.

1.

Demokrasi Gabungan

Demokrasi ini mengambil kebaikan dan membuang keburukan demokrasi formal


dan material. Persamaan derajat dan hak setiap orang tetap diakui, tetapi
diperlukan pembatasan untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat.
Pelaksanaan demokrasi ini bergantung pada ideologi negara masing-masing
sejauh tidak secara jelas kecenderungannya kepada demokrasi liberal atau
demokrasi rakyat.

1.

Demokrasi di tinjau dari prinsip ideologinya


1.

Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)

Demokrasi yang di dasari dan di jiwai oleh pandangan liberalisme yaitu suatu
paham yang menentukan pada kebebasan individu yang sangat luas dan longgar
tanpa mengabaikan kepentingan umum.
1.

Demokrasi rakyat (demokrasi komunis)

Dinamakan demokrasi proletar, yang di dasari dan di jiwai paham marxismekomunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal
klas sosial dan masyarakat ideal.
3)

Prinsip-prinsip Demokrasi
1.

Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

2.

Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.

3.

Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai


oleh para warga negara.

4.

Penghormatan terhadap supremasi hukum.

Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas rule of law, antara lain
sebagai berikut :
1.

Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.

2.

Kedudukan yang sama dalam hukum.

3.

Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

4)

Trias Politica

Indonesia menganut paham Trias Politica (legislatif, eksekutif, yudikatif) yang


membagi kekuasaan politik negara menjadi tiga. Trias Politika di wujukan dalam
tiga lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yang sejajar satu sama lain, saling mengawasi dan saling mengontrol.
1.

Legislatif

Lembaga legislatif di Indonesia yaitu DPR untuk pusat dan DPRD untuk tingkat
provinsi dan kabupaten / kota ditambah DPD sebagai perwakilan daerah. DPR-RI
memiliki tugas diantaranya

membentuk undang-undang dan melakukan

pengawasan (supervisi) terhadap penggunaan APBN.

2.

Eksekutif

Kekuasaan eksekutif dalam suatu negara ialah merupakan kekuasaan dimana


dijalankannya segala kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan badan legislatif

dan menyelenggarakan undang-undang yang telah diciptakan oleh badan


legislatif.
3.

Yudikatif

Badan Yudikatif berfungsi menyelenggarakan kekuasaan kehakiman. Di


Indonesia, kini dikenal adanya 3 badan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kekuasaan tersebut. Badan-badan itu adalah Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
5)

Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan Demokrasi


yang pernah ada di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi
menjadi beberapa periodisasi antara lain:

Periode

1945-1959

demokrasi

pada

masa

revolusi

(Demokrasi

Parlementer)
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem
parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan.
Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi
RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun ini dapat
berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain.
Sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif
terdiri atas Presiden sebagai kepala negara konstitusional dan perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan.

Periode 1959-1965 (Orde Lama)

Demokrasi Terpimpin Pandangan A. Syafii Maarif, demokrasi terpimpin


sebenarnya ingin menempatkan Soekarno sebagai Ayah dalam famili besar yang
bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan
demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah
adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan
terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang
kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.

Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila

Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat
mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan
peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai
politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga nonpemerintah

Periode 1998-sekarang ( Reformasi )

Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei
1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J.
Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi
kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi
yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi
demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis
karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
6)

Contoh Kebudayaan Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan

Bernegara
1.

Pemilihan umum

Pemilihan umum dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Mulai tahun 2004, pemilu
dilaksanakan untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat pusat dan daerah
serta pasangan presiden dan wakil presiden. Bagi negara, pemilu menjadi tonggak
pelaksanaan demokrasi. Melalui pemilu, rakyat melaksanakan haknya untuk
memilih wakil di parlemen serta pemimpin negara. Pelaksanaan pemilu
menunjukkan perilaku demokratis dalam suatu negara. Melalui pemilu,
pelaksanaan pemerintahan dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat. Setiap warga
negara memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan tanpa paksaan, tekanan, dan
pengaruh pihak lain.
1.

