Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM
Program
Studi
Mata Kuliah
: RATNAWATY
: 041514253014
: Magister Akuntansi Star BPKP Universitas
Airlangga
: Teori Akuntansi
ACCOUNTING POINT OF VIEW
pandang
proses
kegiatan
akuntansi
adalah
suatu
proses pencatatan,
Littleton
(1933),
kepemilikan
adalah
"substansi"
dari
sistem
pencatatan berpasangan. Dari sudut pandang ini, prosedur pencatatan akuntansi berpusat
pada kepentingan pemilik. Teori ini disebut pula teori ekuitas.
Berdasar teori kepemilikan, maka persamaan akuntansi :
A-L=P
Dimana P merupakan kekayaan bersih yang dimiliki oleh pemilik perusahaan (pemilik
modal).
2. Menurut Srague (1972), neraca perusahaan perseorangan adalah penjumlahan di
beberapa waktu tertentu dari semua elemen yang merupakan kekayaan seseorang atau
kumpulan orang-orang. Aset adalah milik pemilik, sedangkan kewajiban adalah tanggung
jawab pemilik. Jadi dari sudut pandang kepemilikan, yang dinyatakan dalam persamaan
akuntansi, tujuan akuntansi adalah menentukan jumlah kekayaan bersih pemilik pada saat
tertentu di dalam perusahaan.
Tugas Auditing I
Jeanny Novliemyanti / NIM 041514253012
meningkatkan
kekayaan,
sedangkan
beban
menurunkan
kekayaan. Menurut Vatter (1996), teori pencatatan berpasangan didasarkan pada gagasan
bahwa perkiraan biaya dan pendapatan memiliki karakteristik aljabar yang sama sebagai
"kekayaan bersih," yaitu, rekening perkiraan cenderung untuk meningkatkan kekayaan
bersih yang meningkat dengan kredit. Income sebagai selisih bersih antara pendapatan dan
bebannya akan menaikkan kekayaan bersih atau menurunkan kekayaan bersih. Akibat dari
pusat perhatian akuntansi dari sudut pandang teori kepemilikan adalah pada kenaikan
kekayaan bersih. Sehingga neraca menjadi laporan utama karena dari laporan neraca
tampak nilai kekayaan bersih dan perubahannya dalam periode tertentu.
E. PENGARUH DALAM PRAKTEK
Akibat sudut pandang teori kepemilikan, maka pengaruhnya di dalam praktik, yaitu :
1. Dividen diperlakukan sebagai pembagian income.
2. Bunga pinjaman diperlakukan sebagai beban perusahaan.
3. Pajak penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan dan juga beban pemilik.
4. Gaji yang dibayarkan kepada pemilik (bila pemilik menjadi manajer perusahaan) bukan
beban perusahaan
5.
6.
Kenaikan harga barang dicatat dan selisih harga kini dengan harga historis diakui
sebagai income.
F. TEORI ENTITAS
Teori entitas muncul sebagai respons terhadap teori kepemilikan. Teori ini dimulai dengan
fakta
bahwa
korporasi
pemilik. Perusahaan
melaksanakan
yang
adalah
entitas
semakin
fungsi-fungsi
besar
perusahaan
yang
terpisah
menyebabkan
secara
dengan
pemilik
langsung. Teori
identitas
tidak
entitas
pribadi
mampu
lagi
selanjutnya
berasumsi bahwa fungsi manajer terpisah dengan pemilik. Akuntansi berfungsi memberikan
informasi
perusahaan
kepada
pemilik. Sehingga
laporan
akuntan
menaruh
perhatian
untuk
dan
3
merekam dan menganalisa; akun-akun dan rekening merupakan catatan dari "bisnis";
laporan periodik operasi dan kondisi keuangan adalah laporan dari "bisnis". Menurut Paton,
semenjak saham perusahaan mulai dilepas, maka jalannya operasi perusahaan sudah ada
di tangan manajer. Jadi dari sudut pandang akuntansi, sebuah perusahaan adalah unit yang
dipergunakan oleh manajer untuk kepentingan ekonomi yang terpisah dari pemiliknya.
terpisahnya
manajer
dengan
pemilik,
ada
dua
versi
pandangan
mengenai
perusahaan, yaitu :
1. Versi pertama bahwa perusahaan sebagai unit bisnis yang mengoperasikan dana dari
pemilik yang dipercayakan kepada manajer untuk meningkatkan kekayaan pemilik.
