Pengukuran Besaran Listrik Pengukuran Daya
Pengukuran Besaran Listrik Pengukuran Daya
6.1
Frekuensi ( frequency-meter ).
Gambar 1
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa kumparan-kumparan medan atau kumparankumparan diam, merupakan dua komponen yang terpisah yang dihubungkan secara
seri dan dialiri oleh arus jala-jala total ( ic ).
Kumparan berputar ditempatkan di dalam medan maknet yang dihasilkan kumparankumparan diam, dihubungkan secara seri dengan tahanan pembatas arus ( R ) dan
dialiri arus yang kecil ( ip ).
Arus sesaat yang mengalir pada kumparan putar besarnya i p = e / Rp, dimana:
e adalah tegangan sesaat pada jala-jala dan Rp adalah tahanan total kumparan
berputar beserta tahanan seri R.
Defleksi Kumparan Putar
Defleksi atau penyimpangan kumparan berputar sebanding dengan perkalian arus i c
dan ip dan defleksi rata-rata selama satu periode adalah :
1
rata-rata = K ----
T
ic ip dt
.( 6 - 1 )
Dimana : rata-rata
konstanta instrumen.
ic
ip
rata-rata = K ----
T
i ( e / Rp ) dt = K2 ---- e i dt
.( 6 - 2 )
T 0
Prata-rata = ----
T
e i
dt
.( 6 - 3 )
.( 6 - 4 )
dimana E dan I, menyatakan nilai efektif tegangan dan arus dan menyatakan beda
sudut fasa antara tegangan dan arus.
Persamaan ( 6 - 2 ) dan ( 6 - 3 ), menunjukkan bahwa elektrodinamometer mengukur
daya rata-rata yang dikirim ke beban.
Karakteristik Wattmeter :
-
Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang diberi
tanda + .
Jika terminal arus yang diberi tanda ini dihubungkan kesisi jala-jala masuk
( input ) dan terminal tegangan kesisi jala-jala dalam mana kumparan arus
dihubungkan, alat ukur selalu akan membaca naik, apabila daya dihubungkan ke
beban.
Jika jarum membaca mundur ( khususnya untuk pengukuran daya tiga fasa
dengan metoda dua wattmeter ), maka sambungan arus harus dipertukarkan.
arus
Wattmeter terkompensasi :
Pada gambar 2, ditujukkan diagram rangkaian sebuah wattmeter terkompensasi,
yang digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam menempatkan sambungan
kumparan potensial, dimana kumparan arus terdiri dari dua bagian, masing-masing
mempunyai jumlah lilitan yang sama.
Gambar 2
Salah satu kumparan menggunakan kawat besar yang menghantarkan arus beban
dan arus kumparan potensial, sedangkan kumparan lainnya mengguna-kan kawat
kecil dan hanya menghantarkan arus ke kumparan potensial, akan tetapi arus ini
berlawanan arah dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluksi yang
berlawanan arah dengan fluksi utama, sehingga pengaruh
ip dihilangkan dan
( common )
Gambar 3
b
Gambar 3b, menunjukkan diagram fasor tegangan dan arus di dalam sistem tiga
fasa tiga-kawat dan sudut antara tegangan fasa dan arus fasa dinyatakan oleh .
VAC , VCB , dan VBA adalah tegangan beban tiga fasa dan IAC , ICB , dan IBA adalah arus
beban tiga fasa.
Beban hubungan delta dianggap induktif, dan arus fasa tertinggal dari tegangan fasa
sebesar sudut .
Kumparan arus wattmeter 1, mengalirkan arus line I AA, yang merupakan penjumlahan vektor dari arus arus-arus fasa I AC dan IAB, sedangkan kumparan potensial
dihubungkan ke tegangan line ( jala-jala ) VAC.
Kumparan arus wattmeter 2, mengalirkan arus line I BB , yang merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa IBA dan IBC , sedangkan kumparan potensialnya
dihubungkan ke tegangan line VBC.