Pemilihan kepala daerah

Pemilihan kepala daerah (pilkada) menunjukkan pelaksanaan demokrasi


masyarakat di daerah. Pilkada dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pilkada
dilaksanakan di daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Pilkada menjadi indikator
pelaksanaan kehidupan yang demokratis di daerah. Dalam pilkada, masyarakat
berhak memiliki pasangan pemimpin daerah sesuai dengan ketetapan hati masingmasing. Di tingkat provinsi, rakyat memilih gubernur dan wakil gubernur, di
tingkat kabupaten, rakyat memilih bupati dan wakil bupati, di tingkat kota, rakyat
memilih wali kota dan wakil wali kota.

1.

Pembagian kekuasaan

Dalam pemerintahan yang demokratis, kekuasaan tidak terpusat pada satu


lembaga. Pemerintahan yang demokratis dapat terwujud melalui pembagian
kekuasaan. Seperti yang berlaku di Indonesia, kekuasaan negara dibagi menjadi 3,
yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif, dan kekuasaan yudikatif.
1.

Kebebasan pers

Pers menjadi salah satu pilar demokrasi. Pers diharapkan mampu menjadi
penyeimbang dalam proses demokratisasi. Pers perlu memperoleh kebebasan agar
mampu melaksanakan perannya. Pers yang dilindungi kebebasannya adalah pers
yang bertanggung jawab dan konstruktif.
1.

Pluralisme

Pluralisme menunjukkan keberagaman suatu bangsa. Perilaku demokratis


ditunjukkan dengan adanya penghargaan terhadap keberagaman. Pluralisme harus
dijamin oleh negara. Tidak ada pembeda antara kelompok mayoritas maupun
minoritas. Semua suku, agama, ras, dan golongan memiliki hak dan kewajiban
yang sama di berbagai bidang kehidupan.
1.

Kesetaraan hukum

Perilaku demokratis ditunjukkan dengan kesetaraan hukum. Semua warga negara


memiliki kedudukan yang sama di depan hukum. Penerapan hukum didasarkan
pada fakta hukum dengan dilandasi norma hukum yang berlaku.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang kekuasaannya berasal dari
rakyat. Dalam demokrasi, rakyat memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya.
Sehingga tidak ada sistem pemerintahan yang otoriter. Jika ada perbedaan
pendapat, dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, atau dengan perhitungan
jumlah suara untuk memilih opsi tertentu. Prinsip pada demokrasi adalah adanya
kesamaan rakyat didalam hukum. Sehingga tidak ada yang lebih diistimewakan
atau dikesampingkan dalam hukum.
Kekuasaan Indonesia di bagi atas tiga lembaga yaitu lembaga legislatif, eksekutif
dan yudikatif. Ketiga jenis lembaga pemerintah tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan

eksekutif,

lembaga-lembaga

pengadilan

yang

berwenang

menyelenggarakan kekuasaan yudikatif, dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat


yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif.

DAFTAR PUSTAKA
Buchory, Achmad DKK. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Semester 1.
Solo: CV. HaKa MJ.
Ubaidillah, Akhmad. 2000. Demokrasi, Ham, dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Jakarta Press.
Al-Brebesy, Mamun Murod. 1999. Menyingkap Pemikiran Politik Abdurrahman
Wahid dan Amien Rais tentang Negara. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Madjid, Nurcholis DKK. 1994. Demokratisasi Politik, Budaya Dan Ekonomi.
Jakarta: Yayasan Paramadina.
Kauzar, Ahdian DKK. 2012. Makalah Demokrasi, Bandung.

Hilal Farisy, Sejarah Perkembangan Demokrasi Indonesia, di akses di


http://hilalfarisy.wordpress.com/2012/03/21/sejarah-perkembangan-demokrasi-diindonesia/
Krisiyanto, Makalah Perkembangan Demokrasi Indonesia, di akses di
http://krizi.wordpress.com/2009/09/30/makalah-perkembangan-demokrasi-diindonesia/

Anda mungkin juga menyukai