sebagai keadaan dimana tanah pasir jenuh kehilangan kekuatan geser dan berkurangnya
tekanan efektif akibat dari naiknya tekanan pori air. Penyebab naiknya tekanan pori air adalah
akibat dari naiknya permukaan air tanah akibat gerakan gelombang
dan
juga
gerakan
berulang dari tegangan geser pada tanah berpasir jenuh selama gempa bumi.
Jefferies dan Been (2006) mengemukakan soil liquefaction adalah fenomena dimana tanah
kehilangan banyak kekuatan (strength) dan kekakuannya (stiffness) untuk waktu yang singkat
namun meskipun demikian liquefaction menjadi penyebab dari banyaknya kerusakan, kematian
dan kerugian ekonomi yang besar. Sebagai contoh gempa Niigata Jepang pada tahun 1964
menyebabkan kerugian lebih dari 1 milyar dollar yang disebabkan kerusakan yang diakibatkan
oleh soil liquefaction.
Soil Liquefaction dihubungankan dengan kegagalan/kerusakan permukaan tanah yang
umumnya
berkaitan
dengan
gempa
bumi
berhubungan dengan hilangnya kekuatan tanah pada keadaan jenuh air, atau dengn kata lain,
hilangnya sifat kohesi pada partikel tanah yang diakibatkan oleh tekanan-tekanan
pori
air
seperti
sebuah
cairan
hingga
Dalam keadaan ini, perilaku pasir berubah menjadi Fluid- Viscous (Gambar 2.2).
Gambar 1. Gambar Lapisan Tanah Sebelum dan Sesudah Terjadi Gempa Bumi
Tan =
Persamaan (1.1)
N
Dengan memperhitungkan faktor tekanan air (u dalam N/m2), maka Persamaan (1.1) dapat
dituliskan sebagai berikut:
F = (N Au) tan ..
Persamaan (1.2)
= [(
Dengan :
F
N
N
A
........................,,
Persamaan (1.5)
dimana adalah tegangan geser tanah (N/m2) dan adalah tegangan total (N/m2).
Subsitusi Persamaan (1.4) dan Persamaan (1.5) kedalam Persamaan (1.3) menghasilkan
( = u) tan
Persamaan (1.6)
Diketahui bahwa tegangan total adalah fungsi dari tegangan efektif dan tekanan air pori:
= + u
. Persamaan (1.7)
. Persamaan (1.8)
Dari Persamaan (1.6) dan dapat disimpulkan bahwa soil liquefaction bisa terjadi apabila
tekanan air pori naik hingga mendekati harga tegangan total. Hal ini akan menyebabkan
hilangnya tegangan efektif ( = 0) sehingga tanah cenderung bersifat seperti benda cair.
Seperti fenomena alam yang lain, soil liquefaction juga mempunyai faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya fenomena tersebut (Chassagneux et al.,1998), antara lain :
a. Faktor Permanen
Yang
menjadi
karakteristik
faktor
serta
pulvurent/quicksand
permanen
dari peristiwa
bertambah
liquefaction
ini
adalah
soil
atau
peningkatan
tekanan
pori
tanah
tanah tersebut.
b.
Faktor Pemicu
Faktor pemicu utama terjadinya peristiwa soil liquefaction adalah terjadinya gempa bumi
dan beban siklis yang disebabkan oleh gelombang laut pada suatu daerah tertentu.
Dimana energy yang ditimbulkan tersebut dapat menyebabkan tanah kehilangan
kohesivitas dan akan membuat tanah mengalami fenomena soil liquefaction
Secara umum, fenomena soil liquefaction ini dapat menyebabkan penurunan tanah (settlement).
Penurunan tanah ini disebabkan oleh hilangnya daya dukung tanah akibat hilangnya
kohesivitas tanah tersebut, peristiwa penurunan tanah yang disebabkan oleh pembebanan yang
terjadi di atas permukaan tanah dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
a.
Penurunan
Konsolidasi
(Consolidation Settlement)
Merupakan hasil dari perubahan volume tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air
yang menempati pori-pori tanah.
b.
Getaran gempa sering memicu peningkatan tekanan air namun kegiatan konstruksi yang terkait
seperti peledakan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan air. Ketika likuifaksi terjadi
kekuatan tanah menurun dan kemampuan deposit tanah untuk mendukung pondasi untuk
bangunan dan jembatan menjadi berkurang.
Tanah yang mengalami likuifaksi juga tekanannya lebih tinggi pada dinding penahan yang dapat
menyebabkan struktur tersebut menjadi miring atau geser. Gerakan ini dapat menyebabkan
penurunan tanah (settlement) dan kerusakan struktur pada permukaan tanah.
Tekanan air yang meningkat juga bisa memicu tanah longsor dan menyebabkan runtuhnya
bendungan.