Pada beban setimbang, tegangan-tegangan fasa dan arus-arus fasa besarnya sama
dan dinyatakan :
VAC = VBC = V
dan
.( 6 - 5 )
....... ( 6 - 6 )
dan
W1 + W2 = V I Cos ( 300 - ) + V I Cos ( 300 + )
= V I ( Cos 300 Cos + Sin 300 Sin + Cos 300 Cos Sin 300 Sin )
W1 + W2
= 3 V I Cos
... .( 6 - 7 )
Gambar 4
Besar daya nyata adalah perkalian komponen-komponen sefasa antara tegangan
dan arus, yaitu : ( E I Cos ), sedangkan daya reaktif adalah perkalian komponenkomponen reaktif, yaitu : E I Sin atau E I Cos ( - 900 ).
Jika tegangan bergeser sebesar 900 dari nilai sebenarnya, komponen tegangan
sefasa yang tergeser akan menjadi E Cos ( - 900 ), sehingga perkalian komponenkomponen yang sefasa, yaitu : E I Cos ( - 900 ), merupakan daya reaktif.
Untuk mengukur daya reaktif ini, digunakan wattmeter bersama-sama dengan
sebuah jaringan penggeser fasa.
Pada sebuah rangkaian satu fasa, komponen-komponen R, L, dan C yang berimbang dapat menghasilkan pergesaran fasa sebesar 900.
Rangkaian pengukuran daya reaktif ( VAR ) dalam sistem tiga fasa dimana
pergeseran
fasa
yang
diinginkan
dilakukan
dengan
menggunakan
dua
Kumparan tegangan wattmeter 2 dihubungkan dengan cara yang sama, yaitu dari
pencabangan 57,7 % transformator 2 ke pencabangan 115,4 % transformator 1.
Karena kedua kumparan tegangan menerima gaya gerak listrik ( ggl ) yang sama
dengan tegangan antaran tetapi bergeser 900 , maka kedua wattmeter akan
membaca daya reaktif yang digunakan oleh beban.
Jumlah aljabar dari pembacaan kedua wattmeter, merupakan daya reaktif total yang
disuplai ke beban.
Gambar 5
6.5
Untuk melengkapi dua rangkaian maknet, kedua kumparan dililitkan pada sebuah
kerangka logam dengan desain khusus.
Gambar 6
-
Akibat adanya arus pusar dan medan kumparan tegangan, akan dibangkitkan
sebuah torsi pada piringan, yang besarnya sebanding dengan besar kuat medan
kumparan tegangan dan arus pusar di dalam piringan, ( yang berturut-turut
merupakan fungsi kuat medan kumparan arus ), dan torsi ini
menyebabkan
piringan berputar.
-
Jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah digunakan oleh
beban dalam periode waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam ( Kwh,
Kilowatt-hour ).
Untuk melengkapi pembacaan KWh yang terkalibrasi dalam desimal, poros yang
menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda gigi ke
mekanisme jam di panel alat ukur.
Dua maknet permanen kecil ditempatkan saling berhadapan pada sisi piri-ngan,
untuk meredam putaran piringan. Jika piringan berputar, maknet-maknet
permanen ini akan menginduksi arus pusar di dalamnya dan arus-arus pusar ini
akan bereaksi dengan medan maknet dari maknet-maknet permanen kecil, dan
meredam gerakan piringan.
Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan alat ukur wattjam tiga fasa,
dimana kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang
sama seperti wattmeter tiga fasa pada gambar 3a.
Masing-masing fasa alat ukur wattjam memiliki rangkaian maknetik dan piringan
sendiri, dan semua piringan akan dijumlahkan secara mekanik dan putaran total
permenit dari poros sebanding dengan energi total tiga fasa yang digunakan.
Gambar 7
Daftar Pustaka
1. Wiliam D. Cooper, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran
Jakarta, September 2008
Ir. S.O.D. Limbong
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
10