Kelompok 01:
1. Badariah Mauli R.
2. Siti Nadhilah Febrianti
3. Melda Zulfani
4. M. Fahkrurrozi NST
5. Mutiara Rizki Prayesi
6. Ulfa Fitrializa
7. Leonardo R Ginting
8. M. Hanief Ridlo
9. Febri Sandi
10. Nesi Harniwika
11. Vera Dona
(03031181419001)
(03031181419013)
(03031181419047)
(03031181419057)
(03031181419059)
(03031181419061)
(03031281419087)
(03031281419147)
(03031281419153)
(03031181419159)
(03031381419115)
Dosen Pengampu:
Bazlina Dawami Afrah, S.T., M.T., M.Eng.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kemampuan
dan konsistensi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Perancangan Alat Proses ini.
Shalawat dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang reformis sejati
yang menjadi pemimpin dunia sehingga membawa umat manusia ke arah yang benar dan
sebagai Nabi akhir zaman. Tidak lupa pula shalawat serta salam kepada keluarga dan
sahabatnya serta kita sebagai umatnya yang selalu mengharapkan syafaat kelak di yaumil
akhir.
Makalah berjudul Thickener dan Cyclone ini berisikan dua peralatan dalam industri
proses yang mana kedua peralatan yang dimaksud dipergunakan sebagai pemisah untuk fasefase terkait fungsi masing-masing. Disamping itu, definisi, klasifikasi, prinsip kerja dan
beragam variasi informasi lainnya turut disajikan guna menambah wawasan dan pengetahuan
baik bagi penyusun maupun pembaca.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, namun dari keretakan itulah timbul inisiatif
dan motivasi dalam mencapai kesempurnaan. Kami yakin bahwa makalah ini masih memiliki
sejumlah kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan demi perbaikan di masa depan. Terima kasih.
Tim Penyusun
Page 1 of 51
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................. 2
BAB I THICKENER ..........................................................................................................
1.1 Konsep Dasar Pemisahan Liquid-Solid (Solid-Liquid) ....................................
1.2 Definisi Thickener ............................................................................................
1.3 Desain Thickener .............................................................................................
1.4 Prinsip Kerja Thickener ...................................................................................
1.5 Klasifikasi Thickener ......................................................................................
1.6 Peranan Thickener dalam Dunia Industri ........................................................
3
4
5
6
9
12
17
18
18
19
20
22
23
25
26
31
32
Page 2 of 51
BAB I
THICKENER
Proses kimia terdiri dari beragam stage reaksi esensial, yang mana stage-stage reaksi
ini dilengkapi dengan berbagai variasi pemisahan. Proses pemisahan sendiri adalah suatu
proses memisahkan komponen-komponen dalam suatu senyawa dengan tujuan untuk
mendapatkan result dengan kemurnian yang lebih tinggi.
Teknik-teknik utama pada proses pemisahan ditunjukkan pada tabel berikut.
Teknik-Teknik Pemisahan
Pada makalah ini, Bab 1 menjelaskan tentang thickener sebagai alat pemisah liquidsolid (komponen major: liquid) sedangkan Bab 3 menjelaskan tentang cyclone sebagai alat
pemisah gas-solid dan gas-liquid (komponen major: gas). Hydrocyclone yang merupakan
pemisah liquid-solid (atau solid-liquid) diklasifikasikan sebagai salah satu jenis cyclone.
Page 3 of 51
1.1
paling sering digunakan pada suatu proses industri. Beberapa teknik yang digunakan untuk
pemisahan kedua fase ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Teknik-teknik pemisahan
pada gambar tersebut didasarkan atas perbedaan densitas atau massa jenis liquid dan solid.
Proses pemisahan ini sendiri adalah dengan menggunakan prinsip gravitasi, sentrifugasi atau
filtrasi, tergantung dari ukuran dan bentuk partikel. Adapun teknik yang paling sesuai untuk
suatu pemisahan akan tergantung pada konsentrasi solid dan laju alir masuk feed, termasuk
didalamnya ukuran dan karakteristik partikel solid.
Pemilihan alat untuk pemisahan fase ini akan tergantung pada objektif utamanya:
apakah untuk mendapatkan liquid murni atau produk solid, atau berapakah derajat kekeringan
dari solid yang diinginkan, atau berapakah ukuran dari partikel yang masuk.
