Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah


Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah berdampak cukup

serius bagi dunia usaha di Indonesia. Naik turunnya nilai tukar mata uang
mengakibatkan para Usahawan sulit melakukan proyeksi finansial mereka dimasa
mendatang.
Bagi perusahaan go public, performa atau nilai perusahaan adalah suatu
faktor yang penting. Karena nilai perusahaan inilah yang akan menarik calon
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu
perusahaan perlu menentukan proporsi struktur modal yang tepat yang mampu
mencerminkan nilai perusahaan dalam rangka menarik investor.
Para pakar ekonomi keuangan mengidentifikasi seperangkat kekuatan yang
kompleks yang bisa mempengaruhi struktur modal perusahaan. Strategi yang
digunakan perusahaan sebagai reaksi terhadap kekuatan itu diklasifikasikan oleh
Myers (1984) sebagai kekuatan yang mengarah pada tingkat struktur modal
optimal (balancing theory) dan strategi yang menuntut perusahaan untuk mengikuti
suatu hirarki (pecking order) saat mengambil keputusan pembiayaan.
Struktur modal merupakan perimbangan antara jumlah utang jangka pendek
yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Untuk membuat struktur modal yang optimal perusahaan terlebih dahulu harus
menentukan bagaimana cara pemenuhan dananya, apakah dipenuhi dengan utang

jangka pendek, utang jangka panjang, saham biasa ataukah dengan saham
preferen.(Agus Sartono, 1996 : 295)
Bagi pihak perusahaan penentuan komposisi struktur modal sangat
dipengaruhi oleh biaya modal. Karena masing-masing sumber dana tersebut
mengandung biaya modal yang besarnya tergantung pada besarnya resiko yang
ditanggung. Besar kecilnya biaya modal akan mempengaruhi nilai perusahaan yang
diukur dari harga saham nya.
Menurut Gordon Donaldson (1961) apabila asymetric information terjadi
mendorong perusahaan untuk menggunakan utang bukan menerbitkan saham baru.
Hal tersebut disebabkan para pemodal melihat bahwa penawaran saham baru
sebagai sinyal berita buruk (bad signaling) sehingga harga saham perusahaan
cenderung turun jika saham baru diterbitkan. Dengan demikian menyebabkan biaya
modal sendiri (cost of equity) menjadi tinggi dan nilai perusahaan cenderung turun.
Menurut Modigliani dan Miller (dalam Warner, 1977) semakin besar
penggunaan utang semakin besar pula risiko sehingga biaya modal sensdiri
bertambah. Sehingga penggunaan utang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan
karena keuntungan dari biaya utang yang lebih murah ditutup dengan naiknya
biaya modal sendiri.
Dalam penelitiannya Titman dan Wessels (1988) menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi debt equity ratio, dengan menggunakan metode LISREL
mereka menguji beberapa proksi yang selama ini dianggap mempengaruhi struktur
modal (debt equity ratio). Dari penelitian tersebut ditemukan hubungan negatif
antara pertumbuhan dengan utang. Demikian juga ditemukan adanya hubungan

negatif antara utang dengan return saham. Hal ini sesuai dengan hipotesis Myers
(1984) bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi akan menggunakan
utang yang lebih sedikit. Sedangkan hubungan negatif antara utang dan return
saham mendukung penelitian Homaifar dan Benkato (1994) bahwa perusahaan
cenderung menggantikan utang dengan equity apabila return saham tinggi. Selain
itu, dalam berbagai sumber yang membahas tentang struktur modal penulis
seringkali menemukan sebuah pertanyaan besar yang dilontarkan oleh para
pebisnis yaitu dapatkah satu perusahaan meningkatkan kemakmuran pemegang
saham dengan cara menggantikan modal sendiri dengan utang?
Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap
perusahaan, karena baik buruknya struktur modalnya akan mempunyai efek yang
langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Oleh karena itu sebuah perusahaan
harus memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan pendanaannya. Apakah
ia harus menggunakan hutang ataukah

ekuitas dalam pembelanjaan atau

pendanaan perusahaan. Untuk menciptakan struktur modal yang baik maka


perusahaan harus menjaga keseimbangan antara modal sendiri (ekuitas) dengan
utang yang digunakan. Agar dapat mencapai keseimbangan tersebut sangatlah
penting bagi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang sebenarnya
mempengaruhi struktur modal itu sendiri.
Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan diatas penulis merasa
tertarik untuk menggali permasalahan tersebut yang akan ditulis dalam skripsi yang
berjudul Analisis Pengaruh Timbal Balik antara Utang dan Ekuitas terhadap
Struktur Modal Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:


1. Apakah terdapat pengaruh antara utang terhadap struktur modal perusahaan?
2. Apakah terdapat pengaruh antara ekuitas terhadap struktur modal perusahaan?

