Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bimbingan Konseling
2.1.1 Pengertian Bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling
memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka
sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan.
Definisi atau pengertian Bimbingan menurut beberapa ahli sebagai berikut :
1. Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan
demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
3. Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
4. Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk
madarasah), keluarga, dan masyarakat.
5. Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau
pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan
(Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
6. Donald G.Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976) menyatakan, Guidance may be
defined as that part of the total educational program that helps provide the personal
apportunities and specializedstaff services by which each individual can develop to
the fullest of his abilities and capacities in term of the democratic idea.
1.
2.
3.
4.
a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapt membantu dirinya
sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Bimbingan berfokus pada individu yang dibimbing.
c. Dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
d. Bimbingan harus luwes sesuai kebutuhan.
e. Program bimbingan dalam lembaga tertentu harus sesuai dengan program pada lembaga yang
bersangkutan.
f. Dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
2.2.2 Konsep Konseling
1) Tujuan Konseling
a. Mengadakan perubahan pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif
dan memuaskan.
b. Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif.
c. Penyelesaian masalah.
d. Mencapai keefektivan pribadi.
e. Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.
Jadi, dapat disimpulkan, kosep bimbingan meliputi : tujuan yaitu, memberi layanan
terhadap klien agar dapat mengembangkan masa depannya; fungsi yaitu, fungsi
pengembangan, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi dan fungsi penyesuaian; dan prinsip.
Sedangkan konsep konseling meliputi tujuannya, yaitu agar konseli mampu memahami
diri dan lingkungan, mampu membuat keputusan menyelesaikan masalah konselor.
2.3 Tujuan, Prinsip dan Fungsi Bimbingan Konseling
2.3.1 Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan bimbingan konseling adalah membantu idividu dalam mencapai :
1. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing.
2. Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien.
3. Membantu mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan
lingkungannya.
4. Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, klien harus mendapatkan kesempatan untuk :
1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.
2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembangan
yang optimal.
3. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
4. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya.
5. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun
lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
6. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
7. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku yang tidak sesuai.
menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan diperuntutkan bagi semua individu (guidance is for all individuals)
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah. Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih
bersifat preventif dan pengembangan daripada penyembuhan (kuratif) dan lebih diutamakan
teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
2. Bimbingan bersifat individualisasi
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan
bimbingannya menggunakan kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif
Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan,
karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri
sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4.
Bimbingan merupakan usaha bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru
dan kepala sekolah. Mereka dalam teamwork juga terlibat dalam proses bimbingan.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
Bimbingan diarahkan unutk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan
nasihat kepada individu, itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.
Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu untuk
mempertimbangkan, menyesuaikan diri dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan
keputusan yang tepat.
6. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di
lingkungan keluarga dan masyarkat pada umumnya. Bidang layanan bimbinganpun bersifat
multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.
2.3.3 Fungsi Bimbingan Konseling
Dalam kelangsungan proses bimbingan konseling, terdapat berbagai pelayanan yang
sengaja diciptakan dan diselenggarakan. Keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya
suatu pelayanan merupakan hasil dari fungsi sebuah pelayanan. Suatu pelayanan dikatakan tidak
akan berfungsi jika ia tidak bisa memperlihatkan kegunaan ataupun tidak bisa memberikan
manfaat atau keuntungan tertentu. Dalam bimbingan konseling, fungsi bimbingan konseling
ditinjau dari kegunaan atau manfaat. Ataupun keuntungan-keuntungan-keuntungan apa yang
diperoleh melalui pelayanan tersebut. Berikut ini adalah beberapa fungsi bimbingan konseling,
yaitu sebagia berikut :
1.
Fungsi Pemahaman
Fungsi bimbingan konseling dimana klien diharapkan mampu memahami segala
potensi yang dimilikinya, lingkungan sekitar klien, serta permasalahan yang sedang
dihadapinya. Fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
a.
b.
c.
d.
e.
3.
4.
Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan
terhindarnya klien dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat
mengganggu,
menghambat
ataupun
menimbulkan
kesulitan
tertentu
dalam
perkembangannya. Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bagi konselor profesional yang misi tugasnya
dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangan individu, pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah
suatu keharusan yang bersifat etis (Horner & Mc.Elhaney, 1993). Oleh karena itu
pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya
yang amat penting.
Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi klien agar
terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang
berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier,
inventarisasi data, dan sebagainya. Berikut ini adalah arah upaya pencegahan yang perlu
dilakukan oleh konselor, yaitu:
Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap
individu yang bersangkutan.
Mendorong perbaikan kondisi pada diri pribadi klien.
Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi
perkembangan dan kehidupannya.
Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang
besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.
Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
Fungsi Pengentasan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja
klien masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Individu yang mengalami masalah akan
merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya. Klien yang mengalami masalah akan
datang pada konselor dengan tujuan untuk dituntaskannya masalah yang tidak mengenakkan
dari dirinya. Di sinilah fungsi pengentasan (perbaikan) itu berperan, yaitu fungsi bimbingan
dan konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan
yang dialami klien.
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap
masalah adalah unik. Masalah-masalah yang dihadapi individu yang berbeda tidak boleh
disamakan. Dengan demikian penanganannyapun harus secara unik disesuaikan terhadap
kondisi masing-masing dari masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan dari
berbagai bahan dan keterampilan dalam menangani berbagai masalah yang beraneka ragam.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah
dicapai selama ini. Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang membangun,
pemeliharaan yang memperkembangkan. Oleh karena itu fungsi pemeliharaan dan
pengembangan tidak dapat dipisahkan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan
program.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan ini berarti bahwa layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam
fungsi ini hal hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan
demikian klien dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang
positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Jika memperhatikan kaitan anatara ketiga fungsi bimbingan dan konseling, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan tampaknya bersifat lebih umum dan dapat terkait pada
ketiga fungsi lainnya. Jika dikaji lebih jauh, dapatlah dimengerti bahwa pemeliharaan
dalam arti yang luas dan pelayanan pemuliaan manusia, khususnya bimbingan dan konseling.