Page 4 of 51
1.2
Definisi Thickener
Thickener adalah salah satu jenis alat industri kimia yang berfungsi meningkatkan
konsentrasi suatu suspensi dengan jalan sedimentasi (pengendapan) dan pembentukan zat cair
yang jernih. Hasil luaran dari thickener biasanya langsung masuk ke Filter Press yang
berfungsi untuk menghilangkan air pada sludge hingga dihasilkan limbah berupa padatan.
Tujuan proses thickening adalah untuk:
a. Memekatkan (meningkatkan konsentrasi) padatan
b. Mengurangi volume padatan
Proses sedimentasi terdiri dua subproses utama, yakni thickening dan klarifkasi
(clarification); alat untuk kedua proses ini juga mirip. Yang membedakan keduanya adalah
tujuan utama masing-masing alat. Tujuan utama proses thickening adalah untuk
Page 5 of 51
meningkatkan konsentrasi dari suspended solid (SS) bila kandungannya SS-nya besar
sedangkan tujuan utama klarifikasi adalah untuk memisahkan fine solid yang jumlahnya kecil
sehingga didapatkan effluent liquid jernih. Thickening dan klarifikasi merupakan proses yang
relatif murah ketika digunakan pada pengolahan liquid dengan volume yang besar.
1.3
Desain Thickener
Bridge-supported thickener biasanya terpilih untuk garis tengah kurang dari 30 m (100 ft),
center-column mendukung thickener terpilih untuk garis tengah lebih besar, dan unit traction
memiliki harga yang sedikit mahal untuk ukuran lebih dari 75 m (250 ft) untuk kondisi yang
menerapkan dinding topang sesuai untuk membawa beban.
Kondisi khusus mempengaruhi pemilihan jenis thickener. Sebagai contoh, jika suatu
unit harus disesuaikan untuk menjaga panas, jenis bridge-supported mungkin lebih hemat
jika diameter (garis tengah) yang digunakan adalah sampai dengan 45 m (150 ft). Hal ini
menyebabkan 30 m (100 ft) merupakan batas yang ekonomis untuk suatu unit.
Bahan Konstruksi
Ada banyak material yang dapat dipakai untuk tanki. Kebanyakan dibuat dari baja,
selain itu dapat juga dibuat dari kayu, baja tahan-karat, rubber-convered, atau campuran
logam khusus.
Page 6 of 51
Bagian-Bagian Thickener
Bagian-Bagian Thickener
Page 7 of 51
Bentuk thickener tampak luar hampir sama dengan kolam sedimentasi. Namun,
ketinggiannya biasanya lebih tinggi karena thickener biasanya menampung sludge
sedimentasi dan sludge dari kolam lain.
Alat thickener tersusun dari perangkat utama berupa tanki silinder besar dengan
rotating rake (penggaruk berputar) pada dasar tanki. Tanki segiempat juga dapat digunakan.
Namun, tanki silinder biasanya lebih dipilih. Desain tanki sendiri diklasifikasikan
berdasarkan bagaimana rake ditopang dan digerakkan. Sementara itu, desain rake ditentukan
berdasarkan karakteristik (nature) dari solid. Desain dan konstruksi thickener dijelaskan oleh
Dahlstrom dan Cornell (1971).
Page 8 of 51
1.4
Bak sedimentasi dapat berbentuk segiempat atau lingkaran. Pada bak ini, aliran air
limbah sangat tenang untuk memberi kesempatan padatan (suspensi) untuk mengendap.
Kriteria-kriteria yang diperlukan untuk menentukan ukuran bak sedimentasi adalah surface
loading (beban permukaan), kedalaman bak dan waktu tinggal. Waktu tinggal mempunyai
satuan jam, cara perhitungannya adalah volume tangki dibagi dengan laju alir perhari. Beban
permukaan sama dengan laju alir (debit volume) rata- rata perhari dibagi luas permukaan bak,
satuannya m3 per meter persegi perhari.