1.3.

Batasan Masalah
Agar pembahasan terhadap objek yang diteliti tidak terlalu luas maka perlu

adanya fokus penelitian sehingga menjadi lebih terarah terhadap permasalahan


yang ada. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan pada Industri Manufaktur yang terdaftar dan listing pada
BEJ.
2. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan
masing-masing perusahaan dari tahun 1998-2002.

1.4.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan utang terhadap


struktur modal perusahaan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan ekuitas terhadap
struktur modal perusahaan

1.5.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Perusahaan, Para investor

dan masyarakat luas.


Bagi Perusahaan, Penelitian ini akan berguna untuk membantu mengambil
keputusan dalam mengoptimalkan struktur modal perusahaan sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Dimana perusahaan harus mampu
mempertimbangkan penggunaan utang ataukah ekuitas yang lebih menguntungkan
bagi perusahaan.
Bagi Para Investor, penelitian ini akan berguna untuk membantu
mengambil keputusan dalam memilih perusahaan yang baik sebagai tempat
berinvestasi atau menanamkan modal. Selain itu juga dapat memberi informasi
bagi investor sebagai pertimbangan dalam proses penginvestasian sahamnya.
Bagi masyarakat luas, berguna sebagai penambah wawasan dan informasi
yang relevan bagi penelititian yang lebih mendalam, serta menambah wawasan
khususnya

ilmu

pengetahuan

terapan

manajemen

keuangan

dan

dapat

membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan.


Bagi Peneliti dan Mahasiswa, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana
belajar guna menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang Struktur
Modal dan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

1.6.

Hipotesis
Berdasarkan kajian literatur yang ada, terdapat beberapa variabel yang

dianggap mempengaruhi struktur modal perusahaan yaitu :

1. Aktiva yang dijadikan jaminan; Apabila aktiva perusahaan cocok


untuk dijadikan agunan kredit, perusahaan tersebut cenderung
menggunakan banyak utang (Weston dan Brigham (1994 : 174 177).
Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara aktiva yang
dijadikan jaminan dengan utang. Variabel ini diteliti dengan
menggunakan proksi TANGTA dan CETA
2. Profitabilitas; Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian
investasi yang tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil.
Tingkat pengembalian yang tinggi dapat digunakan sebagai
permodalan dan bentuk laba ditahan (Weston dan Brigham (1994 :
174 177). Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara
profitabiltas dengan struktur modal (Titman & Wessel; 1988).
Variabel ini dilambangkan dengan proksi OITA dan OIS.
3. Tingkat Pertumbuhan; Perusahaan yang tumbuh dengan pesat lebih
banyak bergantung pada modal eksternal. Dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi cenderung
lebih banyak menggunakan utang (Weston dan Brigham; 1994 : 174
177). Variabel ini diteliti dengan proksi GP
4. Size

Perusahaan,

secara

teoritis

besar

kecilnya

perusahaan

berpengaruh terhadp struktur modal perusahaan. memiliki hubungan


yang positif terhadap struktur modal (Homaifar, Zietz, dan Benkato;
1994). Namun menurut Titman & Wessel terdapat hubungan negatif
antara size perusahaan dengan struktur modal. Perusahaan dengan

penjualan yang relatif stabil menggunakan utang lebih besar daripada


perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. Variabel ini
dilambangkan dengan proksi LnS
5. sedangkan ratio utang terhadap ekuitas dilambangkan dengan proksi
DER. Semakin kecil rasio DER menunjukkan semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
penulis menyajikan sebuah model konseptual seperti yang digambarkan di
bawah ini :

