PDF 1
PDF 1
PDF 1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Modal
Pada dasarnya perusahaan sangat membutuhkan modal guna untuk
menjalankan kegiatan perusahaan, modal yang merupakan hak kepemilikan
maupun para pemegang saham. Modal yang terdiri atas modal asing dan modal
sendiri. Modal asing merupakan modal yang berasal pinjaman dari kreditor,
supplier dan perbankan. Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan tersebut
perusahaan dapat menerbitkan dan menjual surat berharga berupa obligasi (modal
pinjaman) dan saham (modal sendiri). Surat berharga tersebut dijual kepada para
investor yang menginginkannya dimana perusahaan berkewajiban memberikan
hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut (Rakhmawati, 2008).
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam
kaitannya dengan operasional perusahaan adalah keputusan atas struktur modal,
yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham
preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Keputusan
struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang
ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat
keuntungan yang diharapkan.
Modal pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu modal aktif dan
modal pasif. Modal aktif menunjukan penggunaan dana yang tertera di sisi aktiva
(aktiva lanca dan aktiva tetap) yaitu yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam
sebelah mana dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Sedangkan modal
pasif menunjukan sumber dana yang tertera di sisi pasiva yang menggambarkan
sumber-sumber dana dari mana diperoleh atau asal dana diperoleh. Model pasif
terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Dalam neraca perusahaan (balance sheet) yang terdiri dari sisi aktiva
yang mencerminkan struktur kekayaan dan dari sisi pasiva sebagai struktur
keuangan. Struktur keuangan sendiri merupakan bagian dari struktur
keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelajaan permanen yang
mencermikan perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka
panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Struktur keuangan adalah cara
bagaiman perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi
kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang dan modal pemegang saham.
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya
(Munawir, 2001).
Menurut Rodoni dan Ali (2010), struktur modal adalah proposi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang
diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari
dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal
dari dalam dan luar perusahaan.
struktur modal yang disebut Rasio Leverage. Menurut (Martono dan Harjito,
2007) pada penelitian (Rakhmwati, 2008) mendifinisikan rasio Leverage
merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan
dana dari hutang.
Untuk mengukur struktur modal pada penelitian ini digunakan rasio
struktur modal yang disebut debt to equity ratio (DER). Dimana DER
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
dengan modal sendiri. DER berguna untuk mengetahui jumlah hutang dan
modal yang digunakan untuk
Bringham
dan
Houston
(2006)
Asymmetric
trade-off
mengasumsikan
bahwa
struktur
modal
a. Biaya Langsung
Yaitu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi,
atau biaya lainnya yang sejenis.
b. Biaya Tidak Langsung
Yaitu, biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan,
perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan
perusahaan secara normal. Misalnya Suplier tidak akan mau memasok
barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan membayar.
Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya
keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan
meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang
hutang
akan
meningkatkan
pengawasan
terhadap
perusahaan.
besar cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi kepada investor luar
daripada perusahaan yang kecil.
2.4 Liquidity
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan pada saat
di tagih atau hutang jangka pendeknya. Perusahaan yang mempunyai likuiditas
yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang
besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih dahulu untuk membiayai investasi
nya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang.
Kebutuhan dana untuk aktiva lancar pada prinsipnya dibiayai dengan
kredit jangka pendek. Kemampuan membayar atas kewajiban jangka pendek
sangat tergantung dari alat pembayaran likuid yang dimiliki perusahaan, besar
alat pembayaran likuid yang dimiliki perusahaan disebut sebagai daya bayar atau
kekuatan bayar suatu perusahaan yang akan menjadikan perusahaan mempunyai
kemampuan membayar kewajiban jangka pendeknya.
2.5 Profitability
kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan, yang
diindikasikan melalui besarnya laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Semakin
tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam
memanfaatkan fasilitas perusahaan. Setiap perusahaan selalu berupaya agar
memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi.