Zona Penebalan
Flotasi (Pengapungan)
Kebalikan dari proses pengendapan, flotasi adalah proses pemisahan padatan-cairan
atau cairan-cairan yang dalam hal ini partikel atau cairan yang dipisahkan mempunyai berat
Page 10 of 51
jenis yang lebih kecil dari pada cairan. Apabila perbedaan berat jenis secara alamiah cukup
untuk dilakukan pemisahan, maka proses flotasi dinamakan flotasi alamiah (natural
flotation). Apabila ditambahkan sesuatu dari luar untuk mempercepat pemisahan partikel,
walaupun secara alamiah berat jenis partikel tersebut lebih ringan dari pada cairan,
dinamakan aided flotation. Istilah flotasi terdorong (induced flotation), diterapkan pada
keadaan berat jenis partikel secara alamiah lebih besar dari pada cairan, namun dibuat agar
berat jenisnya lebih kecil. Sebagai contoh, penggabungan gas-partikel sehingga berat jenisnya
lebih kecil dari cairan.
1. Induce Flotation
Proses induced flotation yang menggunakan gelembung halus atau microbubbles yang
berdiameter 4070 mikron disebut dissolved air flotation (DAF). Teknik yang umum
digunakan untuk menghasilkan microbubble adalah pressurization. Gelembung diperoleh
dengan cara mengekspansi cairan yang telah banyak mengandung udara pada tekanan
beberapa bar. Jenis tekanan yang dilepaskan akan menentukan kualitas gelembung yang
dihasilkan. Cairan yang ditekan dapat air baku (full-flow pressurization) atau recycle air
olahan (recycle pressurization). Pada proses klarifikasi air permukaan atau air industri
digunakan sistem recycle pressurization. Pada kasus pemekatan lumpur, digunakan full-flow
pressurization atau recycle pressurization,
2. Natural Flotation
Flotasi alamiah biasanya diterapkan pada proses pemisahan minyak. Pada flotasi ini
kemungkinan didahului dengan proses penyatuan gelembung (microdroplets menempel satu
dengan yang lain) untuk mencapai ukuran minimum sehingga terjadi pemisahan.
3. Aided Flotation
Flotasi ini adalah flotasi alamiah yang ditingkatkan dengan menyemburkan gelembung
udara. Proses ini biasa diterapkan pada pemisahan lemak yang terdispersi dalam cairan.
Dalam sistem ini terdapat dua daerah; satu daerah untuk pencampuran dan emulsifying; yang
lainnya daerah penenang untuk proses flotasi.
Page 11 of 51
Penerapan Flotasi
Penerapan DAF (Dissolved Air Flotation) pada pengolahan air adalah sebagai berikut:
a. Pemisahan flok pada proses klarifikasi atau penjernihan.
b. Pemisahan dan perolehan kembali serat pada efluen pabrik kertas.
c. Pemisahan minyak terflokulasi atau tidak terflokulasi dalam air limbah yang
terdapat pada efluen refinery, airport dan pabrik baja.
d. Pemekatan lumpur dari pengolahan biologi air limbah atau dari proses klarifikasi
air minum.
e. Klarifikasi cairan lumpur aktif.
1.5
Klasifikasi Thickener
Kondisi Operasi
Berdasarkan kondisi operasinya, thickener dibagi menjadi dua jenis: batch thickener
dan continuous thickener.
a. Batch Thickener
Batch thickener beroperasi sama seperti batch sedimentation dimana alatnya berupa
tanki silinder; tanki terdiri dari bukaan masuk umpan untuk slurry dan bukaan keluar untuk
produk. Tanki yang diisi dengan slurry dan padatan akan mengendap di bottom tanki.
Page 12 of 51
Batch thickener biasanya terdiri dari sebuah tanki berbentuk silindris dengan dasar
berbentuk kerucut runcing. Setelah proses sedimentasi, zat cair kental yang berada di bawah
dikeluarkan, sedangkan zat cair yang bersih yang berada di atas diambil melalui pipa offtake
pada bagian atas tanki. Biasanya kondisi proses dalam thickener ini mirip dengan tube
sedimentasi yang ada di laboratorium, dan selama tahap awal berlangsung, secara umum
akan terbentuk zona konsentrasi suspensi yang sama nilainya dengan konsentrasi feed. Cara
ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi batch paling mudah
dilakukan dan pengamatan terhadap penurunan ketinggian mudah. Mekanisme sedimentasi
batch pada suatu silinder atau tabung dapat dilihat melalui gambar berikut:
Keterangan:
A = cairan bening
B = zona konsentrasi seragam
C = zona ukuran butir tidak seragam
D = zona partikel padat terendapkan
Page 13 of 51
Gambar di atas menunjukkan slurry awal yang memiliki konsentrasi seragam dengan
partikel padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai mengendap dan
diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan cepat. Zona D yang terbentuk terdiri
dari partikel lebih berat sehingga lebih cepat mengendap. Pada zona transisi, fluida mengalir
ke atas karena tekanan dari zona D. Zona C adalah daerah dengan distribusi ukuran yang
berbeda-beda dan konsentrasi tidak seragam. Zona B adalah daerah konsentrasi seragam,
dengan komsentrasi dan distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas zona B, adalah zona A
yang merupakan cairan bening.
Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah (gambar b, c, d).
Zona A dan D bertambah, sedang zona B berkurang. Akhirnya zona B, C dan transisi hilang,
semua padatan berada di zona D. Saat ini disebut critical settling point, yaitu saat
terbentuknya batas tunggal antara cairan bening dan endapan (Foust, 1980).
b. Continuous Thickener
Continuous thickener adalah alat yang memisahkan slurry untuk berbagai variasi
konsentrasi. Thickener jenis ini melakukan proses sedimentasi untuk zat dengan konsentrasi
yang tinggi. Hal yang paling penting untuk dikonsiderasi pada perhitungan desain continuous
thickener adalah karakteristik pengendapan solid dalam slurry, luas tanki dan tinggi tanki.
Karakteristik spesifik konsentrasi solid pada alat ini adalah bila waktu naik, maka kecepatan
pengendapan akan menurun.
Continuous thickener berdiameter besar dan agak dangkal, tanki tersebut dilengkapi
dengan rake untuk mengumpulkan sludge. Umpan akan masuk ke tengah tanki dan rake akan
mengumpulkan sludge ke tengah, untuk kemudian dikeluarkan.
Page 14 of 51
Fungsi utama thickener kontinu adalah untuk meningkatkan konsentrasi suatu solid
terlarut dengan bantuan gravitasi sehingga material balance dalam keadaan steady state
tercapai, zat padat ditarik secara kontinu melalui underflow yang di-supply ke feed. Saat
steady state, ketinggian tiap zona akan konstan. Mekanisme sedimentasi kontinu bisa dilihat
pada gambar berikut:
Thickener kontinu ini terdiri dari sebuah tanki silinder dengan dasar yang rata. Suspensi
dimasukkan ke tengah dengan kedalaman 0,3-1 m di bawah permukaan cairan; ini ditujukan
untuk membuat sesedikit mungkin gangguan yang terjadi. Cairan kental secara berkala
dipindahkan melalui sebuah outlet pada dasar tanki, dan setiap zat padat (solid) yang terendap
di dasar tanki secara langsung dikeluarkan ke outlet dengan jalan atau mekanisme perputaran
rake dari alat pengering yang terintegrasi dengan tanki. Rake selalu digantung sehingga
lengannya selalu terlipat secara otomatis bila tenaga putarnya melebihi nilai tertentu. Hal ini
mencegah kerusakan yang terjadi bila tanki terisi penuh (overload). Kinerja penggarukan
(raking action) dapat meningkatkan pencapaian derajat pengentalan dalam thickener. Cairan
jernih secara kontinu dipindahkan dari tanki yang kelebihan zat. Zat padat secara kontinu
bergerak turun (mengendap), kemudian mengarah ke dalam outlet cairan kental. Cairan
bergerak ke atas dan secara radial keluar.
Karakteristik Pengendapan
Aturan dasar untuk tahap pemisahan yang efisien adalah partikel tersuspensi
mengendap di daerah laminer. Ini adalah daerah dimana kecepatan liquid yang naik lebih
kecil dibandingkan dengan kecepatan material solid yang mengendap.
Untuk memenuhi persyaratan ini, karakteristik pengendapan relatif dari solid di dalam
liquid diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok dasar, yaitu:
a. Kelompok pertama: pengurangan partikel bebas
Lumpur dengan kandungan solid, mengendap secara bebas tanpa mengganggu partikel
lain meninggalkan bagian yang bening. Kelompok ini mengikuti aturan dasar Stokes sebelum
mencapai titik untuk memasuki zona kompresi.
b. Kelompok kedua: pengurangan partikel melayang
Lumpur dengan suspended solid berada pada beberapa wilayah batas dari berbagai
tingkat kejernihan; sebagian besar lumpur ini tidak menunjukkan interface yang tajam.