2.
Versi kedua bahwa perusahaan sebagai suatu unit bisnis dan dari sudut pandang
akuntansi, akuntansi mencatat dan melaporkan hasil operasi perusahaan untuk
kepentingan perusahaan sendiri.
terhadap
income
perusahaan. Neraca
melaporkan
aset,
kewajiban,
dan
ekuitas
perusahaan. Aset adalah hak perusahaan dan kewajiban adalah kewajiban perusahaan, bukan
pemilik (pemegang saham). Dari sudut pandangan teori entitas, akuntansi tidak memandang
perlu pelaporan dengan harga kini untuk aset bukan moneter yang dilaporkan dalam laporan
keuangan sebagai penggunaan dana dari ekuitas pemegang saham. Pemegang saham lebih
perduli pada laporan income perusahaan.
Income Teori Entitas
Dalam teori entitas, penentuan income menjadi pusat perhatian, sehingga laporan laba rugi
menjadi laporan yang paling penting.
4
Dua alasan penekanan pada income, yaitu pemegang saham memandang income sebagai
tolak
ukur
keberhasilan
investasi
dan
keberhasilan
perusahaan
memperoleh
income
yaitu
sama-sama
memberikan
pengorbanan
dalam
rangka
memperoleh
pendapatan. Jika teori entitas diikuti, kreditur dan pemegang saham mempunyai posisi yang
sama, maka pembayaran bunga kepada kreditur merupakan pembagian income, bukan beban
bunga. Pandangan lain mengatakan kreditur dan pemegang saham sama-sama penyandang
dana atau dengan kata lain perusahaan menggunakan dana kreditur dan dana pemegang
saham. Dari sudut pandang ini, pembayaran bunga dan dividen dianggap beban perusahaan,
karena pemakaian dana dari pihak luar. Namun apapun pendapat atau pandangan yang ada,
yang jelas adalah income menurut teori entitas diperoleh melalui upaya manajer, bukan
diperoleh dari kenaikan harga historis aset ke harga kini. Sehingga income dalam teori entitas
menjadi ukuran kinerja manajemen dan perusahaan.
pada
nilai
tambah
masyarakat,
yaitu
meningkatkan
income
tanpa
mengorbankan masyarakat. Misalnya, menekan biaya bahan baku dengan pembelian yang
5
efisien,
meningkatkan
produktivitas
perusahaan,
menghilangkan
non
value
added
activities.
Nilai Tambah Income Teori Enterprise
Suojamen (1954) berpendapat bahwa untuk mewujudkan tanggung jawab sosial, manajer
harus menyampaikan laporan tambahan. Laporan tambahan ini menjelaskan nilai tambah
yang terjadi bagi lingkungan sosialnya. Accounting Steering Committee
UK (1975)
memberikan rekomendasi bagi perusahaan besar untuk melaporkan nilai tambah dengan
Added Value Statement. Dalam laporan tersebut akan tampak bahwa income tersedia
bukan hanya untuk pemegang saham tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya. Murley
(1978) mengungkapkan pada teori enterprise, income yang diperoleh perusahaan bukan
hanya
hasil
upaya
manajer,
tetapi
juga
dari
lingkungan
sosial,
termasuk
karyawan. Berdasarkan teori ini lingkungan sosial lebih berkuasa dibandingkan dengan
pemegang saham.