Dalam konteks ini perusahaan yang menguntungkan tentunya tidak
memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Melalui adanya tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Para
dan
Handayani
(2011)
tentang
Faktor-faktor
yang
Manufaktur.
Ozkan (2001)
Saidi (2004)
Harjanti dan
Tandelilin
(2007)
Judul Penelitian
Determinants of
Capital Structure
and Adjusment
To Long
Run Target :
Evidence from
UK Company
Panel Data
Variabel Penelitian
size, growth
opportunity,
profitabilitas,
likuiditas dan non
debt tax shield
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
pada Perusahaan
Manufaktur Go
Public di BEJ
Tahun 1997-2002
ukuran perusahaan,
risiko bisnis,
pertumbuhan asset,
profiabilitas dan
struktur
kepemilikan
Pengaruh Firm
Size, Tangible
Assets, Growth
Opportunity,
Profitability, dan
Business Risk
pada Struktur
Modal
Variabel
independen : Firm
size, tangible
assets, growth
opportunity,
profitability dan
business risk
Hasil Penelitian
bahwa size, growth
opportunity,
profitabilitas dan
non debt tax shield
berpengaruh negatif
terhadap struktur
modal. Sedangkan
likuiditas berpengaruh
positif terhadap struktur
modal
Secara parsial ukuran
perusahaan,
pertumbuhan asset,
profiabilitas dan
struktur kepemilikan
Berpengaruh positif
terhadap struktur
modal. Secara simultan
seluruh variabel
berpengaruh positif
terhadap struktur
modal.
Secara parsial firm size
berpengaruh terhadap
struktur modal
Sedangkan tangible
assets, growth
opportunity,
profitability dan
business risk tidak
Rakhmawati
(2008)
Perusahaan
Manufaktur di
Indonesia: Studi
Kasus di BEJ
Analisis Faktor
Faktor yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
pada Perusahaan
Otomotif yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
Variabel dependen:
Struktur modal
berpegaruh terhadap
struktur modal.
Variabel
Independen :
profitabilitas,
struktur aktiva,
pertumbuhan
penjualan, ukuran
perusahaan, dan
pajak
Variabel dependen:
Struktur modal
Hapsari (2010)
Seftianne dan
Handayani
(2011)
Variabel
independen :
ukuran perusahaan,
risiko bisnis,
pertumbuhan asset
dan
kemampulabaan
Variabel dependen:
Struktur Modal
Variabel
independen:
Ukuran
perusahaan, risiko
bisnis, likuiditas,
struktur aktiva, dan
profitabilitas,
kepemilikan
manajerial, dan
growth opportunity
Variabel dependen:
Struktur modal
Bahwa growth
opportunity dan ukuran
perusahaan
beperngaruh terhadap
struktur modal.
Sedangkan risiko
bisnis, likuiditas,
struktur aktiva, dan
profitabilitas,
kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh
terhadap struktur
modal.
Struktur
Modal
(Y)
Liquidity (X3)
Profitability (X4)
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang
kuat. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk
memiliki sumber dana yang kuat ada mudah memperoleh pinjaman.
Growth opportunity Merupakan kesempatan yang dimiliki perusahaan
untuk dapat berkembang yang mencakup kesempatan untuk melakukan investasi
pada masa yang akan datang. Sehingga perusahaan yang ingin melakukan
perluasan jaringan pasar sangat membutuhkan modal yang besar.
Rasio liquidity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan didalam membayar hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo.
Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat
kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah yang besar,
dengan peningkatan proporsi utang yang lebih besar dari pada modal sendiri
menujukan debt to equity ratio (DER) semakin besar.
Profitability menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari investasi
yang ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang
didapat dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan hutang relatif kecil
(Brigham dan Weston, 2006). Tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi
yang ditanamkan perusahaan memungkinkan perusahaan menggunakan dana
internal perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaannya yang berasal
dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut.
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi
dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah firm size, growth opportunity,
liquidity dan profitability berpengaruh baik secara parsial maupun simultan
terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.