Lumpur tersebut sering kali terflokulasi untuk meningkatkan tangkapan terhadap bagian
terhalus, dengan demikian proses pengendapan dapat dipercepat.
c. Kelompok ketiga: pengendapan partikel (mass particle subsidence)
Lumpur dengan kandungan solid yang tinggi mengendap secara bebas pada bagian
awal; tetapi, dengan singkat, kemudian partikel-partikel tersebut memulai gangguan yang
menyebabkan kecepatan pengendapan menjadi menurun seiring dengan peningkatan
Page 16 of 51
konsentrasi (akibat kompresi). Solid pada lumpur tersebut menunjukkan interface yang tajam
antara bagian yang bening dan massa dari solid yang mengendap.
Pemilihan peralatan sebagian besar tergantung pada uji kerja untuk menentukan tipe
kelompok. Sebagai pedoman kasar, kelompok pertama, lumpur mungkin memiliki performa
sesuai dengan pengendapan Lamella. Untuk kelompok kedua, clarifier menangani lumpur
terflokulasi sedangkan kelompok ketiga thickener menangani lumpur konvensional.
1.6
Page 17 of 51
BAB II
CYCLONE
2.1 Konsep Dasar Pemisahan Gas-Solid
Tujuan utama proses pemisahan gas-solid adalah untuk membersihkan udara. Pada
proses ini, dispersed finely divided solid (debu atau dust) dan kabut liquid dipisahkan dari
aliran gas.
Aliran gas proses harus sering dibersihkan dengan alasan sebagai berikut:
a. Mencegah pencampuran atau kontaminasi dengan katalis atau produk hasil
b. Mencegah terjadinya kerusakan alat, seperti kompressor.
c. Memenuhi peraturan polusi udara (air-pollution)
d. Menjaga kebersihan (hygiene)
e. Memisahkan senyawa beracun (toxic) dan zat berbahaya lainnya
f. Memenuhi kebutuhan udara bersih-terfiltrasi untuk proses yang menggunakan udara
sebagai bahan baku dan proses yang membutuhkan clean working atmosphere, seperti
industri farmasi dan elektronik
Partikel yang dipisahkan memiliki variasi ukuran mulai dari large molecule berukuran
ratusan mikrometer, coarse dust (debu kasar) yang timbul akibar erosi (attrition) katalis
hingga ke ukuran fly ash yang dihasilkan dari pembakaran serbuk bahan bakar.
Page 18 of 51
Cyclone sering digambarkan sebagai peralatan dengan efisiensi rendah. Namun, dalam
perkembangannya, tercatat bahwa cyclone mampu menghasilkan efisiensi 98% bahkan lebih
untuk partikel yang lebih besar dari 5 microns (Cooper, et al., 1986). Efisiensi lebih dari 98%
juga tercatat pada siklon untuk partikel yang diameternya lebih dari 346 microns (Funk, P.A.,
et al., 2000).
Page 19 of 51
Dimensi Cyclone Standar untuk: (a) Cyclone dengan Efisiensi Tinggi dan (b) Cyclone dengan Laju Alir Gas
Tinggi
Desain yang paling umum digunakan adalah reverse-flow cyclone; konfigurasi desain
lainnya digunakan untuk tujuan khusus tertentu. Pada reverse-flow cyclone, gas masuk secara
tangensial melalui chamber atas dan turun secara spiral menuju seksi ujung pada bagian
kerucut; gas kemudian bergerak ke atas ketika mencapai bagian dengan diameter yang lebih
kecil, bergerak spiral dan keluar pada bagian melalui pipa vertical sentral. Solid bergerak
secara radial sehingga menabrak dinding, turun pada sepanjang dinding dan kemudian
dikumpulkan pada bagian bawah cyclone.
Page 20 of 51
Reverse-Flow Cyclone
Page 21 of 51
Page 22 of 51
g. Aliran udara mengalir secara melingkar dan partikulat yang lebih berat mengarah
ke bawah setelah menabrak ke arah dinding cyclone dan meluncur ke bawah.
a.
