Borang Portofolio: Tinjauan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Borang Portofolio

Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
Tempat Presentasi
Obyektif Presentasi
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Deskripsi
Tujuan

: dr. Aprilia Christisiwi


: Puskesmas Perawatan Sungai Kupang
: Kejang Demam Sederhana
: 10 Maret 2015
: An. S
No. RM
:
:
Nama Pendamping
: Puskesmas
Perawatan Sungai
: dr. Noventius L. Tobing, M. M.
Kupang
:
Keterampilan Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
: Anak laki-laki, 3 tahun, datang dengan keluhan kejang 1 jam
yang lalu.
: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kejang Demam Sederhana
Tinjauan
Pustaka

Bahan Bahasan

Riset

Kasus

Audit

Cara Membahas
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
Email Pos
Data Pasien
Nama : An. S (3 tahun) Nomor Registrasi
:
Nama klinik : Puskesmas Perawatan
Telp
:
Terdaftar sejak :
Sungai Kupang
Data utama untuk bahan
:
diskusi
1. 1. Diagnosis/gambaran klinis
:
Pasien datang dengan keluhan kejang 1 jam yang lalu. Kejang terjadi kurang dari 5
menit. Seluruh badan kaku, mata mendelik ke atas, dan sebelum dam sesudah kejang
sadar. Saat kejang badan sedang demam. Demam disertai batuk dan pilek sejak 3 hari
yang lalu.
: mengonsumsi obat warung untuk demam dan batuk
pilek
: 3 hari yang lalu pasien menderita demam, batuk dan
Riwayat kesehatan/penyakit
pilek. Riwayat kejang sebelumnya tidak ada. Lahir
secara normal di bidan.
Riwayat keluarga
: tidak mempunyai riwayat kejang dalam keluarga
Riwayat imunisasi
: sampai dengan campak
Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan, pekerjaan)
Pasien 2 hari terakhir melakukan perjalanan jauh dan tidak napsu makan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: CM
Tanda-tanda vital

2. Riwayat pengobatan
3.
4.
5.
6.
7.

HR

: 96 x/menit, teratur kuat penuh

RR

: 28 x/menit

T
: 39.9 oC aksiler
Pemeriksaan Fisik
Kepala & wajah

Mata

Normosefali
Deformitas (-)

Borang Portofolio

Konjungtiva anemis -/Sklera ikterik -/Pupil bulat isokor, 3 mm/3 mm, refleks cahaya +/+
Kelopak mata cekung (-)

Telinga

MAE lapang
Serumen -/Sekret -/Membran timpani intak +/+

Hidung

Septum nasi di tengah


Sekret +/+, berwarna bening, konsistensi encer

Mulut

Mukosa bibir dan oral basah


Tonsil T2/T2 hiperemis (+), dentritus (-)
Faring hiperemis (+), granul (-)

Leher

Trakea di tengah
Pembesaran tiroid (-)
KGB tidak teraba
Kaku kuduk (-), Brudunsky I/II (-)

I : iktus kordis tidak tampak


P : iktus kordis tidak teraba
P :apeks terdapat di linea midklavicula 1 jari medial
A : BJ I dan II reguler, murmur -, gallop -

Cor

Pulmo

I : gerakan napas simetris statis & dinamis, retraksi (-)


P : gerak napas simetris statis & dinamis
P : sonor pada kedua lapang paru
A : bunyi napas vesikuler +/+, rh -/-, wh -/Abdomen

I : datar, venektasi (-)


P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,
turgor kulit baik
P : timpani di seluruh kuadran, shifting dullness (-)
A : BU : normal
Ektremitas

Daftar Pustaka

Akral hangat, CRT <2 detik, edema -/-/-/-,


: (diberi contoh, memakai sistem HARVARD, VANCOEVER,
atau MEDIA ELEKTRONIK)

Baumann, R. J. (2014). Pediatric febrile Seizure Treatment and Managment .

Borang Portofolio

Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1176205-treatment.


Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2006). Konsensus Penatalaksanaan Kejang
Demam. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
World Health Organization. (2012). Management Of Febrile Seizure. Diunduh dari
http://www.who.int/mental_health/mhgap/evidence/epilepsy/q3/en/.
Hasil Pembelajaran

1. Diagnosis dan tatalaksana kejang demam

Borang Portofolio

Rangkuman hasil pembelajaran dan portofolio

1. Subyektif

Pasien laki-laki usia 3 tahun kejang seluruh tubuh selama kurang dari 5
menit, mata mendelik ke atas, sebelum dan setelah kejang sadar. Kejang
didahului oleh demam serta batuk dan pilek. Riwayat kejang sebelumnya tidak
ada. Riwayat kejang dalam keluarga disangkal. Riwayat imunisasi dasar
lengkap. Riwayat persalinan normal.
2. Obyektif
KU

: Baik

Kes

: CM

Suhu

: 39.9 oC aksiler

Tonsil

: T2/T2, hiperemis (+), dentritus (+)

