Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KULIAH ENDAPAN MINERAL

ENDAPAN VHMS DI PULAU WETAR

Disusun Oleh:
FIKRU AZKA
111.130.075
KELAS D

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

Endapan VHMS di Pulau Wetar, Indonesia


A. Tatanan Geologi
Pulau Wetar merupakan bagian dari Busur Banda Dalam,
yaitu sebuah jejeran pulau vulkanik aktif dan tidak aktif yang
mengelilingi Laut Banda. Busur Banda Dalam terbentuk akibat
kolisi/tumbukan busur dengan benua dari lempeng Indo-Australia
di bawah lempeng Eurasia (Audley-Charles 1986; Masson et al.
1991). Zona kontak lempeng ini berada di sepanjang Java Trench
ke arah barat dan berlanjut ke Timor Trough.
Busur Banda Luar yang secara dominan terbentuk secara
non-vulkanik, dengan Timor, ke arah selatan Wetar menjaga
sebuah prisma akresi dan kompleks kolisi sentral, yang tumbuh
ke depan lempeng benua Australia.

Gambar 1. Lokasi Pulau Wetar

Gambar 2. Penampang Sayatan Sederhana dari Orogen Banda

B. Geologi Pulau Wetar


Pulau Wetar tersusun oleh batuan vulkanik Neogen dan
sedimen oseanik minor (Sewell dan Wheatley, 1994). Andesit
basaltik dengan pillow lava lokal membentuk basement vulkanik
pulau ini. Andesit basaltik diintrusi oleh kubah riodasit (Ruxton,
1989) dan ditutupi oleh lava dasitik, tuff dan breksi, debris flow,
dan endapan lahar. Di Pulau Wetar terdapat gamping terumbu
yang merupakan bukti bahwa pulau tersebut memiliki ketinggian
berbeda-beda.

Gambar 3. Peta Geologi Sederhana Pulau Wetar

Gambar 4. Kolom Stratigrafi dan Ringkasan Tektonik dan Data Geokronologi


Pulau Wetar

C. Sulfida Masif
Terdapat dua bukit sulfida polymetallic yang tersimpan baik
di Kali Kuning dan Lerokis telah tersingkap dengan volume
sekitar 150x100x70 m dan 120x90x30 m. Sebelum ditambang,
tidak ada bukit sulfida yang tersingkap di permukaan. Bukit-bukit
sulfida tersebut berbentuk blocky, dengan clast dari pirit masif
yang berdiameter beberapa cm hingga 30 cm. Pada Lerokis,
terdapat sulfida yang

interbedded dan material vulkaniklastik

yang menutupi bukit, yang menjadi salah satu bukti lingkungan


lantai dasar laut. Rijang, gipsum, dan batugamping pembawa
Globigerina menutupi bukit sulfida di Kali Kuning. Pada batas

bukit sulfide, pirit granular berukuran halus menandai zona


kontak (0,2 2,5 m) antara bukit sulfida dengan dan endapan
barit yang berasosiasi.
Mineralogi bukit sulfida tersebut didominasi oleh pirit.
Penciri sulfida dasar laut, pirit dan kalkopirit sering menunjukkan
tekstur berpori dan zona pertumbuhan kolomorfik hingga 3 mm.
Kalkopirit secara berkali-kali mengelilingi dan mengganti pirit dan
lebih jelas terlihat pada batas dari bukit sulfida dan terutama
pada bagian dasar bukit dan di laisan bawah footwall. Rekahanrekahan yang terbentuk selanjutnya menembus bukit piritik,
dengan himpunan mineral sulfida yang didominasi oleh kovelit,
sfalerit yang miskin Fe, dan mineral-mineral tenantit, tetrahedrit,
dan barit berbentuk tabular yang berjumlah lebih sedikit. Secara
keseluruhan, himpunan mineral sulfida yang khas pada bukitbukit

tersebut

adalah

pirit>>kalkopirit

>sfalerit>kovelit/markasit/tenantit/tetrahedrit dan bornit.

Gambar 5. a. Gambar endapan bagian utara barat laut Kali Kuning; b. Bukit sulfide
yang sudah dibuka di Kali Kuning; c. Lerokis zona 5 yang terletak pada ketinggian 550
m; d. Bukit sulfide yang sudah tersingkap di Lerokis zona 5.

Daftar Pustaka
Anonim. 2015. Vulkanik Massive Sulfida (Tipe Kuroko). Dapat
diakses

di

http://intangeologi.blogspot.co.id/2015/06/v-

behaviorurldefaultvmlo_21. html. Diakses pada 24 November


2015
Scotney, Philip M. dkk. 2005. The development of volcanic hosted
massive sulfide and baritegold orebodies on Wetar Island,
Indonesia. United Kingdom: Springer

Anda mungkin juga menyukai