Gambar Hydrocyclone
Page 23 of 51
Hydrocyclone bekerja dengan cara memutar zat yang dimasukkan di dalam ruang yang
berkontur. Material yang lebih berat dialirkan ke bawah melalui jalur spiral di sepanjang
dinding ruangan, sementara material yang lebih ringan diarahkan ke ruang penampung di
bagian atas.
Keunggulan hydrocyclone:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Page 24 of 51
b.
Multicyclone
Ketika harus menangani volume gas dalam jumlah besar dan efisiensi tinggi harus
dihasilkan, maka digunakan beberapa cyclone dengan diameter kecil yang biasanya dipasang
bersama membentuk multicyclone.
materi masuk melalui bagian atas cyclone dan dipaksa bergerak membentuk sudut pada
bagian atas. Axial flow cyclone lebih banyak digunakan daripada tangensial cyclone.
Page 25 of 51
b.
Tangensial Cyclone
Prinsip kerjanya sama dengan axial flow cyclone. Pada tangential cyclones, materi
masuk dari celah pada sisi yang berada pada posisi menyudut dengan badan cyclone.
Kurva Kinerja (Performa), Kondisi Standar (a) Cyclone dengan Efisiensi Tinggi dan (b) Cyclone dengan
Laju Alir Gas Tinggi
Kurva kinerja (performa) kedua desain ini didapat secara eksperimental di bawah
kondisi standard testing yang ada; kurva kinerja ditunjukkan pada di atas. Kurva ini dapat
digunakan untuk cyclone dengan ukuran dan kondisi operasi lainnya dengan menggunakan
persamaan penyekalaan berikut:
Page 26 of 51
dimana:
= diameter rata-rata partikel pada kondisi standar
= diameter rata-rata partikel pada desain yang diinginkan
= diameter cyclone standar
= 223 m3/h
= 669 m3/h
2.
3.
Untuk cyclone, terdapat beberapa key parameter dalam pemisahan berbagai jenis
materi, yaitu:
a. Pressure drop (
b. Overall efficiency
Pressure Drop (
Penurunan tekanan pada cyclone disebabkan akibat rugi-rugi masuk dan keluar, dan
rugi-rugi energi kinetik dan potensial. Persamaan empiris yand dikembangkan Stairmand
(1949) dapat digunakan untuk memperkirakan nilai pressure drop ini.
dimana:
= pressure drop cyclone, milibar
= densitas gas, kg/m3
= kecepatan aliran masuk, m/s
= kecepatan aliran keluar, m/s
= radius lingkaran dimana garis tengah inlet adalah tangensial, m
= radius pipa exit, m
= faktor berdasarkan Gambar 2.5
= parameter berdasarkan Gambar 2.5
Page 28 of 51
Persamaan Stairmand adalah untuk gas yang mengalir tanpa solid. Keberadaan solid
biasanya akan menaikkan nilai pressure drop hasil kalkulasi, tergantung jumlah beban solid
yang tersedia.
Efisiensi Cyclone
Efisiensi cyclone dapat ditentukan melalui kemampuannya untuk menangkap dan
menahan partikel debu, dimana penurunan tekanan adalah kekuatan yang diperlukan unit
tersebut agar fungsi ini dapat berjalan.
Efisiensi Cyclone tergantung pada:
1.
Ukuran partikel.
Semakin besar ukuran partikel, maka efisiensi cyclone akan semakin meningkat karena
berdasarkan Hukum Stokes, diameter partikel berbanding lurus dengan terminal settling
velocity.
Page 29 of 51
Hukum Stokes:
VtR
2
Dp2 g ( p ) Vtan
18
gr
dimana:
VtR
Dp
= diameter partikel
= konstanta gravitasi
= densitas partikel
= densitas fluida
= viskositas fluida
Vtan
= kecepatan tangensial
= jari-jari cyclone
5.
Densitas partikel
Semakin besar densitas partikel maka akan semakin besar efisiensi cyclone.
6.
Dust loading
Semakin banyak dust loading, maka akan semakin baik efisiensi karena memungkinkan
terjadinya tumbukan antarpartikel yang semakin besar.
7.