Faring

: Hiperemis (+), granul (-)

Hidung : Sekret +/+; lendir encer, berwarna bening


3. Assessment
Diagnosis pasien ini adalah kejang demam sederhana dikarenakan kejang
seluruh tubuh, kurang dari 15 menit, disertai demam (39.9 oC). Kejang demam
adalah bangkitan kejang yang terjadi pada suhu rectal 38 oC yang terjadi pada
anak diatas 1 bulan sampai dibawah 5 tahun yang disebabkan oleh proses
ektrakranial. Kejang demam dibedakan menjadi kejang demam sederhana dan
kompleks. KDS adalah kejang selama kurang dari 15 menit atau tonik klonik
(generalisata), tanpa kejang berulang selama 24 jam. KDK adalah kejang lama
lebih dari 15 menit atau fokal, atau berulang dalam 24 jam.
Pada keadaan demam, terjadi proses oksidasi yang berlebihan sehingga
kebutuhan oksigen otak meningkat. Demam yang terlalu tinggi menyebabkan
keadaan hipoksia. Keadaan menyebabkan terganggunya pompa Na/K yang
disebabkan berkurangnya ATP. Hal ini dapat menyebabkan penurunan ambang
depolarisasi sehingga mudah menyebabkan kejang.
Demam pada pasien ini disebabkan oleh tonsilofaringitis. Keluhan
tonsilofaringitis yaitu batuk dan flu sejak 3 hari yang lalu. Pada keadaan

Borang Portofolio

tonsilofaringitis dapat menyebabkan demam. Hal ini dikarenakan pengeluarkan


pirogen endogen oleh karena kativitas bakteri atau virus. Pirogen endogen ini
akan menstimulasi hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh.
4. Planning
a.

Rawat jalan setelah sebelumnya diobservasi selama 24 jam. Pada pasien


ini hanya dilakukan observasi selama 3 jam dan dipulangkan setelah suhu
tubuh turun

b.

Pasien diberikan antipiretik berupa paracetamol (10-15 mg/Kg/kali) setiap


6 jam serta dilakukan pengompresan dengan air hangat

c.

Atasi

penyebab

demam.

Penyebab

demam

pada

pasien

adalah

tonsilofaringitis sehingga diberikan antibiotic. Antibiotic pilihan adalah


kotrimoksasol 2 x 240 mg atau amoksisilin 20-40 mg/Kg/hari. Selain itu
juga diberikan obat simptomatis berupa efedrin 0.25-1 mg//Kg/hari, CTM
0.35 mg/Kg/hari, serta GG 10 mg/Kg/hari
d.

Edukasi kejang demam dan cara penanganan awal kejang. Edukasi berupa
menyakinkan pada keluarga bahwa kejang dapat berulang dan kejang
demam mempunyai prognosis baik. Penanganan awal kejang berupa
melepaskan pakaian terutama didaerah leher, jauhkan benda yang
berbahaya, jika pasien tidak sadar diposiskan miring serta usap lender, dan
segera ke dokter atau rumah sakit.

e.

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Hal ini


dikarenakan penyebab demam sudah dicurigai dari tonsilfaringitis.
Pemeriksaan penunjang pada kejang demam tidak dilakukan rutin, hanya
untuk mencari penyebab kejang. Pemeriksaan laboratorium yang bias
dilakukan adalah darah rutin, elektrolit, atau gula darah. Pemeriksaan
radiologis dan LCS dilakukan jika ada indikasi berupa curiga meningitis
atau ensefalitis. Pemeriksaan EEG diindikasi pada kejang demam plus,
yaitu pada anak lebih dari 5 tahun atau mengalami kejang yang khas.

f.

Penanganan kejang akut dapat dilakukan berupa pemberian diazepam


rectal dengan dosis 0.5 mg/Kg/kali, jika kejang berulang dapat diberikan 1
kali lagi secara rectal, sambil pemasangan jalur intravena. Jika kejang
sudah berhenti diobservasi (laboratorium dan dapat dipertimbangkan

Borang Portofolio

diazepam intermiten dengan dosis 0.3 mg/Kg/hari secara oral). Jika tetap
kejang dapat diberikan fenitoin dengan dosis 15-20 mg/Kg/kali. Jika
kejang berhenti dilakukan dosis rumatan (5-7 mg/Kg selama 12 jam). Jika
kejang berlanjut dapat diulang sekali lagi dan jika tetep kejang diberikan
fenobarbital dengan dosis 10-20 mg/Kg dan dosis rumatan 3-4 mg/Kg
selama 12 jam. Jika tetep kejang rawat ICU. Selama kejang jaga jalan
napas, pernapasan, dan sirkulasi.

Mengetahui,

dr. Aprilia Christisiwi


dr. Noventius L. Tobing, M. M.
NIP.19661117200604100

Borang Portofolio

Anda mungkin juga menyukai