Dengan demikian, sewaktu konselor menjalankan fungsi pemahaman, pencegahan dan
pengentasan, ia perlu menyadari bahwa pelayanan yang diberikannya itu sebenarnya juga
mengemban fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Pemeliharaan dan pengembangan
segenap potensi individu dalam keempat dimensi kemanusiaan.
Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling memiliki tujuan
untuk membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing, membantu
mengembangkan kualitas kesehatan mental klien, membantu mengembangkan perilakuperilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya, membantu klien
menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Bimbingan konseling juga mempunyai prinsip diantaranya adalah, bimbingan
diperuntukkan bagi semua individu, bimbingan bersifat individualisasi, bimbingan
menekankan hal yang positif, bimbingan merupakan usaha bersama, pengambilan keputusan
merupakan hal yang esensial dalam bimbingan, bimbingan berlangsung dalam berbagai
setting (adegan) kehidupan.
Fungsi bimbingan konseling diantaranya, fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi
pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Ragam Bimbingan Menurut Masalahnya
3.1.1 Bimbingan Pribadi-Sosial
Dalam bidang bimbingan pribadi, membantu siswa menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta
sehat jasmani dan rohani. Dalam bidang bimbingan social, membantu siswa mengenal dan
berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab
kemasyarakatan dan kenegaraan. Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan dalam
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya
sendiri dalam mengatur dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian
waktu luang, peyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina
hubungan kemanusiaan dengan sesame diberbagai lingkungan (pergaulan social).
Bidang ini dapat di rinci menjadi pokok-pokok berikut :
a. Pemantapan sikap dan kebiasaaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatankegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
perannya dimasa depan.
c. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya.
d. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
e. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah di
ambilnya.
f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara
rohaniah maupun jasmaniah.
g. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan
secara efektif.
h. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta beragumentasi
secara dinamis, kreatif, dan produktif.
i. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik di rumah, di
sekolah maupun di masyarakat luas dengan menunjang tinggi tata-krama, sopan
santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
j. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya,
baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di
masyarakat pada umumnya.
k. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaanya
secara dinamis dan bertanggung jawab.
l. Orientasi tentang hidup berkeluarga.
Fungsi dalam bimbingan pribadi-sosial yang diungkapkan oleh Totok (Rima Puspita,
2007:47-49), yaitu :
1. Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial, konselor secara
berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan
(agent of change) bagi dirinya dan lingkungannya. Konselor juga berusaha membantu
individu sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber
daya yang dimilikinya untuk berubah.
2. Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan dan kekuatan
yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada
dasarnya melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu mampu mencapai
tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan,
sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu
mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, serasi dan
seimbang.
3. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi sosial dapat berfungsi
sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan
lingkungannya.
4. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial digunakan
sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.
5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui bimbingan
pribadi-sosial diharapkan individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam
mengungkapkan perasaan, keinginan, dan inspirasinya.
6. Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu
dapat bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang
dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru.
7. Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Konselor membantu individu dalam
menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang menggangu sebagai akibat dari
krisis.
3.1.2 Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun yang termasuk
maslah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi,
cara belajar, penyelesaian tugas-tugas latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar,
perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain sebagainya.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar
mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu
individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu
individu agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan
program atau pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya
memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
3.1.3 Bimbingan Karir
Dalam bidang bimbingan
mengembangkan masa depa karier.
karier,
membantu
siswa
merencanakan
dan
Dhurkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktorfaktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan
suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi menjadi
dua, yaitu:
e. Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki
oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara
lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan
lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak
bila dewasa, dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa
fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Pembentukan kepribadian;
b. Sebagai alat reproduksi;
c. Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
d. Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
e. Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.
3.2 Ragam Layanan Bimbingan
3.2.1 Layanan informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain
yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua)
menerima dan memahamu informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan)
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari
sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Materi layanan informasi menyangkut :
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan
perkembangan pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk
penyaluran dan pengembangannya.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai-nilai social, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang di
masyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangnya seperti program inti, program khusus, dan program
tambahan.
f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti EBTA/EBTANAS.
g. Fasilitas penunjang/sumber belajar.
h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan karier serta prospeknya.
j. Langkah-langkah yang perlu ditempuh guna menetapkan jabatan/karier.
k. Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita-cita karier.
l. Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, social, belajar, dan karier
diberikan agar konseli mendapatkan layanan yang optimal dari ahli lain yang benar-benar
handal/sesuai dengan bidangnya.
3.2.7 Evaluasi dan Sesi Tindak Lanjut
Merupakan langkah penting dalam proses konseling kelompok, bukan hanya
sekedar pelengkap. Sebuah prosedur evaluasi yang sistematis dan efektif dapat
meningkatkan upaya fasilitatif dari pemimpin kelompok. Evaluasi merupakan bagian dari
keseluruhan proses konseling itu sendiri, bukan suatu kegiatan yang terlepas, yang
dilakukan pada tahap akhir, yaitu setelah konseling selesai. Dengan begitu, evaluasi
masuk menjadi satu dalam bagan arus proses konseling yang dimulai dari penetapan
tujuan sampai pengakhiran konseling kelompok.