Inlet velocity
Semakin besar inlet velocity maka akan semakin besar efisiensi cyclone.
Page 30 of 51
Page 31 of 51
tepung,
traktor,
pencampuran
tepung,
dan
mesin-mesin
agrikultural lainnya.
b. Industri makanan:
Page 32 of 51
Page 33 of 51
BAB III
SIMULASI HYSYS UNTUK CYCLONE
Cyclone digunakan untuk memisahkan solid dari suatu aliran gas. Partikel solid yang
akan dipisahkan tersebut berukuran lima mikron atau lebih. Cyclone tersusun dari silinder
vertikal dengan bagian bawah berbentuk kerucut, inlet segiempat di bagian atas dan outlet
untuk solid pada bagian bawah kerucut. Cyclone bekerja berdasarkan prinsip atau gaya
sentrifugasi yang melemparkan partikel ke arah dinding. Partikel yang terlempar lalu
menabrak dinding, turun sepanjang dinding yang dimaksud dan kemudian terpisah dari aliran
gas. Untuk HYSYS, solid yang akan dipisahkan harus terlebih dahulu didefinisikan pada
bagian komponen.
A. MEMULAI HYSYS
1) Buka aplikasi HYSYS melalui Start | Aspen HYSYS 2006.5.
Page 34 of 51
2) Dari menu bar, klik File | New | Case. Perintah ini dapat juga dilakukan dengan
mengklik ikon New Case
3) Klik Add pada tab Component. Masukkan fluid package yang dipergunakan (dalam hal
ini Calcium dan Propane).
Page 35 of 51
4) Klik Add pada tab Fluid Pkgs. Masukkan fluid package yang dipergunakan (dalam hal
ini Antoine).
HYSYS, lalu double klik pada ikon material stream pada lembar kerja tersebut.
Page 36 of 51
Feed
Temperature
300C
Pressure
1 atm
Mass Flow
10 kg/h
Composition
Calcium : 30%
Propane : 70%
Page 37 of 51
Page 38 of 51
8) Pilih Flowsheet | Add Operation dari menu bar. Jendela UnitOps kemudian muncul.
Jendela ini juga dapat diakses dengan menekan tombol F12.
9) Dari menu categories, klik Solid Handling. Kemudian, klik Cyclone dari daftar
Available Unit Operations.
10) Klik Add.
ATAU
Page 39 of 51
7) Pilih Flowsheet | Palette dari menu bar. Jendela Object Palette akan muncul. Jendela ini
dapat pula diakses dengan menekan tombol F4.
8) Klik ikon Solid Ops. Solid Operations Palette akan muncul. Klik ikon Cyclone.
Page 40 of 51
C. TAB DESIGN
Pada tab Design, terdapat lima subtab sebagai berikut:
Connections
Parameters
Solids
User Variables
Notes
Subtab Connections
Bagian ini dimaksudkan untuk mendefinisikan nama operasi, berikut dengan feed,
vapour product dan solid product stream.
11) Isikan data sesuai dengan gambar berikut pada subtab Connection ini.
Page 41 of 51
Subtab Parameters
Pada subtab ini, didefinisikan nilai dan jenis parameter seperti terlihat pada gambar.
75%
Page 42 of 51
Parameter
Configuration
Deskripsi
Pilih salah satu dari High Efficiency, High Output atau
User Defined.
Pilih salah satu metode: Lapple atau Leith/Licht. Metode
Efficiency Method
Particle Efficiency
Diameter yang tersedia dari komponen atau dari karakteristik partikel dapat
digunakan dalam menentukan nilai efisiensi. Sebagai contoh, jika efisiensi senilai
85% dipilih, 85% solid dari diameter yang telah tersedialah yang akan didapat. Jenis
solid lain akan terpisah sesuai dengan jumlah efisiensi yang tersedia.
Subtab Solids
Karakteristik atau sifat solid ditentukan pada subtab ini. Subtab Solids ini memiliki
dua jenis data, tergantung dari pilihan yang di-tick pada bagian Efficiency Basis.
13) Isi Calcium pada bagian Solid Name.
Solid Name
Calcium
Page 43 of 51
Deskripsi
Pilih salah satu: mengisi pada bagian nama solid seperti
Solid Name
Diameter
diisi.
