Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan
listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain,
terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih,beban
lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain. (untuk jelasnya lihat
artikel: "Keandalan dan Kualitas Listrik")
Dengan kata lain sistem proteksi itu bermanfaat untuk:
1. menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan
(kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan
maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.
2. cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan
juga mutu listrik yang baik.
4. mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe gangguan pada suatu lokasi
merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika
terjadi gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut
diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit-circuit Breaker yang tepat untuk
mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan pembangkit dari jaringan yang
terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang dioperasikan untuk mengisolir gangguan
tersebut secara manual.
Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan proteksi.
Hal ini perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan-keadaan yang tidak
normal tersebut dan selanjutnya menginstruksikan circuit breaker yang tepat untuk bekerja
memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan tersebut kita kenal
dengan relay.
Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit-circuit yang berhubungan, mempunyai dua
fungsi pokok:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi
seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya
mekanik dst.
"Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan
gangguan disebut sebagai sistem proteksi".
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang
aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada
proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan
akan mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan
adalah sebanding dengan kwadrat dari arus:
H = 1kwadrat.R.t Joules
Dimana;
H = panas yang dihasilkan (Joule)
I = arus listrik (ampere)
R = tahanan konduktor (ohm)
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai
harga yang berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekering atau Circuit Breaker.
Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu
sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung
singkat breaking capacity atau Repturing Capacity.
Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus
tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan
peralatan bekerja.
3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama,
sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
4. Sistem Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus
gangguan yang dapat terjadi.
5. Proteksi harus dapat melakukan pemisahan (discriminative) hanya pada rangkaian yang
terganggu yang dipisahkan dari rangkaian yang lain yang tetap beroperasi.
Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum
terjadi overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi
inverse terhadap kwadrat dari arus.
Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit
breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang
dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan mekanik.
Persyaratan Kualitas Sistem Proteksi
Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem
proteksi yang efektif, yaitu:
a). Selektivitas dan Diskriminasi
Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam mengisolir
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluran
tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi
listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik
dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar
jika terjadi gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak
mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika
proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga
listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi
gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang haurus bekerja demi mengamankan
sistem dan manusia yang sedang melaukukan perawatan.
Tujuan dari sistem proteksi adalah
1.
Andal : yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan
bekerja bila tidak diperlukan (security).
Proteksi ini berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut
tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem
merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangant singkat dapat diamankan.
Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan
pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
1.
GANGGUAN SISTEM
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik seperti pada
transformator, reaktor, kapasitor, busbar, SUTT, SKTT, SUTET dan lain sebagainya.
Gangguan sistem dapat dikelompokkan sebagai gangguan permanen dan gangguan temporer.
2.
Gangguan non sistem adalah gangguan bukan pada sistem, jenis nya antara lain kerusakan
komponen relai, kabel kontrol terhubung singkat dan interferensi / induksi pada kabel
kontrol.
Dan untuk jenis tipe gangguan pada sistem proteksi terdiri dari
Gangguan Fasa
Terhubungnya dua fasa atau lebih, secara langsung atau tidak.Meliputi gangguan hubung
singkat dua fasa dan tiga fasa.Hubung singkat ditandai dengan:
-
Gangguan Tanah
Terhubungnya satu fasa atau lebih dengan tanah, secara langsung atau tidak langsung. (tiang,
badan trafo, selubung timah kabel).
2. Relay Proteksi
ELEMEN PEMBANDING
Elemen ini berfungsi menerimabesaran setelah terlebih dahulu besaran itu diterima oleh
elemen pengindera untukmembandingkan besaran listrikpada saat keadaan normal
denganbesaran arus kerja relai.
ELEMEN PENGINDERA
ELEMEN PENGUKUR
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada besaran ukurnya dan
akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau memberikan sinyal.
Relay adalah Sebuah alat yang bertugas menerima/mendeteksi besaran tertentu untuk
kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas besaran yang
dideteksinya.
Berdasarkan cara mendeteksi besaran:
a)
Relay Primer; besaran yang dideteksi misalnya arus, dideteksi secara langsung.
b) Relay Sekunder; besaran yang dideteksi, melalui alat-alat bantu misalnya trafo arus/trafo
tegangan
Konstruksi Relay terdiri dari dua bagian utama yaitu kumparan magnit dan kumparan
induksi
3. Jenis-jenis Relay
a)
Merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator
tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan
phasa-phasa.