Gambar 1.1.
Model Konseptual

TANGTA

CETA

1
Upanj

GP

DER
LNS

EQ

1
OITA

OIS

Berdasarkan Uraian dan model konseptual diatas, maka Hipotesis-hipotesis


yang diajukan dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1: Terdapat pengaruh positif antara TANGTA dan EQUITY
H2: Terdapat pengaruh positif antara CETA dan EQUITY
H3: Terdapat pengaruh positif antara GP dan EQUITY
H4: Terdapat pengaruh positif antara LNS dan EQUITY
H5: Terdapat pengaruh positif antara OITA dan EQUITY
H6: Terdapat pengaruh positif antara OIS dan EQUITY
H7: Terdapat pengaruh positif antara TANGTA dan UPANJ
H8: Terdapat pengaruh positif antara CETA dan UPANJ
H9: Terdapat pengaruh positif antara GP dan UPANJ
H10: Terdapat pengaruh positif antara LNS dan UPANJ
H11: Terdapat pengaruh positif antara OITA dan UPANJ
H12: Terdapat pengaruh positif antara OIS dan UPANJ
H13: Terdapat pengaruh positif antara UPANJ dan EQUITY
H14: Terdapat pengaruh positif antara UPANJ dan DER
H15: Terdapat pengaruh positif antara EQUITY dan DER
H16: Terdapat pengaruh positif antara TANGTA dan DER
H17: Terdapat pengaruh positif antara GP dan DER
H18: Terdapat pengaruh negatif antara LNS dan DER
H19: Terdapat pengaruh negatif antara OITA dan DER
H20: Terdapat pengaruh negatif antara OIS dan DER
H21: Terdapat pengaruh positif antara CETA dan DER

1.7.

Metodologi penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah jenis dan sumber data,

dimana data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data
yang telah dikumpulkan terlebih dahulu oleh pihak lain. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang tersedia di Bursa Efek
Jakarta.
Untuk keperluan penelitian ini, data yang digunakan adalah laporan
keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta.
Yaitu terdiri dari perhitungan rugi-laba dan neraca.
Adapun sumber data diperoleh dari :
1. Indonesian Capital Market Directory tahun 1998 - 2002
2. JSX Fact Book
3. Laporan keuangan tahunan masing-masing emitten
Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 1998 sampai dengan
tahun 2002. Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel adalah Perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang aktif dalam
perdagangan di pasar reguler yaitu berdasarkan frekuensi perdagangannya. Diambil
117 saham teraktif dengan laporan keuangan lengkap yang diperlukan selama
periode pengamatan.

1.8.

Alat Analisis
Berikut ini rancangan alat analisis statistik dan Variabel-variabel yang

dipergunakan :

10

Perhitungan Debt Equity Ratio


Rumus :
Total Hutang
DER

:
Ekuitas

DER adalah simbol untuk variabel debt to equity ratio. Variabel ini diukur
melalui perbandingan antara total utang dan ekuitas. Dari faktor ini dicerminkan
kemampuan

perusahaan

dalam

memenuhi

seluruh

kewajibannya

yang

ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk


membayar hutang. Semakin besar DER berarti semakin besar kewajibannya dan
apabila DER semakin rendah berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya. (Sri sudarsi ; 2002)

Aktiva yang dijadikan jaminan (Sofiaty ; 2000)


Variabel aktiva yang dijadikan jaminan menggunakan dua proksi,
yaitu:
- CETA

: yaitu nilai logaritma total aktiva secara rata-rata

- TANGTA : yaitu perbandingan aktiva tetap dengan total aktiva


atau

:
Aktiva tetap

TANGTA =
Total aktiva

Tingkat Pertumbuhan (Sofiaty ; 2000)


Yaitu tingkat pertumbuhan pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan

rasio total asset pada tahun t dengan total asset pada tahun t-1 terhadap total

11

assets pada t-1. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi


membutuhkan modal yang besar.

TA t TA t-1
GP

=
TA t-1

Ukuran Perusahaan (Size). (Sofiaty ; 2000)


Variabel ini ditentukan melalui log natural dari Penjualan dengan proksi

LnS.

Profitabilitas (Sofiaty ; 2000)


Adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada

saat menjalankan operasinya. Nilai profitabilitas merupakan rasio nilai operating


income terhadap penjualan dengan proksi OIS. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut :
Operating income
OIS

=
Penjualan
Operating income

OITA =
Total Aktiva

Analisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dalam melihat

pengaruh timbal balik antara hutang dan ekuitas terhadap struktur modal.

1.8.

Sistematika Penulisan
Hasil penelitian ini akan disusun menjadi lima bab dengan sistematika

sebagai berikut :

12

BAB I.

PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II.

LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori, pengertian, manfaat Modal dan penerapan
Struktur modal

BAB III.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Berisi antara lain : Sejarah Bursa Efek Jakarta, sejarah perusahaanperusahaan yang diteliti, aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut.

BAB IV.

ANALISA DATA
Berisi tentang hasil dari pengolahan data beserta analisanya.

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran untuk
penelitian mendatang.

Anda mungkin juga menyukai