Deskripsi
Pilih salah satu: mengisi pada bagian nama solid seperti
Solid Name
Particle Density
Particle Diameter
Page 44 of 51
Subtab Notes
Subtab ini menyediakan text editor sehingga user dapat me-record komentar atau
informasi apapun terkait unit operasi tertentu atau simulasi secara umum.
D. TAB RATING
Tab Rating memiliki dua subtab yaitu sizing dan constraints.
Subtab Sizing
Page 45 of 51
Parameter
Configurations
Deskripsi
Pilih High Output, High Efficiency, atau User Defined.
Bagian ini juga tersedia pada Subtab Parameters.
Rasio lebar inlet terhadap diameter (harus antara 0 sampai
1). Nilai bagian ini harus kurang dari Total Height Ratio.
Rasio tinggi inlet terhadap diameter.
Rasio tinggi Cyclone terhadap diameter. Cyclone adalah
seksi kerucut pada bagian bawah keseluruhan operasi.
Rasio panjang gas outlet terhadap diameter.
Rasio diameter gas outlet terhadap diameter (harus antara
0 sampai 1). Nilai bagian ini harus kurang dari Total
Height Ratio.
Rasio tinggi total alat terhadap diameter.
Rasio diameter outlet solid terhadap diameter.
Jika Design Mode berada pada kondisi On, nilai ini akan
Body Diameter
#Parallel Cyclones
Subtab Constraints
Subtab ini digunakan untuk menentukan nilai minimum dan maksimum dari diameter
Cyclone. Subtab ini juga tersedia hanya jika Design Mode berada pada kondisi On.
Page 46 of 51
E. TAB WORKSHEET
Tab Worksheet berisi tentang ringkasan informasi terkait seluruh aliran yang ada dalam
proses yang tersedia.
F. TAB PERFORMANCE
Tab Performance menampilkan subtab Results.
Subtab Results
Bagian ini menampilkan hasil kalkulasi dari penurunan tekanan, efisiensi keseluruhan
dan jumlah Cyclone parallel yang digunakan.
Page 47 of 51
G. TAB DYNAMICS
Unit operasi ini saat ini belum tersedia untuk simulasi dinamis.
14) Selesai.
Page 48 of 51
BAB IV
KESIMPULAN
Thickener merupakan alat pemisah liquid-solid untuk industri yang didalamnya terdapat
subplan yaitu pengolahan limbah. Inti dari proses thickener adalah untuk menebalkan
suspense solid yang berukuran kecil, sedang, ataupun besar sehingga dapat dipisah pada pipa
outlet yang berbeda. Thickener harus dirawat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
kerusakan. Apabila kerusakan terjadi, maka bisa menyebabkan industri berhenti total atau
thickener kedua akan menahan beban yang lebih berat dari feed. Sementara itu, cyclone
merupakan alat untuk memisahkan partikel, biasanya solid (> 5 mikron) berdasarkan prinsip
atau gaya sentrifugasi yang melemparkan partikel ke arah dinding. Partikel yang terlempar
lalu menabrak dinding, turun sepanjang dinding yang dimaksud dan kemudian terpisah dari
aliran gas. Secara umum, cyclone diklasifikasikan menjadi hydrocyclone dan multicyclone.
Page 49 of 51
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, HYSYS Operations Guide (Cambridge, US: Aspen Technology, Inc).
Chaves, Ivan D. G., et al, 2016, Process Analysis and Simulation in Chemical Engineering
(Switzerland: Springer).
Halberthal, Josh. Tanpa Tahun. Thickeners. Online: http://www.solidliquid-separation.com/
thickeners/thickener.htm (Diakses pada 20 Maret 2016).
Perry, Robert H. dan Green, Don W., 1997, Perrys Chemical Engineers Handbook (US:
McGraw-Hill Companies, Inc).
Richardson, J. F., Harker, J. H., dan Backhurst, J. R., 2002, Coulson & Richardsons
Chemical Engineering: Particle Technology and Separation Processes, Volume 2, Edisi
Ke-5 (Oxford, UK: Butterworth Heinemann).
Sinnot, R. K., 2005, Coulson & Richardsons Chemical Engineering Series: Chemical
Engineering Design, Volume 6, Edisi Ke-4 (Oxford, UK: Elsevier ButterworthHeinemann).
Page 50 of 51