Jenis Relay Arus Lebih:
3.
4.
5.
Relay Diffrensial
Relay Differensial pada prinsipnya adalah sama saja dengan relay arus lebih hanya saja lebih
peka karena harus bekerja terhadap arus yang kecil. Perbedaan dengan relay arus lebih
terletak pada rangkaian listrik yang bertugas mendeteksi arus.
d. Relai Bucholtz
Rele Bucholtz berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan
( bunga ) api dan pemanasan setempat dalam minyak transformator. Penggunaan rele deteksi
gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk mengamankan
transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial
discharge, over heating yang umumnya menghasilkan gas.
Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk tempat
kumparan,dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan minyak
tangki utama.
Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan pada sistem
tap changer ,digunakan pengaman yang biasa disebut :RELE JANSEN (bucholznya
Tap changer).
Jenis dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada merk Trafo: misalnya
RS 1000,LF 15,LF 30.
Rele jansen dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyaktap
changer.
ini ordenya lebih kecil maka relay arus zero sequenze ini juga harus lebih peka dari relai arus
lebih.
Dalam keadaan normal maka arus dalam setiap fasa IR, IS, dan ITsama besarnya (Simetris)
masing-masing berbeda fasa 1200 , sehingga arus melewati kumparan Zo =0. tetapi apabila
ada gangguan hubung tanah maka keadaan arus setiap fasa tidak simetris lagi dan
mengalirkan komponen arus urutan nol lewat kumparan Zo sehingga relai arus zero Sequenze
bekerja.
Gambar 8. Rangkaian arus relai zero sequencec cureent dan diagram vektornya
H. Relai Impedansi
Relay impedansi disebut juga relay jarak atau impedance relay atau Distance
relay. Disebut relay impedansi karena mendeteksi impedansi tapi disebut relay jarak karena
bersifat mengukur jarak. Rele ini mempunyai beberapa karaktristik seperti mho,
quadralateral, reaktans, dll. Sebagai unit proteksi relai ini dilengkapi dengan pola teleproteksi
seperti putt, pott dan blocking. Jika tidak terdapat teleproteksi maka rele ini berupa step
distance saja
I.
Relai penghantar yang prinsip kerjanya membandingkan arah gangguan, jika kedua relai
pada penghantar merasakan gangguan di depannyamaka relai akan bekerja. Cara kerjanya ada
yang menggunakan directional impedans, directional current dan superimposed
L. Relay Suhu
Relay ini digunakan untuk mengamankan transformator dari kerusakan akibat adanya suhu
yang berlebihan. Ada 2 macam relay suhu pada transformator, yaitu :
Setting Relay A
1. Pilih menu OCR, kemudian klik library untuk memilih pabrikan rele, model dan
fungsi rele yang pada kasus ini sebagai OCR
2. Pilih jenis kurva rele, waktu pickup serta time dial.
Setting CB 23
Untuk mengatur CT, Rele, dan CB lainnya langkahnya sama saja, tergantung nilai
setting peralatannya saja.
Menjalankan Simulasi Koordinasi Proteksi
1. Pilih
2. Pilih menu Fault-insertion sebagai simulasi gangguan kemudian arahkan ke bus yang
dipilih sebagai titik yang mengalami gangguan.
3. Jika dilihat hasil simulasi maka sudah benar karena jika terjadi gangguan di bus tp 21
maka yang harus bekerja duluan adalah CB 26 kemudian jika gagal maka CB 23 yang
bekerja. Artinya setting nilai pada peralatannya sudah tepat.
4. Jika terjadi gangguannya di bus tp 19 maka yang harus bekerja adalah CB 23.
5. Untuk melihat grafik rele serta kurva ketahan trafo caranya dengan mege-blok dari
CB 23 sampai bus tp 21, kemudian pilih menu create start view
Saat terjadi hubung singkat pada saluran tenaga listrik, suhu konduktor akan
naik karena arus sesaat akibat hubung singkat tersebut. Batas kenaikan suhu
yang diperbolehkan untuk konduktor kawat alumunium alloy adalah 150 C. Nilai
arus gangguan hubung singkat yang memiliki hubungan dengan batas suhu ini
disebut kapasitas penyaluran sesaat. Kapasitas penyaluran sesaat akan
berkaitan dengan waktu ketahanan konduktor terhadap kenaikan suhu akibat
gangguan hubung singkat tersebut. Untuk mengetahui ketahanan konduktor
dapat dihitung dengan persamaan berikut.